Konstruksi Pengetahuan Menurut Lev Vygotsky (1896-1934)
Teori belajar kokonstruktivistik merupakan teori belajar
yang di pelopori oleh Lev Vygotsky.
Teori
belajar ko-kontruktinvistik atau yang sering
disebut sebagai teori belajar sosiokultur
merupakan teori belajar yang titik tekan utamanya adalah pada bagaimana
seseorang belajar dengan bantuan orang lain dalam
suatu zona keterbatasan dirinya yaitu Zona Proksimal Developmen (ZPD) atau Zona
Perkembangan Proksimal dan mediasi.
Di mana anak dalam perkembangannya membutuhkan orang lain
untuk memahami sesuatu dan memecahkan masalah yang dihadapinya Teori yang juga
disebut sebagai teori konstruksi sosial ini menekankan bahwa intelegensi
manusia berasal dari masyarakat, lingkungan dan budayanya.
Teori ini juga
menegaskan bahwa perolehan kognitif individu terjadi
pertama kali melalui interpersonal (interaksi dengan lingkungan sosial)
intrapersonal (internalisasi yang terjadi dalam diri sendiri).
Vygotsky berpendapat bahwa menggunakan alat
berfikir akan menyebabkan terjadinya perkembangan kognitif dalam diri
seseorang. Yuliani (2005: 44) Secara spesifik menyimpulkan bahwa kegunaan alat berfikir menurut Vygotsky adalah :
a.
Membantu memecahkan masalah Alat berfikir mampu membuat
seseorang untuk memecahkan masalahnya. Kerangka berfikir yang terbentuklah yang
mampu menentukan keputusan yang diambil oleh seseorang untuk menyelesaikan
permasalahan hidupnya.
b.
Memudahkan dalam melakukan tindakan Vygotsky berpendapat bahwa alat berfikirlah
yang mampu membuat seseorang mampu memilih tindakan atau perbuatan yang
seefektif dan seefisien mungkin untuk mencapai tujuan.
d.
Melakukan sesuatu sesuai dengan kapasitas alaminya.
Semakin banyak stimulus yang diperoleh maka seseorang akan semakin intens menggunakan
alat berfikirnya dan dia akan mampu melakukan sesuatu sesuai dengan
kapasitasnya.
Inti dari teori belajar kokonstruktivistik ini
adalah penggunaan alat berfikir seseorang yang tidak dapat dilepaskan dari
pengaruh lingkungan sosial budayanya. Lingkungan sosial budaya akan
menyebabkan semakin kompleksnya kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu.
Guruvalah berpendapat bahwa teori-teori yang menyatakan bahwa
“siswa itu sendiri yang harus secara pribadi menemukan dan menerapkan informasi
kompleks, mengecek informasi baru dibandingkan dengan aturan lama dan
memperbaiki aturan itu apabila tidak sesuai lagi”.
Teori belajar
kokonstruktivistik ini menekankan bahwa perubahan kognitif hanya terjadi jika
konsepsi-konsepsi yang telah dipahami diolah melalui suatu proses
ketidakseimbangan dalam upaya memakai informasi-informasi baru. Teori belajar
kokonstruktivistik meliputi tiga konsep utama, yaitu:
@MENZOUR_ID
Tidak ada komentar:
Posting Komentar