Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Kamis, 08 Agustus 2019

DISKUSI KB1 DAN KB2 MODUL 9 PPG PAI


KB 1 :
TUGAS DISKUSI JURNAL

Berikut saya paparkan resensi dari jurnal/artikel pada modul 9 KB 1: Pendidikan terutama pembelajaran di lembaga formal memiliki tugas dantanggung jawab yang berat yaitu mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang mampumenghadapi tantangan perubahan zaman yang tengah berlangsung dan yang akan terusberkembang maju. Pendidikan yang tengah berlangsung harus mampu mempersiapkan
siswa minimal lima kompetensi yang dibutuhkan di era globalisasi ini, yaitu sebagai berikut:
1.   kompetensi intelektual,
2.   kompetensi personal,
3.   kompetensi komunikatif,
4.   kompetensi sosial budaya, dan
5.   kompetensi kinestesis vokasional.
Kompetensi intelektual berupa kemampuan berpikir dan bernalar, kemampuankreatif (meneliti dan menemukan), kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuanmengambil keputusan strategis. Kompetensi ini pada dasarnya menitik beratkan perhatian pada kemampuan penguasaan kognitif dan analisis, dansekaligus penanaman tradisi intelektual dan rasional. Termasuk juga siswa-siswi diarahkan menjadi masyarakat pembaca dan menjadi masyarakat penulis, sebagai syarat mutlak membentuk masyarakat atau bangsa intelektual.
Dengan bekal kompetensi-kompetensi tersebut, diharapkan lembaga-lembaga pendidikan mampu menghasilkan generasi pembangunan yang berwawasan jauh ke depan sehingga pembangunan tidak hanya dalam arti fisik dan materil tetapi pembangunan yang terus berkelanjutan, yang mampu membawa bangsa kita ke arah yang lebih baik dan mampu bersaing dengan negara-negara lainnya.

TUGAS DISKUSI VIDEO (MERESENSI)

Berikut saya resensi isi video pembelajaran mudul 9 KB 1 tentang globalisasi dan pendidikan.
Dampak globalisasi di bidang pendidikan telah menjadi perhatian para pemerhati pendidikan sejak lama. Terlepas dari baik dan buruknya, dampak globalisasi di bidang ini telah mentransformasikan beberapa elemen dari keseluruhan sistem pendidikan.
Secara sederhana, kita bisa berpikir mengenai kurikulum. Kurikulum pendidikan selalu dibuat berdasarkan kebutuhan anak didik yang tidak hanya saat ini, namun juga masa depan. Kurikulum harus sebisa mungkin sesuai dengan apa yang dibutuhkan anak didik sebagai generasi baru bangsa.
Selain kurikulum, kita juga bisa berpikir mengenai insitusi pendidikan seperti universitas dan sekolah. Institusi pendidikan tidak hadir begitu saja, namun dihadirkan sesuai dengan kebutuhan dan tujuannya. Kita akan membahas beberapa dampak globalisasi di bidang pendidikan yang meliputi kurikulum dan institusinya. Pembaca diperkenankan untuk menilai sendiri apakah dampaknya bernilai negatif atau positifnya.
Tak kalah pentingnya dalam pendidikan abad 21 ialah tentang kompetensi guru. 10 competency skills berikut merupakan kompetensi yang harus dimiliki guru pada zaman globalisasi abad 21 sekarang, yakni:

1.         Kompetensi guru yang pertama adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran mulai dari merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi. Secara umum kompetensi inti pedagogi meliputi; menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual,
2.         menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik,
3.         mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu,
4.         menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik,
5.         memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran,
6.         memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki,
7.         berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik,
8.         menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,
9.         memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran,
10.      melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

KB 2

Dalam video yang berbahasa inggris tersebut membahas terkait dengan pembelajaran futuristik, yang berjudul “Future of Learning Environment” berikut saya paparkan terkait pembelajaran futuristik : 

Masa depan ditentukan oleh pengetahuan sehingga dunia bergabung dan berpijak kepada pengetahuan. Pengetahuan menjadi modal paling berharga dan paling dibutuhkan. Tanpa modal pengetahuan orang (bahkan bangsa dan negara) akan dipinggirkan dan ditinggalkan, sebaliknya dengan modal pengetahuan yang baik orang, bangsa dan negara dapat menjadi pemenang dalam berbagai aktivitas kehidupan.

Dan modal pengetahuan yang dibutuhkan dan yang cocok pada masa depan dapat diketahui dengan melihat kecenderungan-kecenderungan perubahan pengetahuan yang mengarah ke masa depan.  Sementara dalam aspek siswa, banyak perubahan yang terjadi pada mereka karena perubahan teknologi yang selalu disuguhkan pada mereka setiap hari, dan bahkan setiap saat. Perubahan-perubahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1.        Mereka menyukai ada kontrol. Para siswa generasi abad ke-21 tidak menyukai terikat oleh jadwal-jadwal tradisional, dan juga tidak menyukai duduk di dalam kelas untuk belajar, atau duduk di dalam kantor untuk bekerja. Sebaliknya mereka lebih menyukai untuk belajar sendiri dengan menggunakan alat komunikasi yang bisa menjangkau dunia yang tak terbatas. Dengan caranya sendiri, mereka akan memperoleh informasi dari berbagai sumber di dunia. Dengan demikian, mereka harus dikontrol target pencapaian pengetahuannya, proses belajarnya dan hasil yang mereka dapatkan.

2.        Mereka juga menyukai banyak pilihan. Untuk mata pelajaran project, yakni tugas melakukan mini riset, mereka akan menggunakan teknologi untuk memperoleh banyak informasi. Mereka harus diberi kebebasan untuk memilih metode dan teknik-tekniknya, untuk mereka jalani dan pada akhirnya akan mampu menyiapkan laporan, sebagaimana para siswa atau mahasiswa yang melakukannya secara tradisional.

3.        Mereka adalah orang-orang yang menyukai ikatan kelompok dan ikatan sosial, hanya saja mereka membangun group melalui media sosial mereka, dan oleh karenanya kelompok mereka lintas bangsa, negara, budaya dan bahkan agama. Mereka memiliki jejaring internasional yang dinamis, dan jika mereka manfaatkan untuk menjadikan jejaringnya sebagai peer group-nya, maka mereka akan memiliki pengelaman keilmuan yang jauh lebih baik, daripada tutorial atau mentoring dalam satu kelas di sekolah tradisional.

4.        Mereka adalah orang-orang terbuka, melalui tradisi jejaringnya mereka terbelajarkan untuk menjadi terbuka, karena dalam jaringannya semua penganut agama ada dan terkelompokkan, ada yang Kristen, Katholik, Hindu, Buddha dan juga Kong Hu Chu, atau bahkan mungkin ada yang atheis, tapi komunikasi mereka tetap berjalan dan tidak terganggu oleh perbedaan-perbedaan tersebut. 

Sementara itu saat ini sedang trend E-Learning dalam Pembelajaran Futuristik di sekolah-sekolah bahkan saya pribadi pernah mem-praktikkannya...

E-learning (pembelajaran berbasis elektronik) akan tetap ada. Seiring dengan kepemilikan komputer yang tumbuh pesat di dunia, e-learning menjadi semakin berkembang dan mudah diakses. Kecepatan koneksi internet semakin meningkat, dan dengan itu, peluang metode pelatihan multimedia yang lebih banyak bermunculan. Dengan peningkatan jaringan seluler yang sangat pesat beberapa tahun terakhir juga peningkatkan dalam telekomunikasi, kini membawa semua fitur mengagumkan dari e- learning ke smartphones (hand phone cerdas) dan peralatan portabel lainnya.

Teknologi seperti media sosial juga senantiasa mengubah pendidikan. Secara umum, belajar itu mahal, membutuhkan waktu yang panjang dan hasilnya bervariasi. E-learning telah dicoba selama bertahun-tahun untuk melengkapi cara belajar kita agar lebih efektif dan terukur. Hasilnya sekarang ada banyak alat yang membantu menciptakan kursus interaktif, menstandarisasi proses belajar dan/atau memasukkan unsur informal kedalam proses belajar formal dan sebaliknya. Beberapa trend e-learning memberikan kita pandangan bagaimana peralatan belajar dan e-learning di masa yang akan datang dibentuk. 

1. Pembelajaran Berbasis Android 

Pembelajaran berbasis android pada dasarnya bisa disebut sebagai microlearning.  Micro-learning berfokus pada desain aktivitas pembelajaran mikro melalui tahapan mikro dalam lingkungan media digital, yang sudah menjadi realitas keseharian pekerja pengetahuan dewasa ini. Kegiatan ini dapat dimasukkan ke dalam rutinitas seharihari pelajar. Tidak seperti pendekatan e-learning "tradisional", pembelajaran mikro seringkali cenderung mendorong teknologi melalui media pendukung, yang mengurangi beban kognitif pada peserta didik.  

2. Pembelajaran Otomatis (Automatic Learning)

Automatic Learning adalah masa depan yang akan datang. Dalam sebuah adegan yang terkenal dari film The Matrix, Neo berbaring di kursi dokter gigi berteknologi tinggi dan terikat pada serangkaian elektroda liar, men-download serangkaian program latihan bela diri ke dalam otaknya. Setelah itu, dia membuka matanya dan mengucapkan katakata yang telah dikutip para geeks sejakitu: "Saya bisa Kung Fu." Jenis pembelajaran otomatis ini mungkin terdengar seperti masa depan distopia bagi banyak orang, tapi ke sanalah kita mengarah.

Adapun dari jurnal dapat saya resensi sebagai berikut:

Pendidikan global merupakan upaya untuk menanamkan suatu pandangan (perspective) tentang dunia kepada para siswa dengan menekankan pada saling keterkaitan antar budaya, umat manusia dan kondisi planet bumi. Pada umumnya, tujuan pendidikan setiap mata pelajaran untuk kondisi saat ini menekankan pada kemampuan siswa dalam berfikir kritis (critical thinking skills), namun ada hal yang unik dalam pendidikan global, yakni focus substansinya yang berasal dari hal-hal mendunia yang semakin bercirikan pluralisme, independensi dan perubahan. Tujuan pendidikan global adalah untuk mengembangkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), dan sikap (attitudes) yang diperlukan untuk hidup secara efektif dalam dunia yang sumber daya alamnya semakin menipis dan ditandai oleh keragaman etnis, pluralisme budaya dan semakin saling ketergantungan. Perlunya meningkatkan orientasi para siswa dalam wawasan internasional semakin disadari. Namun demikian, khusus di Indonesia, upaya untuk meningkatkan dan memperluas pemahaman global pada lembaga pendidikan dasar dan menengah masih perlu diberdayakan.
Kehidupan manusia dalam era globalisasi telah terbawa pada suatu arus yang mengharuskan kita mengubah cara pandang terhadap diri kita sendiri maupun cara pandang terhadap orang lain. Pandangan suatu bangsa atau negara yang berpaling dari pandangan global hanya akan membuat negara atau bangsa itu terisolir. Dalam era globalisasi tak ada satu bangsa atau negarapun di dunia ini yang dapat bersembunyi atau mengisolasi diri dari pengaruh globalisasi.

Wallohu a’lam...

Sedangkan dari SLIDE sebagai berikut

1.   Pembelajaran holistik
Pembelajaran holistik (holistic learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman informasi dan mengkaitkannya dengan topik-topik lain sehingga terbangun kerangka pengetahuan. Dalam pembelajaran holistik, diterapkan prinsip bahwa siswa akan belajar lebih efektif jika semua aspek pribadinya (pikiran, tubuh dan jiwa) dilibatkan dalam pengalaman siswa.
2.   Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel da-pat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.
3.   Futuristik e-learning
E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Berikut beberapa pengertian E-learning dari berbagai sumber.

Wallohu a’lam...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar