KB 1 :
TUGAS
DISKUSI JURNAL
Berikut saya paparkan
resensi dari jurnal/artikel pada modul 9 KB 1: Pendidikan terutama pembelajaran
di lembaga formal memiliki tugas dantanggung jawab yang berat yaitu
mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang mampumenghadapi tantangan perubahan
zaman yang tengah berlangsung dan yang akan terusberkembang maju. Pendidikan
yang tengah berlangsung harus mampu mempersiapkan
siswa minimal lima
kompetensi yang dibutuhkan di era globalisasi ini, yaitu sebagai berikut:
1.
kompetensi intelektual,
2.
kompetensi personal,
3.
kompetensi komunikatif,
4.
kompetensi sosial budaya,
dan
5.
kompetensi kinestesis
vokasional.
Kompetensi intelektual
berupa kemampuan berpikir dan bernalar, kemampuankreatif (meneliti dan
menemukan), kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuanmengambil keputusan
strategis. Kompetensi ini pada dasarnya menitik beratkan perhatian pada
kemampuan penguasaan kognitif dan analisis, dansekaligus penanaman tradisi
intelektual dan rasional. Termasuk juga siswa-siswi diarahkan menjadi
masyarakat pembaca dan menjadi masyarakat penulis, sebagai syarat mutlak
membentuk masyarakat atau bangsa intelektual.
Dengan bekal
kompetensi-kompetensi tersebut, diharapkan lembaga-lembaga pendidikan mampu
menghasilkan generasi pembangunan yang berwawasan jauh ke depan sehingga
pembangunan tidak hanya dalam arti fisik dan materil tetapi pembangunan yang
terus berkelanjutan, yang mampu membawa bangsa kita ke arah yang lebih baik dan
mampu bersaing dengan negara-negara lainnya.
TUGAS DISKUSI VIDEO (MERESENSI)
Berikut saya resensi isi video pembelajaran
mudul 9 KB 1 tentang globalisasi dan pendidikan.
Dampak globalisasi di bidang pendidikan telah
menjadi perhatian para pemerhati pendidikan sejak lama. Terlepas dari baik dan
buruknya, dampak globalisasi di bidang ini telah mentransformasikan beberapa
elemen dari keseluruhan sistem pendidikan.
Secara sederhana, kita bisa berpikir mengenai
kurikulum. Kurikulum pendidikan selalu dibuat berdasarkan kebutuhan anak didik
yang tidak hanya saat ini, namun juga masa depan. Kurikulum harus sebisa
mungkin sesuai dengan apa yang dibutuhkan anak didik sebagai generasi baru
bangsa.
Selain kurikulum, kita juga bisa berpikir
mengenai insitusi pendidikan seperti universitas dan sekolah. Institusi
pendidikan tidak hadir begitu saja, namun dihadirkan sesuai dengan kebutuhan
dan tujuannya. Kita akan membahas beberapa dampak globalisasi di bidang
pendidikan yang meliputi kurikulum dan institusinya. Pembaca diperkenankan
untuk menilai sendiri apakah dampaknya bernilai negatif atau positifnya.
Tak kalah pentingnya dalam pendidikan abad 21
ialah tentang kompetensi guru. 10 competency skills berikut merupakan
kompetensi yang harus dimiliki guru pada zaman globalisasi abad 21 sekarang,
yakni:
1.
Kompetensi guru yang pertama adalah kompetensi
pedagogik. Kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan
pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran mulai dari
merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi. Secara umum kompetensi
inti pedagogi meliputi; menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,
moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual,
2.
menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik,
3.
mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu,
4.
menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik,
5.
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran,
6.
memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki,
7.
berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan peserta didik,
8.
menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar,
9.
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran,
10.
melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan
kualitas pembelajaran.
KB 2
Dalam video yang berbahasa
inggris tersebut membahas terkait dengan pembelajaran futuristik, yang berjudul
“Future of Learning Environment”
berikut saya paparkan terkait pembelajaran futuristik :
Masa depan ditentukan oleh
pengetahuan sehingga dunia bergabung dan berpijak kepada pengetahuan.
Pengetahuan menjadi modal paling berharga dan paling dibutuhkan. Tanpa modal
pengetahuan orang (bahkan bangsa dan negara) akan dipinggirkan dan
ditinggalkan, sebaliknya dengan modal pengetahuan yang baik orang, bangsa dan
negara dapat menjadi pemenang dalam berbagai aktivitas kehidupan.
Dan modal pengetahuan yang
dibutuhkan dan yang cocok pada masa depan dapat diketahui dengan melihat
kecenderungan-kecenderungan perubahan pengetahuan yang mengarah ke masa
depan. Sementara dalam aspek siswa,
banyak perubahan yang terjadi pada mereka karena perubahan teknologi yang
selalu disuguhkan pada mereka setiap hari, dan bahkan setiap saat.
Perubahan-perubahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Mereka menyukai
ada kontrol. Para siswa generasi abad ke-21 tidak menyukai terikat oleh
jadwal-jadwal tradisional, dan juga tidak menyukai duduk di dalam kelas untuk
belajar, atau duduk di dalam kantor untuk bekerja. Sebaliknya mereka lebih
menyukai untuk belajar sendiri dengan menggunakan alat komunikasi yang bisa
menjangkau dunia yang tak terbatas. Dengan caranya sendiri, mereka akan
memperoleh informasi dari berbagai sumber di dunia. Dengan demikian, mereka
harus dikontrol target pencapaian pengetahuannya, proses belajarnya dan hasil
yang mereka dapatkan.
2.
Mereka juga
menyukai banyak pilihan. Untuk mata pelajaran project, yakni tugas melakukan
mini riset, mereka akan menggunakan teknologi untuk memperoleh banyak informasi.
Mereka harus diberi kebebasan untuk memilih metode dan teknik-tekniknya, untuk
mereka jalani dan pada akhirnya akan mampu menyiapkan laporan, sebagaimana para
siswa atau mahasiswa yang melakukannya secara tradisional.
3.
Mereka adalah
orang-orang yang menyukai ikatan kelompok dan ikatan sosial, hanya saja mereka
membangun group melalui media sosial mereka, dan oleh karenanya kelompok mereka
lintas bangsa, negara, budaya dan bahkan agama. Mereka memiliki jejaring
internasional yang dinamis, dan jika mereka manfaatkan untuk menjadikan
jejaringnya sebagai peer group-nya, maka mereka akan memiliki pengelaman
keilmuan yang jauh lebih baik, daripada tutorial atau mentoring dalam satu
kelas di sekolah tradisional.
4.
Mereka adalah
orang-orang terbuka, melalui tradisi jejaringnya mereka terbelajarkan untuk
menjadi terbuka, karena dalam jaringannya semua penganut agama ada dan
terkelompokkan, ada yang Kristen, Katholik, Hindu, Buddha dan juga Kong Hu Chu,
atau bahkan mungkin ada yang atheis, tapi komunikasi mereka tetap berjalan dan
tidak terganggu oleh perbedaan-perbedaan tersebut.
Sementara itu saat ini sedang trend E-Learning
dalam Pembelajaran Futuristik di sekolah-sekolah bahkan saya pribadi pernah
mem-praktikkannya...
E-learning (pembelajaran
berbasis elektronik) akan tetap ada. Seiring dengan kepemilikan komputer yang
tumbuh pesat di dunia, e-learning menjadi semakin berkembang dan mudah diakses.
Kecepatan koneksi internet semakin meningkat, dan dengan itu, peluang metode
pelatihan multimedia yang lebih banyak bermunculan. Dengan peningkatan jaringan
seluler yang sangat pesat beberapa tahun terakhir juga peningkatkan dalam
telekomunikasi, kini membawa semua fitur mengagumkan dari e- learning ke
smartphones (hand phone cerdas) dan peralatan portabel lainnya.
Teknologi seperti media
sosial juga senantiasa mengubah pendidikan. Secara umum, belajar itu mahal,
membutuhkan waktu yang panjang dan hasilnya bervariasi. E-learning telah dicoba
selama bertahun-tahun untuk melengkapi cara belajar kita agar lebih efektif dan
terukur. Hasilnya sekarang ada banyak alat yang membantu menciptakan kursus
interaktif, menstandarisasi proses belajar dan/atau memasukkan unsur informal
kedalam proses belajar formal dan sebaliknya. Beberapa trend e-learning
memberikan kita pandangan bagaimana peralatan belajar dan e-learning di masa
yang akan datang dibentuk.
1. Pembelajaran Berbasis Android
Pembelajaran berbasis
android pada dasarnya bisa disebut sebagai microlearning. Micro-learning berfokus pada desain aktivitas
pembelajaran mikro melalui tahapan mikro dalam lingkungan media digital, yang
sudah menjadi realitas keseharian pekerja pengetahuan dewasa ini. Kegiatan ini
dapat dimasukkan ke dalam rutinitas seharihari pelajar. Tidak seperti
pendekatan e-learning "tradisional", pembelajaran mikro seringkali
cenderung mendorong teknologi melalui media pendukung, yang mengurangi beban
kognitif pada peserta didik.
2. Pembelajaran Otomatis (Automatic Learning)
Automatic Learning adalah
masa depan yang akan datang. Dalam sebuah adegan yang terkenal dari film The
Matrix, Neo berbaring di kursi dokter gigi berteknologi tinggi dan terikat pada
serangkaian elektroda liar, men-download serangkaian program latihan bela diri
ke dalam otaknya. Setelah itu, dia membuka matanya dan mengucapkan katakata
yang telah dikutip para geeks sejakitu: "Saya bisa Kung Fu." Jenis
pembelajaran otomatis ini mungkin terdengar seperti masa depan distopia bagi
banyak orang, tapi ke sanalah kita mengarah.
Adapun dari jurnal dapat saya resensi sebagai
berikut:
Pendidikan global merupakan
upaya untuk menanamkan suatu pandangan (perspective) tentang dunia kepada para
siswa dengan menekankan pada saling keterkaitan antar budaya, umat manusia dan
kondisi planet bumi. Pada umumnya, tujuan pendidikan setiap mata pelajaran
untuk kondisi saat ini menekankan pada kemampuan siswa dalam berfikir kritis
(critical thinking skills), namun ada hal yang unik dalam pendidikan global,
yakni focus substansinya yang berasal dari hal-hal mendunia yang semakin
bercirikan pluralisme, independensi dan perubahan. Tujuan pendidikan global
adalah untuk mengembangkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), dan
sikap (attitudes) yang diperlukan untuk hidup secara efektif dalam dunia yang
sumber daya alamnya semakin menipis dan ditandai oleh keragaman etnis,
pluralisme budaya dan semakin saling ketergantungan. Perlunya meningkatkan
orientasi para siswa dalam wawasan internasional semakin disadari. Namun
demikian, khusus di Indonesia, upaya untuk meningkatkan dan memperluas
pemahaman global pada lembaga pendidikan dasar dan menengah masih perlu
diberdayakan.
Kehidupan manusia dalam era
globalisasi telah terbawa pada suatu arus yang mengharuskan kita mengubah cara
pandang terhadap diri kita sendiri maupun cara pandang terhadap orang lain. Pandangan
suatu bangsa atau negara yang berpaling dari pandangan global hanya akan
membuat negara atau bangsa itu terisolir. Dalam era globalisasi tak ada satu
bangsa atau negarapun di dunia ini yang dapat bersembunyi atau mengisolasi diri
dari pengaruh globalisasi.
Wallohu a’lam...
Sedangkan dari SLIDE
sebagai berikut
1.
Pembelajaran
holistik
Pembelajaran holistik
(holistic learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman
informasi dan mengkaitkannya dengan topik-topik lain sehingga terbangun
kerangka pengetahuan. Dalam pembelajaran holistik, diterapkan prinsip bahwa
siswa akan belajar lebih efektif jika semua aspek pribadinya (pikiran, tubuh
dan jiwa) dilibatkan dalam pengalaman siswa.
2.
Pembelajaran
Kontekstual
Pembelajaran Kontekstual
(Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang
holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran
yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan
mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa
memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel da-pat diterapkan
(ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.
3.
Futuristik
e-learning
E-learning adalah suatu sistem
atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses
belajar mengajar. Berikut beberapa pengertian E-learning dari berbagai sumber.
Wallohu a’lam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar