Tabligh
Menurut bahasa
tabligh berasal dari bahasa Arab yang berarti menyampaikan. Sifat tabligh
merupakan satu dari 4 sifat wajib para nabi.
Para Nabi wajib menyampaikan risalah, dan perintah dari Allah Swt. kepada
umatnya.
Mereka tidak boleh menyembunyikan sedikitpun perintah dari Allah Swt.
Tabligh di sini bermakna menyampaikan sesuatu dengan benar dan tepat sasaran.
Tabligh juga
berarti mengajak sekaligus memberikan contoh kepada pihak lain untuk kepada
pihak lain untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
Tablig pada
hakikatnya adalah dakwah menyampaikan kebenaran. Seseorang yang mempunyai sifat
tabligh yang tidak pernah menyembunyikan kebenaran. Ia akan menyampaikan kebenaran
itu, dan mengajak orang-orang untuk mengikutinya.
Dalam hubungannya
dengan profesi guru, sifat tabligh dapat diartikan akan menyampaikan informasi
berupa ilmu pengetahuan dengan benar dan dengan tutur kata yang tepat.
Jadi intinya sifat
tabligh adalah sifat yang tertanam dalam
jiwa yang mendorong seseorang dapat melakukan dengan cepat untuk menyampaikan
apa saja yang menjadi tanggunggung jawabnya siapa saja yang selayaknya harus
menerima.
Seperti contohnya
yang ada di dalam perdagangan yaitu Seorang penjual yang menyampaikan apa
barang dagangannya kepada orang lain agar orang-orang tahu apa yang dia jadikan
bisnis.
Nilai dasarnya
dari Tabligh yaitu komunikatif, menjadi pelayanan bagi publik, bisa
berkomunikasi secara efektif, memberikan contoh yang baik, dan bisa
mendelegasikan wewenangnya kepada orang lain.
Sifat Tabligh
yaitu berupa komunikasi, keterbukaan, pemasaran merupakan teknik hidup muslim
karena setiap muslim mengemban tanggung jawab dakwah, yakni menyeru, mengajak,
memberitahu.
Sifat ini bila
sudah mendarah daging pada setiap muslim, apalagi yang bekerja sebagai guru,
akan menjadikan setiap proses pembelajaran lebih efektif dan efesien.
Dikarenakan sifat tabligh merupakan prinsip ilmu komunikasi baik personal
maupun massal, pemasaran, periklanan, penjualan, pembentukan opini massa, open
management, iklim keterbukaan dan lain sebagainya.
Dan dalam kegiatan
ekonomi dan bisnis, kita juga harus mengacu pada prinsipprinsip tabligh yang
telah diajarkan oleh para nabi dan rasul. Seperti misalnya Nabi mengajarkan
kepada kita bahwa yang terbaik diantara antara kalian adalah yang paling
bermanfaat bagi manusia, dengan kata lain bila kita ingin sekali mendapatkan
ridha Allah, maka kita juga harus menyenangkan, membuat hati orang-orang di
sekitar kita ridha dengan perbuatan kita.
Dengan prinsip ini
maka akan melahirkan sikap profesional dan tidak putus asa dalam mencari
kebenaran atau terus menerus mengejar hal-hal yang baik sampai menemukan
jawaban yang sempurna.
Sebab itu jika
Saudara adalah pemikir dan praktisi pendidikan, lalu hendak menyusun teori,
maka hal yang harus menjadi pegangan adalah semua yang datang dari Allah dan
rasul-Nya diyakini sebagai kebenaran yang mutlak.
Jika ada hal- hal
yang masih belum bisa dipahami oleh akal pikiran manusia maka itu akan menjadi
tugas manusia untuk terus berusaha menemukan kebenaran tersebut bagaimanapun
caranya.
Bagaimana menurut
Saudara? Apabila umat Islam secara umum sudah memiliki sifat tabligh, khususnya
guru-guru kita? Pastinya ilmu pengetahuan akan berkembang dengan sangat pesat
di kalangan kaum muslimin.
Dan dapat
dibayangkan kalau umat Islam banyak yang menjadi ahli dalam berbagai bidang
ilmu. Umat Islam akan mengalami masa keemasan kembali seperti dahulu telah
tercatat dalam sejarah umat manusia.
@menzour_id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar