Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Senin, 08 Juli 2019

PEMAAF MERUPAKAN AKHLAK TERPUJI


Pemaaf

Pemaaf berarti orang yang rela member maaf kepada orang lain. Sikap pemaaf dapat dimaknai sikap suka memaafkan kesalahan orang lain tanpa menyisakan rasa benci dan keinginan untuk membalasnya. Sebenarnya kata pemaaf, adalah serapan dari Bahasa Arab, yakni al-‘afw yang berarti maaf, ampun, dan anugerah.

Maaf sejatinya mudah difahami, tapi susah diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Hakiki maaf adalah lupa, benar-benar lupa dari memori otak kita tentang kesalahan orang lain yang berhubungan dengan kita.

Memaafkan kesalahan si fulan berarti melupakan  kesalahan si fulan terkait dengan kita. Pemaaf berarti orang yang dapat dengan mudah melupakan kejadian-kejadian buruk dan menyakitkan dirinya yang dilakukan oleh orang lain, karena dorongan dari dalam jiwanya yang taat kepada perintah Allah untuk bisa memaafkan siapapun.

Meski sifat pemaaf itu sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, namun masih banyak orang susah untuk memaafkan kesalahan orang lain. Jika demikian adanya yakni banyak diantara kita yang masih sulit memaafkan, maka jangan diharap dendam dalam masyarakat kita akan bisa hilang.

Dan jangan berharap aka ada ketenangan dan ketentraman dalam masyarakat kita, kalau diantara kita belum ada saling memaafkan. Sebab itu memaksakan diri untuk belajar dan berlatih untuk memiliki sifat pemaaf itu sangat perlu. Kita perlu belajar dan berlatih untuk bisa berlapang dada sebagai cerminan sifat pemaaf.

Dalam rangka belajar untuk bersifat pemaaf, kita bisa mengambil pelajaran dari kisah para Rasul dan sahabatnya.  Allah mengajarkan kepada kita agar menjadi pribadi yang pemaaf, melalui kisah cerita, seperti kisah Abu Bakar as-Shidiq yang menjadi sebab-sebab diturunkannya ayat berikut ini:







Artinya:  “Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan diantara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan member (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nur/24: 22)

Selain kisah khalifah Abu Bakar, ada juga kisah dari Rasulullah SAW. Banyak kisah hidup beliau yang dapat diambil sebagai pelajaran hidup, termasuk salah satu sifat pemaafnya. 

Seperti kisah seorang wanita Yahudi yang mencoba meracuni Rasulullah dengan menabur racun dimakanan beliau, namun Rasulullah terselamatkan.

Hingga wanita itu mengakui perbuatannya kepada Rasulullah, dan beliau memaafkan wanita itu tanpa menghukumnya. Memberi maaf kepada orang lain yang bersalah merupakan cara bagaimana kita bisa membangun kembali tatanan masyarakat yang rusak.

Terutama dalam proses membangun keluarga diantara kita yang tentunya tidak luput dari kesalahan-kesalahan baik bapak, ibu maupun anak. Allah Swt. berfirman:






Artinya: Hai orang-orang beriman, sesungguhnya diantara pasangan-pasanganmu dan anak-anakmu itu ada yang menjadi musuhmu. Maka hendaknya kalian berhati hati dalam menghadapi mereka. Dan jika kalian bisa memaafkan, memperbaiki dan mengampuni mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. At-Taghabun/64:14)
 
Ishlah diantara anggota keluarga yang telah disakiti rasanya susah untuk dilaksanakan, kalau masing-masing diantara mereka mengatakan tidak ada maaf bagimu. 

Sebagai orang yang lebih mengerti di dalam keluarga, harus selalu waspada dengan anggota keluarga yang lainnya.

Sebab diantara mereka memang kadang ada yang mementingkan nafsunya dan mengikuti jalan setan. Mereka itu semua pada hakekatnya adalah musuh kita orang yang beriman. 

Mereka biasnya keras kepala dan susah untuk menerima nasehat, sehingga kita perlu banyak mengalah untuk menang dengan selalu memaafkan dan menasehati mereka secara ikhlas.

Sebagai guru dijaman sekarang ini, dimana adab dan akhlak yang mulia mulai tercerabut dari sikap dan tingkah laku anak-anak sekolah. 

Sikap pemaaf sangat diperlukan supaya dapat menebar senyum dihadapan peserta didiknya. Sehingga menjadi panutan mereka.  

@menzour_id

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar