Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Selasa, 16 Juli 2019

KONSEP-KONSEP PEMERINTAHAN DALAM ISLAM



KONSEP PEMERINTAHAN DALAM ISLAM

A.  Sistem Khilafah 
Menurut  bahasa kata khilafah berasal dari bahasa Arab yang berarti pemerintahan dan kepemimpinan. Sedangkan secara istilah, khilafah berarti sistem pemerintahan yang diatur sesuai dengan ajaran Islam.  Dalam sejarah kata khilafah digunakan untuk sebutan bagi suatu pemerintahan pada masa tertentu seperti khilafah Abu Bakar, khilafah Umar, Usman Ali dan sebagainya. 
Berdasar definisi di atas nampaknya terdapat hubungan timbal balik antara agama dan negara dalam hal relasi saling ketergantungan. Meskipun antara memlihara agama dan mengatur negara kelihatannya berbeda namun dalam ajaran Islam nampak keduanya tidak bisa dipisahkan. Politik membutuhkan agama begitu sebaliknya agama membutuhkan politik, itulah khilafah dalam Islam.
Menurut Abu A’la al-Maududi, terdapat tiga tujuan utama pemerintahan  dalam Islam.
1. Menegakkan keadilan dalam kehidupan manusia dan menghentikan kezaliman serta menghancurkan kesewenang-wenangan. 
2. Menegakkan sistem yang Islami melalui  cara yang dimiliki oleh pemerintah. Pemerintah berkuasa untuk  menyebarkan kebaikan  serta memerintahkannya (amar ma’ruf) sejalan dengan misi utama kedatangan Islam   ke dunia.
3. Menumpas akar-akar kejahatan dan kemungkaran yang merupakan perkara yang paling dibenci oleh Allah swt. 
Khilafah adalah sistem pemerintahannya sedangkan khalifah adalah pemimpinnya. Dalam Islam seseorang layak menjadi khalifah jika memenuhi syarat-syarat, yaitu: adil, berilmu, sanggup berijtihad, sehat mental dan fisiknya serta berani dan tegas. 

B.  Pembentukan Khilafah
Dalam sejarah Islam, pembentukan negara berdasar khilafah pernah dilakukan dengan tujuan agar hukum-hukum yang berdasar kepada al-Qur’an dan Hadits diharapkan dapat direalisasikan. Sistem yang berdasar kepada ajaran Islam tersebut bentuknya telah berakhir dengan selesainya khilafah Turki Usmani di Turki.
Pada perkembangan selanjutnya istilah pemerintahan berdasar khilafah nampaknya sudah tidak lagi digunakan oleh negara-negara Islam di dunia. Yang dapat diamati sekarang bahwa negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim sudah banyak mengambil sistem  pemerintahan lain  seperti demokrasi yang dianut negera  Mesir,  Irak  Indonesia, Turki dan sebagainya di samping terdapat  juga yang mengambil sistem negara kerajaan seperti Saudi Arabia, Maroko dan sebagainya.

C.  Dasar-Dasar Khilafah 
Dasar-dasar khilafah antara lain: 
1. Sifat jujur, ikhlas serta tanggung jawab,
2. Keadilan yang bersifat menyeluruh kepada rakyat,
3. Tauhid (mengesakan Allah) yang mengandung arti taat kepada Allah, rasul-Nya dan pemimpin sebagai  kewajiban bagi setiap orang beriman,
4. Adanya kedaulatan rakyat.
Namun alQur’an menekankan azas musayawarah dalam mengambil keputusan  penting. Adapun cara pengangkatan khalifah dapat kita lihat dalam perjalanan sejarah Islam, yakni :
a. Pengangkatan khalifah melalui  pemilihan  oleh para tokoh ummat. 
b. Pengangkatan berdasarkan usulan (wasiat) oleh khalifah sebelumnya seperti pengangkatan Umar bin Khattab sebagai khalifah.
c. Pengangkatan khalifah melalui pemilihan yang langsung dilakukan oleh rakyat.
d. Pengangkatan khalifah berdasarkan persetujuan secara bulat oleh rakyat karena calon khalifah dinilai memiliki jasa yang sangat besar seperti pengangkatan sultan Salim di Mesir.
e. Pengangkatan khalifah berdasarkan keturunan. Bentuk ini dilakukan dalam sistem kerajaan.

D.  Baiat Khalifah 
Kata baiat berasal dari kata ba-’a yang berarti menjual. Dalam khilafah, baiat mengandung janji setia antara rakyat dengan khalifah Hal ini sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ibnu Khaldun bahwa baiat adalah perjanjian atas dasar kesetiaan. Orang yang berbaiat harus menerima seseorang yang terpilih menjadi kepala negara sebagai pemimpinnya untuk melaksanakan semua urusan orang Islam.
Dalam baiat, rakyat berjanji setia untuk mentaati khalifah selama khalifah itu tidak melakukan sesuatu yang melanggar hukum Allah. Demikian juga khalifah, melaksanakan hak dan kewajibannya yaitu melaksanakan undang-undang demi mewujudkan keadilan sesuai dengan undang-undang Allah dan Rasul-Nya.

E.  Hak dan Kewajiban Rakyat 
Berikut ini adalah hak-hak  rakyat, yaitu :
1. Hak keselamatan jiwa dan harta.
2. Hak untuk memperoleh keadilan hukum dan pemerataan.
3. Hak untuk menolak kezaliman dan kesewenang-wenangan.
4. Hak berkumpul dan menyatakan pendapat.
5. Hak untuk bebas beragama.
6. Hak mendapatkan bantuan materi bagi rakyat yang lemah.

F.  Kewajiban Rakyat kepada Khalifah 
Kewajiban terhadap khalifah, yaitu:
1. Kewajiban  taat kepada khalifah.
2. Kewajiban mentaati undang-undang dan tidak berbuat kerusakan.
3. Membantu khalifah dalam semua usaha kebaikan
4. Bersedia berkorban jiwa maupun harta dalam mempertahankan dan  membelanya.
5. Menjaga Persatuan dan Kesatuan.

G.  Majlis Syura 
Kata “majlis syura” terdiri dari dua kata yaitu kata majlis dan kata syura. Majlis artinya tempat duduk syura artinya bermusyawarah. Dengan demikian majlis syura secara bahasa artinya tempat bermusyawarah (berunding).
Dikaitkan dengan sistem pemerintahan,  majlis syura memiliki pengertian tersendiri yaitu suatu lembaga negara yang terdiri dari para wakil rakyat yang bertugas untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Majlis ini memiliki tugas utama yaitu mengangkat dan memberhentikan khalifah.

H.  Syarat-Syarat Menjadi anggota majlis syura
Untuk menjadi anggota  majlis syura, syarat-syaratnya adalah sebagai berikut:
1. Berlaku adil dalam segala sikap dan tindakan.
2. Berilmu pengetahuan yang luas.
3. Memiliki kearifan dan wawasan yang luas.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar