Beginilah Tradisi kami di suku Sasak secara turun temurun melaksanakan tradisi lebaran topat yang dilakukan masyarakat Lombok sepekan setelah hari raya idul fitri atau setelah menunaikan puasa sunah Syawal selama 6 hari berturut-turut. Tradisi Lebaran topat akan dilakukan pada hari ketujuh bulan Syawal secara turun temurun oleh kami bangsa suku Sasak.
Lebaran topat merupakan tradisi masyarakat Lombok dan biasanya dilakukan dengan cara cara hanya zikir dan berdoa di masjid dan setelah itu kami oran-orang suku Sasak akan mengunjungi tempat-tempat yang dianggap mempunyai nilai-nilai sakral, terutama makam. Kami hanya mendoakannya semoga Alloh menempatkannya di tempat terbaik di sisi Tuhan atas jasa syiar Islam nya di gumi sasak dan inilah cara kami menghormatinya sebagai leluhur kami, terutama yang dianggap makam wali (tuan guru laek) yang berdakwah membawa Islam di suku Sasak di Pulau Lombok.
Di makam itu biasanya para pengunjung melakukan zikir dan berdoa kepada Allah serta meminta Barakah kepada Allah SWT serta mendoakan penghuni kubur/makam tersebut. Pengunjung mendoakan wali yang di makamkan disana, bukan seperti yang di kira orang kami berdoa atau minta sesuatu di makam/kuburan.
Seperti itulah suku kami memuliakan para alim ulama dan waliyullah sebagai pewaris Baginda Rosul Muhammad SAW. Setelah meninggal dunia pun masih selalu di ziarahi ke makam para wali atau pensyiar Islam tempo dulu. Dan selanjutnya setelah zikir dan doa biasanya dilanjutkan dengan acara makan-makan, biasanya makan topat dengan sayur dan kuah khas gumi sasak.
Seperti itulah suku kami memuliakan para alim ulama dan waliyullah sebagai pewaris Baginda Rosul Muhammad SAW. Setelah meninggal dunia pun masih selalu di ziarahi ke makam para wali atau pensyiar Islam tempo dulu. Dan selanjutnya setelah zikir dan doa biasanya dilanjutkan dengan acara makan-makan, biasanya makan topat dengan sayur dan kuah khas gumi sasak.
Namun, dalam perkembangannya prosesi tradisi lebaran topat tersebut sudah bergeser dan tidak hanya sekadar prosesi ritual kebudayaan mengunjungi makam, akan tetapi menjadi kegiatan pelesiran keluarga pasca puasa Ramadhan dan puasa Syawal. Tidak lagi makan yang di kunjungi tapi sekarang ke tempat pariwisata seperti pantai, air terjun pemandian modern dll.
Di pulau Lombok tradisiLebaran topat sudah dijadikan kalendar pariwisata, karena sudah menjadi agenda tahunan seluruh kabupaten terutama Lombok tengah, Lombok barat dan Mataram dll.
Adapun kalau acara resmi biasanya dilakukan dan terjadwal oleh pemerintah dan biasanya dipusatkan di salah satu tempat wisata dan melakukan prosesi adat. Setelah selesai, warga berkumpul di suatu tempat, lengkap dengan ribuan ketupat kecil yang dirangkai menjadi satu dan berbentuk ketupat raksasa dan banyak yang dibentuk sebagus mungkin. Ketupat Agung itu diarak mengelilingi lokasi acara untuk diserahkan ke bupati sebagai prosesi simbolik acara roahan.
Dalam acara ini Bapak Bupati lah yang didaulat mengambil ketupat pertama bersama para tokoh agama, adat, dan tokoh masyarakat untuk kemudian menjadi suguhan utama pada dulang yang dimakan semua yang hadir secara bersama-sama.
Beginilah Tradisi kami dari nenek moyang kami dilakukan secara turun temurun sampai saat ini dan ini hanyalah tradisi atau adat istiadat kami yang kami tidak sangkutkan dalil atau sumber dari agama, ini hanya rasa syukur karena telah selesai puasa 6 hari setelah puasa wajib Ramadan karena dalam hal ini Islam yang mayoritas beragama Islam di gumi Lombok.
Hanya ini sekilas tentang lebaran topat yang saya tahu sebagai anak asli suku Sasak dari Lombok pas di tengah tengah di Lombok Tengah.
Wallohu a'lam semoga bermanfaat...
#lebarantopat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar