RESUME
KB 4 MODUL HADIS
TEMA
: BAHAYA DAN CIRI-CIRI MUNAFIK
Secara
harfiah, kata munafiq berasal dari kata “nafakun”
yang salah satu artinya adalah lubang tikus di dalam tanah, yang memilki dua
pintu, pintu pertama terlihat, sedang pintu kedua tidak terlihat. Tikus itu
bisa masuk dari pintu yang terlihat lalu keluar dari pintu yang tidak terlihat.
Begitu pula seorang munafik seolah-olah masuk ke dalam Islam, tetapi dia keluar
dari Islam melalui pintu yang tersembunyi. Secara etimologi atau istilah, munafik
adalah orang yang menyembunyikan akidah kekafirannya dan menampakkan
keimanannya secara lahiriyah dengan kata-kata.
Berikut
ini hadis Rasulullah terkait dengan ciri-ciri atau tandatanda orang munafik. Hadis
dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda yang artinya: Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika
berbicara dia dusta, jika berjanji dia ingkar, dan jika dipercaya dia
berkhianat (HR. Muslim). Sebagian ulama menganggap bahwa hadis ini musykil,
sulit untuk dijelaskan, karena sifat-sifat dusta, ingkar janji, atau khiyanat
mungkin saja ada pada diri seorang Muslim. Namun demikian para ulama bersepakat
bahwa orang yang membenarkan ajaran Islam dengan hati dan lisannya, tetapi
melakukan perbuatan-perbuatan tersebut tidak dinyatakan sebagai kafir ataupun
munafik yang akan dihukum kekal di neraka.
Meskipun
demikian para ulama berbeda pendapat megenai makna hadis ini. Sebagian besar
berpendapat bahwa sifat-sifat tersebut adalah sifat-sifat orang munafik,
siapapun yang memiliki sifat demikian, dia menyerupai seorang munafik dan
berakhlak dengan akhlak seorang munafik, karena sesungguhnya kemunafikan adalah
menampakan apa yang berbeda dari apa yang disembunyikan.
Hadits
tersebut menegaskan tanda-tanda munafik adalah:
1. Dusta
Berdusta
adalah mengatakan sesuatu yang tidak benar kepada orang lain. Contoh berdusta
dalam kehidupan keseharian kita yaitu seperti saat menerima telepon lalu kita
katakan kepada si penelpon bahwa orang yang dicarinya tidak ada, padahal
sesungguhnya orang itu ada.
2. Ingkar
Janji
Apabila
janji yang telah disepakati tidak kita penuhi tanpa alasan yang dapat dibenarkan,
maka kita telah ingkat janji.
3. Khianat
Khianat
dapat dikatakan paling berat akibat buruknya dibandingkan dengan sifat dusta
dan tukang ingkar janji.
4. Melampaui
batas
Tidak
boleh melakukan tindakan yang melampaui batas seperti menyebar fitnah atasnya,
membeberkan aib atau keburukan orang yang sedang menjadi musuhnya kepada orang lain yang tidak berkepentingan.
Saking
hinanya orang-orang munafik, Allah SWT-pun meng-khusukan satu surat dalam
Al-Qur’an yakni Qs. Al-Munafikun 1-11 yang berbunyi :
إِذَا جَاءكَ
الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ ﴿١﴾
Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka
berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul
Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar
Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu
benar-benar orang pendusta.
اتَّخَذُوا
أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَن سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّهُمْ سَاء مَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ ﴿٢﴾
Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai,
lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah
apa yang telah mereka kerjakan.
ذَلِكَ
بِأَنَّهُمْ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا فَطُبِعَ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا
يَفْقَهُونَ ﴿٣﴾
Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya
mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci
mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti.
وَإِذَا
رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِن يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ
كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ
الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ ﴿٤﴾
Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka
menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan
mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa
tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh
(yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan
mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?
وَإِذَا
قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا يَسْتَغْفِرْ لَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ لَوَّوْا
رُؤُوسَهُمْ وَرَأَيْتَهُمْ يَصُدُّونَ وَهُم مُّسْتَكْبِرُونَ ﴿٥﴾
Dan apabila dikatakan kepada mereka: Marilah
(beriman), agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka
mereka dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri.
سَوَاء
عَلَيْهِمْ أَسْتَغْفَرْتَ لَهُمْ أَمْ لَمْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ لَن يَغْفِرَ
اللَّهُ لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ ﴿٦﴾
Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau
tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
هُمُ
الَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنفِقُوا عَلَى مَنْ عِندَ رَسُولِ اللَّهِ حَتَّى
يَنفَضُّوا وَلِلَّهِ خَزَائِنُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنَّ
الْمُنَافِقِينَ لَا يَفْقَهُونَ ﴿٧﴾
Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang
Anshar): "Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang
(Muhajirin) yang ada disisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan
Rasulullah)". Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi,
tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.
يَقُولُونَ
لَئِن رَّجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ
لَا يَعْلَمُونَ ﴿٨﴾
akan mengusir orang-orang yang lemah dari
padanya". Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan
bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَن ذِكْرِ
اللَّهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ ﴿٩﴾
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan
anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat
demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.
وَأَنفِقُوا
مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ
رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ
الصَّالِحِينَ ﴿١٠﴾
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami
berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu;
lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan
(kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan
aku termasuk orang-orang yang saleh?"
وَلَن
يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاء أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا
تَعْمَلُونَ ﴿١١﴾
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan
(kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha
Mengenal apa yang kamu kerjakan.
Dalam
Qs. Al-Munafikun diatas ada satu ayat yang saya petik yang menunjukkan bahwa golongan
munafik adalah golongan penduduk bumi yang paling keji. Mereka sangat
membahayakan Islam dan kaum muslimin. Sebagaimana Allah SWT sebutkan pada ayat
ke 4 yang berbunyi :
وَإِذَا
رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِن يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ
كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ
الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ ﴿٤﴾
“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan
kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka
adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan
yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka
waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah
mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?”
Golongan
munafik adalah segolongan manusia yang menyusup ke tengah barisan orang-orang beriman.
Mereka memiliki banyak topeng palsu untuk melindungi wujud asli mereka demi
menyukseskan misi penghancuran barisan kaum muslimin melalui jalur internal. Golongan
munafik yang berada dalam tubuh umat Islam menyimpan banyak strategi dan siasat
yang begitu licik tanpa peduli halal-haram. mereka adalah mata-mata yang
menyesatkan. Mereka adalah mata orang-orang kafir dan musuh Islam yang sengaja
ditanam. Mereka akan selalu mencari celah untuk merusak tatanan kehidupan,
mental spiritual, dan persatuan kaum muslimin.
Dan
salah satu karakter orang munafik adalah main enaknya sendiri. Ketika
kemenangan jatuh ke tangan kaum beriman, orang-orang munafik ini merapat kepada
mereka untuk mengharap bagian ghanimah, hal ini sesuai dengn Qs. Annisa 141 :
الَّذِينَ
يَتَرَبَّصُونَ بِكُمْ فَإِنْ كَانَ لَكُمْ فَتْحٌ مِنَ اللَّهِ قَالُوا أَلَمْ
نَكُنْ مَعَكُمْ وَإِنْ كَانَ لِلْكَافِرِينَ نَصِيبٌ قَالُوا أَلَمْ نَسْتَحْوِذْ
عَلَيْكُمْ وَنَمْنَعْكُمْ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ ۚ فَاللَّهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ وَلَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ
سَبِيلًا
“(yaitu)
orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai
orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka
berkata: ‘Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu?’ Dan jika orang-orang kafir
mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: ‘Bukankah kami turut
memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang mukmin?’ Maka Allah akan
memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak
akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang
beriman.” (QS.
An-Nisa’: 141)
Karakter dan sifat orang
munafik juga adalah selalu merasa bahagia ketika umat beriman ditimpa musibah
dan ujian. Sebaliknya, kesedihan dan duka cita mereka tertumpah ketika orang-orang
beriman dan para mujahid fi
sabilillahmendapat kebahagiaan dan kemenangan.
إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ
تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا ۖ وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا
يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati,
tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu
bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan
kemudaratan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka
kerjakan.” (QS. Ali Imran: 120)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar