Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Kamis, 20 Juni 2019

RESUME MODUL HADIS KB 3 PPG PAI


RESUME KB 3 MODUL HADIS

TEMA : AKHLAK MULIA

Misi utama dan yang pertama kali ditegakkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah menegakkan tauhid, mengajak manusia hanya menyembah Allah semata, menghapus kemusyrikan dengan memberantas paganism, watsniyah atau penyembahan terhadap berhala. Misi berikutnya adalah memperbaiki akhlak manusia yang telah dirusak oleh permusuhan antar suku, penindasan orang kuat atas orang lemah, penistaan terhadap perempuan dan sebagainya. Beliau mengajak mereka untuk saling mengasihi, membina persaudaraan, menghormati hak hidup manusia apapun jenis kelamin dan kebangsaannya.  Sudah barang tentu, misi memperbaiki akhlak hanya dapat dilakukan oleh orang berakhlak mulia pula. Rasulullah bersabda, yang artinya : Dari Abu Hurairah ra, dia berkata, Rasulullah saw bersabda: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya“ (HR. Abu Daud).

Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin mendefinisikan akhlak sebagai berikut: Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang darinya timbul perbuatan dengan mudah tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.  Dari pengertian akhlak seperti yang dijelaskan oleh Imam Ghazali di atas dapat dikatakan bahwa apabila seseorang pada dirinya telah tertanam akhlak yang baik seperti sifat dermawan akan lahir darinya perbuatan gemar memberi tanpa merasa berat hati. Contoh lain adalah sifat sabar, akan mudah lahir darinya tindakan memaafkan terhadap orang yang berbuat jahat sekalipun. Begitu juga dari sifat yang bijak akan lahir darinya perbuatan mempertimbangkan segala sesuatu berdasarkan kemaslahatan.

Dalam hadis di atas Rasulullah saw menjelaskan bahwa sebaik-baik orang Muslim adalah yang baik akhlaknya dan mulia sifatnya. Adapun orang yang jelek akhlaknya dan buruk sifatnya adalah orang-orang jahat. Meskipun mereka mengerjakan shalat, puasa dan haji, sesungguhnya shalat mereka tidak khusyu, puasanya karena terpaksa, dan hajinya karena riya. Seandainya semua ibadah itu dilakukan dengan ikhlas pasti membuahkan akhlak yang mulia, karena shalat yang benar akan mencegah perbuatan keji dan mungkar, puasa yang ikhlas akan menghasilkan kesabaran dan kedermawanan, dan haji yang mabrur akan menumbuhkan sifat sabar dan kebaikan dalam pergaulan serta kesediaan memberi pertolongan. Jadi pertanda ibadah yang benar yang dilakukan dengan ikhlas adalah terbentuknya akhlak yang mulia.

Karena itu kita lihat banyak orang berlomba-lomba untuk memperbaiki penampilan dirinya. Mereka lebih mementingkan perhiasan lahiriyah dengan penambahan aksesoris seperti pakaian yang bagus, make up yang mewah, kalung emas, cincin permata, dan lainnya. Sebaliknya ada pula orang-orang yang lebih berupaya memperbaiki kualitas akhlaknya. Orang yang demikian tidak mengharapkan pujian kekaguman manusia, namun karena kesadaran agamanya menghendaki demikian dengan disertai harapan mendapatkan ridho dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Dan berikut ini merupakan sekelumit pembahasan betapa dahsyat dan agungnya akhlak yang haruslah kita amalkan agar menjadi insan yang kamil disisi Allah SWT :

1.    Islam Mengutamakan Akhlak
Kalau seorang Muslim beriman kepada Allah dan meyakini kebenaran ajaran yang dibawa oleh Rsul-Nya, maka secara lahiriyah ucapan dan tindakannya harus sejalan dengan keyakinan batinnya tersebut. Karena itu marilah kita berintrospeksi dan mengkoreksi diri apakah akhlak kita sudah sejalan dengan keimanan kita.

2.      Akhlak  Rasulllah SAW
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam, Rasulllah yang mulia mendapat pujian langsung dari Allah karena ketinggian akhlak beliau sebagaimana firmanNya.

3.    Keutamaan Akhlak
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu mengabarkan bahwa suatu saat Rasulullah pernah ditanya tentang amalan yang paling banyak membuat orang masuk surga. Beliau menjawab: “Takwa kepada Allah dan Akhlak yang Baik.” Tatkala Rasulullah saw menasehati sahabatnya, beliau menyertakan nasehat untuk bertakwa dengan nasehat untuk berakhlak yang baik kepada manusia sebagaimana hadits dari Abu Dzar, ia berkata bahwa Rashulullah saw bersabda, yang artinya : “Bertakwalah kepada Allah dimanapun engkau berada dan iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya, kebaikan itu akan menutupi kejelekan dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (HR Tirmidzi).

Yang perlu diingat bahwa ukuran baik atau buruk akhlak bukan ditimbang menurut selera individu, bukan pula hitam putih akhlak itu menurut ukuran adat yang dibuat manusia. Karena boleh jadi, yang dianggap baik oleh adat bernilai buruk menurut timbangan syari’at atau sebaliknya. Hal ini berarti bahwa semua yang dilakukan oleh seorang Muslim harus berpatokan pada syari’at.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar