Menurut Kim Knott[1]
dalam tulisannya insider/outsider perspectives.[2]
berpendapat, bahwa pengalaman keagamaan yang ada dalam diri insider ditampilkan
kemudian direspon oleh outsider, dengan mempertimbangkan batas objektifitas dan
subjektivitas, yang terpancar dalam pengalaman keagamaan, yang didasari oleh
sikap empati dan analisis kritis. Pada titik ini, insider maupun outsider
saling berbagi keseimbangan perspektif sejarah dalam studi agama.
Lain halnya dengan pendapat Darshan Singh, yang
menegaskan bahwa upaya yang dilakukan oleh peneliti barat untuk
menginterprestasikan dan memahami agama sebagai outsider, memandang bahwa
konsep dan ajaran agama tidak mudah untuk diakses oleh orang luar atau
non-pemeluknya. Makna subtansi menurut dia, dari agama terungkap hanya melalui
partisipasi secara intensif, dengan jalan mengikuti ajaran pengalaman
keagamaannya.
Namun, Jauh sebelumnya Max Muller (1873) telah
mempertegas bahwa, sebagai objek studi, agama harus diajawantahkan secara
proporsional, meski ia juga harus dikritisi. Dua puluh tahun kemudian,
Cornelius Tiele (1830-1902) menekankan kepada para ilmuan untuk melakukan
penelitian dengan mengedepankan objektivitas melalui studi dan investigasi yang
tidak memihak.[3]
Ia juga membedakan antara subjektivitas keagamaan pribadi individe dan
objektivitas cara pandang terhadap agama orang lain.
Selanjutnya, berbagai isu seputar studi agama diberi
penguatan metodologis, terutama yang berkaitan dengan fenomenalogi agama,
sebagaimana yang dilakukan oleh Kristensen, Van der Leeuw dan Rudolf Otto di
Jerman, kemudian Mircea Eliade di Amerika serta Ninian Smart di Inggris. Mereka
sepakat menyatakan bahwa semua agama sebagai fenomena yang unik yang dapat
dilihat dari berbagai sisi, otonom dan tidak ada bandingannya, namun mampu
memberikan pengalaman secara empirik.[4]
[1] Adalah seorang peneliti yang memfokuskan dirinya
pada pengembangan metodologi special dalam studi agama, dia juga seorang
sekretaris Jendral Asosiasi Eropa untuk studi agama,dan juga seorang dosen
senior pada studi agama di University of Leeds , Inggris. Lihat Sujiat Zubaidi
Saleh, Perspektif Insider-Outsider dalam Studi Agama (Ponorogo: ISID Press,
2011), hlm. 46.
[2] Kim Knott, Insider/Outsider Perspectives, dalam John
R Hinnells (Ed) The Routledge Companion of The Studi of Religion, Terjemahan oleh. M. Arfan Mu’ammar,
dalam Studi Islam Perspektif Insider/Outsider, hlm. 103.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar