1.
Pengertian Teori Perilaku
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang
bendasarkan teori perilaku ini, memiliki kecenderungan kearah 2 hal, yaitu:
a.
Pertama yang disebut dengan Konsiderasi
yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan
bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan,
memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
b.
Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu
Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh
yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan,
bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.[1]
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik
adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada
bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
Dalam
menggerakkan orang lain guna mencapai tujuan, pemimpin biasanya menampakkan
perilaku kepemimpinannya dengan bermacam-macam. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh Usman, para peneliti telah mengidentifikasi dua gaya kepemimpinan yang
berpijak dari perilaku kepemimpinan ini, yaitu 1) yang berorientasi pada tugas
(task oriented) dan 2) yang berorientasi pada bawahan atau karyawan (employee
oriented)[2]
Gaya yang
berorientasi pada tugas lebih memperhatikan pada penyelesaian tugas dengan
pengawasan yang sangat ketat agar tugas selesai sesuai dengan keinginannya.
Hubungan baik dengan bawahannya diabaikan
yang
penting bawahan harus bekerja keras, produktif dan tepat waktu. Sebaliknya gaya
kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan cenderung lebih mementingkan
hubungan baik dengan bawahannya dan lebih memotivasi karyawannya daripada
mengawasi dengan ketat. Gaya ini sangat sensitif dengan perasaan bawahannya.
Jadi pada prinsipnya yang dipakai pada gaya kepemimpinan yang ini bukan otak
tapi rasa yang ada dalam hati. Pemimpin berusaha keras tidak menyakiti
bawahannya. Penjabaran perilaku pemimpin terhadap bawahan tersebut dapat
dirinci sebagai berikut:
1) High-high berarti pemimpin tersebut memiliki
hubungan tinggi dan orientasi tugas yang tinggi juga.
2) High task-low relation, pemimpin tersebut memiliki orientasi
tugas yang tinggi, tetapi rendah hubungan terhadap bawahan.
3) Low task-high relation, pemimpin tersebut lebih mementingkan
hubungan dengan bawahan, dengan sedikit mengabaikan tugas. Teori ini disebut dengan
Konsiderasi yaitu kecenderungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan
akrab dengan bawahan.
4) Low task-low relation, orientasi tugas lemah, hubungan
dengan bawahan juga lemah.[3]
Dari
keempat macam gaya kepemimpinan, kepemimpinan yang paling fatal akibatnya
adalah yang keempat. Seorang pemimpin apabila memimpin dengan gaya yang keempat
ini, lebih baik turun saja dari kepemimpinannya sebelum hancur organisasi yang
dipimpinnya tersebut.
Dari hasil
penelitian para ahli terdapat beberapa teori kepemimpinan berdasarkan perilaku
yang terkenal di kalangan para peneliti. Teori tersebut antara lain studi lowa,
studi ohio, studi Michigan, Rensis Likert, dan Reddin.[4]
Berikut penjabaran masing-masing teori tersebut:
a) Studi Lowa. Studi ini meneliti
kesukaan terhadap 3 macam gaya kepemimpinan, yaitu gaya otoriter, gaya
demokratis dan gaya laizes
faire. Hasil penelitian mengatakan bahwa
kebanyakan suka gaya kepemimpinan demokratis.
b) Studi Ohio. Studi ini berusaha
mengembangkan angket deskripsi perilaku kepemimpinan. Peneliti merumuskan bahwa
kepemimpinan itu sebagai suatu perilaku seseorang yang mengarah pada pencapaian
tujuan tertentu, yang terdiri dari dua dimensi, yaitu struktur pembuatan inisiatif
dan perhatian.
Struktur pembuatan inisiatif menunjukkan pada pencapaian tugas. Perhatian
menunjukkan perilaku pemimpin pada hubungan dengan bawahannya. Penelitian ini
menemukan empat gaya kepemimpinan sebagai berikut: Perhatian rendah pembuatan
inisiatif rendah, Perhatian tinggi pembuatan inisiatif rendah, Perhatian tinggi pembuatan inisiatif tinggi
dan Perhatian rendah pembuatan inisiatif tinggi.
c) Studi Michigan. Penelitian ini
mengidentifikasi dua konsep gaya kepemimpinan, yaitu berorientasi pada bawahan
dan berorientasi pada produksi. Pemimpin yang berorientasi pada bawahan
menekankan pentingnya hubungan dengan pekerja dan menganggap setiap pekerja
penting. Pemimpin yang berorientasi pada produksi menekankan pentingnya
produksi dan aspek teknik-teknik kerja.[5]
Dilihat
dari segi efektifitasnya, tiap- tiap gaya kepemimpinan dapat dikelompokkan
menjadi dua macam yaitu kepemimpinan yang kurang efektif dan kepemimpinan yang
efektif. Kelompok yang kurang efektif terdiri atas gaya kepemimpinan deserter,
missionary, autocrat,dan compromisser. Sedangkan kelompok yang
efektif mencakup gaya kepemimpinan compromisser, developer, benevolent, dan executive.
Dari
kedelapan gaya kepemimpinan sebagaiamana yang diuraikan di atas menunjukkan
hasil dari kedelapan kemungkinan adanya adanya gabungan antara orientasi tugas
(taks oriented ); orientasi hubungan (relationship oriented), dan
orientasi hasil(effectiveness oriented). Orientasi tugas terjadi apabila
pemempin menggarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi melalui perencanaan,
pengorganisasian, dan pengawasan.
Orientasi hubungan terjadi apabila pemimpin
membina hubungan akrab dan saling mepercayai bawahan, menghargai ide yang
disampaikan bawahan dan tengang rasa yang disampaikan bawahan. Orientasi hasil timbul apabila pemimpin berhasil mencapai
tujuan organisasinya sebagaimana telah direnanakan dan sesuai dengan kedudukan
sebagai pemimpin.
[1]
Marno, Triyo Suppriyatno. Manajemen dan
Kepemimpinan Pendidikan Islam. (Bandung: Refika Aditma, 2008), hlm 31
[2] Marno, Triyo Suppriyatno. Manajemen dan
Kepemimpinan Pendidikan Islam. (Bandung: Refika Aditma, 2008), hlm 36
[3]
Marno, Triyo Suppriyatno. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung:
Refika Aditma, 2008), hlm39
[4]
Marno, Triyo Suppriyatno. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam,
(Bandung: Refika Aditma, 2008), hlm41
[5]
Marno, Triyo Suppriyatno. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam,
(Bandung: Refika Aditma, 2008), hlm 42
Tidak ada komentar:
Posting Komentar