1. Pengertian Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum adalah sebuah proses atau sistem
pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik
untuk mengacu ketercapaian tujuan kurikulum yang sudah dirumuskan. Proses
manajemen kurikulum tidak lepas dari kerjasama sosial antara dua orang atau
lebih secara formal dengan bantuan sumber daya yang mendukungnya.[1]
Pelaksanaanya dilakukan dengan metode kerja tertentu yang efektif dan efisien
dari segi tenaga dan biaya, serta mengacu pada tujuan kurikulum yang sudah
ditentukan sebelumnya.
2. Prinsip dan Fungsi Manajemen Kurikulum
Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
manajemen kurikulum[2] adalah
sebagai berikut:
a.
Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam
pelaksanaan kurikulum harus sangat diperhatikan. Output (peserta didik) harus
menjadi pertimbangan agar sesuai dengan rumusan tujuan manajemen kurikulum.
b.
Demokratisasi, proses manajemen kurikulum harus
berdasarkan asas demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek
didik pada posisi yang seharusnya agar dapat melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.
c.
Kooperatif, agar tujuan dari pelaksanaan kurikulum
dapat tercapai dengan maksimal, maka perlu adanya kerjasama yang positif dari
berbagai pihak yang terkait.
d.
Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan kurikulum
harus dapat mencapai tujuan dengan pertimbangan efektif dan efisien, agar
kegiatan manajemen kurikulum dapat memberikan manfaat dengan meminimalkan
sumber daya tenaga, biaya, dan waktu.
e.
Mengarahkan pada pencapaian visi, misi, dan tujuan yang
sudah ditetapkan.
Setelah mengutarakan
peranan kurikulum dalam pendidikan berikutnya fungsi-fungsi dari
manajemen kurikulum adalah sebagai berikut:
1)
Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya
kurikulum, karena pemberdayaan sumber dan komponen kurikulum dapat dilakukan
dengan pengelolaan yang terencana.
2)
Meningkatkan keadilan dan kesempatan bagi peserta didik
untuk mencapai hasil yang maksimal melalui rangkaian kegiatan pendidikan yang
dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan.
3)
Meningkatkan motivasi pada kinerja guru dan aktifitas
siswa karena adanya dukungan positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan
kurikulum.
4)
Meningkatkan pastisipasi masyarakat untuk membantu
pengembangan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan
melibatkan masyarakat dalam memberi masukan supaya dalam sumber belajar
disesuaikan dengan kebutuhan setempat.[3]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar