Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Selasa, 11 Juni 2019

PENGAMATAN ATAU OBSERVASI

Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sebagai sasaran pengamatan.[1] Alat yang digunakan dalam observasi disebut pedoman observasi
Tujuan utama observasi adalah:
a.    Untuk mengumpulkan data dan inforamsi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan
b.    Untuk mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun peserta didik), interaksi antara peserta didik dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya, terutama kecakapan sosial (social skill)
Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik pada waktu belajar belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain-lain. Selain itu, observasi juga dapat digunakan untuk menilai penampilan guru dalam mengajar, suasana kelas, hubungan sosial sesama, hubungan sosial sesama peserta didik, hubungan guru dengan peserta didik, dan perilaku sosial lainnya
Observasi mempunyai beberapa karakteristik, antara lain:
1)   Mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Hal ini  dimaksudkan agar pelaksanaan observasi tidak menyimpang dari permasalahan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya evaluator harus menggunakan alat yang disebut dengan pedoman observasi.
2)   Bersifat ilmiah, yaitu dilakukan secara sistematis, logis, kritis, objektif, dan rasional.
3)   Terdapat berbagai aspek yang akan diobservasi.
4)   Praktis penggunaannya.
Dilihat dari kerangka kerjanya, observasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a)    Observasi berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai observer telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang berisi faktor yang telah diatur kategorisasinya. Isi dan luas materi observasi telah ditetapkan dan dibatasi dengan jelas dan tegas.
b)   Observasi tak berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai obeserver tidak dibatasi oleh suatu kerangka kerja yang pasti. Kegiatan obeservasi hanya dibatasi oleh tujuan observasi itu sendiri.
Apabila dilihat dari teknis pelaksaannya, observasi dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu:
1)   Observasi langsung, observasi yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diselidiki.
2)   Observasi tak langsung, yaitu observasi yang dilakukan melalui perantara, baik teknik maupun alat tertentu.
3)   Observasi partisipasi, yaitu observasi yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti.
Adapaun langkah-langkah penyusunan pedoman observasi adalah sebagai berikut:
a)    Merumuskan tujuan observasi
b)   Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi
c)    Menyusun pedoman observasi
d)   Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi, baik yang berkenaan proses belajar peserta didik dan kepribadiaanya maupun penampilan guru dalam pembelajaran
e)    Melakukan uji coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan-kelemahan pedoman observasi
f)    Merifisi pedoman obsevasi berdasarkan hasil uji coba
g)   Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung
h)   Mengolah dan menafsirkan hasil observasi.[2]
Proses penilaian dengan observasi banyak digunakan. Hal ini dikarenakan observasi penggunaannya praktis. Selain itu observasi bersifat ilmiah, yaitu dilakukan secara sistematis, logis, kritis, objektif, dan rasional. Karakteristik lain dari observasi yang menjadi daya tarik tersendiri yaitu observasi mempunyai arah dan tujuan yang jelas.


[1] Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 158

[2] Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, ……… hlm. 153-156

Tidak ada komentar:

Posting Komentar