A.
Pengertian
Takhrijul Hadits
Takhrij Hadits adalah bentuk masdar dari fiil madhi yang secara bahasa
berarti mengeluarkan sesuatu dari tempat. Sedangkan Takhrij menurut ahli
hadits memliki tiga macam pengertian, yaitu :
1.
Usaha
mencari sanad hadits yang terdapat dalam kitab hadits karya orang lain,
yang tidak sama dengan sanad yang terdapat dalam kitab tersebut.
2.
Suatu
keterangan bahwa hadits yang dinukilkan ke dalam kitab susunannya itu
terdapat dalam kitab lain yang telah disebutkan nama penyusunannya.
3.
Suatu
usaha mencari derajat, sanad, dan rawi hadits yang tidak diterangkan
oleh penyusun atau pengarang suatu kitab.[1]
B.
Cara
Pelaksanaan Takhrijul Hadits
Secara
garis besar manakharij hadits (takhrijul hadits) dapat dibagi
menjadi dua cara dengan menggunakan kitab-kitab.
Adapun dua macam takhrijul hadits
yaitu :
1) Manakharij hadits telah diketahui awal matannya, maka
hadits tersebut dapat dicari atau ditellusuri dalam kitab-kitab kamus hadits
dengan dicarikan huruf awal yang sesuai diurutkan abjad.
2) Manakharij hadits dengan berdasarkan topic
permasalahan. Upaya mencari hadits terkadang tidak didasarkan pada lafal matan
(materi) hadits, tetapi didasarkan pada topic masalah. Pencarian matan
dan hadits berdasarkan topic masalah tertentu itu dapat ditempuh dengan cara
membaca berbagai kitab himpunan kutipan hadits. Dengan bantuan kamus hadits
tertentu, pengkajian teks dan konteks hadits menurut riwayat dari
berbagai periwayatan akan mudah dilakukan.
C.
Metode Takhrijul Hadits
Dalam buku
“Cara Praktis Mencari Hadits” dikemukakan bahwa metode takhrijul hadits
yang dijalankan dalam buku ini terbagi dua macam, yakni :
a)
Takhrijul
Hadits Bil-Lafz,
yakni upaya pencarian hadits pada kitab-kitab hadits dengan cara
menelusuri matan hadits yang bersangkutan berdasarkan lafal atau lafal-lafal
dari hadits yang dicarinya itu.
b)
Takhrijul
Hadits Bil-Maudhu’,
yakni upaya pencarian hadits pada kitab-kitab hadits berdasarkan topic
masalah yang dibahas oleh sejumlah matan hadits.[2]
D.
Tujuan dan
Manfaat Takhrijul Hadits
Menurut
Abd al-Mahdi, yang menjadi tujuan dari takhrij adalah menunjukkan sumber hadits
dan menerangkan ditolak atau diterimanya hadits tersebut. Dengan demikian, ada
dua hal yang menjadi tujuan takhrij, yaitu :
a)
Untuk
mengetahui sumber dari suatu hadits
b)
Mengetahui
kualitas dari suatu hadits, apakah dapat diterima (Shahih atau Hasan)
atau ditolak (Dha’if).[3]
Manfaat takhrijul
hadits itu sangat banyak sehingga apabila ada seseorang yang akan
melaksanakan takhrijul hadits, maka dia termasuk salah satu orang yang
sangat teliti pada hadits-hadits Rasulullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar