Kalau bicara masalah pemimpin dalam Islam
tentunya tentunya tak akan jauh jauh
dari junjungan kita, nabi kita Rasullah Muhammad SAW. Beliau adalah sosok
pemimpin yang teramat sangat ideal dan tak ada tandingannya di dunia ini. Kalau
mau mencari pemimpin, maka lihatlah apakah sifat sifatnya sesuai atau tidak
dengan nabi Muhammad SAW.
Dalam maslah kepemimpinan baik dalam
memimpin diri sendiri, keluarga, Negara, maupun agama beliaulah contoh terbaik
sepanjang masa. Bahkan sebelum beliau menjadi nabi tanda tanda kepemimpinannya
sudah sangat tampak. Ini terlihat pada sat beliau dimintai pendapat oleh para
pemuka bangsa Quraisy ketika mereka berselisih tentang siapa yang akan
mengembalikan Hajar Aswad ke tempatnya yang semula. Kemudian dengan bijaksana
beliau meletakkan Hajar Aswad diatas sorban, kemudian setiap pemuka bangsa
Quraisy diminta untuk memegang sisi –sisnya untuk bersama – sama meletakkan
kembali Hajar Aswad di tempatnya semula. Dari sini bisa dilihat betapa
bijaksananya beliau ketika masih muda sekalipun dan karena peristiwa inilah
oleh bangsa Quraisy pada masa itu beliu dijuluki “ Al Amin ” yang artinya orang
yang dapat dipercaya.[1]
Begitu banyaknya keteladanan yan
dapat diambil dari beliau untuk menjdi seorang pemimpin yang ideal. Oleh karena
itulah sangatlah sulit menjadi pemimpin yang ideal dan untuk ukuran manusia
saat ini tidakalah mungkin bisa mencontoh sepenuhnya kepemimpinan Rasulullah.
Oleh karena itulah dari sifat – sifat rasulullah minimal ada 6 hal yang harus
dimilik oleh seorang pemimpin yang ideal.
1.
Kejujuran
Ini dalah modal utama dari seorang
pemimpin agar bawahannya percaya sepenuhnya terhadap kepemimpinannya. Ini
jugalah modal Rasulullah sehingga dakwahnya diterima oleh orang – orang
terdekat beliau karena sejak muda beliau suda mendapat julukan Al Amin. Bila
kejujuran merupakan syarat seorang pemimpin yang ideal, pertanyaannya adalah
sudah jujurkah kita selama ini? Dalam mengerjakan tugas apakah masih mbacem?
Dalam kuis, UTS, UAS masihkah kita menjunjung tinggi yang namanya kejujuran itu
?
Mungkin banyaknya kebobrokan,
kebobrokan di negeri adalah hasil dari ketidakjujuran, ketidakjujuran kecil
yang lama, kelamaan menjadi suatu kebiasaan yang akhirnya merugikan bangak
orang seperti korupsi, money politik, mark up dan masih banyak lagi yang
lainnya. Oleh karena itulah untuk merubah negeri ini rubahlah dulu diri kita
agar selalu menjunujung tinggi kejujuran kapanpun dan dimanapun kita berada.
Marilah kita mulai untuk menjaga kejujuran itu dari hal kecil dan lakukan mulai
dari sekarang.
2.
Cakap
dan cerdas
Sebuah keniscayaan bahwa seorang
pemimpin haruslah cakap dan cerdas. Sebuah suri tauladan Rasulullah mengenai
kecerdasan dan kecakapan beliau ketika berdakwah adalah ketika awal awal
menerima wahyu beliau tidak langsung berdakwah kepada orang banyak akan tetapi
beliau memulai dakwahnya dari orang - orang terdekat beliau. Inilah bentuk
kecerdasan Rasulullah dalam berdakwah, bayangkan saja jikalau Rasulullah
setelah menerima wahyu langsung mengumumkan langsung kepada orang banyak bahwa
dirinya adalah seoarang nabi pastilah semuanya akan menganggap beliau gila.
Akan tetapi beliau tidak begitu, dakwahnya dimulai dari orang orang terdekat
dahulu agar pada saat menyampaikan kepada orang orang tidak terlalu mengenal
beliau lebih dipercaya karena beliau sudah punya banyak pendukung.
3.
Inovatif
dan berwawasan luas
Seorang pemimpin yang ideal haruslah
inovatif dan berwawasan luas, ini berarti bahwa seorang pemimpin haruslah punya
pandangan yang luas tentang apa yang dipimpinnya ke depannya. Apakah akan lebih
baik, sama dengan yang sebelumnya ataukanh akan lebih buruk kondisinya? Karena
sesungguhnya apabila hari ini lebih baik dari hari kemarin maka itu adalah
suatu keuntungan, dan apabila sama maka adalah kerugian, apalagi jikalau lebih
buruk, maka celakalah.
4.
Tegas,
tapi rendah hati
Ketegasan haruslah dimiliki oleh
seorang pemimpin ideal. Ketegasan di sini haruslah ketegasan yang bijaksana
artinya ketegasan haruslah sesuai dengan situasi dan kondisi.
5.
Pemberani
tapi bersahaja
Seorang pemimpin haruslah pemberani.
Berani disini tidaklah hanya berani untuk melakukan sesuatu akan tetapi juga
harus berani menanggung akibat dari apa yang dilakukannya tersebut.
6.
Punya
kondisi fisik yang bagus
Seorang pemimpin tentunya harus
punya kondisi fisik yang bagus agar bisa menjalankan fungsi kepemimpinnya
secara maksimal. Ini dbutuhkan Karena tidak jarang seorang pemimpin itu harus
turun sendiri untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh bawahannya. Dari
segi pemikiran juga dibutuhkan kondisi fisik yang kuat. Peribahasa mengatakan
bahwa “Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”.[2]
Mengutip firman Allah SWT surat al-Maidah ayat 55
yang berbunyi:
Artinya: “Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan
orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya
mereka tunduk (kepada Allah)”.[3]
Sesuai dengan
ayat di atas ada beberapa kriteria seseorang bisa dipilih menjadi pemimpin,
antara lain :
a) Beriman kepada Allah SWT. karena ulil amri adalah penerus
kepemimpinan Rosulullah SAW. Sedangkan rosulullah adalah pelaksana kepemimpinan
Alla SWT. Maka yang pertama kali harus dimiliki oleh penerus kepemimpinan
beliau adalah keimanan (kepada Allah, Rosulnya dan rukun iman yang lainnya).
Tanpa keimanan kepada Allah dan Rasulnya bagaimana mungkin ia dapat diharapkan
memimpin umat menempuh jalan Allah dipermukaan bumi ini.
b) Mendirikan shalat. Shalat adalah ibadah vertikal kepada
Allah SWT. Seorang pemipin yang mendirikan shalat diharapkan memiliki hubungan
yang baik dengan Allah SWT. Diharapkan nilai-nilai kemulyaan dan kebaikan dalam
shalat dapat tercermin dalam kepemimpinannya. Misalnya nilai kejujuran. Apa
wudlu seorang imam shalat batal, sekalipun tidak diketahui orang lain dia akan
mengundurkan diri dan siap digantikan orang lain, karena dia sadar dia tidak
berhak lagi menjadi iman.
c) Membayar zakat. Zakat adalah ibadah mahdhah yang merupakan
simbol kesucian dan kepedulian sosial. Seorang pemimpin yang berzakat
ditetapkan diharapkan selalu berusaha menyucikan hati dan hartanya. Ia tidak
akan mencari dan menikmati harta dengan cara yang tidak halal. Lebih dari itu ia memiliki kepedulian sosial yang tinggi
terhadap kaum dhuafa’ dan kaum mustadhafin. Ia akan menjadi pembela orang-orang
lemah.
d) Selalu tunduk patuh kepada Allah SWT. Dalam ayat di atas
juga disebutkan pemimpin itu haruslah orang yang ruku’ (wahum rooki’un). Ruku’ adalah simbol
kepatuhan kepada Allah dan Rasul Nya yang secara yang secara konkrit
dimanifestasikan dengan menjadi seorang muslim yang kaffah (totalitas)
baik dalam aspek akidah, ibadah, akhlaq maupun muamalah.[4]
Dalam Islam
kepemimpinan begitu penting sehingga mendapat perhatian yang sangat besar.
Begitu pentingnya kepemimpinan ini, mengharuskan setiap perkumpulan untuk
memiliki pemimpin, bahkan perkumpulan dalam kecil sekalipun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar