Berikut
ini model-model kepemimpinan dan penerapannya:
a. Kepemimpinan
Transformasi dan Kharismatik
1) Kepemimpinan
transformasional dan contohnya
Seorang kepala Sekolah
dikatakan menerapkan kaidah kepemimpinan transformasional apabila dia mampu
mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain atau berbeda
untuk mencapai tujuan pembelajaran. “Misalnya: mentransformasikan visi menjadi
realita, potensi menjadi aktual, dan sebagainya”. Perubahan yang dilakukan oleh
kepala Sekolah tersebut bisa berupa kemampuan untuk mengubah.
Kepala
Sekolah yang menerapkan kepemimpinan
transformasional adalah kepala Sekolah yang mempunyai wawasan yang luas dan
berpikir jauh ke depan. Dia akan berusaha untuk melakukan suatu perbaikan
terhadap Sekolah yang dikelolanya dengan tidak hanya bernuansa untuk saat ini
saja, akan tetapi sampai masa yang akan datang.[1]
Oleh
karena itu, diharapkan seorang kepala Sekolahdapat mengimplementasikan model
kepemimpinan transformasional dalam mengelola lembaga Sekolah yang dipimpinnya
agar dapat melakukan perubahan berupa meningkatnya kinerja seluruh guru dan pegawai,
sehingga diharapkan dapat meningkatkan efektifitas penyelegaraan pendidikan.
Ada
beberapa pedoman tentatif yang merupakan langkah-langkah kerja yang perlu
diimplementasikan oleh para pemimpin yang berusaha untuk menginspirasikan dan
memotivasi pengikut/bawahannya. Pedoman untuk kepemimpinan transformasional
adalah sebagai berikut:
a) Menyatakan
visi yang jelas dan menarik
Para pemimpin
transformasional harus memperkuat visi yang ada atau membangun komitmen
terhadap sebuah visi baru. Karena visi yang jelas mengenai apa yang dapat
dicapai oleh organisasi atau akan jadi apakah organisasi itu, akan membantu
seseorang untuk memahami tujuan, sasaran, dan prioritas dari sebuah organisasi.
b) Menjelaskan bagaimana visi tersebut dapat
dicapai
Para pemimpin
transformasional tidak cukup hanya menyampaikan sebuah visi yang menarik,
akan tetapi harus mampu meyakinkan kepada bawahannya bahwa visi itu
memungkinkan dan membuat hubungan yang jelas dengan strategi yang dapat
dipercaya untuk mencapainya.
c) Bertindak secara rahasia dan optimistis
Para bawahan akan
meyakini sebuah visi apabila pemimpinnya memperlihatkan keyakinan diri dan
pendirian serta optimis bahwa kelompok itu akan berhasil dalam mencapai visinya
d) Memperlihatkan
keyakinan terhadap pengikut
Pemimpin harus
memberikan motivasi dan keyakinan kepada bawahan bahwa mereka dapat mencapai visi
yang telah ditetapkan, sehingga bawahan sadar dan yakin bahwa mereka dapat
memperoleh keberhasilan untuk melakukan sesuatu yang sama sebagaimana dilakukan
oleh para pendahulu mereka, bahkan bisa lebih baik
e) Menggunakan
tindakan dramatis dan simbolis untuk menekankan nilai nilai penting
Tindakan dramatis
dan simbolis terkadang sangat diperlukan untuk menekankan nilai-nilai penting
kepada bawahan, sehingga bawahan mempunyai kesan yang mendalam terhadap
tindakan tersebut, yang pada akhirnya mereka akan memahami, mengikuti, dan
mengerjakan apa yang menjadi konsep dan idealisme pemimpin.
f) Memimpin
dengan memberikan contoh
Begitu pentingnya
seorang pemimpin menjadi model/contoh bagi bawahannya manakala pemimpin
tersebut mengharapkan agar bawahannya melakukan apa yang menjadi konsep dan
harapannya. Sebuah peribahasa mengatakan bahwa “tindakan berbicara lebih keras
daripada perkataan“. Perilaku sehari-hari seorang pemimpin selalu disorot oleh
bawahannya dan cenderung untuk ditiru atau dijadikan barometer. Oleh karena
itu, pembelajaran yang efektif bagi bawahan agar segera dapat mencontoh dan
melakukan visi dan misi pimpinan adalah dengan melihat dan mencontoh perilaku
sehari-hari pemimpinnya.
g) Memberikan
kewenangan kepada orang-orang untuk mencapai visi itu.
Memberikan
kewenangan berarti mendelegasikan kewenangan dan memberikan keleluasaan kepada
bawahan untuk melakukan suatu tindakan dalam rangka mencapai visi organisasi,
mulai dari tahap perencanaan sampai pengambilan keputusan dan solusi terhadap
suatu permasalahan. Dengan demikian, seorang bawahan akan mampu mengembangkan
dirinya dan menentukan strategi-strategi tertentu untuk mencapai visi yang
telah ditetapkan, meskipun strategi tersebut tidak harus sama dengan strategi
yang mungkin diterapkan oleh seorang pimpinan. Yang penting, bahwa apa yang
dilakukan oleh bawahan tersebut semuanya masih dibawah koridor untuk
kepentingan organisasi atau lembaga yang dipimpinnya, bukan untuk kepentingan
pribadi bawahan tersebut.
h)
Ketujuh poin a) – g) pedoman penarapan yang sekaligus menjadi
langkah-langkah strategis implementasi kepemimpinan transformasional tersebut
sekiranya diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh seorang kepala Sekolah
dalam memimpin dan mengelola Sekolah yang diampunya, maka dimungkinkan akan
mendorong peningkatan produktivitas dan efektifitas Sekolah secara optimal,
mengingat ketujuh pedoman kepemimpinan transformasional tersebut bersumber dari
teori dan temuan hasil penelitian.[2]
2. Kepemimpinan
Kharismatik dan contohnya
Kepemimpinan
karismatik selama ini selalu identik dengan
pengamatan pemimpin di politik dan keagamaan bukan kepemimpinan
organisasi dan perusahaan. Karisma berasal dari bahasa yunani
diartikan karunia diispirasi ilahi (divenely
inspired gift) seperti kemampuan meramal dimasa yang akan
datang. Para ahli sepakat mengartikan karisma sebagai suatu hasil persepsi para
pengikut dan atribut-atribut yang dipengaruhi oleh kemampuan-kemampuan aktual
dan perilaku dari para pemimpin dalam konteks situasi kepemimpinan dan dalam
kebutuhan-kebutuhan individual maupun kolektif para pengikut.[3]
Hingga
sekarang ini para ahli belum berhasil
menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma.
Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya
tarik yang amat besar dan karenanya
pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya
yang sangat besar, meskipun para
pengikut itu sering pula tidak dapat
menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut
pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab
seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa
pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers).
Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak
dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk
karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya,
Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik
sehat, John F Kennedy adalah seorang
pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya
masih muda pada waktu terpilih menjadi
Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat
digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng’.
Berikut ini bebrapa Karakteristik
pemimpin yang karismatik yakni sebagai berikut:
a) Mempunyai
daya penarik yang sangat besar, karena itu umumnya mempunyai pengikut yang
jumlahnya juga besar.
b) Pengikutnya
tidak dapat menjelaskan, mengapa mereka tertarik mengikuti dan menaati pemimpin
itu.
c) Seolah-olah
mempunyai kekuatan gaib.
d) Karisma
yang dimiliki tidak bergantung pada umur, kekayaan, kesehatan, ataupun
ketampanan si pemimpin.
Sementara itu, Nurkolis mengungkapkan
bahwa seorang pemimpin karismatik mempunyai tujuh karakteristik kunci, yaitu
percaya diri, memiliki visi, memiliki kemampuan untuk mengartikulasikan visi,
memiliki pendirian yang kuat terhadap visinya, memiliki perilaku yang berbeda
dari kebiasaan orang, merasa sebagai agen pembaru dan sensitif terhadap.[4]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar