Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Rabu, 12 Juni 2019

MODEL-MODEL KEPEMIMPINAN DAN PENERAPANNYA


Berikut ini model-model kepemimpinan dan penerapannya:
a.       Kepemimpinan Transformasi dan Kharismatik
1)      Kepemimpinan transformasional dan contohnya
Seorang kepala Sekolah dikatakan menerapkan kaidah kepemimpinan transformasional apabila dia mampu mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain atau berbeda untuk mencapai tujuan pembelajaran. “Misalnya: mentransformasikan visi menjadi realita, potensi menjadi aktual, dan sebagainya”. Perubahan yang dilakukan oleh kepala Sekolah tersebut bisa berupa kemampuan untuk mengubah. 
            Kepala Sekolah  yang menerapkan kepemimpinan transformasional adalah kepala Sekolah yang mempunyai wawasan yang luas dan berpikir jauh ke depan. Dia akan berusaha untuk melakukan suatu perbaikan terhadap Sekolah yang dikelolanya dengan tidak hanya bernuansa untuk saat ini saja, akan tetapi sampai masa yang akan datang.[1]
            Oleh karena itu, diharapkan seorang kepala Sekolahdapat mengimplementasikan model kepemimpinan transformasional dalam mengelola lembaga Sekolah yang dipimpinnya agar dapat melakukan perubahan berupa meningkatnya kinerja seluruh guru dan pegawai, sehingga diharapkan dapat meningkatkan efektifitas penyelegaraan pendidikan.
            Ada beberapa pedoman tentatif yang merupakan langkah-langkah kerja yang perlu diimplementasikan oleh para pemimpin yang berusaha untuk menginspirasikan dan memotivasi pengikut/bawahannya. Pedoman untuk kepemimpinan transformasional adalah sebagai berikut:
a)      Menyatakan visi yang jelas dan menarik
Para pemimpin transformasional harus memperkuat visi yang ada atau membangun komitmen terhadap sebuah visi baru. Karena visi yang jelas mengenai apa yang dapat dicapai oleh organisasi atau akan jadi apakah organisasi itu, akan membantu seseorang untuk memahami tujuan, sasaran, dan prioritas dari sebuah organisasi.
b)       Menjelaskan bagaimana visi tersebut dapat dicapai
Para pemimpin transformasional tidak cukup hanya menyampaikan  sebuah visi yang menarik, akan tetapi harus mampu meyakinkan kepada bawahannya bahwa visi itu memungkinkan dan membuat hubungan yang jelas dengan strategi yang dapat dipercaya untuk mencapainya.
c)       Bertindak secara rahasia dan optimistis
Para bawahan akan meyakini sebuah visi apabila pemimpinnya memperlihatkan keyakinan diri dan pendirian serta optimis bahwa kelompok itu akan berhasil dalam mencapai visinya
d)     Memperlihatkan keyakinan terhadap pengikut
Pemimpin harus memberikan motivasi dan keyakinan kepada bawahan bahwa mereka dapat mencapai visi yang telah ditetapkan, sehingga bawahan sadar dan yakin bahwa mereka dapat memperoleh keberhasilan untuk melakukan sesuatu yang sama sebagaimana dilakukan oleh para pendahulu mereka, bahkan bisa lebih baik
e)      Menggunakan tindakan dramatis dan simbolis untuk menekankan nilai nilai penting
Tindakan dramatis dan simbolis terkadang sangat diperlukan untuk menekankan nilai-nilai penting kepada bawahan, sehingga bawahan mempunyai kesan yang mendalam terhadap tindakan tersebut, yang pada akhirnya mereka akan memahami, mengikuti, dan mengerjakan apa yang menjadi konsep dan idealisme pemimpin.
f)       Memimpin dengan memberikan contoh
Begitu pentingnya seorang pemimpin menjadi model/contoh bagi bawahannya manakala pemimpin tersebut mengharapkan agar bawahannya melakukan apa yang menjadi konsep dan harapannya. Sebuah peribahasa mengatakan bahwa “tindakan berbicara lebih keras daripada perkataan“. Perilaku sehari-hari seorang pemimpin selalu disorot oleh bawahannya dan cenderung untuk ditiru atau dijadikan barometer. Oleh karena itu, pembelajaran yang efektif bagi bawahan agar segera dapat mencontoh dan melakukan visi dan misi pimpinan adalah dengan melihat dan mencontoh perilaku sehari-hari pemimpinnya.
g)      Memberikan kewenangan kepada orang-orang untuk mencapai visi itu.
Memberikan kewenangan berarti mendelegasikan kewenangan dan memberikan keleluasaan kepada bawahan untuk melakukan suatu tindakan dalam rangka mencapai visi organisasi, mulai dari tahap perencanaan sampai pengambilan keputusan dan solusi terhadap suatu permasalahan. Dengan demikian, seorang bawahan akan mampu mengembangkan dirinya dan menentukan strategi-strategi tertentu untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, meskipun strategi tersebut tidak harus sama dengan strategi yang mungkin diterapkan oleh seorang pimpinan. Yang penting, bahwa apa yang dilakukan oleh bawahan tersebut semuanya masih dibawah koridor untuk kepentingan organisasi atau lembaga yang dipimpinnya, bukan untuk kepentingan pribadi bawahan tersebut.

h)            Ketujuh poin a) – g) pedoman penarapan yang sekaligus menjadi langkah-langkah strategis implementasi kepemimpinan transformasional tersebut sekiranya diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh seorang kepala Sekolah dalam memimpin dan mengelola Sekolah yang diampunya, maka dimungkinkan akan mendorong peningkatan produktivitas dan efektifitas Sekolah secara optimal, mengingat ketujuh pedoman kepemimpinan transformasional tersebut bersumber dari teori dan temuan hasil penelitian.[2]
2. Kepemimpinan Kharismatik dan contohnya
Kepemimpinan  karismatik  selama  ini  selalu  identik  dengan  pengamatan  pemimpin di politik dan keagamaan bukan kepemimpinan organisasi dan perusahaan. Karisma  berasal dari bahasa  yunani diartikan  karunia  diispirasi  ilahi  (divenely  inspired  gift)  seperti  kemampuan meramal dimasa yang akan datang. Para ahli sepakat mengartikan karisma sebagai suatu hasil persepsi para pengikut dan atribut-atribut yang dipengaruhi oleh kemampuan-kemampuan aktual dan perilaku dari para pemimpin dalam konteks situasi kepemimpinan dan dalam kebutuhan-kebutuhan individual maupun kolektif para pengikut.[3]
Hingga  sekarang  ini  para  ahli  belum  berhasil  menemukan  sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang  demikian  mempunyai  daya  tarik  yang  amat  besar  dan  karenanya  pada  umumnya mempunyai  pengikut  yang  jumlahnya  yang  sangat  besar,  meskipun  para  pengikut  itu  sering pula  tidak  dapat  menjelaskan  mengapa  mereka  menjadi  pengikut  pemimpin  itu.  Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers).  Kekayaan,  umur,  kesehatan,  profil  tidak  dapat  dipergunakan  sebagai kriteria  untuk  karisma.  Gandhi  bukanlah  seorang  yang  kaya,  Iskandar  Zulkarnain  bukanlah seorang  yang  fisik  sehat,  John  F  Kennedy  adalah  seorang  pemimpin  yang  memiliki  karisma meskipun  umurnya  masih  muda  pada  waktu  terpilih  menjadi  Presiden  Amerika  Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng’.
Berikut ini bebrapa Karakteristik pemimpin yang karismatik yakni sebagai berikut:
a)      Mempunyai daya penarik yang sangat besar, karena itu umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya juga besar.
b)      Pengikutnya tidak dapat menjelaskan, mengapa mereka tertarik mengikuti dan menaati pemimpin itu.
c)      Seolah-olah mempunyai kekuatan gaib.
d)     Karisma yang dimiliki tidak bergantung pada umur, kekayaan, kesehatan, ataupun  ketampanan si pemimpin.
Sementara itu, Nurkolis mengungkapkan bahwa seorang pemimpin karismatik mempunyai tujuh karakteristik kunci, yaitu percaya diri, memiliki visi, memiliki kemampuan untuk mengartikulasikan visi, memiliki pendirian yang kuat terhadap visinya, memiliki perilaku yang berbeda dari kebiasaan orang, merasa sebagai agen pembaru dan sensitif terhadap.[4]


[[1]] Mulyasa, E., Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Rosdakarya, 2004), hlm. 17
[[2]] Mulyasa, E., Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Rosdakarya, 2004), hlm. 26
[[3]] www.bukukita.com/inspirasi-dan-spritual/kepemimpinan/71500-kepemimpinan-kharismatik.html. dikunjungi, 13 Desember 2015
[[4]] www.bukukita.com/inspirasi-dan-spritual/kepemimpinan/71500-kepemimpinan-kharismatik.html. dikunjungi, 13 Desember 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar