Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Jumat, 14 Juni 2019

METODE ILMIAH DAN BAHASANNYA

Metode Ilmiah
Metode yang dimaksud di sini adalah suatu cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang benar. Metode merupakan cara-cara penyelidikan yang bersifat keilmuan, yang sering disebut metode ilmiah (scientific methods). Metode ini perlu, agar tujuan keilmuan yang berupa kebenaran objektif dan dapat dibuktikan bisa tercapai. Dengan metode ilmiah, kedudukan pengetahuan berubah menjadi ilmu pengetahuan, yaitu menjadi lebih khusus dan terbatas lingkup studinya.[1]

Kata metode ini berasal dari bahasa Yunani,methodos berarti jalan, cara, arah. Metode dapat pula diartikan uraian ilmiah penelitian atau metode ilmiah. Dengan demikian, metode dapat pula diartikan cara bertindak menurut aturan tertentu dengan tujuan agar aktivitas dapat terlaksana secara rasional dan terarah supaya dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya.[2]

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa ilmu pengetahuan bertujuan untuk memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu suatu kebenaran yang pasti tentang suatu objek penelitian. Oleh karena itu, metode ilmiah yang dipergunakan mempunyai latar belakang, yaitu keterkaitannya dengan tujuan yang tercermin di dalam ruang lingkup ilmu pengetahuan. Dengan adanya latar belakang yang demikian itu, maka metode ilmiah cenderung bermacam-macam, tergantung kepada watak bahan atau problem yang diselidiki. 

Dalam ilmu metode penelitian. (research) alat untuk menyelidiki atau untuk mengumpulkan informasi data dan hal-hal yang diperlukan bagi si peneliti dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan observasi (pengamatan), kuesioner (angket), interview (tanya jawab), dan lain-lain yang secara keseluruhan lebih mengarah kepada metode statistik, yang berupa penghitungan-penghitungan angka secara generalisasi yang pada akhirnya menghasilkan suatu informasi yang tepat dan rinci. Dengan metode statistik ini akan memperkuat data prediksi, bisa menjelaskan sebab akibat terjadinya sesuatu, dapat menggambarkan suatu contoh fenomena, dan sebagainya.

Satu lagi hal yang penting adalah bahwa cara kerja jenis metode ilmiah yang mana pun pastilah melakukan analisis dan sintesis dengan peralatan pemikiran induktif dan deduktif. Analisis artinya memisah-misahkan dari suatu keseluruhan ke dalam bagian-bagian, komponen-komponen sehingga membentuk keseluruhan. Adapun induksi adalah suatu proses kegiatan pe­nalaran yang bertolak dari suatu bagian, kekhususan, dari yang individual menuju ke suatu keseluruhan, umum dan universal. Sebaliknya, deduksi ada­lah suatu proses kegiatan penalaran yang bertolak dari keseluruhan, umum dan universal menuju ke suatu bagian, kekhususan, dan individual.[3]

Metode ilmiah merupakan suatu prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, cara teknis, dan tata langkah untuk memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pe­ngetahuan yang telah ada. Metode secara etimologis berasal dari kata Yunani meta yang berarti sesudah dan hodos yang berarti jalan. Jadi metode berarti langkah-langkah yang diambil, menurut urutan tertentu, untuk mencapai pengetahuan yang benar yaitu sesuatu tatacara, teknik, atau jalan yang telah dirancang dan di­pakai dalam proses memperoleh pengetahuan jenis apapun, baik, pengetahuan humanistik dan historis, ataupun pengetahuan filsa­fat dan ilmiah.[4]

Buku kepustakaan, tidak ada yang menunjuk ke suatu pen­dapat mengenai jumlah, macam dan urutan langkah yang pasti sebagai penentu suatu prosedur yang disebut sebagai metode il­miah. Langkah-langkah itu semakin bervariasi dalam ilmu penge­tahuan sesuai bidang spesialisasi yang semakin banyak. Kadang-­kadang orang berpendapat bahwa macam metode ilmiah yang di­gunakan tergantung pada ilmu khusus tersebut, khususnya ber­sangkutan dengan objek formalnya. Berdasarkan langkah-langkah yang digunakan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, seku­rang-kurangnya ada lima langkah yang dapat dikatakan sebagai pola umum, yaitu: penentuan masalah, perumusan dugaan sementara, pengumpulan data, perumusan kesimpulan, dan veri­fikasi hasil.[5]

Prosedur yang merupakan metode ilmiah sesungguhnya tidak hanya mencangkup pengamatan dan percobaan seperti dikemukakan dalam salah satu definisi di atas. Masih banyak prosedur yang dapat dianggap sebagai metode ilmiah, yakni : analisis, pergolongan, pemerian, pengukuran , perbandingan dan survai. Oleh karena itu ilmu merupakan suatu aktifitas kognitif yang harus mematuhi berbagai kaidah pemikiran yang logis, maka metode imiah juga berkaitan sangat erat dengan logika. Dengan demikian, prosedur-prosedur yang terglong metode logis termasuk pula dalam rusang lingkup metode ilmiah. Selanjutnya metode ilmiah meliputi rangkaian langkah yang tertib. Dalam kepustakaan metodologi ilmu tidak ada kesatuan pendapat mengenai jumlah, bentuk, dan urutan langkah yang pasti. Sheldon Lachman menguraikan metode ilmiah menjadi enam langkah sebagai berikut:
a.    Perumusan pangkal-pangkal duga yang khusus atau pernyataan-pernyataan yang khusus untuk penyelidikan]
b.    Perancangan penyelidikan itu
c.    Pengumpula data
d.   Penggolongan data
e.    Pengembangan generalisasi-generalisasi
f.     Pemeriksaan kebenaran terhadap hasil-hasil, yaitu terhadap data dan generalisasi-generalisasi



[1] Susanto. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian Dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis, Dan Aksiologis. (Jakarta: Bumi Aksara, 2013). Cet. 3. Hlm. 84
[2] Ibid. Susanto. Hlm. 84
[3] Ibid. Susanto. Hlm. 84-85
[4] The Liang Gie. Pengantar Filsafat Ilmu. (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1997). Hlm.  110
[5] Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Filsafat Ilmu. (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2010). Hlm.128

Tidak ada komentar:

Posting Komentar