Metode Ilmiah
Metode yang dimaksud di sini adalah suatu cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
yang benar. Metode merupakan cara-cara penyelidikan yang bersifat keilmuan,
yang sering disebut metode ilmiah (scientific methods). Metode ini
perlu, agar tujuan keilmuan yang berupa kebenaran objektif dan dapat dibuktikan bisa tercapai. Dengan metode
ilmiah, kedudukan pengetahuan berubah menjadi ilmu pengetahuan, yaitu menjadi
lebih khusus dan terbatas lingkup studinya.[1]
Kata metode ini berasal dari bahasa Yunani,
‘methodos’ berarti ‘jalan’, ‘cara’, ‘arah’. Metode dapat pula diartikan uraian ilmiah penelitian atau metode ilmiah. Dengan demikian, metode
dapat pula diartikan cara bertindak menurut aturan tertentu dengan tujuan agar
aktivitas dapat terlaksana secara rasional dan terarah supaya dapat mencapai
hasil yang sebaik-baiknya.[2]
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa ilmu pengetahuan
bertujuan untuk memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu suatu kebenaran yang pasti
tentang suatu objek penelitian. Oleh karena itu, metode ilmiah yang
dipergunakan mempunyai latar belakang, yaitu keterkaitannya dengan tujuan yang tercermin
di dalam ruang lingkup ilmu pengetahuan. Dengan adanya latar belakang yang
demikian itu, maka metode ilmiah cenderung bermacam-macam, tergantung kepada
watak bahan atau problem yang diselidiki.
Dalam ilmu metode penelitian. (research) alat untuk menyelidiki atau untuk mengumpulkan informasi data dan hal-hal yang diperlukan bagi si
peneliti dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan observasi
(pengamatan), kuesioner (angket), interview (tanya jawab), dan lain-lain yang
secara keseluruhan lebih mengarah kepada metode statistik, yang berupa
penghitungan-penghitungan angka secara generalisasi yang pada akhirnya
menghasilkan suatu informasi yang tepat dan rinci. Dengan metode statistik ini
akan memperkuat data prediksi, bisa menjelaskan sebab akibat terjadinya
sesuatu, dapat menggambarkan suatu contoh fenomena, dan sebagainya.
Satu lagi hal yang penting adalah bahwa cara kerja
jenis metode ilmiah yang mana pun pastilah melakukan analisis dan sintesis dengan peralatan
pemikiran induktif dan deduktif. Analisis artinya memisah-misahkan dari suatu
keseluruhan ke dalam bagian-bagian, komponen-komponen sehingga membentuk keseluruhan. Adapun induksi
adalah suatu proses kegiatan penalaran yang bertolak dari suatu bagian,
kekhususan, dari yang individual menuju ke suatu keseluruhan, umum dan
universal. Sebaliknya, deduksi adalah suatu proses kegiatan penalaran yang bertolak dari keseluruhan,
umum dan universal menuju ke suatu bagian, kekhususan, dan individual.[3]
Metode ilmiah merupakan suatu prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, cara teknis,
dan tata
langkah untuk memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah ada. Metode secara etimologis
berasal dari
kata Yunani meta yang berarti sesudah dan hodos yang berarti jalan. Jadi metode berarti langkah-langkah yang
diambil, menurut urutan tertentu, untuk mencapai pengetahuan yang benar yaitu
sesuatu tatacara, teknik, atau jalan yang telah dirancang dan dipakai dalam
proses memperoleh pengetahuan jenis apapun, baik, pengetahuan humanistik dan
historis, ataupun pengetahuan filsafat dan ilmiah.[4]
Buku kepustakaan, tidak ada yang menunjuk ke suatu pendapat
mengenai jumlah, macam dan urutan langkah yang pasti sebagai penentu suatu
prosedur yang disebut sebagai metode ilmiah. Langkah-langkah itu semakin bervariasi dalam ilmu
pengetahuan sesuai bidang spesialisasi yang semakin banyak. Kadang-kadang orang berpendapat bahwa macam metode ilmiah
yang digunakan tergantung pada ilmu khusus tersebut, khususnya bersangkutan
dengan objek formalnya. Berdasarkan langkah-langkah yang digunakan dalam
berbagai cabang
ilmu pengetahuan, sekurang-kurangnya ada lima langkah yang dapat dikatakan
sebagai pola umum, yaitu: penentuan masalah, perumusan dugaan sementara,
pengumpulan data, perumusan kesimpulan, dan verifikasi hasil.[5]
Prosedur
yang merupakan metode ilmiah sesungguhnya tidak hanya mencangkup pengamatan dan
percobaan seperti dikemukakan dalam salah satu definisi di atas. Masih banyak
prosedur yang dapat dianggap sebagai metode ilmiah, yakni : analisis,
pergolongan, pemerian, pengukuran , perbandingan dan survai. Oleh karena itu
ilmu merupakan suatu aktifitas kognitif yang harus mematuhi berbagai kaidah
pemikiran yang logis, maka metode imiah juga berkaitan sangat erat dengan
logika. Dengan demikian, prosedur-prosedur yang terglong metode logis termasuk
pula dalam rusang lingkup metode ilmiah. Selanjutnya metode ilmiah meliputi
rangkaian langkah yang tertib. Dalam kepustakaan metodologi ilmu tidak ada
kesatuan pendapat mengenai jumlah, bentuk, dan urutan langkah yang pasti.
Sheldon Lachman menguraikan metode ilmiah menjadi enam langkah sebagai berikut:
a.
Perumusan
pangkal-pangkal duga yang khusus atau pernyataan-pernyataan yang khusus untuk
penyelidikan]
b.
Perancangan penyelidikan
itu
c.
Pengumpula data
d.
Penggolongan data
e.
Pengembangan
generalisasi-generalisasi
f.
Pemeriksaan kebenaran
terhadap hasil-hasil, yaitu terhadap data dan generalisasi-generalisasi
[1] Susanto.
Filsafat Ilmu: Suatu Kajian Dalam Dimensi
Ontologis, Epistemologis, Dan Aksiologis.
(Jakarta: Bumi Aksara, 2013). Cet. 3.
Hlm. 84
[2] Ibid. Susanto. Hlm. 84
[3]
Ibid. Susanto. Hlm. 84-85
[4]
The Liang Gie. Pengantar Filsafat Ilmu. (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1997).
Hlm. 110
[5]
Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat Universitas
Gadjah Mada. Filsafat
Ilmu. (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta,
2010). Hlm.128
Tidak ada komentar:
Posting Komentar