1) Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan
partisipatif menyangkut penggunaan berbagai macam prosedur keputusan yang
memberi orang lain pengaruh tertentu terhadap keputusan pemimpin tersebut.
Aspek-aspek kepemimpinan partisipatif mencakup konsultasi, pengambilan
keputusan bersama, pembagian kekuasaan, desentralisasi dan manajemen yang
demokratis.[1]
Kepemimpinan partisipatif dapat dianggap sebagai suatu jenis perilaku yang
berbeda walaupun dapat digunakan bersama dengan perilaku tugas dan hubungan
yang khusus
Kepemimpinan
partisipatif dapat mengambil berbagai bentuk. Berbagai bentuk prosedur
pengamnbilan keputusan dapat digunakanan dengan mengikutsertakan orang lain
dalam pengambilan keputusan. Sejumlah ahli teori kepemimpinan telah mengajukan
berbagai macam taksnomi mengenai prosedur pengambilan kepututsan, dan hingga
kini tidak ada kesepakatan mengenai jumlah prosedur pengambilan keputusan yang
optimal atau cara terbaik untuk mengidentifikasinya. Namun demikian, kebanyakan
ahli teori tersebut ingin mengakui tujuh buah prosedur pengambilan keputusan
berikut:
a. Keputusan yang otokratis, manajer membuat
kepututsan sendiri tanpa menanyakan pendapat atau saran dari orang lain, dan
orang-orang tersebut tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap kepututsan itu,
tidak ada partisipasi.
b. Konsultasi. Manajer menanyakan
pendapat dan gagasan, kemudian mengambil kepututsannya sendiri setelah
mempertimbangkan saran dan perhatian mereka secara serius.
c. Keputusan bersama. Manejer bertemu
dengan orang lain untuk mendiskusikan masalah kepututsan tersebut, dan
mengambil keputusan bersama, manajer tidak mempunyai pengaruh lagi terhadap
keputusan terakhir seperti juga partisipan lainnya.
d. Manajer memberikan otoritas dan
tanggung jawab membuat keputusan kepada seseorang atau kelompok manajer
biasanya menyebutkan batas dimana pilihan akhir harus berada, dan persetujuan
awal mungkin atau mungkin tidak perlu diminta sebelum keputusan itu dapat
diimplementasikan.
e. Pemimpin tersebut mengajukan
keputusan yang dibuat tanpa konsultasi terlebih dahulu, namun bersedia untuk
memodifikasikannya jika menghadapi keberatan atau keprihatinan.
f. Pemimpin tersebut memberikan usulan sementara
dan secara aktif mendorong orang untuk memberikan saran perbaikan.
g. Pemimpin tersebut mengajukan masalah
dan melihat orang lain untuk berpartsipasi dalam melakukan diagnosis dan
menyusun pemecahannya, tetapi kemudian membuat keputusannya sendiri [2]
2) Kepemimpinan
Pendelegasian
Pendelegasian
menyangkut penugasan tanggung jawab yang baru kepada para bawahan serta
kewenangan tambahan untuk melaksanakannya. Meskipun pendelegasian terkadang
diangganp sebagai suatu bentuk kepemimpinan partisipatif, terdap cukup banyak
alasan untuk memperlakunnya sebagai sebuah kategori perilaku manajerial
tersendiri. Pendelagasian dalam beberpa hal secara kuallitatif berbeda dari
bentuk lain kepemimpinan parisipatif. Seseorang pemimpin mungkin berkonsultasi
dengan bawahan, rekan sejawat, atau atasan, namun dalam banyak hal,
pendelegasian hanya cocok dengan bawahan. Pendelegasian juga mempunyai
determinan situasional yang agak berbeda dibanding dengan konsultasi.
Keberhasilah
pendelegasia tergantung pada bagaimana pendelegasian itu di lakukan maupunpada
apa yang didelegasikan.Pedoman ini di bawa ditunjuukan untuk membatasi masalah
dan untuk menghindari kesulitan umum yang ada berhubungan demgan pemberian
tugas dan pendelegasian otoritas. Empat pedoman pertama adalah untuk pertemuan
mendelegasikan tanggung jaewab kepada seorang bawahan.
a) Spesifikasi tanggung jawab secara jelas
Pada
saat mendelegasikan,penting untuk memastikan bahwa bawahan tersebut mengerti
tanggung jawabnya yang baru.Jelaskan hasil yang diharapkan dari sebuah tugas
yang didelegasikan atau dari suatu penugasan,jernikan sasaran dan prioritas,
dan beritahukan kepadanya mengenai tenggang waktu yang harus dipenuhi.
b) Berikan otoritas yang cukup
danperinci batas kebijaksaanya.
Kecuali
bila tersedia sumber daya yang cukup,bawahan tersebut kemungkinan tidak akan
berhasil dalam menjalankan tugas yang dideligasikan bila memberi tanggung jawab
yangbaru,tentukanlah jumlah kekuasaan
yang sesuatu yang di butuhkan oleh bawahan tersebut agar dapat melaksanakannya.
c) Perinci persyaratan pelaporan
Penting
bagi bawahan untuk memahami jenis-jenis informasi yang harus dilaporkan, berapa
sering laporan tersebut diharapkan dan dengan cara bagaimana kemajuan akan di
pantau misalnya: laporan tertulis, pertemuan tinjauan mengenai kemajuan, presentasi
dalam pertemuan departemen, evaluasi kinerja yang formal.
d) Pastikan penerimaan tanggung jawab
dari bawahan
Agar
pendelegasian itu berhasil,maka bawahan harus menerima penugasan yang baru
tersebut dan mengikatkan diri untuk melaksanakannya.
e) Teruskan informasi kepada mereka yang harus
mengetahuinya.
Orang yang terpengaruh oleh
pendelegasian dan orang yang kerja sama dan bantuannya di perlukan oleh bawahan
untuk melakukan tugas yang didelegasikan harus di beritahukan tentang tanggung jawab dan
otoritas baru bawahan itu.
f) Pantaulah kemajuan dengan cara yang sesuai.
Pada
tugas-tugas yang didelegasikan, seperti juga dengan semua tugas, adalah tugas
penting untuk memantau kemajuan dan memberikan umpan balik kepada bawahan sulit
untuk mencapai keseimbangan yang opptimal antara control dan pendelegasian, dan
pertemuan yang meninjau kemajuan memungkinkan seseorang manajer untuk memantau
kemajuan seorang bawahan tanpa harus mengawasi dengan ketat setiap hari.
Bawahan tersebut diberikan kebebasan cukup besar untuk menangani
masalah-masalah tanpa campur tangan, namun juuga bebas untuk meminta saran dan
bantuan bila dibutuhkan. Jika kekuasaan didelegasikan, seorang manajer dan
bawahan harus menentukan jenis ukururan kinerja dan indikator kemajuan yang
akan dikumpulkan.
g) Usahakan agar bawahan memperoleh
informasi yang dibutuhkan
Biasanya
amat baik jika semua informasi yang rinci tentang kinerja bawahan diberikan
secara langsung kepada bawahan itu, seta mengirimkan informasi singkat yang
tidak terperinci kepada manajer dalam interval yang tidak terlalusering.
Namundemikian, dalam hal pendelegasian yang berkembang bdengan seorang bawahan
yang tidak berpengalaman, informasi yang tepeenci dapat dikumpulkan lebih
sering memeriksa kemajuan bawahan tersebut dengan ketat.
Sebagai tambahan terhadap informasi
mengenai kerja, bawahan akan membutuhkan berbagai jenis infoermasi yang teknis
dan umumuntuk melaksanakan tugas-tugas yang didelegasikan secara efektif.
Berilah selalu informasi kepada bawahan
tersebuta tentang perubahan yang mempengaruhi rencana dan jadwal mereka.
Jika mungkin, manajer harus mengatur agar informasi teknis dikirimkan langsung
kepada bawahan dan membantunya membangun sumber dayanya sendiri mengenai
informasi yang penting.
h) Berilah dukungan dan bantuan, namun
hindari pendelegasian terbalik.
Seorang
manajer harus memberikan dukungan psikologis kepada seorang bawahan yang
berkecil hati atau merasa frustasi, dan mendorong seorang tersebut untuk terus
maju. Untuk tugas baru yang didelegasikan, mungkin perlu memberikan lebih
banyak nasehat dan pelatihan mengenai prosedur untuk melakukaan aspek tertentu
pekerjaan tersebut.
Namun demikian, penting untuk menghindari pendelegasian
terbalik, dimana pengendalian terhadap sebuah pekerjaan yang sebelumnya
didelegasikan itu ditugaskan kembali. Jika seorang bawahan meminta pertolongan
dalam menghadapi masalah, ia harus diminta untuk mengusulkan pemecahan. Manajer
tersebut dapat membantunya untuk menilai apakah pemecahan tersebut masuk akal
dan sesuai.
i)
Buatlah
agar kesalahan itu proses belajar
Penting
untuk mengetahui bahwa kesalahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari
bagi tugas didelegasikan. Kesalahan dan kegagalan harus ditangani secara serius
namun tanggapannya jangan merupakan suatu kiritik dan menunjukan siapa yang
salah. Sebaliknya episode tersebut harus menjadi suatu pelajaran bagi kedua
belah pihak pada waktu mereka mendiskusikan alasan bagi kesalahan tersebut dan
tunjukanlah cara-cara untuk menghindari kesalahan yang sama dimasa mendatang
jika sudah jelas bahwa bawahan tersebut tidak mengetahui cara melakukan
beberapa aspek penting dari pekerjaan tersebut maka manajer itu harus
memberikan instruksi dan pelatihan tambahan.[3]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar