Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Rabu, 12 Juni 2019

KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF DAN PENDELEGASIAN


1) Kepemimpinan Partisipatif

Kepemimpinan partisipatif menyangkut penggunaan berbagai macam prosedur keputusan yang memberi orang lain pengaruh tertentu terhadap keputusan pemimpin tersebut. Aspek-aspek kepemimpinan partisipatif mencakup konsultasi, pengambilan keputusan bersama, pembagian kekuasaan, desentralisasi dan manajemen yang demokratis.[1] Kepemimpinan partisipatif dapat dianggap sebagai suatu jenis perilaku yang berbeda walaupun dapat digunakan bersama dengan perilaku tugas dan hubungan yang khusus

Kepemimpinan partisipatif dapat mengambil berbagai bentuk. Berbagai bentuk prosedur pengamnbilan keputusan dapat digunakanan dengan mengikutsertakan orang lain dalam pengambilan keputusan. Sejumlah ahli teori kepemimpinan telah mengajukan berbagai macam taksnomi mengenai prosedur pengambilan kepututsan, dan hingga kini tidak ada kesepakatan mengenai jumlah prosedur pengambilan keputusan yang optimal atau cara terbaik untuk mengidentifikasinya. Namun demikian, kebanyakan ahli teori tersebut ingin mengakui tujuh buah prosedur pengambilan keputusan berikut:
a.    Keputusan yang otokratis, manajer membuat kepututsan sendiri tanpa menanyakan pendapat atau saran dari orang lain, dan orang-orang tersebut tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap kepututsan itu, tidak ada partisipasi.
b.    Konsultasi. Manajer menanyakan pendapat dan gagasan, kemudian mengambil kepututsannya sendiri setelah mempertimbangkan saran dan perhatian mereka secara serius.
c.    Keputusan bersama. Manejer bertemu dengan orang lain untuk mendiskusikan masalah kepututsan tersebut, dan mengambil keputusan bersama, manajer tidak mempunyai pengaruh lagi terhadap keputusan terakhir seperti juga partisipan lainnya.
d.   Manajer memberikan otoritas dan tanggung jawab membuat keputusan kepada seseorang atau kelompok manajer biasanya menyebutkan batas dimana pilihan akhir harus berada, dan persetujuan awal mungkin atau mungkin tidak perlu diminta sebelum keputusan itu dapat diimplementasikan.
e.    Pemimpin tersebut mengajukan keputusan yang dibuat tanpa konsultasi terlebih dahulu, namun bersedia untuk memodifikasikannya jika menghadapi keberatan atau keprihatinan.
f.      Pemimpin tersebut memberikan usulan sementara dan secara aktif mendorong orang untuk memberikan saran perbaikan.
g.    Pemimpin tersebut mengajukan masalah dan melihat orang lain untuk berpartsipasi dalam melakukan diagnosis dan menyusun pemecahannya, tetapi kemudian membuat keputusannya sendiri [2]


2)  Kepemimpinan Pendelegasian

Pendelegasian menyangkut penugasan tanggung jawab yang baru kepada para bawahan serta kewenangan tambahan untuk melaksanakannya. Meskipun pendelegasian terkadang diangganp sebagai suatu bentuk kepemimpinan partisipatif, terdap cukup banyak alasan untuk memperlakunnya sebagai sebuah kategori perilaku manajerial tersendiri. Pendelagasian dalam beberpa hal secara kuallitatif berbeda dari bentuk lain kepemimpinan parisipatif. Seseorang pemimpin mungkin berkonsultasi dengan bawahan, rekan sejawat, atau atasan, namun dalam banyak hal, pendelegasian hanya cocok dengan bawahan. Pendelegasian juga mempunyai determinan situasional yang agak berbeda dibanding dengan konsultasi.

Keberhasilah pendelegasia tergantung pada bagaimana pendelegasian itu di lakukan maupunpada apa yang didelegasikan.Pedoman ini di bawa ditunjuukan untuk membatasi masalah dan untuk menghindari kesulitan umum yang ada berhubungan demgan pemberian tugas dan pendelegasian otoritas. Empat pedoman pertama adalah untuk pertemuan mendelegasikan tanggung jaewab kepada seorang bawahan.

a)      Spesifikasi  tanggung jawab secara jelas
Pada saat mendelegasikan,penting untuk memastikan bahwa bawahan tersebut mengerti tanggung jawabnya yang baru.Jelaskan hasil yang diharapkan dari sebuah tugas yang didelegasikan atau dari suatu penugasan,jernikan sasaran dan prioritas, dan beritahukan kepadanya mengenai tenggang waktu yang harus dipenuhi.

b)      Berikan otoritas yang cukup danperinci batas kebijaksaanya.
Kecuali bila tersedia sumber daya yang cukup,bawahan tersebut kemungkinan tidak akan berhasil dalam menjalankan tugas yang dideligasikan  bila memberi tanggung jawab yangbaru,tentukanlah  jumlah kekuasaan yang sesuatu yang di butuhkan oleh bawahan tersebut agar dapat melaksanakannya.

c)      Perinci persyaratan pelaporan
Penting bagi bawahan untuk memahami jenis-jenis informasi yang harus dilaporkan, berapa sering laporan tersebut diharapkan dan dengan cara bagaimana kemajuan akan di pantau misalnya: laporan tertulis, pertemuan tinjauan mengenai kemajuan, presentasi dalam pertemuan departemen, evaluasi kinerja yang formal.

d)     Pastikan penerimaan tanggung jawab dari bawahan
Agar pendelegasian itu berhasil,maka bawahan harus menerima penugasan yang baru tersebut dan mengikatkan diri untuk melaksanakannya.

e)       Teruskan informasi kepada mereka yang harus mengetahuinya.
Orang yang terpengaruh oleh pendelegasian dan orang yang kerja sama dan bantuannya di perlukan oleh bawahan untuk melakukan tugas yang didelegasikan harus di  beritahukan tentang tanggung jawab dan otoritas baru bawahan itu.

f)        Pantaulah kemajuan dengan cara yang sesuai.
Pada tugas-tugas yang didelegasikan, seperti juga dengan semua tugas, adalah tugas penting untuk memantau kemajuan dan memberikan umpan balik kepada bawahan sulit untuk mencapai keseimbangan yang opptimal antara control dan pendelegasian, dan pertemuan yang meninjau kemajuan memungkinkan seseorang manajer untuk memantau kemajuan seorang bawahan tanpa harus mengawasi dengan ketat setiap hari. Bawahan tersebut diberikan kebebasan cukup besar untuk menangani masalah-masalah tanpa campur tangan, namun juuga bebas untuk meminta saran dan bantuan bila dibutuhkan. Jika kekuasaan didelegasikan, seorang manajer dan bawahan harus menentukan jenis ukururan kinerja dan indikator kemajuan yang akan dikumpulkan.

g)      Usahakan agar bawahan memperoleh informasi yang dibutuhkan
Biasanya amat baik jika semua informasi yang rinci tentang kinerja bawahan diberikan secara langsung kepada bawahan itu, seta mengirimkan informasi singkat yang tidak terperinci kepada manajer dalam interval yang tidak terlalusering. Namundemikian, dalam hal pendelegasian yang berkembang bdengan seorang bawahan yang tidak berpengalaman, informasi yang tepeenci dapat dikumpulkan lebih sering memeriksa kemajuan bawahan tersebut dengan  ketat. 

Sebagai tambahan terhadap informasi mengenai kerja, bawahan akan membutuhkan berbagai jenis infoermasi yang teknis dan umumuntuk melaksanakan tugas-tugas yang didelegasikan secara efektif. Berilah selalu informasi kepada bawahan  tersebuta tentang perubahan yang mempengaruhi rencana dan jadwal mereka. Jika mungkin, manajer harus mengatur agar informasi teknis dikirimkan langsung kepada bawahan dan membantunya membangun sumber dayanya sendiri mengenai informasi yang penting.

h)      Berilah dukungan dan bantuan, namun hindari pendelegasian terbalik.
Seorang manajer harus memberikan dukungan psikologis kepada seorang bawahan yang berkecil hati atau merasa frustasi, dan mendorong seorang tersebut untuk terus maju. Untuk tugas baru yang didelegasikan, mungkin perlu memberikan lebih banyak nasehat dan pelatihan mengenai prosedur untuk melakukaan aspek tertentu pekerjaan tersebut.

 Namun demikian, penting untuk menghindari pendelegasian terbalik, dimana pengendalian terhadap sebuah pekerjaan yang sebelumnya didelegasikan itu ditugaskan kembali. Jika seorang bawahan meminta pertolongan dalam menghadapi masalah, ia harus diminta untuk mengusulkan pemecahan. Manajer tersebut dapat membantunya untuk menilai apakah pemecahan tersebut masuk akal dan sesuai.

i)        Buatlah agar kesalahan itu proses belajar
Penting untuk mengetahui bahwa kesalahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari bagi tugas didelegasikan. Kesalahan dan kegagalan harus ditangani secara serius namun tanggapannya jangan merupakan suatu kiritik dan menunjukan siapa yang salah. Sebaliknya episode tersebut harus menjadi suatu pelajaran bagi kedua belah pihak pada waktu mereka mendiskusikan alasan bagi kesalahan tersebut dan tunjukanlah cara-cara untuk menghindari kesalahan yang sama dimasa mendatang jika sudah jelas bahwa bawahan tersebut tidak mengetahui cara melakukan beberapa aspek penting dari pekerjaan tersebut maka manajer itu harus memberikan instruksi dan pelatihan tambahan.[3]



[[1]] Kartini, kartono, pemimpin dan kepemimpinan. (Bandung: rajawali Perss, 2014), hlm. 37
[[2]] Kartini, kartono, pemimpin dan kepemimpinan. (Bandung: rajawali Perss, 2014), hlm. 39
[[3]] Kartini, kartono, pemimpin dan kepemimpinan. (Bandung: rajawali Perss, 2014), hlm. 41

Tidak ada komentar:

Posting Komentar