Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Rabu, 12 Juni 2019

IMLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU DALAM PEMBELAJARAN

Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pembelajaran
 
Pembelajaran hendaknya menghasilkan pendidikan memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Untuk menghasilkan pembelajaran yang berkualitas, diperlukan manajemen yang baik yang dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Simon Bloom menggunakan taksonomi tujuan pendidikan yang didasarkan pada aspek psikologis. Rumusan tujuan tersebut menyangkut tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.[1]
 
Manajemen pembelajaran yang baik menentukan baik buruknya pembelajaran, bagaimana seorang guru menggunakan metode yang tepat, penyediaan alat belajar yang cukup, dan suasana kelas yang kondusif saat proses belajar mengajar. Itu semua sangat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.[2] 

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar yang sesuai dengan apa yang diharapkan. 

Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini terlihat dari

perhatian sebagian guru (pendidik) yang menjadikan siswa sebagai objek, bukan sebagai subjek dalam belajar. Menyadari kenyataan ini, para ahli berupaya untuk merumuskan strategi yang dapat merangkul semua perbedaan yang dimiliki anak didik. Strategi yang ditawarkan adalah strategi belajar aktif (active learning). Metode inilah yang sekarang dilakukan pada pembelajaran modern.

Sekolah yang efektif selalu responsif dan adaptif terhadap perkembangan lingkungan yang kompleks. Hal penting yang perlu mendapatkan perhatian utama adalah masalah layanan pembelajaran. Layanan pembelajaran diarahkan pada penyampaian materi pelajaran. Guru harus betul-betul penyampaian materi. Karena hal ini menimbulkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari siswa atau kewibawaan guru. Sebagai seorang pendidik yang profesional, guru hendaknya dapat menjadi teladan bagi masyarakat luas, lebih khusus bagi para anak didiknya.

Jadi, dari semua uraian diatas manajemen pembelajaran yang baik menentukan baik buruknya pembelajaran, bagaimana seorang guru menggunakan metode yang tepat, penyediaan alat belajar yang cukup, dan suasana kelas yang kondusif saat proses belajar mengajar. Itu semua sangat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar yang sesuai dengan apa yang diharapkan. 

Kemudian Usman (2006)[3] menjelaskan bahwa dalam implementasi manajemen mutu terpadu tersebut agar dapat terlaksana secara efektif maka ada beberapa prinsip yang harus dipegang oleh manajer atau pimpinan terutama organisasi dalam bidang pendidikan. Prinsip-prinsip yang dimaksudkan adalah:
1)   Kepuasan pelanggan.
2)   Respek terhadap setiap orang
3)   Manajemen berdasarkan fakta
4)   Perbaikan secara terus menerus. 

Mutu tidak hanya bermakna sebagai kesesuaian dengan spesifiksi tertentu saja, tetapi mutu tersebut ditentukan oleh pelanggan. Pendidikan adalah pelayanan jasa. Sekolah harus memberikan pelayanan jasa sebaik-baiknya kepada pelanggannya. Pelanggan sekolah meliputi pelanggan internal dan ekternal sekolah. Pelanggan eksternal sekolah adalah orang tua siswa, pemerintah dan masyarakat termasuk komite sekolah. Pelanggan internal sekolah adalah siswa, guru, dan staf tata usaha. 

Kemudian dalam rangka menjaga mutu sekolah, maka setiap personel dipandang memiliki potensi, sebagai aset organisasi, karena itu setiap orang diperlakukan dengan baik diberikan kesempatan untuk berprestasi, berkarier, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

Manajemen sekolah sekolah supaya berdasarkan pada fakta dalam arti bahwa setiap keputusan supaya didasari pada fakta, bukan pada perasaan, atau ingatan semata. Dalam proses harus dilakukan perbaikan  terus menerus secara berkesinambungan  mulai dari perencanaan, melaksanakan rencana, memeriksa hasil pelaksanaan, dan dalam melakukan tindakan korektif. 



[1] Sumiati dan Asra. Metode Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2008), hlm. 12
[2] Suyanto, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Mas Media Pustaka, 2009), hlm. 6
[3] Usman, H. Manajemen, teori, praktik, dan riset pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2006).Hlm. 47

Tidak ada komentar:

Posting Komentar