Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Senin, 10 Juni 2019

FUNGSI DAN JENIS HIPOTESIS DAN ASUMSI


A.     Fungsi Hipotesin dan Asumsi
1.      Hipotesis
Hipotesis dalam suatu penelitian sangat penting untuk memandu penelitian. Manfaatnya dapat dirinci sebagai berikut :
a.       Menguji kebenaran suatu teori.
b.      Memberi ideuntuk mengembangkan suatu teori.
c.       Membantu mengarahkan metodologi atau cara-cara kerja mengumpulkan data, pengolahan data serta analisisnya.
d.      Memperluaspengetahuan kita mengenai gejala gejala yang kita pelajari[1].
2.      Asumsi
Di dalam penelitian, asumsi/anggapan dasar sangat perlu untuk dirumuskan secara jelas sebelum melangkah mengumpulkan data. Perlunya peneliti merumuskan asumsi/anggapan dasar antara lain :
a.       Agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti.
b.      Untuk mempertegas variable yang menjadi pusat perhatian.
c.       Guna menentukan dan merumuskan hipotesis.

B.     Penggolongan/ jenis-jenisnya Hipotesis dan dan Asumsi
1.    Hipotesis
Dilihat dari segi tingkatan hipotesis dibedakan antara hipotesis major dan hipotesis minor. Hipotesis major artinya hipotesis induk yang merupakan satu rumusan hipotesis yang menjadi sumber hipotesis minor atau (anak-anak hipotesis). Berarti hipotesis minor dijabarkan dari hipotesis major. Ada Tiga (3) jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian[2] :
a.       Hipotesis kerja
Disebut juga dengan hipotesis alternatif, disingkat Ha. Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variable X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja :
1)      Jika…………………….…maka………………………….
Contoh :
Jika orang banyak membaca teks Arab, maka kemampuan membaca teks Arab akan naik.
2)      Ada perbedaan antara…………dan…………………………
Contoh :
Ada perbedaan antara lulusan Pondok Pesantren dan lulusan Madrasah (umum) dalam kemampuan berbicara bahasa Arab.
3)      Ada pengaruh………………………..terhadap………………
Contoh :
Ada pengaruh kelulusan (asal sekolah siswa)  terhadap kemampuan berbicara bahasa Arab.
b.      Hipotesis nol ( null hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu yang diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variable, atau tidak adanya pengaruh variable X terhadap variable Y. Pemberian nama “hipotesis nol” atau “hipotesis nihil” dapat dimengerti dengan mudah karena tidak ada perbedaan antara dua variabel. Dengan kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil.

Rumusan hipotesis nol :
1)        Tidak ada perbedaan antara ……….………dengan ………
Contoh :
Tidak ada perbedaan antara mahasiswa tingkat I dan mahasiswa tingkat II dalam kemampuan berbicara bahasa Arab.
2)        Tidak ada pengaruh………………terhadap……………
Contoh :
Tidak ada pengaruh tingkatan kelas terhadap kemampuan berbicara dalam bahasa Arab.
Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi Ho, agar peneliti tidak mempunyai prasangka. Jadi, peneliti diharapkan jujur, tidak terpengaruh pernyataan Ha. Kemudian dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis.
c.       Hipotesis statistic
Menyatakan hasil observasi tentang populasi (manusia atau benda) dalam bentuk kuantitatif. Hipotesis satistik juga digunakan untuk menyatakan adanya hubungan antara variable atau lebih dari dua variable.
Contoh:
Hubungan antara jumlah kendaraan dengan meningkatnya jumlah kecelakaan lalulintas.[3]
2.    Asumsi
Ada tiga (3) jenis asumsi, antara lain :
a.       Aksioma, yaitu suatu pernyataan yang disetujui umum tanpa memerlukan pembuktian karena kebenarannya sudah membuktikan sendiri. Misalnya, “Keseluruhan itu lebih besar daripada tiap bagiannya”.

b.      Postulat, yaitu suatu pernyataan yang dimintakan persetujuan umum tanpa pembuktian atau suatu fakta yang hendaknya diterima saja sebagaimana adanya. Postulat biasa diajukan untuk menyamakan pengertian suatu istilah atau ungkapan dalam suatu argument, sementara dilangsungkan pembahasan mengenai suatu masalah tertentu. Misalnya, “Kurangnya motivasi belajar siswa  merupakan faktor penting yang mendorong kemalasan siswa mempelajari bahasa Arab.”
c.       Pangkal pendapat (premise) tersamar dalam suatu entimen (enthymene) ordo pertama atau kedua.  Entimen ordo pertama adalah suatu silogisme yang pangkal pendapat pertama tersirat. Suatu silogisme yang pangkal pendapat pendamping (perantara) tersirat adalah entimen ordo kedua.



[1] Nasution, S. Metode Reseach: Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm.41
[2] Nasution, S. Metode Reseach: Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm.44
[3] Nasution, S. Metode Reseach: Penelitian Ilmiah…………………………., hlm.45

Tidak ada komentar:

Posting Komentar