Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Senin, 10 Juni 2019

FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR


Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yakni “faktor intern siswa dan faktor ekstern siswa”.[1]

1.      Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik siswa, yakni:
a.    yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/ intelegensi siwa;
b.    yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap;
c.    yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata dan telinga).

2.      Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi.

a.    Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
b.    Lingkungan perkampungan/ masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum area), dan teman sepermainan (peer group) yang nakal.
c.    Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat-alat belajar yang berkualitas rendah.

3.      Faktor Specific (khusus)

Adapun ada faktor khusus yang ikut mempengaruhi kesulitan belajar siswa. Faktor khusus atau dapat dikatakan sindrom psikologis berupa learning disability (ketidakmampuan belajar). Yang menurut Reber. Sindrom (syndrome) yang berarti satuan gejala yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar itu terdiri atas:[2]

a.       Disleksia (dyslexia), yakni ketidakmampuan belajar membaca.
b.      Disgrafia (dysgraphia), yakni ketidakmampuan belajar menulis.
c.       Diskalkulia (dyscalculia), yakni ketidakmampuan belajar matematika.
Perlu diketahui, bahwasannya siswa yang mengalami sindrom ini memiliki potensi IQ yang normal. Selain itu siswa yang mengalami sindrom bahkan mempunyai IQ diatas rata-rata.


[1] Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 184

[2] Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 186

Tidak ada komentar:

Posting Komentar