Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Senin, 10 Juni 2019

Evaluasi Non Tes Dalam Suatu Pembelajaran


Evaluasi non-tes merupakan penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik yang dilakukan dengan tanpa ”menguji”  peserta didik, melainkan dilakukan dengan menggunakan pengamatan secara sistematis (observation), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnaire) dan memeriksa atau meniliti dokumen-dokumen (documentary analysis).[1]

Instrument untuk memperoleh hasil belajar non-tes terutama dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik dari apa yang diketahui atau dipahaminya. Dengan kata lain, instrument seperti itu terutama berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati dari pada pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan panca indra. 

Selain itu, instrument seperti ini memang merupakan satu kesatuan dengan instrument lainnya, karena tes pada umumnya mengukur apa yang diketahui, dipahami atau yang dapat dikuasai oleh peserta didik dalam tingkatan proses mental yang lebih tinggi. Akan tetapi, belum ada jaminan bahwa mereka memiliki mental itu dalam mendemonstrasikan dalam tingkah lakunya. Dengan demikian, instrument non-tes merupakan bagian dari alat ukur hasil peserta didik.[2]

Sedangkan Menurut Widiyoko, (2009)[3] teknik evaluasi non tes biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik. Hal tersebut diperoleh dari hasil pemahaman yang mereka dapatkan selama proes pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, instrument ini berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati, dari pada pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan panca indra. 

Jadi dari pendapat ahli diatas dapat dipahami bahwa teknik pengukuran serta penilaian yang menggunakan non tes akan memberikan gambaran tentang proses pengetahuan  seta proses mental yang terdapat di dalam diri siswa. Kebanyakan seorang guru mengabaikan proses mental ini. Hal tersebut dikarenakan para guru menganggap bahwa ketuntasan siswa dalam pembelajaran itu hanya berdasarkan atas kemampuan kognitif, sehingga proses mental kurang diperhatikan.



[1] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 76
[2], Widoyoko,S. Eko Putra., Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Didik, (Yogyakarta: Pustaka Belajar: 2009), hlm. 104
[3] Widoyoko,S. Eko Putra. Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Didik………………….. hlm 105

Tidak ada komentar:

Posting Komentar