1. Pemeriksaan Dokumen (Documentary Analysis)
Teknik evaluasi dengan pemeriksaan
dokumen ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai riwayat hidup (auto
biografi), seperti kapan kapan dan dimana peserta didik dilahirkan, agama
yang dianut, kedudukan anak didalam keluarga dan sebagainya. Selain itu juga
dokumen yang memuat informasi tentang orang tua peserta didik, , dokumen yang
memuat tentang lingkungan non-sosial, seperti kondisi bangunan rumah, ruang
belajar, lampu penerangan dan sebagainya.[1]
Informasi ini nantinya bukan tidak
mungkin pada saat tertentu sangat diperlukan sebagai bahan pelengkap bagi
pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar. Hal ini dikarenakan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomot siswa itu tidak mungkin terlepas dari pengaruh
lingkungannya, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan bermainnya. Semua komponen yang
berada disekitar peserta didik akan memberikan peranan penting didalam
perkembangan pengetahuaanya, meskipun dalam kadar dan persentae yang berbeda.
2. Study Kasus (Case
Study)
Studi kasus adalah mempelajari
individu dalam proses tertentu secara terus menerus untuk melihat
perkembangannya. Misalnya peserta didik yang sangat cerdas, sangat lamban,
sangat rajin, sangat nakal, atau kesulitan dalam belajar. Studi kasus sering
digunakan dalam evaluasi, bimbingan, dan penelitian. Studi ini menyangkut
integrasi dan penggunaan data yang komprehensif tentang peserta didik sebagai
suatu dasar untuk melakukan diagnosis dan mengartikan tingkah laku peserta
didik tersebut.[2]
Studi kasus
juga dapat didefinisikan bahwa mempelajari individu dalam proses tertentu
secara terus menerus untuk melihat perkembangannya.[3]
Misalnya peserta didik yang sangat cerdas, sangat lamban, sangat rajin, sangat
nakal, atau kesulitan dalam belajar
Dalam melakukan studi kasus, guru
harus terlebih dahulu mengumpulkan data dari berbagai sumber dengan menggunakan
berbagai teknik dan alat pengumpul data. Salah satu alat yang digunakan adalah depth-interview
, yaitu melakukan wawancara secara mendalam, jenis data yang diperlukan
antara lain, latar belakang kehidupan, latar belakang keluarga, kesanggupan dan
kebutuhan, perkembangan kesehatan, dan sebagainya.
Namun, seperti halnya alat evaluasi
yang lain, studi kasus juga mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya
adalah dapat mempelajari seseorang secara mendalam dan komprehensif, sehingga
karakternya dapat diketahui selengkap-lengkapnya. Sedangkan kelemahannya adalah
hasil studi kasus tidak dapat digeneralisasikan, melainkan hanya berlaku untuk
peserta didik itu saja, dalam hal ini guru harus memiliki buku kasus.
3.
Tugas
Tugas adalah kegiatan yang dilakukan
oleh siswa secara terstruktur di luar kegiatan kelas.[4]
Didalam pelaksanaan pemberian tugas perlu memperhatikan bahwa diusahakan pemberiaan tugas tidak memberatkan
siswa karena memerlukan waktu untuk istirahat, bermain, belajar matapelajaran
lain, bersosialisasi dengan teman, dan lingkungan sosial lainnya. Selain itu
jenis dan materi pemberian tugas harus didasarkan kepada tujuan pemberian tugas
yaitu untuk melatih siswa menerapkan atau menggunakan hasil pembelajarannya dan
memperkaya wawasan pengetahuannya. Diupayakan pemberian tugas dapat mengembangkan
kreativitas dan rasatanggung jawab serta kemandirian.
Proyek adalah suatu tugas yang
melibatkan kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis
maupun lisan dalam waktu tertentu. Contoh proyek antara lain: melakukan
pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, percobaan foto sintesis
tumbuhan dan perkembangan tanaman, mengukur tinggi pohon dan lebar sungai
menggunakan klinometer. Pemberikan tugas dalam bentuk proyek memerlukan
persiapan yang matang. Hal ini dikarenakan apabila persipa yang dilakukan tidak
matang maka proyek yang dihasilkan kurang maksimal.
[1] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 90
[2]Bahri, Saiful Djamarah. Guru dan
Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000),
hlm. 76
[3] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik
dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001),
hlm. 223
[4] Nur, Dewi dkk. Teknik dan Alat
Evaluasi Pendidikan Nontes. Bogor. Laporan kegiatan, 2009), hlm. 98
Tidak ada komentar:
Posting Komentar