Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Rabu, 12 Juni 2019

BIOGRAFI IQBAL DAN PEMIKIRANNYA


A.    Biografi Iqbal

Lahir di Sialkot, kota peninggalan Dinasti Mughal India pada tanggal 22 Februari 1873. Ayahandanya Syaikh Nur Muhammad memiliki kedekatan dengan kalangan Sufi. Iqbal berasal dari keluarga miskin, dengan mendapatkan beasiswa dia mendapat pendidikan bagus. Keluarga Iqbal berasal dari keluarga. Brahmana Kashmir yang telah memeluk agama Islam sejak tiga abad sebelum kelahiran Iqbal, dan menjadi penganut agama Islam yang taat. Pada tahun 1895 Iqbal menyelesaikan study di Scottish dan pergi ke Lahore. Salah satu kota di India yang menjadi pusat kebudayaan, pengetahuan dan seni.
Di kota Lahore ini, sambil melanjutkan pendidikan sarjananya ia mengajar filsafat di Government College. Pada tahun 1897 Iqbal memperoleh gelar B.A., kemudian ia mengambil program M.A. dalam bidang filsafat. Pada saat itulah ia bertemu dengan Sir Thomas Arnold. orientalis Inggris yang terkenal yang mengajarkan filsafat Islam di College tersebut.
Dengan dorongan dan dukungan dari Arnold, Iqbal menjadi terkenal sebagai salah satu pengajar yang berbakat dan penyair di Lahor. Pada tahun 1905, ia belajar di Cambridge. Iqbal kemudian belajar di Heidilberg dan Munich. Di Munich ia menyelesaikan doktornya tahun 1908 dengan disertasi, The Development of Metaphysics in Persia. Ia kembali ke London untuk belajar di bidang keadvokatan sambil mengajar bahasa dan kesusastraan Arab di Universitas London.[1]

B.     Pemikiran Iqbal Tentang Pendidikan Islam
1.   Kurikulum
Kurikulum secara garis besar dapat diartikan dengan seperangkat materi pendidikan dan pengajaran yang diberikan kepada murid sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai. Adapun isi kurikulum pendidikan menurut Muhammad Iqbal[2] ialah:
a.    Isi kurikulum pendidikan harus mencakup agama, sejarah, ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada umumnya Muhammad Iqbal menggunakan kata “pengetahuan (knowledge) yang didasarkan pada panca indra. Pengetahuan dalam arti ini kepada manusia memberikan kekuasan yang harus ditempatkan di bawah agama. Muhammad Iqbal berpendapat bahwa agama adalah suatu kekuatan dari kepentingan besar dalam kehidupan individu juga masyarakat. Apabila pengetahuan dalam arti ini tidak ditempatkan dibawah agama, ia akan menjelma menjadi kekuatan syetan. Pengertian dalam arti ini dipandang berfungsi sebagai langkah pertama dalam rangka mendapatkan pengetahuan yang sebenarnya. Oleh karenanya kitab merupakan sarana dalam penyampaian ilmu pengetahuan. Jadi menurut Muhammad Iqbal, antara agama dan ilmu pengetahuan harus berjalan secara selaras, karena agama mampu menyiapkan manusia modern untuk memikul tanggung jawab yang besar yang dimana ilmu pengetahuan juga pasti terlibat.
b.      Isi kurikulum pendidikan juga harus mencakup pembentukan kepribadian atau watak. Pendidikan watak menurut Muhammad Iqbal merupakan faktor yang penting dalam pendidikan. Untuk mengembangkan watak, menurut Muhammad Iqbal pendidikan hendaknya memupuk tiga sifat yang merupakan unsur-unsur utama dari pendidikan itu sendiri, yakni: Keberanian, Toleransi dan Faqir
2.    Tujuan Pendidikan
Pendidikan merupakan daya budaya yang mempengaruhi kehidupan perorangan maupun kelompok masyarakat untuk membentuk manusia mukmin sejati atau yang biasa disebut dengan Insan Kamil. M. Iqbal menggambarkan manusia yang ideal atau sejati itu melalui hasil karya-karyanya. Dalam filsafatnya dijelaskan ada beberapa ciri manusia yang ideal,[3] di antaranya:

a.      Hidup yang baik adalah hidup yang penuh usaha dan perjuangan, usaha itu tersebut hendaknya bersifat kreatif dan orisinil. Sebagaimana tertulis dalam syairnya :
Bila anda ingin melihat dunia sementara ini,
Bila anda ingin beralih dari ketiadaan kepada keberadaan,
Bertahanlah!
Jangan mudah anda lenyap seperti kilatan cahaya sekejap!
Pupuk keberanian bersusah payah
agar berhasil meraih lumbung penuh melimpah
Bila anda memiliki sinar matahari
Beranilah menjelajah langit lazuardi!
b.      Orang yang baik hendaknya belajar menerapkan intelegensinya secara meningkat terus dalam rangka penjelajahan dan pengendalian daya dan kekuatan alam, sambil menambah pengetahuan dan kekuatannya sendiri. Sebagaimana dalam syairnya :
Intelek memerintah segala sesuatu yang terbuat
dari cahaya maupun dari tanah liat
Dan tiada yang tak terjangkau karunia Illah ini
Seluruh jagad tunduk merunduk pada keagungan yang abadi
Hanya hati yang berani menghadapi
setiap derap langkahnya yang tegap.

Di samping itu Muhammad. Iqbal juga mengemukakan mengenai tujuan diselenggarakannya pendidikan Islam. Sebenarnya menurut dia pendidikan itu diawali dari adanya rasa ego. Ego akan mengalami proses evolusi dan selalu berjuang untuk mencapai kesempurnaan. Ego yang sempurna itulah menurut M.Iqbal disebut sebagai insan kamil dan inilah yang menjadi tujuan pendidikan. Adapun rincian dari tujuan penudidikan itu, di antaranya: Pendidikan tidak semata-mata untuk mencapai kebahagiaan hidup di akherat dalam pengenalan jiwa dengan Tuhan.
c.       Tujuan akhir dari pendidikan hendaknya dapat memperkokoh dan memperkuat individualitas dari semua pribadi, sehingga mereka dapat menyadari segala kemungkinan yang dapat saja menimpa mereka.
d.      Untuk mencapai tujuan tersebut pendidikan harus tertuju pada pengembangan keseluruhan potensi manusia yang mencangkup intelektual, fisik dan kemauan untuk maju.
Dalam kaitanya dengan ini Muhammad Iqbal menjelaskan beberapa pemikiranya tentang kehendak kreatif. Hidup adalah kehendak kreatif yang oleh Muhammad Iqbal disebut dengan Soz . Yaitu diri yang selalu bergerak kesatu arah. Aktivitas kreatif, perjuangan tanpa henti dan partisipasi aktif dalam permaslahan dunia harus menjadi tujuan hidup. Berkat kreativitas itulah manusia telah berhasil mengubah dan menggubah yang belum tergarap dan belum terselesaikan dan mengisinya dengan aturan dan keindahan.
e.       Tujuan pendidikan harus mampu memecahkan masalah-masalah baru dalam kondisi perorangan dan masyarakat atau menyesuaikan dengan kondisi masyarakat.
3.    Metode Pembelajaran Dalam pemikiran Iqbal
Dalam pengertian leterlijk, kata “metode” berasal dari bahasa Greek yang terdiri dari “meta” yang berarti” melalui “ dan “hodos” yang berarti” jalan yang dilalui” Metode pendidikan didasarkan pada tingkat usia anak didik berdasarkan pertimbangan periode perkembangan anak didik, Nabi mengemukakan cara mendidik yang baik. Beliau menyatakan didiklah anak-anakmu dengan cara bermain-main pada usia tujuh pertama dan tananamkanlah disiplin kepada mereka pada tujuh tahun berikutnya kemudian ajaklah mereka berdiskusi saat mereka mencapai periode usia tujuh tahun yang ketiga dan selanjutnya barulah mereka dapat di lepaskan untuk menentukan sikap hidupnya secara mandiri. Adapun metode pendidikan yang sesuai menurut Muhammad Iqbal adalah :

a.      Self activity
Metode ini di gunakan untuk mencari potensi diri atau mengembangkan potensi diri peserta didik dengan kebebasan mengembangkan kreativitas sesuai dengan yang di kehendaki
b.      Learning by doing.
Jenis pengajaran yang di kehendakinya adalah menghadapkan siswa pada situasi baru yang mengundang mereka untuk bekerja dengan penuh kesadaran akan tujuan yang di galinya dari sumber yang tersedia dalam lingkungan mereka.
c.       Tanya jawab
Pendidikan harus mampu untuk mencetak pribadi yang kritis, yaitu terus bertanya dan tidak begitu saja menerima pandangan atas dasar kepercayaan belaka.
d.      Metode proyek atau unit
Adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari sesuatu masalah, kemudian di bahas dari segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. Penggunaan metode ini bertitik tolak dari anggapan bahwa pemecahan masalah harus ditinjau dari berbagai macam segi agar tuntas dalam melibatkan mata pelajaran yang ada kaitannya sebagai sumber dari pemecahan masalah tersebut.
e.       Metode pemecahan masalah atau problem solving
Bukan hanya sekedar metode berfikir sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainya yang di mulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
f.       Peranan peserta didik
Peserta didik bebas mengembangkan bakat dan kepribadianya. Dilihat dari kedudukannya, peserta didik adalah mahluk yang sedang berada dalam proses perkembangan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.
Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pendidikan khususnya pada peranan peserta didik adalah berpangkal pada kebebasan manusia. Manusia merupakan ego yang memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan sendiri dengan segala konsekuensinya. Dengan kebebasannya itu, peserta didik memungkinkan untuk diarahkan agar memiliki kreativitas berfikir tinggi sehingga dapat memunculkan inovasi-inovasi baru yang dapat dipergunakan untuk menjawab berbagai tantangan dimasa sekarang dan akan datang yang merupakan dampak negatif dari globalisasi dan industrialisasi.
g.      Peranan pendidik
Pendidik dalam menggali dan mengembangkan konsep pendidikannya akan harus mengkaji dan meneliti hakikat individualitas dan lingkungan. Muhammad Iqbal berpendapat bahwa tumbuh kembangnya individualitas tidak mungkin terjadi tanpa kontak langsung dengan lingkungan yang konkrit dan dinamis.[4]
Sikap pendidik yang baik menurut Muhammad Iqbal adalah dengan jalan membangkitkan kesadaran yang sungguh pada anak didiknya berkenaan dengan aneka ragam relasi dengan lingkungannya dan dengan jalan demikian merangsang pembentukan sasaran-sasaran baru secara kreatif. Muhammad Iqbal kurang menyetujui pendidikan sistem kelas, maksudnya guru yang mengurung siswanya diantara keempat dinding kelasnya. Hal ini dikarenakan bahwa anak perlu berhubungan dengan alam dalam setiap proses belajarnya, yaitu untuk menumbuhkan sikap keingintahuan serta untuk menumbuhkan kreativitasnya.




[1] Miss Luce & Claude Maitre, Introduction ala pense d`iqbal. (Pengantar ke Pemikiran Iqbal) diterjemahkan oleh :Djohan Effendi, (Jakarta : Pustaka Kencana,1981), hlm. 102
[2] Miss Luce & Claude Maitre, Introduction ala pense d`iqbal. (Pengantar ke Pemikiran Iqbal) diterjemahkan oleh :Djohan Effendi, (Jakarta : Pustaka Kencana,1981), hlm 104

[3] Miss Luce & Claude Maitre, Introduction ala pense d`iqbal. (Pengantar ke Pemikiran Iqbal) diterjemahkan oleh :Djohan Effendi, (Jakarta : Pustaka Kencana,1981), hlm 109

[4] K.G. Saiyidain, Iqbals Educational Philosophy, Penerjemah : M.I. Soelaeman, (Bandung: CV. Diponegoro, 1981), hlm 78

Tidak ada komentar:

Posting Komentar