BAB
III
PENUTUP
Pendidikan senantiasa
selalu berkembang dan berpengaruh dalam kehidupan sosial masyarakat. Dari hal
itu maka tidak dapat dipungkiri bila dalam pendidikan selalu muncul sebuah
problematika yang sangat actual berkembang didalamnya. Semua problematika yang muncul
sangat dipengaruhi oleh beragam faktor yang terkait didalamnya. Yakni, faktor
pendidik, faktor peserta didik, faktor kurikulum dan faktor lingkungan.
Dalam hal ini Muhammad
Iqbal sudah memberikan sumbangan yang sangat besar dalam sebuah karya pemikirannya
mengenai konsep paradigma pendidikan dan dapat dijadikan salah satu sumber
referensi dalam upaya merekonstruksi pendidikan.
Konsep peranan
pendidik, peserta didik, kurikulum dan lingkungan yang dibangun oleh Muhammad
Iqbal sangat sesuai dengan yang diharapkan oleh pendidikkan pada zaman sekarang
secara ideal. Hanya saja secara realitanya belum bisa berkembang secara
seimbang, karena ada kegagalan sistem pendidikan yang mengatur koneksifitas
pendidikan. Jadi dalam sistem pendidikanlah yang mengawali sukses tidaknya
produktifits pendidikan, dalam outputnya. Jika sistem tersebut terkonsep dalam
kurikulum, maka kurikulumlah yang perlu dibenahi.
Bagaimana kurikulum
tersebut terancang sesuai dengan kondisi pendidik, peeserta didik dan
lingkungan. Yang pada akhirnya dapat mewujudkan tujuan pendidikan sesuai yang
diharapkan. Kaitannya dengan hal tersebut, kurikulum yang dipaparkan oleh Muhammad
Iqbal sangat relevan jika dipraktekan dalam sistem pendidikan zaman sekarang,
karena poin poin yang masukkan dalam kurikulumnya sudah menyangkut segala aspek
kehidupan dan dapat mempersiapkan output pendidikan yang mampu menghadapi
segala problematika dalam masyarakat, serta mengawali sebuah perubahan yang
lebih baik dalam pendidikan.
Al-Faruqi adalah seorang tokoh yang
sangat besahaja dalam pengembanganpemikiran Islam komtemporer.
Gagasan-gagasannya sangat brilian dalam rangkamemecahkan persoalan yang
dihadapi umat Islam.Kebesarannya yang langsung berhadapan dengan Barat membuat
Al-Faruqimengamati sendiri tekanan-tekanan barat terhadap dunia Islam dan hal
inimemunculkan ide-ide untuk menghadapi serangan-serangan tersebut. Idenya
tidakterlepas dari konsep tauhid, karena tauhid adalah esensi Islam yang
mencakupseluruh aktifitas manusia.Begitu pula idenya tentang Islamisasi, tidak
terlepasa dari pro dan kontra dantelah membawanya pada puncak ketenaran di
dunia. Gagasannya tetap mejadi umatIslam pada abad ini.
Menurut Isma’il Raji Al-Faruqi,
inti pengalaman keagamaan adalah Tuhan. Kalimat syahadah, atau pengakuan
penerimaan Islam, menegaskan: “Tidak ada Tuhan selain Allah.” Nama Tuhan adalah
“Allah”, dan menepati posisi sentral dalam setiap kedudukan, tindakan, dan
pemikiran setiap Muslim. Kehadiran Tuhan mengisi kesadaran Muslim dalam waktu
kapan pun.
Al Faruqi menegaskan tiga sumbu
tauhid (kesatuan) untuk melakukan islamisasi ilmu pengetahuan. Pertama, adalah
kesatuan pengetahuan; Kedua, adalah kesatuan hidup ; Ketiga, adalah kesatuan
sejarah.
Tauhid juga memiliki empat
prinsip, diantaranya: Prinsip pertama tauhid adalah kesaksian bahwa tiada Tuhan
selain Allah, itu berarti bahwa realitas bersifat ganda yaitu terdiri dari
tingkatan alamiah atau ciptaan dan tingkat trasenden atau pencipta. kedua,
adalah kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, itu berarti bahwa Allah adalah
Tuhan dari segala sesuatu yang bukan Tuhan; ketiga tauhid adalah, bahwa Allah
adalah tujuan terakhir alam semesta; Prinsip keempat tauhid adalah, bahwa
manusia mempunyai kesanggupan untuk berbuat dan mempunyai kemerdekaan untuk
tidak berbuat.
DAFTAR
PUSTAKA
Azra,
Azyumardi. Dari Arabisme ke Khilafatisme:
Kasus Isma’il al-Faruqi dalam
Azyumardi Azra pada Pergolakan
Politik Islam. Jakarta: Paramadina. 2003.
Gibb, H.A.R. Aliran-Aliran
Modern dalam Islam, alih bahasa Machnun Husein. Cet. III; Jakarta: Rajawali
Pers, 1992.
K.G.
Saiyidain, Iqbals Educational Philosophy,
Penerjemah : M.I. Soelaeman, Bandung: CV. Diponegoro, 1981.
Miss
Luce & Claude Maitre, Introduction
ala pense d`iqbal. (Pengantar ke Pemikiran Iqbal) diterjemahkan oleh : Djohan
Effendi, Jakarta : Pustaka Kencana,1981.
Samsul
Nizar, Sejarah Pendidikan Islam;
Menelusuri Jejaak Sejarah Pendidikan Era Rosulullah Sampai Indonesia,
(Jakarta: Kencana, 2009), 272
Suwito dan
Fauzan.2003 Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan. Bandung: Angkasa, 2003.
Tafsir
dkk. Moralitas Al-Quran dan Tantangan
Modernitas: Telaah atas Pemikiran Fazlur Rahman, Al-Ghazali, dan Isma’il Raji
Al-Faruqi. (Yogyakarta-Semarang: Gama Media-PPs IAIN Wali Songo, 2002),
180-181.
Wan
Mohd Nor Wan Daud, 1998. The Educational
Philosophy and Practice of Syed Muhammad Naquib al-Attas, diterjemahkan
oleh Hamid Fahmy dkk, dalam Filsafat dan
Praktik Pendidikan Islam Syed M. Naquib al-Attas, Bandung: Mizan, 2002.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar