Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Rabu, 09 November 2016

MAKALAH PERAN PIMPINAN DALAM MENJALANKAN STRATEGI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM


1.  Latar Belakang
Kepemimpinan dipahami sebagai segala daya upaya besama untuk mengerakan semua sumber dan alat (resources) yang tersedia dalam suatu oganisasi. Resaouces tersebut dapat tergolongakan menjadi dua bagian besar, yaitu: human resource dan non human resaouces. Dalam lembaga pendidikan, khususnya lembaga pendidikan islam yang termasuk salah satu unit organisasi juga terdiri dari berbagai unsur atau sumber, dan manusia lah merupakan unsur terpenting. Untuk itudapat dikatakan bahwa sukses tidaknya suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung atas kemampuan pemimpinya untuk menubuhkan iklim kerja sama dengan mudah dan dapat menggerakan sumber-sumber daya yang ada sehingga dapat mendaya gunakanya dan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Dengan demikian kehidupan suatu organisasi sangat ditentukan oleh peran seorang pemimpin. Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang Mampu menumbuhkan dan mengembangkan usaha kerja sama serta memelihara iklim yang kondusif dalam kehidupan organisasi. Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang dapat mengintegrasikan orientasi tugas dengan orientasi   hubungan manusia.[1]
Dalam iklim yang kompetitif sekarang ini,sulit bagi organisasi untuk dapat hidup dengan baik jika tidak memiliki kemampuan untuk mengubah diri dengan cepat dan mampu berkembang seiring dengan berbagai tuntutan stakeholder[2]. Kondisi berlaku hampir pada keseluruhan organisasi baik yang bersifat profit maupun organisasi yang bersifat nonprofit. Sekolah/ madrasah sebagai lembaga pendidikan yang termasuk lembaga nonprofit juga tidak lepas dari fenomena ini, itulah sebab dalam banyak hal lembaga pendidikan harus mengetahui berbagai harapan dan stakeholder tersebut[3].Pemerintah dalam hal ini telah membarikan regulasi kepada lembaga pendidikan untuk selalu menyertakan stakeholder dalam seluruh kegiatan melalui apa yang disebut dengan” komite sekolah/ madrasah”
Paradigma baru manajemen pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas secara efektif dan efisien, perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam hal ini, pengembangan SDM merupakan proses peningkatan kemampuan manusia agar mampu melakukan pilihan-pilihan[4]. Penegertian ini memusatkan perhatian pada pemerataan dalam peningkatan kemampuan manusia dan pemanfaatan kemampuan itu.
Proses pengembangan SDM menurut penulis adalah harus menyentuh berbagai bidang kehidupan yang harus tercermin dalam pribadi para pemimpin, termasuk para pemimpin pendidikan, seperti kepala sekolah/ madarasah. Oleh karenya peningkatan kualitas SDM, lebih-lebih kepala sekolah/ madrasah sebagai pemimpin pendidikan di sekolah/ madrasah merupakan suatu tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan.Kepala sekolah/ madarasah merupakan salah satu komponen pendidkan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti diungkapkan Supandibahwa;”erat hubungan antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah, dan menurunya perilaku nakal peserta didik”[5]. Dalam hal  itu, kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah.
Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa” Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan ketenagaan kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.[6]
Apa yang dipaparkan di atas menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekola/ madrasah yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.
Dalam makalah ini akan diuraikan seberapa penting peran pimipinan dalam menjankan strategi lembaga pendidikan Islam, dalam hal ini adalah peran Kepala Madrasah sebagai pemimimpin di sebuah lembaga pendidikan Islam
2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a.    Apa konsep kepemimpinan kepala sekolah/madrasah yang efektif
b.    Apa unsur-unsusr kesuksesan kepemimpinan kepala sekolah/madrasah
c.    Apa peran dan strategi pimpinan lembaga pendidikan Islam
3.      Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan yangingin  dicapai dalam pembahasan makalah ini adalah:
a.    Untuk mengetahui konsep kepemimpinan kepala sekolah/madrasah yang efektif
b.    Untuk mengetahui unsur-unsusr kesuksesan kepemimpinan kepala sekolah/madrasah
c.    Untuk mengetahui peran dan  strategi pimpinan lembaga pendidikanIslam

B.  PEMBAHASAN

1.    Konsep Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah Yang Efektif
Kepemimpinan merupakan salah satu factor yang sangat berperan dalam organisasi, baik buruknya organisasi sering kali sebagian besar tergantung pada factor pemimpin.Berbagai riset juga telah membuktikan factor pemimpin memegang peranan penting dalam pengembangan organisasi.Factor pemimpin yang sangat penting adalah karakter[7].Yang dimaksud disini adalah karakter kepemimpinan dari seorang pemimpin.
Covey mengemukakan bahwa 90 persen dari kegagalan kepemimpinan adalah kegagalan karakter.[8]Secara definisi, kepemimpinan memiliki berbagai perbedaan pada berbagai hal, namun demikian yang pasti dari definisi kepemimpinan adalah adanya suatu proses dalam kepemimpinan untuk memberikan pengaruh secara sosial kepada orang lain, sehingga orang lain tersebut menjalankan suatu proses sebagimana yang diinginkan oleh pemimpin.Berbagai perbedaan defenisi tersebut tentu saja karena dibangun oleh teori yang berbeda sebagaimana dapat dilihat pada beberapa defenisi.
Horsey dan Blacharrd dalam Coveymisalnya, mengemukakan  kepemimpin adalah hasil dari tuntutan-tuntutan situasional, Factor-faktor situasional lebih menentukan siapa yang akan muncul sebagai seorang pemimpin daripada warisan genetic atau sifat yang dimiliki seseorang.[9]
Mintzberg dalam Muhaimin,dkkmengemukan bahwa, kepemimpinan adalah kemampuan untuk melangkah keluar dari budaya yang ada dan memulai proses perubahan evolusioner yang lebih adaptif.Para pengembang teori transformasional melihat bahwa pemimipin memiliki tugas menyelaraskan, menciptakan, dan memberdayakan.[10]
Dari berbagai teori tersebut terlihat bahwa pemimpin harus mampu memberikan pengaruh kepada orang lain. Pada teori sifat, seorang pemimpin memiliki sifat-sifat yang unggul yang mampu membawa orang lain pada suatu kondisi tertentu. Pada teori situasional, seorang pemimpin lahir dari situasi yang ada dan kemudian memengaruhi orang lain menuju suatu perubahan sesuai dengan tuntutan situasi yang ada. Sedangkan pada teori transformasional, seorang pemimpin harus mampu mentransformasi keluar dari budaya yang ada, menuju suatu budaya baru yang lebih baik.
5 tahap kepemimpinan meliputi;
a.       Level 1, pemimpin karena hal-hal yang bersifat legalitas semisal karena Surat Keputusan (SK);
b.      Level 2, pemimpin yang memimpin dengan kecintaannya, pemimpin pada level ini sudah memimpin orang bukan memimpin pekerjaannya;
c.       Level 3, pemimimpin yang lebih beroreantasi pada hasil, pada pemimpin level ini prestasi kerja adalah sangat penting;
d.      Level 4, pada tingkat ini pemimipin  berusaha menumbuhkan pribadi-pribadi dalam organisasi untuk menjadi pemimimpin dan;
e.       Level 5, pemimpin yang banyak memiliki daya tarik yang luar biasa. Pada level ini orang-orang ingin mengikuti bukan karena apa yang telah diberikan pemimpin secara personal atau manfaatnya, tetapi karena nilai-nilai dan simbol-simbol yang melekat pada diri orang tersebut.[11]
2.    Unsur-Unsusr Kesuksesan Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah
Agar seorang kepala sekolah/ madrasah mampu bergerak dari pemimpin level 1 menuju level yang di atasnya sampai dengan pemimpin level 5  dibutuhkan empat unsur.[12] yaitu;
a.       Visi (Vision)
Unsur pertama,  yang harus dimiliki kepala sekolah/ madarasah untuk mampu menjadi pemimpin besar adalah memiliki visi atau cita-cita. Untuk dapat memiliki visi yang baik, seorang kepala sekolah/ madrasah harus memiliki pikiran yang terbuka atau wawasan yang global, agar ia mampu menerima berbagai hal baru yang mungkin saja selama ini bertentangan dengan apa yang telah diyakininya, sehingga pengalaman tersebut akan memperkaya prespektif pandang kepala sekolah/ madrasah tersebut terhadap sesuatu.Kegagalan seseorang dalam menjadi pemimpin adalah karena keegoisan dan kepicikan pikiran dan wawasannya. Setiap pendapat dan masukan dari guru atau pegawai tidak pernah direspon secara positif karena dia menganggap semua itu tidak sesuai dengan pandangan dan pikirannya,jika hal ini terjadi pada sebuah lembaga pendidikan Islam maka lembaga tersebut akan mengalami stagnasi kemajuan. Oleh karena itu pemimpin yang besar adalah pemimpin yang memiliki visi atau mimpi yang jauh dan tajam ke masa depan.
b.      Keberanian (courageness)
Kepala sekolah/ madrasah yang mencintai pekerjaannya akan memiliki keberanian yang tinggi karena dengan kecintaanya terhadap pekerjaan tersebut berarti ia mengerjakannya dengan hati. Kecintaan terhadap apapun akan menimbulkan kesukarelaan terhadap berbagai pengorbanan, kemampuan untuk berkorban merupakan salah satu unsur dari keberanian. Dengan keberanian tersebut, pemimpin akan dengan sukan rela mengambil berbagai inisiatif untuk mencari terobasan-terobasan baru yang kadang kala penuh resiko. Dengan pancaran keberanian dan dedikasinya terhadap pekerjaan tersebut kepala sekolah/ madrasah akan mampu memberikan motivasi kepada pengikutnya atau memberikan teladan dan arah yang jelas. Keberanian bukan semata mampu mencari terobasan baru yang penuh resiko, namun keberanian yang dibutuhkan adalah mampu keluar dari Sesutu yang sudah lumrah dan biasa dilakukan orang lain, mampu keluar dari budaya formalitas dan rutinitas semata, sehingga kadang orang menilai bahwa pemimpin yang berani adalah pemimpin yang sudah gila.Dikatakan gila karena terobasan dan inovasinya tidak lazim dan belum terbiasa dalam pandangan serta kebiasaan kebanyakan orang. Keberanian merupakan ciri yang paling khusus dalam karakter seorang pemimpin, karena kalau pemimpin adalah seorang pribadi yang takut dan pengecut maka tentu kepemimpinannya tidak akan menghasilkan sesuatu yang baru dan luar biasa.
c.       Realita (reality)
Kepala sekolah/ madrasah harus mampu membedakan mana yang opini dan mana yang fakta. Ia harus mampu hidup dalam kenyataan yang ada. Jika kondisi sekolah/ madrasah masih belum memiliki sumber daya yang cukup, maka kepala sekolah/ madrasah harus mampu menggunakan fasilitas yang ada, namun demikian ia secara berkelanjutan harus selalu berupaya memenuhi berbagai sumber daya tersebut. Berkaitan dengan proses, kepala sekolah/ madrasah harus mampu membuat sebuah system yang mampu mengalirkan berbagai fakta yang ada kepadanya, sehingga berbagai keputusan yang dibuat benar-benar menyelesaikan masalah yang ada atau jika keputusan yang diambil adalah keputusan yang berkaitan dengan pengembangan, maka pengembangan tersebut bersifat prioritas dan strategis.Mimpi yang tinggi adalah sebuah keharusan dalam karakter kepemimpinan seseorang, idealitas adalah cermin pribadi yang cerdas tangguh namun, idealitas harus bersifat realistis kerana, kalau terlalu idealis yang tidak realistis maka itu sesuatu yang mustahil.Oleh karenanya, pemimipin sejati adalah pemimpin yang dapat menempatkan mimipinya dengan tepat sesuai dengan realita yang ada.
d.      Etika (ethics)
Kepala sekolah/ madrasah bekerja dengan mendasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, memberi asesmen atau hukuman bagi mereka yang melanggar ketentuan yang sudah disepakati bersama harus memperhatikan nilai-nilai etika dan moralitas yang tinggi. Penanaman nilai-nilai etika dan moralitas yang tinggi di sekolah/ madrasah akan membuat lembaga lebih produktif dalam bekerja. Sebagai lembaga pendidikanislam, pengimplementasian nilai-nilai tersebut menjadi sebuah kewajiban yang harus realisasikan di tempat kerja atau sekolah, tentu tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas saja tetapi juga untuk memperkuat esensi sekolah/ madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam yang mengemban misi mencerdaskan dan mencerahkan masyarakat.
Ginanjar membagi lima level kepemimpinan yang saling berurutan yaitu; pemimpin yang dicintai, pemimpin yang dipercaya, pemimpin yang membimbing, pemimpin yang berkepribadian, dan pemimpin yang abadi.[13] Untuk bias memimpin dengan baik, seorang pemimpin harus mencintai orang-orang yang dipimpinnya. Dalam sebuah hadis Nabi SAW.dinyatakan bahwa’’ Man la yarham la yurham(Al-Hadist)’’[14]. Maksusdnya adalah siapa saja yang tidak mencintai (tidak mengasihi) orang lain, maka ia tidak akan dicintai(dikasih sayangi) oleh orang lain. Makna yang terkandung dari pesan Rasulullah SAW.tersebut adalah memimpin harus dengan kasih dan saying bukan dengan kekerasan atau tangan besi semata. Jika hal ini dilakukan dalam mengemban amanah sebagai pemimpin dalam sebuah lembaga pendidikan Islam maka pasti lembaga tersebut akan mendapatkan sebuah iklim kerja yang harmonis dan tentu akan berkembang dengan positif.
3.      Peran  dan Strategi  Pimpinan Lembaga Pendidikan Islam
Kata Peran, dalam kamus besar bahasa indonesia meiliki arti “ pelaku atau orang yang memerankan sesutu seperti dalam sebuah sandiwara.[15] Sedangkan arti kata Peranan”, dalam kamus besar bahasa indonesia memiliki arti sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama dalam terjadinya sesuatuhal atau peristiwa.[16]
Kata Strategi”dalam kamus besar bahasa indoneisa diartikan sebagai” ilmu siasat perang, akal (tipu muslihat untuk mencapai maksud tertentu)”.[17]
Dari makna kata di atas penulis dapat menjelaskan bahwakemajuan sebuah lembaga khususnya lembaga pendidikan Islam dalam hal ini seperti madrasah atau sejenisnya tergantung pada leadernya atau pemimpinya. Peran sebagai pemimpin tentunya bukan hanya sekedar sandiwara seperti dalam sebuah adegan drama, tetapi peran yang di maksud adalah totalitas seseorang dalam mengeluarkan kemampuan terbaiknya mengelola dan memenej untuk mewujudkan visi dan misi sebuah lembaga yang dinahkodainya. Hal yang palingkrusial dalam peran ini adalah totalitas peranan. Totalitas peranan menurut penulis adalah kualitas pribadi seorang pemimpin yang benar-benar dipersiapkan oleh sebuah system yang memiliki visi dan misi yang jelas.Untuk mewujudkan visi dan misi sebuah lembaga pendidikan islam misalnya tentu totalitas dan eksplorasi kemampuan semata-mata tidak cukup. Strategi atau taktik yang jitu akan menjadi salah satu bagian terpeting sebagai sebuah system manajeman yang sehat. Strategi yang berkualitas akan melahirkan sebuah lembaga yang berkualitas pula, karena problem terbesar lembaga pendidikan islam era sekarang adalah kemampuan pemimpin dalam menciptakan strategi untuk dapat  menjual produk lembaganya kepada masyarakat, sehingga masyarakat percaya dan yakin bahwa lembaga pendidikan islam akan menjadi pilihan utama untuk  menwujudkan putra/putrinya ke masa depan yang dicita-citakan. Sebaliknya jika pimpinan lembaga tersebut tidak memiliki strategi yang jitu, maka jangan pernah kita salah konsumen pendidikan jika lembaga pendidikan islam bukan menjadi pilihan utama akan tetapi  menjadi pilihan terburuk dari mereka.
Kepala sekolah/madrasah  adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah.[18] Meskipun sebagai guru yang mendapat tugas tambahan, kepala sekolah merupakan orang yang paling berperan dan betanggung jawab terhadap aplikasi prinsip-prinsip administrasi pendidikan yang inovatif di sekolah/madrasah.
Kepala sekolah/madrasahharus memiliki peranan dan strategi yang sangat kuat dalam mengkoordinasikan, menggerakkan, dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah/madrasah dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai agar mampu mengambil peran inisiatif serta mampu meprakarsa strategi yang jitu untuk meningkatkan mutu sekolah/madrasah, dan bahkan mampu mempetahankan mutu pendidikan jika sudah berkembang.
Manajemen sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Hal ini disebabkan karena manajemen sekolah secara langsung akan mempengaruhi dan menentukan efektif tidaknya kurikulum, berbagai peralatan belajar, waktu mengajar dan proses pembelajaran.
Untuk mewujudkan proses dan hasil pendidikan yang berkualitas pada lembaga pendidikan islam,  kepala sekolah/madrasah harus memiliki strategi yang diwujudkan dalam peran dan fungsinya yaitu:
a.      Strategi dalam perencanaan;
startegi yang dilakukan Kepala sekolah/madrsah adalah  dapat menetapkan program-program sekolah, merumuskan kebijakan-kebijakan sekolah, menyusun program kerja sekolah, dan merumuskan langkah-langkah pelaksanaan program yang dapat meninglkatkan mutu lembaga yang dipimpinnnya;
b.      Strategi dalam pengorganisasian;
strategi Kepala sekolah/madrasah dapat menempatkan guru sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki dalam KBM, mengatur penggunaan sarana dan prasarana yang ada sesuai dengan kebutuhan siswa,guru dan personel lain sehingga terjalin kerjasama yang baik, memberikan solusi terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh guru dan personel lainnya, mengatur kerjasama dengan pihak atau instansi lain untuk menyukseskan program-program sekolah/madrasah;
c.       Strategi dalam penggerakan;
Kepala sekolah/madrasah dapat memotivasi guru sehingga guru merasa mampu dan yakin untuk melaksanakan program- program sekolah/madrasah,  memimpin dan mengarahkan guru-guru dengan baik, memotivasi guru-guru untuk mengembangkan profesionalisme sesuai dengan bidangnya, memotivasi guru bekerja dengan tujuan untuk pencapaian prestasi yang terbaik;
d.      Strategi dalam pengendalian;
Kepala sekolah/madrasah dapat mengevaluasi pelaksanaan program-program sekolah seperti yang telah ditetapkan dalam tahap perencanaan, mengevaluasi kinerja guru dan personel sekolah lainnya, memberikan reword (penghargaan)  terhadap keberhasilan yang telah dicapai oleh guru, serta memperbaiki dan bersama-sama mencari solusi untuk membenahi kesalahan dan kelemahan yang telah dibuat oleh guru dan personel lainnya, bukan memarahi atau memberi panismen.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional terdapat beberapaperan utama yang sangat strategis seorang kepala sekolah/madrasahagar mampu menjalankan fungsinya secara produktif yaitu, sebagai :
1.      Educator (pendidik)
2.      Manajer  (pengelola)
3.      Administrator (administrasi)
4.      Supervisor (penyelia)
5.      Leader (pemimpin)
6.      Pencipta iklim kerja [19]

Merujuk kepada beberapa peran kepala sekolah/madrasah sebagaimana disampaikan oleh Kemendiknas di atas, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas hubungan antara peran kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi guru.
1.  Peran  Kepala Sekolah/madrasah  Sebagai Edukator (Pendidik)
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Strategi Kepala Madrasah Sebagai pimpinan lembaga Islam tersebut adalah dengan menunjukkan komitmen tinggi, fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya. Hal ini tentu saja strategi yang lain adalahterus memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien. Dalam hal meningkatkan kompotensi para guru tentu strategi kepala madrasah adalah terus dan harus sering mengadakan kegitan atau mengikutsertakan para guru dalam kegiatan peningkatan mutu mengajar mereka baik yang berskala lokal maupun regional.
2.      Peran Kepala Sekolah/madrasah Sebagai Manajer
Supriyono mengatakan bahwa manajer adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk mencapai hasil tertentu melalui tindakan orang lain yang berada dibawah tanggung jawabnya.[20] Sebagai manajer, kepala Madrasah sebagai pimpinan dalam lembaga tersebut harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan dengan strategi  melalui kerjasama atau kooperatif, memberikan kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.[21]
Sebagai manajer kepala madrasah harus mampu mengusahakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan. Merencanakan, dalam arti kepala sekolah harus benar-benar memikirkan dan merumuskan dalam suatu program tujuan dan tindakan yang harus dilakukan; Mengorganisasikan, berarti bahwa kepala madrasah  harus mampu menghimpun dan mengkoordinasikan sumber daya manusia dan sumber-sumber material madrasah , sebab tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan sebuah lembagapendidikan Islam sangat bergantung pada kemampuan dan kepiwaian Top Leadernya yaitu seorang kepala madrasah  dalam mengatur dan mendayagunakan berbagai sumber daya dalam mencapai tujuan. Strategi dan kemahiran dalammemimpin, dalam arti bahwa kepala sekolah memiliki kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi seluruh sumber daya manusia untuk melakukan tugas-tugasnya yang esensial.
Kepala sekolah/madrasah berfungsi dan bertugas sebagai manajer mempunyai tugas antara lain:
1.      Menyusun perencanaan,
2.      Mengorganisasikan kegiatan,
3.      Mengarahkan kegiatan,
4.      Mengkoordinasikan kegiatan,
5.      Melaksanakan kegiatan,
6.      Melakukan evaluasi terhadap kegiatan,
7.      Menentukan kebijaksanaan,
8.      Mengambil keputusan,
9.      Mengadakan rapat,
10.  Mengatur proses belajar mengajar,
11.  Mengatur administrasi, ketatausahaan, siswa, ketenagaan, sarana dan prasarana, keuangan sekolah/RAPBS,
12.  Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi lain,
13.  Mengatur organisasi siswa intra sekolah.
3.  Peran Kepala Sekolah/Madrasah  Sebagai Administrator
Kepala sekolah/madrasah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah/madrasah. Sebagai seorang administrator, kepala sekolah/madrasah harus memiliki kemampuan dan strategi untuk memperbaiki dan mengembangkan semua fasilitas sekolah baik sarana maupun prasarana pendidikan.
Kepala sekolah/madrasah  sebagai administrator pendidikan harus mampu menerapkan kemampuannya dalam tugas-tugas operasionalnya yakni kemampuan pengelolaan kurikulum, pengelolaan administrasi peserta didik, pengelolaan personalia, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan administrasi kearsipan, dan pengelolaan administrasi keuangan.
Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala peningkatan kompetensi guru.
Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa peran kepala sekolah/madarasah  sebagai administrator dapat dilihat pada kemampuan dan strateginya dalam  pengelolaan kurikulum, pengelolaan administrasi peserta didik, pengelolaan personalia, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan administrasi kearsipan, dan pengelolaan administrasi keuangan.
4.     Peran Kepala Sekolah/madrasah  Sebagai Supervisor
Kepala sekolah/madrasah  mempunyai tugas sebagai supervisor. Kepala sekolah/madrasah sebagai supervisor dimaksudkan untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap guru-guru dan personel lain untuk meningkatkan kinerja mereka. Kepala sekolah/madrasah  sebagai supervisor bertugas mengatur seluruh aspek kurikulum yang berlaku di sekolah agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan target yang telah ditentukan. Aspek-aspek kurikulum yang harus dikuasai oleh kepala sekolah sebagai supervisor adalah materi pelajaran, proses belajar mengajar, evaluasi kurikulum, pengelolaan kurikulum, dan pengembangan kurikulum.
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala sekolah/madrasah harus memiliki strategi yaitu  melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.  Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran
5.      Peran Kepala Sekolah/madrasah  Sebagai Leader (Pemimpin)
Wahjosumidjo mengatakan bahwa kepala sekolah sebagai leader harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.[22]Kepala sekolah/madrasah sebagai leader dalam sebuah lembaga pendidikan Islam memiliki visi dan mempunyai peranan dalam mengelola visi menjadi sebuah kenyataan. Untuk menjadi pemimpin yang efektif menggunakan analitis yang dikembangkan dengan baik dan kemampuan intelektual dalam membimbing para staf dalam proses mengidentifikasi masalah-masalah, keterampilan politik dan manajemen untuk menyelesaikan konflik dan mampu membuat berbagai rencana kerja.


6.     Peran  Kepala Sekolah/madarasah  Sebagai Pencipta Iklim Kerja
Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, kepala sekolah/madrasah  hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
  1. Para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan menyenangkan.
  2. Tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja, para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut.
  3. Para guru harus selalu diberitahu tentang dari setiap pekerjaannya,
  4. Pemberian hadiah lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan,
  5. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru, sehingga memperoleh kepuasan.
C. KESIMPULAN
1.      Dari berbagai teori  terlihat bahwa pemimpin harus mampu memberikan pengaruh dengan perannya sebagai lederkepada orang lain. Pada teori sifat, seorang pemimpin memiliki sifat-sifat yang unggul yang mampu membawa orang lain pada suatu kondisi tertentu. Pada teori situasional, seorang pemimpin lahir dari situasi yang ada dan kemudian memengaruhi orang lain menuju suatu perubahan sesuai dengan tuntutan situasi yang ada. Sedangkan pada teori transformasional, seorang pemimpin harus mampu mentransformasi keluar dari budaya yang ada, menuju suatu budaya baru yang lebih baik.
2.      Salah satu bentuk kepemimpinan dalam lembaga pendidikan islam adalah kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. karena ia merupakan pemimpin dilembaganya, Kualitas dan kompetensi kepala sekolah secara umum setidaknya mengacu kepada empat hal pokok,yaitu : (a) sifat dan ketrampilan kepemimpinan ; (b) kemampuan pemecahan masalah; (c) ketrampilan social;dan (d) pengetahuan dan kompetensi professional.
3.      Fungsi dan perannya sebagai pimpinan pada lembaga Islam yaitu meliputi, Sebagai Pendidik (educator), Sebagai Manajer, Sebagai Administrator, Supervisor, pemimpin dan innovator. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
4.      Implikasi dari peran pimpinan dalam menjalankan strategi lembaga pendidikan Islam tentu terwujudnya sebuah lembaga pendidikan Islam yang memiliki kualitas tinggi. Bagaiman tidak? Keberadaan sebuah lembaga akan sangat tergantung pada kemampuan pemimpinnya dalam mengelola dan mengendalikan lembaga tersebut, jika pemimpinya lemah dan tidak memiliki kapabilitas yang mumpuni maka sudah pasti lembaga itu akan hancur, demikian sebaliknya jika pimpinannya memiliki kapabilitas dan berkemampuan maka sudah jelas lembaga tersebut akan maju dan berkembang dengan positif.Peran serta strategi  yang konstruktif menjadi kunci utama agar lembaga pendidikan islam dapat bergening dengan lembaga pendidikan lain serta dengan strategi pempimpin yang memiliki visi dan misi yang besar lembaga tersebut tidak mudah tergerus oleh perubahan zaman.

DAFTAR  RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2002.
Danin, Sudarwan.  Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidika. Bandung:PustakaSetia, 2002.
Fattah, Nanang. Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2014.
Gunawan, Heri. Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: CV. Alfabet, 2012.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.
______________. manajemen pengembangan kurikulum. Bandung : rosda karya, 2008.
Muhaimin Dkk. Manajemen Pendidikan Aplikasinya Dalam Penyususnan Rencana Pengembanagan Sekolah/ Madrasah.Jakarta: Kencana Prenada Media, 2009.
Muhaimin.Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Madrasah dan Perguruan Tinggi, Jakarta: Rajawali Pers, 2010. 
Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2006.
Nata, Abudin. Manajemen PendidikanKurikulu.  Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010
Poerwadarmita, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi III,  Jakarta: Balai Pustaka, 2006.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 Standar Kepala sekolah/madrasah
Supriyatno,Triyo dan Marno.Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam.Bandung: PT.Revika Aditama, 2008.
Sudirman.Manajemen Dan Penyususnan Rencana PengembanaganSekolah/ Madrasah.Jakarta: Persada, 2002.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar