Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Sabtu, 19 November 2016

MAKALAH PENDEKATAN FILOSOFIS



BAB : 1
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang

Sejak awal permulaan sejarah umat Islam, agama sudah terdapat pada semua lapisan masyarakat dari seluruh tingkat kebudayaan.[1] Dari segi tingkatan kebudayaan, agama merupakan universal cultural. Salah satu prinsip teori fungsional menyatakan bahwa segala sesuatu yang tidak berfungsi akan lenyap dengan sendirinya. Karena sejak dulu hingga sekarang, agama dengan tangguh menyatakan eksistensinya . Berarti ia mempunyai dan memerankan sejumlah peran dan fungsi di masyarakat. Dewasa ini kehadiran agama semakin dituntut untuk terlibat secara aktif di dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia. Agama tidak boleh dijadikan sekedar lambang kesalehan atau berhenti sekedar disampaikan dalam khotbah, melainkan secara konsepsional, menunjukkan cara-cara yang paling efektif dalam memecahkan masalah. Tuntutan terhadap agama seperti itu dapat dijawab manakala pemahaman agama yang selama ini banyak menggunakan pendekatan teologis normatif  dilengkapi dengan pemahaman agama yang menggunakan pendekatan lain yang secara oprasional konseptual dapat memberikan jawaban terhadap masalah yang timbul.
Disamping itu juga pada masa sekarang, ketika umat Islam sedang menghadapi tantangan dari kehidupan dunia dan budaya modern, studi keislaman menjadi sangat urgen. Disisi lain disadari atau tidak bahwa saat ini umat Islam masih berada dalam posisi marginal (pinggiran) dan lemah dalam segala aspek kehidupan sosial budaya, dan harus berhadapan dengan dunia modern yang serba maju dan semakin canggih. Dalam kondisi demikian umat Islam dituntut untuk  melakukan gerakan pemikiran yang diharapkan dapat menghasilkan konsep pemikiran yang cemerlang dan operasional untuk mengantisipasi perkembangan dan kemajuan tersebut. Oleh karena itu juga Studi Islam dituntut untuk membuka diri terhadap masuknya dan digunakannya pendekatan-pendekatan yang bersifat objektif dan rasional, contohnya melalui pendekatan Filosofi. Dengan demikian, Studi Islam akan berkembang dan mampu beradaptasi dengan dunia modern serta mampu menjawab tantangan kehidupan dunia dan budaya modern. Dan disamping itu  juga  melalui pendekatan tersebut  kehadiran agama secara fungsional dapat dirasakan oleh penganutnya. Namun sebaliknya tanpa mengetahui berbagai pendekatan tersebut, agama akan menjadi sulit untuk difahami oleh masyarakat, tidak fungsional dan akhirnya masyarakat mencari pemecahan masalah kepada selain agama. Ada berbagai pendekatan dalam memahami agama meliputi pendekatan teologis, normatif, antropologis, sosiologis, psikologis, kebudayaan dan pendekatan filosofis.. Maka untuk lebih jelasnya pemakalah akan membahas salah satu dari pendekatan tersebut yaitu “ Pendekatan Filosofis  dalam Studi Islam”.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Pendekatan Filosofis ?
2.      Apa pengertian Studi Islam ?
3.      Bagaimana Pendekatan Filosofis dalam Studi Islam ?

C.    Tujuan Pembahasan
1.      Mengetahui pengertian Pendekatan Filosofis
2.      Mengetahui pengertian Studi Islam
3.      Memahami Pendekatan Filosofis dalam Studi Islam



BAB II
PEMBAHASAN

A.          Pengertian Pendekatan Filosofis
1.      Pengertian Pendekatan
        Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pendekatan adalah proses perbuatan, cara mendekati, usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode-metode untuk mencapai pengertian tentang  masalah penelitian.
      Secara terminologi Mulyanto Sumardi menyatakan bahwa pendekatan bersifat aksiomatis. Ia terdiri dari serangkaian asumsi mengenal hakikat bahasa dan pengajaran bahasa serta belajar bahasa.[2]
       Bila dikaitkan dengan pendidikan Islam pendekatan mempunyai arti serangkaian asumsi mengenai  hakikat pendidikan Islam dan pengajaran agama Islam serta belajar agama Islam.
      Menurut Yatimin Abdullah pendekatan artinya cara/sudut pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama.[3]
      Sedang pendapat yang lain mengatakan pendekatan adalah suatu sikap ilmiah (persepsi) dari seseorang untuk menemukan kebenaran ilmiah.[4] Dari beberapa pengetian diatas arti pendekatan masih terus diperdebatkan sehingga melahirkan dua kelompok besar.  Kelompok pertama berpendapat bahwa arti pendekatan mempunyai dua makna yaitu dipandang atau dihampiri dengan dan cara menghampiri atau memandang fenomena (budaya dan sosial). Jika dipandang atau hampiri, pendekatan berarti paradigma sedang cara menghampiri atau memandang, prndekatan berarti perspektif atau sudut pandang. Sedangkan  kelompok kedua berpendapat bahwa pendekatan berarti disiplin ilmu. Maka ketika disebut studi Islam dengan pendekatan sosiologis sama artinya mengkaji Islam dengan menggunakan disiplin ilmu sosiologi. Konsekwensinya, pendekatan disini menggunakan teori-teori dari disiplin ilmu yang dijadikan sebagai pendekatan. Oleh karena itu arti pendekatan dalam agama Islam bukan hanya monopoli kalangan teolog dan normalis saja melainkan agama dapat dipahami semua orang sesuai dengan pendekatan dan kesanggupannya sehingga apabila terjadi perbedaan pendapat dalam memahami makna pendekatan itu sendiri merupakan hal yang wajar. Sehingga dari semua pendapat diatas dapat dipahami bahwa pendekatan mempunyai peranan yang sangat penting dalan studi Islam karena terkait dengan pemahaman tentang Islam itu sendiri.
      Dari pendapat-pendapat di atas pemakalah dapat mengambil kesimpulan bahwa pendekatan adalah cara/sudut pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu untuk menemukan suatu kebenaran yang ilmiah yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama.

2.      Pengertian Filosofis
      Secara etimologis, kata filsafat atau falsafah berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata philo yang berarti cinta, suka, dan senang, serta kata sophia yang berarti pengetahuan dan kebijaksanaan. Dengan demikian, philosophia berarti cinta, senang, atau suka kepada pengetahuan, hikmah, dan kebijaksanaan.[5] Selain itu, filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat serta berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, Poerwardaminta mengartikan filsafat sebagai pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, asas-asas, hukum dan sebagainya terhadap segala yang ada di alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti “adanya” sesuatu. Pengertian filsafat yang umumnya digunakan adalah pendapat yang dikemukakan Sidi Gazalba. Menurutnya, filsafat adalah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada. Orang yang cinta kepada pengetahuan atau kebijaksanaan disebut philosophos atau dalam bahasa Arab failosuf (filosof).[6]     
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat diketahui bahwa filsafat pada intinya berupaya menjelaskan inti, hakikat atau hikmah mengenai sesuatu yang berada di balik obyek formanya. Filsafat mencari sesuatu yang mendasar, asas, dan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang terdapat di balik yang bersifat lahiriah.
            Kegiatan berfikir untuk menemukan hakikat itu dilakukan secara mendalam. Louis O. Kattsof mengatakan bahwa kegiatan kegiatan kefilsafatan ialah merenung. Akan tetapi,  merenung bukanlah melamun, juga bukan berfikir secara kebetulan yang bersifat untung-untungan, melainkan dilakukan secara mendalam, radikal, sistematis dan universal.[7] Berfikir secara filosofis juga selanjutnya dapat digunakan dalam memenuhi ajaran agama, dengan maksud agar hikmah, hakikat atau inti dari ajaran agama dapat dimengerti dan dipahami secara seksama.
Dengan demikian dapat difahami bahwa pengertian pendekatan filosofis adalah   upaya pendekatan agama melalui ilmu filsafat. Berfikir secara filosofis, dapat digunakan dalam memahami ajaran agama agar hikmah, hakikat atau inti dari ajaran agama dapat dimengerti dan difahami secara seksama.[8] Atau dengan kata lain  pendekatan Filosofis adalah melihat suatu permasalahan dari sudut tinjauan filsafat dan berusaha untuk menjawab dan memecahkan permasalahan itu dengan menggunakan metode analisis.[9]
Dari penjelasan di atas pemakalah dapat mengambil kesimpulan bahwa pendekatan filosofis adalah suatu upaya untuk memahami kerangka agama secara mendalam, sistemik, radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada. Pendekatan filosofis ini juga sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh para ahli. Buku berjudul Hikmah At-tasyri’ wa Falsafatuhu yang ditulis oleh Muhammad Al-Jurjawi berupaya mengungkapkan hikmah yang terdapat dibalik ajaran-ajaran agama Islam.

B.           Pengertian Studi Islam
Studi Islam atau di Barat dikenal dengan istilah Islamic Studies, secara sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam. Dengan kata lain “usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik-praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarahnya.[10] Menurut Ahmad Taufik studi Islam adalah pengkajian tentang ilmu-ilmu keislaman, adapun yang dimaksud ilmu-ilmu keislaman adalah pengkajian yang tidak hanya pada aspek-aspek normatif dan dogmatis, tetapi juga pengkajian menyangkut aspek sosiologis.[11]

            Usaha mempelajari agama Islam tersebut dalam kenyataannya bukan hanya dilaksanakan oleh umat Islam saja, melainkan juga dilaksanakan oleh orang-orang di luar kalangan umat Islam. Studi keislaman di kalangan umat Islam bertujuan untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran Islam agar mereka dapat melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar. Sedangkan di luar kalangan umat Islam, studi keislaman bertujuan untuk mempelajari seluk-beluk agama dan praktik-praktik keagamaan yang berlaku di kalangan umat Islam, yang semata-mata sebagai ilmu pengetahhuan (Islamologi). Namun sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu pengetahuan pada umumnya, maka ilmu pengetahuan tentang seluk-beluk agama dan praktik-praktiknya tersebut bisa dimanfaatkan atau digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu, baik yang bersifat positif maupun negatif.

C.          Pendekatan Filosofis dalam Studi Islam
Secara umum studi Islam bertujuan untuk menggali kembali dasar-dasar dan pokok-pokok ajaran Islam sebagaimana yang ada dalam sumber dasarnya yang bersifat hakiki, universal dan dinamis serta abadi (eternal), untuk dihadapkan atau dipertemukan dengan budaya dan dunia modern, agar mampu memberikan alternatif pemecahan permasalahan yang dihadapi umat manusia pada umumnya dan umat Islam khususnya. Islam sebagai agama yang banyak menyuruh penganutnya mempergunakan akal pikiran sudah dapat dipastikan sangat memerlukan pendekatan filosofis.
Pendekatan filosofis dalam studi Islam itu artinya mengkaji dan memahami Islam dan ajaran-ajarannya dengan menggunakan disiplin Ilmu Filsafat. Dimana pendekatan filosofis menggunakan pikiran. Dalam mempelajari ilmu-ilmu Islam itu diperlukan pikiran menyelesaikan permasalahan-permasalahan dan persoalan Islam. Untuk mencari secara hakikat, inti, kebenaran, keutamaan dan kebijakan tentang segala sesuatu maka diperlukanlah berpikir secara :
1.            Sistematis artinya berpikir yang teratur, tidak melompat-lompat, menggunakan kaidah dan aturan berpikir sebagaimana diatur dalam ilmu mantik, yaitu suatu ilmu yang memandu jalan pikiran seseorang agar tidak sempat terjerumus kedalam pikiran yang keliru, tersesat dan menyesatkan orang lain.
2.            Mendalam artinya berpikir tentang segala sesuatu secara tuntas hingga benar-benar hasil pikirannya itu sulit dibantah begitu saja. Pikiran tersebut dihasilkan melalui proses yang panjang dengan merenung, melihat, membandingkan, membaca berbagai literature, menguji kembali, hingga benar-benar kukuh dan mendalam .
3.            Radikal artinya berpikir hingga sampai kepada akar-akarnya yang paling dalam dan tidak terhalang oleh sesuatu apapun, kecuali kebenaran yang mutlak dari Tuhan.
4.            Spekulatif artinya berpikir yang menerawang jauh ke depan, menggunakan akal pikiran dengan seluas-luasnya, merenung, bertafakur, kontemplasi, menyendiri dalam keheningan jiwa, akal waktu dan tempat.
5.             Universal artinya berpikir yang menyeluruhyang tidak dibatasi oleh hal-hal yang bersifat particular. Hasil pikiran tersebut meliputi dan menjangkau semua sifat dan jenis yang dipikirkan.  
Dengan menggunakan pendekatan filosofis ini dalam Studi Islam, maka sesorang akan dapat memberi makna terhadap sesuatu yang dijumpainya. Dan dapat pula menangkap hikmah dan ajaran yang terkandung di  dalamnya. Dengan cara demikian, ketika seseorang mengerjakan suatu amal ibadah ia tidak akan merasakan kekeringan spiritual yang dapat menimbulkan kebosanan. Semakin menggali makna filosofis dalam ajaran agama, maka semakin meningkat pula sikap, penghayatan dan daya spiritualitas yang dimiliki seseorang.
Namun demikian, pendekatan filosofis tidak berarti menafikan atau menyepelekan bentuk pengalaman agama yang bersifat formal. Cara kerja pendekatan filosofis juga memerlukan bantuan, baik dari agama maupun ilmu pengetahuan. Filsafat mempelajari segi bathin yang bersifat esoterik, sedangkan bentuk (formal) memfokuskan segi lahiriah yang bersifat eksotorik.  Filsafat selalu memikirkan kembali atau mempertanyakan kembali segala sesuatu yang datang secara otoritatif, sehingga mendatangkan pemahaman yang sebenar-benarnya. selanjutnya bisa mendatangkan kebijaksanaan (wisdom). Dan menghilangkan kesenjangan antara ajaran-ajaran agama Islam dengan ilmu pengetahuan modern, sebagaimana yang sering dipakai dan menggejala dikalangan umat Islam selama ini.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1.      Pendekatan adalah cara/sudut pandang atau paradigm yang terdapat dalam            suatu bidang ilmu untuk menemukan suatu kebenaran yang ilmiah yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama.
2.      Filsafat adalah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada.
3.      Pendekatan filosofis adalah suatu upaya untuk memahami kerangka agama secara mendalam, sistemik, radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada.
4.      Studi Islam adalah pengkajian tentang ilmu-ilmu keislaman, adapun yang dimaksud ilmu-ilmu keislaman adalah pengkajian yang tidak hanya pada aspek-aspek normatif dan dogmatis, tetapi juga pengkajian menyangkut aspek sosiologis.
5.      Pendekatan filosofis dalam studi Islam itu artinya mengkaji dan memahami Islam dan ajaran-ajarannya dengan menggunakan disiplin Ilmu Filsafat. Dimana pendekatan filosofis menggunakan pikiran. Dalam mempelajari ilmu-ilmu Islam itu diperlukan pikiran menyelesaikan permasalahan-permasalahan dan persoalan Islam. Untuk mencari secara hakikat, inti, kebenaran, keutamaan dan kebijakan tentang segala sesuatu maka diperlukanlah berpikir secara sistematis, mendalam, radikal, spekulatif dan universal.

DAFTAR PUSTAKA

Zakiah Darajat, Perbandingan Agama, , Jakarta: Bumi Aksa, 1996

 Armai Arief, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers,             2002

Abdullah, M. Yatimin, Studi Islam Kontemporer, Jakarta: Amzah, 2006

Adeng Muchtar Ghazali, Ilmu Perbandingan Agama,  Bandung:  Pustaka Setia, 1984

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Rajawali Pers

Rosihon Anwar , dkk, Pengantar Studi Islam, Bandung:  Pustaka Setia, 2009

Ahmad Taufik, dkk, Metodologi Studi Islam, Jawa Timur: Bayumedia, 2004

Muhaimin, dkk, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Jakarta: Kencana, 2005


Tidak ada komentar:

Posting Komentar