Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Kamis, 26 Desember 2013

TERGESERNYA NORMA AGAMA OLEH PERADABAN NEGATIF


TERGESERNYA NORMA AGAMA OLEH PERADABAN NEGATIF
Pola pergaulan masyarakat dewasa ini telah memasuki titik pergeseran yang cukup memprihatinkan dan memerlukan perhatian pada pemahaman akan norma, etika dan sopan santun. Umpamanya dewasa ini, para pemuda-pemudi menganggap dan merasa bukan sesuatu yang tabu lagi bila mana melakukan tindakan dan perbuatan antara lawan jenis walaupun mereka belum ada ikatan suami istri atau menikah. Di sinilah kita harus ekstra hati-hati jangan sampai diluluh leburkan oleh budaya negatif dan pandangan salah.
Pergeseran kebenaran ini demikian halus, rapi dan sangat tersembunyi menyelinap masuk ke segala sendi-sendi dan pola hidup umat manusia. Mulai dari budaya, makanan, minuman, berpakaian, pergaulan dan prinsip-prinsip kehidupannya.
Peradaban (hadharah) adalah sekumpulan konsep (mafahim) tentang kehidupan. Peradaban bisa berupa peradaban spiritual ilahiyah (diniyah ilahiyyah) atau peradaban buatan manusia (wadl’iyyah basyariyyah). Peradaban spiritual ilahiyah lahir dari sebuah aqidah (dasar ideologi), seperti peradaban Islam yang lahir dari Aqidah Islamiyah. Sedangkan peradaban buatan manusia bisa lahir dari sebuah aqidah, seperti peradaban kapitalisme Barat, yang merupakan sekumpulan konsep tentang kehidupan yang muncul dari aqidah sekularisme
(pemisahan agama dari kehidupan). Jadi peradaban ini adalah sebuah  peradaban yang bersifat buatan manusia.. Jadi, madaniyah bisa bersifat khusus maupun umum. Berbeda dengan peradaban yang –tidak bisa tidak– mesti bersifat khusus. Makna pengkhususan (khususiyat) itu berkaitan dengan boleh tidaknya kaum Muslim mengambil atau mengadopsinya.
Kaum Muslim tidak diperbolehkan mengambil madaniyah yang bersifat khusus,     sedangkan yang bersifat umum boleh diambil.
Perbedaan antara peradaban dan madaniyah harus senantiasa diperhatikan. Begitu pula,  perbedaan antara bentuk-bentuk madaniyah yang dipengaruhi oleh suatu peradaban dengan bentuk-bentuk madaniyah yang berasal dari perkembangan ilmu pengetahuan dan industri harus selalu diperhatikan. Hal ini dimaksudkan agar pada saat akan mengambil suatu madaniyah, kita dapat membedakan bentuk-bentuknya serta dapat membedakannya dengan peradaban. Tidak ada larangan bagi kaum Muslim untuk mengambil berbagai
bentuk madaniyah Barat yang dihasilkan dari ilmu pengetahuan dan industri. Akan tetapi, madaniyah Barat yang dipengaruhi oleh peradaban Barat bagaimanapun juga tidak boleh diambil, karena tidakdibolehkan mengambil peradaban Barat yang jelas-jelas bertentangan dengan peradaban Islam yang berlandaskan Aqidah Islamiyah.
Aqidah Islamiyah sama sekali berbeda dengan aqidah ideologi Barat yang berlandaskan asas kompromi dan pemisahan agama dari kehidupan (sekularisme). Peradaban Islam menjadikan halal dan haram sebagai gambaran kehidupan dan standar perbuatan, sedangkan peradaban Barat menjadikan manfaat sebagai standar setiap perbuatan. Demikian pula, makna kebahagiaan dalam peradaban Islam adalah ketenteraman yang permanen, yaitu mencari keridhaan Allah, sementara kebahagiaan dalam perspektif Barat adalah kenikmatan jasadiyah.
Agar kaum Muslim sadar sepenuhnya mengenai hal-hal yang boleh diambil dan tidak boleh diambil, maka perlu dilakukan pemisahan antara peradaban dengan madaniyah, serta pembedaan antara madaniyah yang dihasilkan konsep-konsep kehidupan tertentu dengan madaniyah yang murni berasal dari ilmu pengetahuan dan teknologi.Secara lughawi,hadharah adalah  tempat tinggal di suatu wilayah yang beradab (seperti kota), sedangkan al-hadhir adalah orang-orang yang tinggal di kota-kota dan desa-desa. Sedangkan madana di suatu tempat berarti di sanalah ia tinggal, dan  madana berarti tiba di kota (madinah). Kata hadharah seringkali digunakan untuk menyebut hal-hal yang berkaitan dengan pemikiran, sehingga lebih sesuai untuk memaknai sekumpulan konsep tentang kehidupan.
Hadharah lebih tepat digunakan untuk menyebut sekumpulan konsep kehidupan daripada kata madaniyah, dan istilah madaniyah lebih tepat digunakan untuk menyebut bentuk-bentuk fisik.  Telah dikatakan bahwa peradaban adalah sekumpulan konsep tentang kehidupan. Peadaban ini bisa berupa peradaban spiritual ilahiyah (diniyah) dan bisa pula berupa peradaban buatan manusia. Contoh peradaban diniyah adalah peradaban Islam, sedangkan contoh peradaban buatan manusia adalah peradaban India atau peradaban Barat.
Baik peradaban Islam maupun peradaban Barat membolehkan orang memakan ikan, mengenakan pakaian dari bahan wol, memiliki harta pribadi, menjadikan wanita sebagai wakil, mengoreksi penguasa, dan meminum obat. Namun demikian, hal-hal tersebut serta segala sesuatu yang mirip dengannya tidak dianggap sebagai bagian dari peradaban Islam, kecuali hal-hal tersebut berasal dari wahyu Allah Swt. kepada Rasulullah Muhammad saw atau dengan kata lain berasal dari syariat.
            Perbedaan antara berbagai peradaban merupakan fakta yang tidak mungkin dibantah. Yang perlu kita bahas adalah perbedaan antara peradaban Islam dengan peradaban lainnya, khususnya peradaban Barat, serta hal-hal yang muncul akibat perbedaan tersebut, seperti masalah-masalah dialog antar peradaban (al-hiwar), benturan/perang (ash-shira’), kemungkinan adanya satu peradaban universal, Apa yang dimaksud dengan dialog antar agama dalam pandangan orangorang yang menyerukannya, dan bagaimana sikap yang benar mengenai hal itu? Apa perbedaan yang ada di antara berbagai agama dan peradaban? Dan sebagainya.

            akhirnya penulis berharap apa yang penulis catat di blog ini bermanfaat bagi saya pribadi dan hal layak umum amin, akhirul kalam wassalamu’alaikum wr wb.

Penulis :
Nama               : Mansur,S.Pd.I
Alamat                        : Ponggong, Kopang, LOMBOK Tengah
Pekerjaan         : Guru PAI di SMPN 1 Praya Timur
Facebook         : ansourlombok


Tidak ada komentar:

Posting Komentar