DO’A MULAI LUNTUR DI LEMBAGA PENDIDIKAN
Apapun status, pangkat dan jabatan
seseorang, menolong atau ditolong dan membantu atau dibantu itu merupakan hal
yang lumrah dan manusiawi sebagai makhluk sosial yang memiliki keterbatasan dan
kekurangan material seperti harta benda, juga terbatas dan kurang dalam hal
in-material umpamanya ilmu, pengetahuan dan pengalaman, karena sesungguhnya
yang memiliki kesempurnaan di atas makhluknya ialah Allah SWT yang maha
sempurna.
Untuk meminta bantuan atau pertolongan
kepada sesama manusia dilakukan dengan berbagai mekanismenya, diantaranya
dengan mengajukan permintaan secara tertulis atau proposal maupun secara
langsung dengan lisan dengan tujuan mendapat imbalan dan pemberian dari orang
tempat meminta. Lain halnya kalau memohon kepada sang khalik yakni Allah SWT
ialah dengan cara berdo’a kepadaNya.
Do’a
Sesungguhnya sebaik-baik yang dilakukan
dan diucapkan lisan seseorang adalah memperbanyak dzikir, bertasbih, bertahmid,
membaca kitab-Nya, membaca salawat dan salam
atas rasul-Nya Muhammad SAW serta memperbanyak do’a permohonan kepada Allah
SWT agar mendapatkan kehidupan yang terbaik di dunia sampai akherat kelak, memohon
ampunan dengan penuh harapan disertai keimanan yang benar, ikhlas dan tulus.
Ritual berupa do’a merupakan media
penghubung dari makhluk kepada khaliknya, seabagi bentuk butuhnya makhluk yang
bernama manusia akan bantuan dan pertolongan Allah SWT. Alangkah angkuh dan
sombonnya seseorang yang mengingkari do’a sebagai sinergitas ikhtiyarnya.
Dalam pelajaran ilmu fiqih yang banyak
tertuang dalam kitab-kitabnya khususnya “babussshalat” do’a merupakan defenisi
salat secara bahasa (logah), ini artinya bahwa betapa penting posisi do’a dalam
hidup ini sampai didefinisikan sebagai arti salat secara harfiyah, ini
menunjukkan kedudukan do’a dengan salat hampir disejajarkan dengan alasan
sama-sama sebagai mendia penghubung antara makhluk kepada Khaliknya.
Barangsiapa yang
berdo’a, maka hendaknya agar selalu berusaha menghadirkan dalam hatinya dengan
mengingat keagungan, kekuasaan dan ke Maha Ilmuan Allah SWT atas segala
sesuatu, sehingga hanya Allah SWT yang berhak di sembah dan dimintai
pertolongan.
Banyak sekali
ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah, yang menerangkan tentang berdo’a,
diantaranya Firman Allah SWT sebagai berikut yang artinya “Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku
adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon
kepada-Ku”. (QS. Al Baqarah: 186). Dan juga sabda Nabi Muhammad SWA yang
artinya : Dari Nu’man bin Basyir Ra dari Nabi Muhammad SAW bersabda “Do’a
itu adalah ibadah. (HR. empat Ashhabus sunan dengan sanad yang shahih).
Berdasarkan
Firman Allah SWT dan Hadis Nabi Muhammad SAW yang telah diuraikan tadi maka
berdo’a ialah perintah Tuhan yang pasti dikabulkan dan digolongkan sebagai
ibadah disisi Allah SWT bagi yang memanjadkannya karena merupakan bentuk dan
cara umat manusia mendekatkan dirinya kepada pemiliknya. Apabila seorang hamba
memanjadkan do’anya maka Allah SWT memastikan do’a tersebut wajib di kabulkan
sesuai dengan firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat Ghafir ayat 60 yang
artinya : "Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu, dalam teks ayat ini tersirat jelas bunyi
“astajiblakum” maksudnya ialah Allah SWT wajib menerima do’a-do’a yang
diucapkan dan dipanjadkan oleh seorang hamba. Namun bahwasanya semua do’a yang
dipanjadkan oleh seorang hamba memungkinkan ada 3 (tiga) opsi tahap
diterimanya, yakni :
1.
Langsung dikabulkan, maksunya
ialah do’a yang diucapkan seketika itu langsung Allah ijabah atau kabulkan,
do’a seperti ini tidak di sangka-sangka karena di panjatkan bersamaan dengan
“saa’atul ijabah” artinya setiap berdo’a maupun berucap seketika itu diterima
langsung oleh Allah SWT itu sebabnya janganlah sekali-kali kita mendo’akan
keluarga, teman ataupun orang lain dengan do’a yang jelek atau tidak bagus
karena takutnya “sa’atul ijabah” menyertai do’a dan ucapah kita, sehingga dalam
ajaran islam mengajarkan kita untuk selalu berkata-kata dengan ucapan yang
baik-baik.
2.
Ditunda,
artinya do’a yang kita panjatkan kepada Allah SWT diterima namun bentuknya
penundaan mungkin bisa beberapa waktu, hari, minggu, bulan bahkan
bertahun-tahun tergantung Allah SWT yang menentukan kapan baiknya do’a kita
dikabulkan bahkan bisa diterima oleh yang berdo’a nanti pada hari kiamat atau
hari kehidupan berikutnya dalam bentuk amal baik (pahala).
3.
Opsi yang terakhir ialah Allah menerimnya namun menggatinya dengan cara menghilangkan keburukan hal ini bisa
terjadi karena dengan alasan bahwa do’a yang panjadkan tidak sesuai dengan
kondisi dan tempat. Sungguhnya Allah SWT menempatkan
perkara pada tempatnya.
Lunturnya Do’a Di
Lembaga Pendidikan
Untuk diingat bahwa arti pendidikan
menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yang berbunyi “Pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran bagi peserta didik agar secara
aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga menjadi manusia yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negaranya.
Dari teks Undang-Undang yang telah
diuraikan, maka dengan jelas tersirat kata “spiritual
keagamaan”, artinya landasan agama sangatlah urgent dalam dunia pendidikan
dalam upaya membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhannya
sehingga terbentuk insan yang kamil disisiNya.
Salah satu bentuk spiritual keagamaan
ialah dengan cara berdo’a. Kaitannya dengan dunia pendidikan, do’a sangatlah
urgen dalam proses pembelajaran dimanapun kegiatan ini dilaksanakn baik pada
pendidikan formal, informal maupun non formal dan terlebih khususnya pada dunia
pendidikan formal yakni di SD, SMP, SMA bahkan sampai Perguruan Tinggi.
Berbicara mengenai dunia pendidikan maka
sama artinya dengan berbicara tentang menuntut ilmu yakni melakukan proses
pembelajaran baik dalam hal mengajar maupun mendidik. Dalam ajaran islam
menuntut ilmu itu hukumnya wajib sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang
artinya: Rasulullah SAW bersabda ”Menuntut
ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”. (HR.Bukhori dan
Muslim). Disamping kewajiban, menuntut ilmu juga dikategorikan sebagai ibadah
sehingga apabila dikaitkan dengan do’a
maka memiliki korelasi yang saling mengikat dan saling membutuhkan antara do’a
dengan ibadah dalam hal ini menuntut ilmu.
Sekolah
merupakan dunia pendidikan yang paling
sistematis karena mencakup komponen-komponen yang saling mendukung
sehingga memudahkan proses pembelajaran dan terjadinya intraksi antara pendidik
dengan peserta didik secara optimal. Hal tersebut merupakan ikhtiyar untuk
mencapai tujuan pendidikan yang ingin di capai, namun perlu diingat bahwa
ikhtiyar saja tidak cukup, maka diperlukan do’a sebagai pelengkapnya.
Permohonan
kepada Allah SWT berupa do’a yang dilaksanakan pada saat kegiatan belajar
mengajar dan biasanya dipanjadkan pada saat baru masuk kelas atau sebelum jam
pertama berlangsung dan juga do’a dipanjadkan pula pada jam terakhir atau
sebelum pulang, jadi dalam sehari saat aktif belajar peserta didik memohon dan
memanjadkan do’a 2 (dua) kali sehari, tujuannya antara lain agar proses belajar
mengajar berjalan lancar, mendapatkan ketenangan hati, supaya cepat memahami
apa yang dipelajari, cepat menghafal pelajaran, mendapatkan ilmu yang
bermanfaat dan yang paling inti mendapat berkah dan ridho dari Allah SWT.
Walaupun
mulianya sebuah do’a dengan kelebihan dan keutamaannya, namun penulis menemukan
hal yang berbada dengan kenyataan di lapangan. Dari hasil survei yang di
lakukan secara acak dengan cara interview kepada beberapa siswa-siswi yang
sekolah di SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi bahkan Santri yang menuntut ilmu di
Pondok Pesantren. Responden (siswa-siswi yang diwawancarai) memberikan jawaban
atas beberapa pertanyaan yang penulis ajukan dengan bunyi pertanyaan sebagai
berikut: Apakah anda selalu berdo’a sebelum jam pertama?, Apakah Guru yang
mengajar pada jam pertama mengajak ada untuk berdo’a sebelum belajar?, Apakah
anda selalu berdo’a sebelum pulang?, dan terakhir Apakah Guru yang mengajar jam
terakhir mengajak anda berdo’a sebelum pulang?. Dari beberapa pertanyaan diajukan
tersebut maka penulis mendapatkan jawaban sebagai berikut yakni Ada yang
menjawab YA dan ada pula yang menjawab “TIDAK?”. Dari hasil interview dengan
jawaban YA ini merupakan hal yang wajar karena seharusnya seperti itu kalau
ingin mendapat barakah dalam menuntut ilmu dan sebagai ciri manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhannya. Namun yang paling memprihatinka ialah
ternyata penulis menemukan jawaban TIDAK terutama pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Dengan adanya jawaban TIDAK ini artinya pelaksaan do’a belum
terkontrol dengan baik, terutama berdo’a sebelum pulang ini paling banya respon
yang menjawab TIDAK. Untuk meyakinkan para pembaca silahkan bisa menanyakan
langsung kepada siswa-siswi yang masih aktif sekolah dari jenjang Dasar sampai
jenjang Tertinggi.
Dari hasil
survei yang dilakukan penulis secara acak dengan cara interview, ini menjadi
bahan evaluasi kita bersama yang berkecimpung dan yang hidup pada dunia pendidikan
agar tradisi ataupun ritual yang positif selalu dibiasakan dan dipertahankan
terutama pada dunia pendidikan, mohon ada himbauan dari yang berhak. Oleh
karena itu penulis mengajak kita semua untuk kembali ke fitrah kita, artinya
mari jangan kita menganggap do’a itu sebelah mata dan menganggapnya remeh
karena sesungguhnya kekuatan do’a itu
saagatlah dahsyat mengalahkan kuatnya baja, tingginya langit dan dalamnya lautan.
Mudah-mudahan ada manfatnya bagi penulis dan pembaca, amin!!!, wallohu a’lamu
bissawab. Silahkan anda baca artikel menarik yang cukup pentingini : Cara Membuat Blog Gratis
Penulis dan pemilik blog :
Nama : MANSUR, S.Pd.I
Alamat
Kerja : GURU SMPN 1 PRAYA TIMUR
Alamat
Rumah : Ponggong, Kopang, Lombok Tengah
No.
HP / FB : 087865910783 / FB: AnsourLombok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar