Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Selasa, 10 Desember 2013

DO’A MULAI LUNTUR DI LEMBAGA PENDIDIKAN


DO’A MULAI LUNTUR DI LEMBAGA PENDIDIKAN

Apapun status, pangkat dan jabatan seseorang, menolong atau ditolong dan membantu atau dibantu itu merupakan hal yang lumrah dan manusiawi sebagai makhluk sosial yang memiliki keterbatasan dan kekurangan material seperti harta benda, juga terbatas dan kurang dalam hal in-material umpamanya ilmu, pengetahuan dan pengalaman, karena sesungguhnya yang memiliki kesempurnaan di atas makhluknya ialah Allah SWT yang maha sempurna.
Untuk meminta bantuan atau pertolongan kepada sesama manusia dilakukan dengan berbagai mekanismenya, diantaranya dengan mengajukan permintaan secara tertulis atau proposal maupun secara langsung dengan lisan dengan tujuan mendapat imbalan dan pemberian dari orang tempat meminta. Lain halnya kalau memohon kepada sang khalik yakni Allah SWT ialah dengan cara berdo’a kepadaNya.

Do’a
Sesungguhnya sebaik-baik yang dilakukan dan diucapkan lisan seseorang adalah memperbanyak dzikir, bertasbih, bertahmid, membaca kitab-Nya, membaca salawat dan salam  atas rasul-Nya Muhammad SAW serta memperbanyak do’a permohonan kepada Allah SWT agar mendapatkan kehidupan yang terbaik di dunia sampai akherat kelak, memohon ampunan dengan penuh harapan disertai keimanan yang benar, ikhlas dan tulus.
Ritual berupa do’a merupakan media penghubung dari makhluk kepada khaliknya, seabagi bentuk butuhnya makhluk yang bernama manusia akan bantuan dan pertolongan Allah SWT. Alangkah angkuh dan sombonnya seseorang yang mengingkari do’a sebagai sinergitas ikhtiyarnya.
Dalam pelajaran ilmu fiqih yang banyak tertuang dalam kitab-kitabnya khususnya “babussshalat” do’a merupakan defenisi salat secara bahasa (logah), ini artinya bahwa betapa penting posisi do’a dalam hidup ini sampai didefinisikan sebagai arti salat secara harfiyah, ini menunjukkan kedudukan do’a dengan salat hampir disejajarkan dengan alasan sama-sama sebagai mendia penghubung antara makhluk kepada Khaliknya.
Barangsiapa yang berdo’a, maka hendaknya agar selalu berusaha menghadirkan dalam hatinya dengan mengingat keagungan, kekuasaan dan ke Maha Ilmuan Allah SWT atas segala sesuatu, sehingga hanya Allah SWT yang berhak di sembah dan dimintai pertolongan.
Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah, yang menerangkan tentang berdo’a, diantaranya Firman Allah SWT sebagai berikut yang artinya “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku”. (QS. Al Baqarah: 186). Dan juga sabda Nabi Muhammad SWA yang artinya : Dari Nu’man bin Basyir Ra dari Nabi Muhammad SAW bersabda “Do’a itu adalah ibadah. (HR. empat Ashhabus sunan dengan sanad yang shahih).
Berdasarkan Firman Allah SWT dan Hadis Nabi Muhammad SAW yang telah diuraikan tadi maka berdo’a ialah perintah Tuhan yang pasti dikabulkan dan digolongkan sebagai ibadah disisi Allah SWT bagi yang memanjadkannya karena merupakan bentuk dan cara umat manusia mendekatkan dirinya kepada pemiliknya. Apabila seorang hamba memanjadkan do’anya maka Allah SWT memastikan do’a tersebut wajib di kabulkan sesuai dengan firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat Ghafir ayat 60 yang artinya : "Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu, dalam teks ayat ini tersirat jelas bunyi “astajiblakum” maksudnya ialah Allah SWT wajib menerima do’a-do’a yang diucapkan dan dipanjadkan oleh seorang hamba. Namun bahwasanya semua do’a yang dipanjadkan oleh seorang hamba memungkinkan ada 3 (tiga) opsi tahap diterimanya, yakni :
1.    Langsung dikabulkan, maksunya ialah do’a yang diucapkan seketika itu langsung Allah ijabah atau kabulkan, do’a seperti ini tidak di sangka-sangka karena di panjatkan bersamaan dengan “saa’atul ijabah” artinya setiap berdo’a maupun berucap seketika itu diterima langsung oleh Allah SWT itu sebabnya janganlah sekali-kali kita mendo’akan keluarga, teman ataupun orang lain dengan do’a yang jelek atau tidak bagus karena takutnya “sa’atul ijabah” menyertai do’a dan ucapah kita, sehingga dalam ajaran islam mengajarkan kita untuk selalu berkata-kata dengan ucapan yang baik-baik.
2.    Ditunda, artinya do’a yang kita panjatkan kepada Allah SWT diterima namun bentuknya penundaan mungkin bisa beberapa waktu, hari, minggu, bulan bahkan bertahun-tahun tergantung Allah SWT yang menentukan kapan baiknya do’a kita dikabulkan bahkan bisa diterima oleh yang berdo’a nanti pada hari kiamat atau hari kehidupan berikutnya dalam bentuk amal baik (pahala).
3.    Opsi yang terakhir ialah Allah menerimnya namun menggatinya dengan cara menghilangkan keburukan hal ini bisa terjadi karena dengan alasan bahwa do’a yang panjadkan tidak sesuai dengan kondisi dan tempat. Sungguhnya Allah SWT menempatkan perkara pada tempatnya.

Lunturnya Do’a Di Lembaga Pendidikan
            Untuk diingat bahwa arti pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang berbunyi “Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran bagi peserta didik agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga menjadi manusia yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya.
            Dari teks Undang-Undang yang telah diuraikan, maka dengan jelas tersirat kata “spiritual keagamaan”, artinya landasan agama sangatlah urgent dalam dunia pendidikan dalam upaya membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhannya sehingga terbentuk insan yang kamil disisiNya.
Salah satu bentuk spiritual keagamaan ialah dengan cara berdo’a. Kaitannya dengan dunia pendidikan, do’a sangatlah urgen dalam proses pembelajaran dimanapun kegiatan ini dilaksanakn baik pada pendidikan formal, informal maupun non formal dan terlebih khususnya pada dunia pendidikan formal yakni di SD, SMP, SMA bahkan sampai Perguruan Tinggi.   
Berbicara mengenai dunia pendidikan maka sama artinya dengan berbicara tentang menuntut ilmu yakni melakukan proses pembelajaran baik dalam hal mengajar maupun mendidik. Dalam ajaran islam menuntut ilmu itu hukumnya wajib sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya: Rasulullah SAW bersabda ”Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”. (HR.Bukhori dan Muslim). Disamping kewajiban, menuntut ilmu juga dikategorikan sebagai ibadah sehingga apabila  dikaitkan dengan do’a maka memiliki korelasi yang saling mengikat dan saling membutuhkan antara do’a dengan ibadah dalam hal ini menuntut ilmu.
Sekolah merupakan dunia pendidikan yang paling  sistematis karena mencakup komponen-komponen yang saling mendukung sehingga memudahkan proses pembelajaran dan terjadinya intraksi antara pendidik dengan peserta didik secara optimal. Hal tersebut merupakan ikhtiyar untuk mencapai tujuan pendidikan yang ingin di capai, namun perlu diingat bahwa ikhtiyar saja tidak cukup, maka diperlukan do’a sebagai pelengkapnya.
Permohonan kepada Allah SWT berupa do’a yang dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar dan biasanya dipanjadkan pada saat baru masuk kelas atau sebelum jam pertama berlangsung dan juga do’a dipanjadkan pula pada jam terakhir atau sebelum pulang, jadi dalam sehari saat aktif belajar peserta didik memohon dan memanjadkan do’a 2 (dua) kali sehari, tujuannya antara lain agar proses belajar mengajar berjalan lancar, mendapatkan ketenangan hati, supaya cepat memahami apa yang dipelajari, cepat menghafal pelajaran, mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan yang paling inti mendapat berkah dan ridho dari Allah SWT.
Walaupun mulianya sebuah do’a dengan kelebihan dan keutamaannya, namun penulis menemukan hal yang berbada dengan kenyataan di lapangan. Dari hasil survei yang di lakukan secara acak dengan cara interview kepada beberapa siswa-siswi yang sekolah di SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi bahkan Santri yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren. Responden (siswa-siswi yang diwawancarai) memberikan jawaban atas beberapa pertanyaan yang penulis ajukan dengan bunyi pertanyaan sebagai berikut: Apakah anda selalu berdo’a sebelum jam pertama?, Apakah Guru yang mengajar pada jam pertama mengajak ada untuk berdo’a sebelum belajar?, Apakah anda selalu berdo’a sebelum pulang?, dan terakhir Apakah Guru yang mengajar jam terakhir mengajak anda berdo’a sebelum pulang?. Dari beberapa pertanyaan diajukan tersebut maka penulis mendapatkan jawaban sebagai berikut yakni Ada yang menjawab YA dan ada pula yang menjawab “TIDAK?”. Dari hasil interview dengan jawaban YA ini merupakan hal yang wajar karena seharusnya seperti itu kalau ingin mendapat barakah dalam menuntut ilmu dan sebagai ciri manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhannya. Namun yang paling memprihatinka ialah ternyata penulis menemukan jawaban TIDAK terutama pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan adanya jawaban TIDAK ini artinya pelaksaan do’a belum terkontrol dengan baik, terutama berdo’a sebelum pulang ini paling banya respon yang menjawab TIDAK. Untuk meyakinkan para pembaca silahkan bisa menanyakan langsung kepada siswa-siswi yang masih aktif sekolah dari jenjang Dasar sampai jenjang Tertinggi.
Dari hasil survei yang dilakukan penulis secara acak dengan cara interview, ini menjadi bahan evaluasi kita bersama yang berkecimpung dan yang hidup pada dunia pendidikan agar tradisi ataupun ritual yang positif selalu dibiasakan dan dipertahankan terutama pada dunia pendidikan, mohon ada himbauan dari yang berhak. Oleh karena itu penulis mengajak kita semua untuk kembali ke fitrah kita, artinya mari jangan kita menganggap do’a itu sebelah mata dan menganggapnya remeh karena sesungguhnya kekuatan do’a itu saagatlah dahsyat mengalahkan kuatnya baja, tingginya langit dan dalamnya lautan. Mudah-mudahan ada manfatnya bagi penulis dan pembaca, amin!!!, wallohu a’lamu bissawab. Silahkan anda baca artikel menarik yang cukup pentingini : Cara Membuat Blog Gratis

Penulis dan pemilik blog :
Nama                                      : MANSUR, S.Pd.I
Alamat Kerja                          : GURU SMPN 1 PRAYA TIMUR
Alamat Rumah                       : Ponggong, Kopang, Lombok Tengah
No. HP / FB                           : 087865910783 / FB: AnsourLombok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar