Berikut ini merupakan penjelasan dari ulama tentang menyembelih dengan mesin, diantaranya, sebagaimana penjelasan dalam kitab I’anah at-Thalibin oleh Sayyid Abi Bakar Syato Ad-Dimyati yaitu:
وَشَرْطُ الذَّابِحِ أَنْ يَكُوْنَ مُسْلِمًا (قَوْلُهُ: أَنْ يَكُوْنَ مُسْلِمًا) أَيْ أَوْ مُسْلِمَةً. وَشُرِطَ أَيْضًا أَنْ يَكُوْنَ غَيْرَ أَعْمَى فِيْ غَيْرِ مَقْدُوْرٍ عَلَيْهِ مِنْ صَيْدٍ وَغَيْرِهِ، فَلَا يَحِلُّ مَذْبُوْحُ الْأَعْمَى بِإِرْسَالِ آلَةِ الذَّبْحِ، إِذْ لَيْسَ لَهُ فِيْ ذَلِكَ قَصْدٌ صَحِيْحٌ.
Artinya: “Syarat pemotong ialah muslim, (menjelaskan kemuslimannya) serta memasukkan muslimah, disyaratkan juga pemotongnya bukanlah orang yang buta pada binatang yang tidak mampu dikuasai dalam hal membunuhnya, baik dari perburuan atau dari selainnya, maka tidaklah halal hasil sembelihan orang buta dengan melepaskan alat pemotong karena tidak memiliki sasaran yang benar.” (Lihat: Hasyiyah I’anah At-Thalibin, vol.2, hlm. 392)
وشرط في الذبح قصد أي قصد العين أو الجنس بالفعل
قوله ( قصد العين ) وإن أخطأ في ظنه أو الجنس وإن أخطأ في الإصابة ح ل
والمراد بقصد العين أو الجنس بالفعل أي قصد إيقاع الفعل على العين أو على واحد من الجنس وإن لم يقصد الذبح
Dan disyaratkan dalam penyembelihan adanya kesengajaan untuk benar-benar akan melakukan penyembelihan terhadap hewan yang dimaksud dan jenisnya// Jika ini sudah dilakukan berarti sudah cukup walaupun perkiraan dan jenisnya tidak akurat. (Yang dimaksud ‘adanya kesengajaan’… adalah benar-benar ada kehendak yang tinggi untuk melakukan sesuatu terhadap satu jenis binatang walaupun ia tidak sengaja untuk menyembelih. [ Syarh al-Minhaaj V/234, Hasyiyah Bujairomi IV/286 ].
و شرط في الآلة كونها محددة بفتح الدال المشددة أي ذات حد تجرح كحديد أي كمحدد حديد وقصب وحجر ورصاص وذهب وفضة إلا عظما كسن وظفر لخبر الشيخين ما أنهر الدم وذكر اسم الله عليه فكلوه ليس السن والظفر وألحق بهما باقي العظام
قوله إلا عظما إلخ أفاد أنه يكتفي بغير ما ذكر ولو شعرا إذا كان لا على وجه الأحناف
Disyaratkan pada alat pemotongannya harus dalam keadaan tajam sehingga dapat melukai seperti pisau dan besi, bamboo, batu, peluru emas dan perak kecuali terbuat dari gigi dan kuku, hal ini sesuai dengan hadits riwayat Bukhari Muslim “Apapun yang dapat mengalirkan darah (binatang sembelihan) yang bukan terbuat dari gigi dan kuku serta disebutkan ketika disembelih nama Allah Ta’aala, maka makanlah”.. Disamakan dengan gigi dan kuku semua jenis tulang. (yang dimaksud ‘semua jenis tulang’) sudah cukup menjadi alat penyembelihan selain yang berupa ‘tulang dan gigi’ meskipun itu berbentuk rambut… [ Syarh al-Minhaaj V/241, Hasyiyah jamal ‘ala al-manhaj X/353 ].
Adapun selain syarat penyembelihannya maka yang menjadi pertimbangan berikutnya ialah cara penyembelihan dan kriteria mesin pemotong sebagai alatnya, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Fath Al-Wahhab oleh Syekh Zakaria Al-Anshori yaitu:
فَالذَّبْحُ قَطْعٌ حُلْقُوْمٍ وَمَرِيْءٍ…وَ شُرِطَ فِي الْآلَةِ كَوْنُهَا مُحَدَّدَةً بِفَتْحِ الدَّالِ الْمُشَدَّدَةِ أَيْ ذَاتَ حَدٍّ تَجْرَحُ كَحَدِيدٍ أَيْ كَمُحَدَّدِ حَدِيدٍ وَقَصَبٍ وَحَجَرٍ وَرَصَاصٍ وَذَهَبٍ وَفِضَّةٍ إلَّا عَظْمًا كَسِنٍّ وَظُفُرٍ لِخَبَرِ الشَّيْخَيْنِ: مَا أَنْهَرَ الدَّمَ وَذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ فَكُلُوهُ لَيْسَ السِّنَّ وَالظُّفُرَ
Atinya: “Menyembelih ialah memotong saluran nafas (tenggorokan) dan saluran makanan (kerongkongan)…dan disyaratkan alat pemotongannya harus dalam keadaan tajam yang bisa melukai seperti pisau dari besi, bambu, batu, peluru tajam, emas dan perak, kecuali yang terbuat dari gigi dan kuku,
sesuai dengan hadits riwayat Bukhari Muslim, ‘apapun yang dapat mengalirkan darah (binatang sembelihan) yang bukan terbuat dari gigi dan kuku serta disebutkan ketika disembelih nama Allah Ta’ala, maka makanlah.” (Lihat: Fathul Wahhab, vol. 2, hlm.226-228)
Demikianlah penjelasan ulama yang mana dalam hal ini menyembelih dengan mesin dimana hukumnya adalah boleh dan halal, namun mesin dan cara pemotongannya secara singkat harus memenuhi syarat sebagai berikut:
Pengendali alatnya harus seorang muslim.
Alat mesin yang dipergunakan untuk penyembelihan tersebut memenuhi syarat dilakukannya penyembelihan syar’i.
Hukum binatang yang disembelih dengan mesin ALAT POTONG halal bila memenuhi ketentuan :
• Penyembelihnya seorang muslim
• Mesin Alat potongnya memenuhi ketentuan syar’iy
وشرط في الذبح قصد أي قصد العين أو الجنس بالفعل
قوله ( قصد العين ) وإن أخطأ في ظنه أو الجنس وإن أخطأ في الإصابة ح ل
والمراد بقصد العين أو الجنس بالفعل أي قصد إيقاع الفعل على العين أو على واحد من الجنس وإن لم يقصد الذبح
Dan disyaratkan dalam penyembelihan adanya kesengajaan untuk benar-benar akan melakukan penyembelihan terhadap hewan yang dimaksud dan jenisnya// Jika ini sudah dilakukan berarti sudah cukup walaupun perkiraan dan jenisnya tidak akurat. (Yang dimaksud ‘adanya kesengajaan’… adalah benar-benar ada kehendak yang tinggi untuk melakukan sesuatu terhadap satu jenis binatang walaupun ia tidak sengaja untuk menyembelih. [ Syarh al-Minhaaj V/234, Hasyiyah Bujairomi IV/286 ].
و شرط في الآلة كونها محددة بفتح الدال المشددة أي ذات حد تجرح كحديد أي كمحدد حديد وقصب وحجر ورصاص وذهب وفضة إلا عظما كسن وظفر لخبر الشيخين ما أنهر الدم وذكر اسم الله عليه فكلوه ليس السن والظفر وألحق بهما باقي العظام
قوله إلا عظما إلخ أفاد أنه يكتفي بغير ما ذكر ولو شعرا إذا كان لا على وجه الأحناف
Disyaratkan pada alat pemotongannya harus dalam keadaan tajam sehingga dapat melukai seperti pisau dan besi, bamboo, batu, peluru emas dan perak kecuali terbuat dari gigi dan kuku, hal ini sesuai dengan hadits riwayat Bukhari Muslim “Apapun yang dapat mengalirkan darah (binatang sembelihan) yang bukan terbuat dari gigi dan kuku serta disebutkan ketika disembelih nama Allah Ta’aala, maka makanlah”.. Disamakan dengan gigi dan kuku semua jenis tulang. (yang dimaksud ‘semua jenis tulang’) sudah cukup menjadi alat penyembelihan selain yang berupa ‘tulang dan gigi’ meskipun itu berbentuk rambut… [ Syarh al-Minhaaj V/241, Hasyiyah jamal ‘ala al-manhaj X/353 ]. Wallaahu A’lamu Bis Showaab..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar