Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Selasa, 16 Mei 2023

Rukun Iman Kepada KITAB DAN NABI RASUL ALLAH Kitab Kasyifatussaja'


BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB DAN NABI RASUL ALLAH....

3. Beriman kepada Kitab-kitab Allah

ثالثها أن تؤمن ب(كتبه) 

[Dan] rukun iman yang ketiga adalah kamu beriman[dengan Kitab-kitab Allah.]

معنى الإيمان بالكتب التصديق بأ ا كلام االله المنزل على رسله عليهم الصلاة والسلام

وكل ما تضمنته حق ونزولها بأن كانت مكتوبة على الألواح كالتوراة أو مسموعة من

السمع بالمشاهدة كما في ليلة المعراج أو من وراء حجاب كما وقع لموسى في الطور أو

من ملك مشاهد كما روي أن اليهود قالوا لرسول االله صلى االله عليه وسلّم ألا تكلم

االله وتنظر إليه إن كنت نبياً كما كلمه موسى ونظر إليه فقال لم ينظر موسى إلى االله

فنزل وما كان لبشر أن يكلمه االله إلا وحياً أو من وراء حجاب أو يرسل رسولاً فيوحي

بإذنه ما يشاء (الشورى)

Pengertian beriman kepada Kitab-kitab Allah adalahmembenarkan bahwa Kitab-kitab itu merupakan Firman Allah yangditurunkan kepada para rasul-Nya ‘alaihim as-sholatu wa assalaamu, dan semua isi kandungannya adalah benar.Kitab-Kitab itu diturunkan bisa dalam bentuk tertulis padapapan-papan, seperti; Taurat, atau terdengar dengan telinga secaralangsung, seperti; dalam malam Mi’roj, atau terdengar dari baliktabir, seperti yang terjadi pada Musa di Gunung Thursina, atauterdengar dari malaikat secara langsung, seperti yang diriwayatkanbahwa kaum Yahudi berkata kepada Rasulullah Muhammadshollallahu ‘alaihi wa sallam, “Sebaiknya kamu berbicara langsungkepada Allah dan melihat-Nya jika kamu seorang nabi sebagaimanaMusa berbicara dengan-Nya dan melihat-Nya.” KemudianRasulullah Muhammad menjawab, “Musa tidaklah melihat Allah.”Kemudian diturunkan ayat, “Dan tidak ada bagi seorang manusia punbahwa Allah berkata-kata dengannya kecuali dengan perantara wahyu atau dari balik tabir atau dengan mengutus seorang utusan(malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya …”

قال السحيمي في تفسير ذلك أي ما صح لبشر أن يكلمه االله إلا أن يوحي إليه وحياً 

أي كلاماً خفيّاً يدرك بسرعة كما سمع إبراهيم في المنام أن االله يأمرك بذبح ولدك وكما

ألهمت أم موسى أن تقذفه في البحر أو من وراء حجاب أو أن يرسل رسولاً أي ملكاً 

جبريل فيكلم الرسول أي المرسل إليه بأمر ربه ما يشاء

Suhaimi berkata dalam menafsiri ayat di atas, “Tidaklah sahbagi seorang manusia diajak berbicara oleh Allah kecuali diwahyukan kepadanya sebuah wahyu, yaitu sebuah kalimat samar yang diketahui dengan cepat seperti yang didengar oleh Ibrahimdalam mimpi, ‘Sesungguhnya Allah memerintahmu menyembelih putramu’, dan seperti yang diilhamkan kepada Ibu Musa untuk membuang Musa yang masih kecil di lautan, atau dari balik tabiratau dengan mengutus seorang utusan, yaitu malaikat Jibril, ia mengatakan dengan perintah Tuhannya apa yang Tuhannyakehendaki kepada rasul yang ditemui Jibril.

(فرع) 

قال سليمان الجمل وعن الحرث بن هشام أنه سأل النبي صلى االله عليه وسلّم

كيف يأتيك الوحي؟ فقال صلى االله عليه وسلّم أحياناً يأتيني في مثل صلصلة الجرس

وهو أشده علي فيفصم عني وقد وعيت ما قال وأحياناً يتمثل لي الملك رجلاً فيكلمني

فأعي ما يقول والجرس بفتح الجيم والراء وهو ما يعلق على عنق الحمار وقوله فيفصم

عني أي ينفصل عني ويفارقني وقوله وعيت من باب وعى أي حفظت ما قال

[CABANG]

Sulaiman al-Jamal berkata dengan riwayat dari Harts bin Hisyam, “Harts bertanya kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallama, ‘Bagaimana wahyu mendatangimu?’ Rasulullah shollallahu‘alaihi wa sallama, menjawab, ‘Terkadang wahyu mendatangiku seperti bunyi lonceng yang keras, kemudian bunyi lonceng itu hilangdan aku telah hafal apa yang dikatakannya. Terkadang wahyumendatangiku dengan dibawa oleh malaikat yang menjelma seoranglaki-laki, kemudian ia berkata kepadaku dan aku langsung hafal apayang ia katakan.’ ”Lafadz ‘الجرس’ dalam hadis adalah dengan fathah pada huruf jim /ج/ dan roo /ر/, yaitu sesuatu (lonceng) yang digantungkan di leher hewan himar. Lafadz ‘فيفصم’ berarti ‘عنى ينفصل’ dan ‘يفارقنى’, yang berarti memisahiku. Lafadz ‘وعيت’ adalah berasal dari bab lafadz ‘وعى’,maksudnya aku telah menghafal apa yang ia katakan kepadaku.

والمراد بالكتب ما يشمل الصحف وقد اشتهر أ ا مائة وأربعة وقيل إ ا مائة وأربعة عشر

وقال السحيمي والحق عدم حصر الكتب في عدد معين فلا يقال إ ا مائة وأربعة فقط

لأنك إذا تتبعت أي فتشت الروايات تجدها تبلغ أربعة وثمانين ومائة

Yang dimaksud dengan Kitab-kitab adalah sesuatu yangmencakup lembaran-lembaran. Telah masyhur bahwa jumlah Kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah ada 104. Ada yang mengatakan114. Suhaimi berkata, “Yang benar adalah tidak perlu menentukanjumlah Kitab-kitab pada hitungan tertentu. Oleh karena itu tidakperlu dikatakan, ‘Kitab-Kitab itu ada 104 saja’, karena jika kamumau meneliti riwayat-riwayat yang ada maka sesungguhnya Kitab kitab itu mencapai 184.”

فيجب اعتقاد أن االله أنزل كتباً من السماء على الإجمال لكن يجب معرفة الكتب

الأربعة تفصيلاً وهي التوراة لسيدنا موسى والزبور لسيدنا داود والإنجيل لسيدنا عيسى

والفرقان لخير الخلق سيدنا محمد صلى االله عليه وسلّم وعليهم أجمعين

Dengan demikian wajib meyakini secara global (ijmal)bahwa sesungguhnya Allah telah menurunkan Kitab-kitab dari langit,tetapi wajib mengetahui 4 (empat) Kitab secara tafshil (rinci), yaituTaurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, Zabur yang diturunkankepada Nabi Daud, Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa, dan al-Furqon yang diturunkan kepada makhluk terbaik, yaitu Nabi kita,Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallama wa ‘alaihim ajma’iin.

1. Lembaran-lembaran Ibrahim.

(تتميم) روي من حديث أبي ذر قال قلت يا رسول االله فما كانت صحف إبراهيم؟

قال كانت كلها أمثالاً منها أيها الملك المسلط المبتلي المغرور إني لم أبعثك لتجمع

الدنيا بعضها على بعض ولكن بعثتك لترد عني دعوة المظلوم فإني لا أردها ولو كانت

من فم كافر

Diriwayatkan dari hadis Abu Dzar bahwa ia berkata, “Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah! Apa itu lembaran-lembaran Ibrahim?’

Rasulullah menjawab, ‘Semua lembaran-lembaran Ibrahim adalah kalimat-kalimat perumpamaan. Di antaranya adalah; Hai pemimpinyang telah dikuasai (oleh setan), yang ditimpa cobaan, dan yang tertipu! Sesungguhnya Aku tidak mengutusmu untuk mengumpulkandunia, maksudnya mengumpulkan bagian dunia satu dengan bagiannya yang lain, tetapi aku mengutusmu agar kamu bisa menghentikan adanya doa orang-orang yang teraniaya karena Aku tidak akan menolaknya meskipun doa itu keluar dari mulut orang kafir.’”

ومنها وعلى العاقل أن يكون له ساعة يناجي فيها ربه عز وجل وساعة يحاسب فيها

نفسه وساعة يتفكر فيها صنع االله تعالى وساعة يخلو أي يتجرد فيها لحاجته من المطعم

والمشرب

Di antaranya lagi, “Wajib bagi orang yang berakal memiliki(meluangkan) sebagian waktu untuk bermunajat kepada Tuhan-nyaazza wa jalla, dan memiliki sebagian waktu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri, dan memiliki sebagian waktu untuk bertafakkur tentang ciptaan-ciptaan Allah, dan memiliki sebagian waktu untuk memenuhi hajat makannya dan minumnya.”

ومنها وعلى العاقل أن لا يكون طامعاً أي مؤملاً إلا في ثلاث تزود لمعاد ومرمة لمعاش

ولذة في غير محرم .قوله مرمة بفتحات وتشديد الميم أي إصلاح

Di antaranya lagi, “Wajib bagi orang yang berakal untuk tidak menjadi orang yang berangan-angan kecuali dalam tiga hal,yaitu berangan-angan dalam mencari bekal untuk akhirat,membaguskan kehidupan dunia/ekonomi, dan kenikmatan pada hal yang tidak diharamkan.

ومنها و على العاقل أن يكون بصيراً بزمانه مقبلاً على شانه حافظاً للسانه ومن عد

كلامه من عمله قل كلامه إلا فيما يعنيه بفتح أوله من باب رمى أي ما تتعلق عنايته

به كما قال ابن حجر في فتح المبين

Di antaranya lagi, “Wajib atas orang yang berakal untukwaspada terhadap masa-masa (yang dilalui)-nya, menghadapi keadaan (zaman)-nya, dan menjaga lisannya. Barang siapa menghitung-hitung omongannya daripada amalnya maka omongannya akan sedikit kecuali dalam jenis omongan yang bermanfaat baginya,” maksudnya, hanya banyak omongan tentanghal-hal yang bermanfaat baginya.

Lafadz ‘يعنيه’ adalah dengan fathah pada huruf awal, yaitu yaa

/ي/. Lafadz tersebut termasuk dalam bab lafadz ‘ى َم َر’, maksud

pengertiannya adalah omongan yang berhubungan dengan adanya

pertolongan bagi dirinya, seperti yang dikatakan oleh Ibnu Hajar

dalam kitab Fathu al-Mubiin.

2. Lembaran-lembaran Musa

قال أبو ذر أيضاً قلت يا رسول االله فما كانت صحف موسى؟ قال كانت كلها عبراً 

بكسر العين وفتح الباء جمع عبرة بسكو ا مثل سدر وسدرة أي مواعظ ومنها عجبت

لمن أيقن بالموت كيف يفرح، عجبت لمن أيقن بالنار كيف يضحك، عجبت لمن يرى الدنيا وتقلبها بأهلها كيف يطمئن إليها عجبت لمن أيقن بالقدر ثم يتعب وفي نسخة

كيف يغضب عجبت لمن أيقن بالحساب ثم لا يعمل

Abu Dzar juga berkata bahwa ia bertanya, “Wahai Rasulullah! Apa itu lembaran-lembaran Musa?” Rasulullah menjawab,“Lembaran-lembaran Musa mengandung nasehat-nasehat. Di antaranya adalah ‘Aku heran dengan orang yangmeyakini adanya kematian, bagaimana bisa ia merasa senang-senang? Aku heran dengan orang yang meyakini adanya neraka, bagaimana bisa ia tertawa-tawa? Aku heran dengan orang yang melihat dunia dan melihat bagaimana dunia mengontang-antingkan pengikutnya? Bagaimana ia bisa merasa tenang-tenang saja mengejar dunia? Aku heran dengan orang yang meyakini adanya Qodar, bagaimana bisa ia kok tidak terima atau marah dengan keadaan (nasibnya)? Aku heran dengan orang yang meyakini adanya penghitungan amal (hisab), bagaimana bisa ia tidak beramal?’”

وفي التوراة يا ابن آدم لا تخف من سلطان ما دام سلطاني باقياً وسلطاني باق لا ينفدأبداً بفتح الفاء وبالدال المهملة أي لا يفنى ولا ينقطع يا ابن آدم خلقتك لعبادتي فلاتلعب يا ابن آدم لا تخافن فوات الرزق ما دامت خزائني مملوءة وخزائني لا تنفد أبداً ياابن آدم خلقت السموات والأرض ولم أعي بخلقهن أيعييني رغيف واحد أسوقه إليك فيكل حين

Di dalam Taurat disebutkan;Wahai anak cucu Adam! Janganlah takut dengan kekuasaan seseorang selama kekuasaan-Ku masih tetap dan Kekuasaan-Ku akanselalu tetap dan tidak akan sirna selama-lamanya.Hai anak cucu Adam! Aku telah menciptakanmu agar kamuberibadah kepada-Ku. Oleh karena itu, janganlah kamu bermain-main! hai anak cucu Adam! Janganlah kamu takut dengan rizki yang sedikit selama gedung-gedung rizki-Ku itu penuh banyak. Dan (sesungguhnya) gedung-gedung rizki-Ku itu tidak akan sirna/habis selama-lamanya.Wahai anak cucu Adam! Aku telah menciptakan langit dan bumi.Aku tidaklah lemah dalam menciptakan semuanya. Apakah kamu menganggap-Ku lemah untuk memberikan satu roti yang Akubagikan setiap waktu kepadamu?

وقوله أعى مضارع عي بكسر عين الفعل من باب تعب أي ولم أعجز ويعيى بضم

حرف المضارعة من أعيا الرباعي

Lafadz ‘أعى’ dalam perkataan Rasulullah merupakan bentuk fi’il mudhorik dari fi’il madhi ‘ عي’ dengan kasroh pada huruf ain fi’il,yaitu termasuk bab lafadz ‘بِتع’, artinya adalah ‘أعجز لم’ atau Aku tidak lemah. Sedangkan lafadz ‘عيىُي’ dengan dhommah pada huruf ya

mudhoroah ( ) termasuk bab lafadz ‘أعيا’, yaitu fi’il ruba’i.

يا ابن آدم كما لا أطالبك بعمل غد فلا تطالبني برزق غد يا ابن آدم لي عليك فريضةولك علي رزق فإن خالفتني في فريضتي لم أخالفك في رزقك على ما كان منك يا ابنآدم إن رضيت بما قسمته لك أرحت بدنك وقلبك وإن لم ترض بما قسمته لك سلطتعليك الدنيا حتى تركض فيها كركض الوحش في البرية أي الصحراء، وعزتي وجلالي لا

ينالك منها إلا ما قسمته لك وأنت عندي مذموم

Hai anak cucu Adam! Sebagaimana Aku tidak menuntutmu dengan amal besok, maka janganlah kamu menuntut-Ku dengan rizki besok!Hai anak cucu Adam! Wajib atasmu melakukan kefardhuan untukKu dan wajib atas-Ku memberikan rizki kepadamu. Kemudian apabila kamu tidak mentaati kefardhuan-Ku maka Aku tetap memberimu rizki sesuai apa yang telah ditetapkan. Hai anak cucu Adam! Apabila kamu ridho dengan apa yang telah Aku bagikan untukmu maka sungguh kamu telah memuaskan tubuhmu dan hatimu. Dan apabila kamu tidak ridho dengan apa yang telah Aku bagikan untukmu maka Aku menguasakan dunia untuk mengalahkanmu sehingga kamu akan bingung di dunia sebagaimana binatang-binatang liar merasa bingung di lahan yang lapang. Demi kemuliaan dan keagungan-Ku! Kamu tidak akan memperoleh dari dunia kecuali apa yang telah Aku bagikan kepadamu dan kamu disisi-Ku adalah orang yang tercela.”

4. Beriman kepada Rasul Allah

(و)

 رابعها أن تؤمن ب(رسله) وهم أفضل عباد االله قال تعالى وكلا فضلنا على العالمينبأن تعتقد ان االله تعالى أرسل للخلق رسلاً رجالاً لا يعلم عددهم إلا االله أولهم آدموخاتمهم وأفضلهم سيدنا محمد صلى االله عليه وسلّم وكلهم من نسل آدم عليه السلاموأ م صادقون في جميع أقوالهم في دعوى الرسالة وفيما بلغوه عن االله تعالى وفي الكلامالعرفي نحو أكلت شربت وأ م معصومون من الوقوع في محرم أو مكروه وأ م مبلغون ما

أمروا بتبليغه للخلق وإن لم يكن أحكاماً وأ م حاذقون بحيث يكون فيهم قدرة علىإلزام الخصوم ومحاججتهم وإبطال دعاويهم فهذه الصفات الأربعة تجب للمرسلين

[Dan] rukun iman yang keempat adalah kamu beriman kepada [para rasul Allah.] Mereka adalah hamba-hamba Allah yang paling mulia. Dia berfirman, “Masing-masingnya Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya).”

Cara mengimani mereka adalah dengan kamu meyakini bahwa sesungguhnya Allah telah mengutus para rasul kepada makhluk. Mereka adalah para laki-laki yang tidak diketahui jumlahnya kecuali hanya Allah yang mengetahui. Rasul yang pertama kali adalah Adam dan yang terakhir dan yang paling utama di antara mereka adalah pemimpin kita, Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallama. Mereka semua berasal dari keturunan Adam, ‘alaihi as-salaam. Mereka adalah orang-orang yang jujur dalam berkata tentang pengakuan sebagai rasul, dan yang jujur dalam apa yang mereka sampaikan dari Allah ta’ala, dan yang jujur dalam perkataan-perkataan umum, seperti; aku telah makan, aku telah minum, dan lain-lain. Mereka adalah orang-orang yang terjaga dari melakukan keharaman atau kemakruhan. Mereka adalah orang-orang yang menyampaikan apa yang diperintahkan untuk disampaikan kepada makhluk meskipun bukan hal-halyang berkaitan dengan hukum-hukum. Mereka adalah orang-orang yang cerdas sekiranya mereka itu memiliki kemampuan untuk menghadapi perselisihan, berdebat, dan mengalahkan tuduhan-tuduhan lawan debatmereka. Empat sifat ini (jujur, menyampaikan wahyu, cerdas, dan amanah) adalah sifat-sifat bagi para rasul.

وأما الأنبياء غير المرسلين فلا يكونون مبلغين وإنما يجب عليهم أن يبلغوا الناس أ م

أنبياء ليحترموا

Adapun para nabi, mereka bukanlah para rasul. Oleh karena itu, mereka tidak menyampaikan wahyu dari Allah. Mereka hanya berkewajiban menyampaikan kepada orang-orang bahwa mereka adalah para nabi agar orang-orang memuliakan mereka.

والصحيح فيهم الإمساك عن حصرهم في عدد لأنه ربما أدى إلى إثبات النبوة والرسالة

لمن ليس كذلك في الواقع أو إلى نفي ذلك عمن هو كذلك في الواقع فيجب التصديق

بأن الله رسلاً وأنبياء على الإجمال

Pendapat shohih menyebutkan bahwa tidak perlu menghitung atau menentukan jumlah para nabi dan rasul karena terkadang menghitung mereka dapat menetapkan sifat kerasulan dan kenabian pada orang yang sebenarnya tidak memiliki sifat tersebut, atau terkadang menafikan sifat kerasulan dan kenabian dari orang yang sebenarnya memiliki sifat tersebut. Dengan demikian, kitahanya wajib membenarkan secara global atau ijmal bahwa Allah memiliki para rasul dan para nabi.

قال السحيمي نعم يجب على المؤمن أن يعلم ويعلم صبيانه ونساءه وخدمه أسماء الرسل

المذكورين في القرآن حتى يؤمنوا به ويصدقوا بجميعهم تفصيلاً و أن لا يظنوا أن الواجب عليهم الإيمان بمحمد فقط فإن الإيمان بجميع الأنبياء سواء ذكر اسمهم في القرآن أو لم

يذكر واجب على كل مكلف وهم أي المذكورون في القرآن ستة وعشرون أو خمسة

وعشرون ونظمتها فقلت

أسماء رسل بقرآن عليك تجب ** كآدم زكريا بعد يونسهم

نوح وإدريس إبراهيم واليسع ** إسحاق يعقوب إسماعيل صالحهمأيوب هارون موسى مع شعيبهم ** داود هود عزير ثم يوسفهم

لوط والياس ذي الكفل أو اتحدا ** يحيى سليمان عيسى مع محمدهمهذا من بحر البسيط ومعنى اتحدا أن ذا الكفل قيل هو الياس وقيل يوشع وقيل زكريا

وقيل حزقيل ابن العجوز لأن أمه كانت عجوزاً فسألت االله الولد بعد كبرها فوهب لها

حزقيل اه .قول السحيمي

Suhaimi berkata; Wajib atas orang yang beriman untuk mengetahui dan mengajarkan anak-anak dan istri-istrinya tentang nama-nama rasul yang disebutkan di dalam al-Quran, sehingga mereka semua dapat membenarkan dan mengimani para rasul secara rinci atau tafsil dan sehingga mereka tidak menganggap kalau yang wajib diimani hanya Muhammad saja, karena mengimani seluruh para nabi, baik nama mereka disebutkan di dalam al-Quran atau tidak, adalah perkara yang wajib atas setiap mukallaf.Mereka yang disebutkan dalam al-Quran ada 26 atau 25 yang telah aku nadzomkan; Nama-nama rasul yang disebutkan di dalam al-Quran yang wajib atasmu mengimani mereka adalah ** Adam, Zakaria, Yunus,Nuh, Idris, Ibrahim, Yasak, Ishak, Ya’qub, Ismail, Sholih, Ayub, Harun, Musa, Syu’aib, ** Daud, Hud, Uzair, Yusuf, Lut, Ilyas, Dzulkifli, atau bisa kedua-duanya. Yahya, Sulaiman, Isa, Muhammad Nadzom ini berpola bahar basit. Arti bunyi nadzom, “atau bisa kedua-duanya” adalah bahwa ada yang mengatakan kalau Dzulkifli adalah Ilyas. Ada pula yang mengatakan bahwa Dzulkifli adalah Yusak. Ada yang mengatakan bahwa Dzulkifli adalah Zakaria. Adayang mengatakan bahwa Dzulkifli adalah Huzqail bin Ajuuz (Ajuuz berarti tua renta) karena ibunya sudah tua renta. Kemudian ibunyayang sudah tua itu meminta kepada Allah agar diberi seorang anak.Lalu Allah memberinya Huzqoil itu.” Sampai sinilah perkataan Suhaimi berakhir.

وقال صاحب بدء الخلق قال وهب بشر بن أيوب يسمى ذا الكفل كان مقيماً بالشام

مدة عمره حتى مات وكان عمره خمساً وسبعين سنة وكان قبل شعيب انتهى

Pengarang kitab Bad-ul Kholqi berkata, “Wahab berkata,‘Basyar bin Ayub dikenal dengan Dzulkifli. Ia bermukim di tanah Syam sepanjang hidupnya hingga ia meninggal dunia. Umurnya adalah 75 tahun. Ia adalah rasul sebelum Syuaib.”

وأولو العزم منهم خمسة فيجب أن يعلم ترتيبهم في الأفضلية لأ م ليسوا في مرتبة واحدة

والمراد من العزم هنا الصبر وتحمل المشاق أو الجزم كما فسره به ابن عباس في الآية

فأفضلهم سيدنا محمد فسيدنا إبراهيم فسيدنا موسى فسيدنا عيسى فسيدنا نوح صلوات

االله وسلامه عليهم أجميعن ويليهم في الأفضلية بقية الرسل ثم بقية الأنبياء وهم متفاوتون

فيما بينهم عند االله لكن يمتنع التعيين علينا على تفاو م لأن لم يرد فيه تعليم ثم رؤساء

الملائكة كجبريل ونحوه ثم الأولياء خصوصاً سيدنا أبا بكر وبقية الصحابة لحديث إن

االله اختار أصحابي على العالمين سوى النبيين والمرسلين ثم عوام الملائكة ثم عوام البشر

Dari 25 rasul tersebut, ada yang dijuluki dengan Ulul Azmi.Mereka berjumlah 5 (lima). Wajib (atas mukallaf) mengetahui urutan keutamaan mereka karena keutamaan mereka tidaklah sama. Yang dimaksud dengan kata ‘Azmi’ disini berarti bersabar dan menanggung beban berat atau berarti kemantapan, seperti yang ditafsirkan oleh Ibnu Abbas dalam ayat al-Quran.Urutan mereka dari yang paling utama adalah Muhammad,kemudian Ibrahim, kemudian Musa, kemudian Isa, kemudian Nuh sholawatullah wasalaamuhu ‘alaihim ajma’iin.Dari segi keutamaan, setelah Ulul Azmi adalah para rasul yang lain, kemudian para nabi yang lain. Sebenarnya para rasul dan para nabi memiliki tingkatan-tingkatan yang berbeda-beda dari segi siapa yang lebih utama di antara mereka di sisi Allah, tetapi kita tidak bisa menentukannya karena tidak ada keterangan yang menjelaskan tentang hal tersebut. Setelah mereka, kemudian para pembesar malaikat, seperti Jibril dan selainnya, kemudian para wali,terutama Abu Bakar dan para sahabat yang lain, karena ada hadis Rasulullah, “Sesungguhnya Allah telah memilih/mengutamakan para sahabatku dibanding makhluk lainnya selain para nabi dan rasul, kemudian memilih para malaikat pada umumnya, kemudian para manusia pada umumnya.”

(إيضاح)

 قال الفشني وقدمت الملائكة على الرسل في الذكر اتباعاً للترتيب الوجوديفإن الملائكة مقدمة في الخلق أو للترتيب الواقع في تحقيق معنى الرسالة فإن االله تعالىأرسل الملائكة إلى الرسل

Al-Fasyani berkata, “Para malaikat didahulukan penyebutannya daripada para rasul (dalam bunyi hadis) karena mengikuti urutan dari segi siapa yang lebih dahulu diciptakan oleh Allah, karena malaikat adalah lebih dahulu diciptakan oleh-Nya daripada para rasul, atau dari segi urutan sebenarnya dalam hal terutus, karena Allah mengutus para malaikat terlebih dahulu,kemudian malaikat menyampaikannya kepada para rasul.”

[Kaasyifah as Sajaa Fii Syarh Safiinah an Najaa Halaman 12-14. Cet. Al Haromain tanpa tahun]




Tidak ada komentar:

Posting Komentar