A. Pandangan David A. Kolb terhadap Belajar.
Kolb (1939-sekarang) seorang ahli penganut aliran humanistik membagi
tahap-tahap belajar menjadi 4, yaitu:
1.
Tahap pengalaman konkrit
Pada tahap
paling awal dalam peristiwa belajar adalah seseorang mampu atau dapat mengalami
suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana adanya. Ia dapat melihat dan
merasakannya, dapat menceriterakan peristiwa tersebut sesuai dengan apa yang
dialaminya
2.
Tahap pengamatan aktif dan reflektif
Tahap kedua
dalam peristiwa belajar adalah bahwa seseorang makin lama akan semakin mampu
melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang dialaminya.
3.
Tahap konseptualisasi
Tahap ke tiga
dalam peristiwa belajar adalah seseorang sudah mulai berupaya untuk membuat
abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep, atau hukum dan prosedur tentang
sesuatu yang menjadi obyek perhatiannya.
4.
Tahap eksperimentasi aktif.
Tahap terakhir
dari peristiwa belajar menurut Kolb adalah melakukan eksperimentasi secara
aktif. Pada tahap ini seseorang sudah mampu mengaplikasikan konsep-konsep,
teori-teori atau aturan-aturan ke dalam situasi nyata.
B.
Pandangan Peter Honey dan Alan Mumford terhadap Belajar.
Tokoh teori humanistik lainnya adalah Peter Honey (1937-sekarang) dan
Alan Mumford (1933-sekarang). Honey dan Mumford menggolonggolongkan orang yang
belajar ke dalam empat macam atau golongan, yaitu:
1.
Kelompok aktivis.
Orang-orang yang
termasuk ke dalam kelompok aktivis adalah mereka yang senang melibatkan diri
dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh
pengalaman-pengalaman baru.
2.
Kelompok reflektor.
Mereka yang
termasuk dalam kelompok reflektor mempunyai kecenderungan yang berlawanan
dengan mereka yang termasuk kelompok aktivis. Dalam melakukan suatu tindakan,
orang-orang tipe reflektor sangat berhati-hati dan penuh pertimbangan.
Pertimbangan-pertimbangan baik-buruk dan untung-rugi, selalu diperhitungkan
dengan cermat dalam memutuskan sesuatu.
3.
Kelompok Teoris.
Lain halnya
dengan orang-orang tipe teoris, mereka memiliki kecenderungan yang sangat
kritis, suka menganalisis, selalu berfikir rasional dengan menggunakan penalarannya.
4.
Kelompok pragmatis.
Berbeda dengan
orang-orang tipe pragmatis, mereka memiliki sifat-sifat yang praktis, tidak
suka berpanjang lebar dengan teori-teori, konsep-konsep, dalil-dalil, dan
sebagainya.
C.
Pandangan Jurgen Habermas terhadap belajar.
Tokoh humanis lain adalah Hubermas (1929-sekarang). Menurutnya,
belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Lingkungan belajar yang dimaksud di sini adalah lingkungan alam
maupun lingkungan sosial, sebab antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Dengan
pandangannya yang demikian, ia membagi tipe belajar menjadi tiga, yaitu;
1.
Belajar Teknis ( technical learning); Yang dimaksud
belajar teknis adalah
belajar bagaimana seseorang
dapat berinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar. Pengetahuan
dan ketarampilan apa yang dibutuhkan dan perlu dipelajari agar mereka dapat
menguasai dan mengelola lingkungan alam sekitarnya dengan baik.
2.
Belajar Praktis ( practical learning); Sedangkan yang
dimaksud belajar praktis adalah belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi
dengan lingkungan sosialnya, yaitu dengan orang-orang di sekelilingnya dengan
baik. Kegiatan belajar ini lebih mengutamakan terjadinya interaksi yang
harmonis antar sesama manusia.
3.
Belajar Emansipatoris (emancipatory learning). Lain
halnya dengan belajar emansipatoris. Belajar emansipatoris menekankan upaya
agar seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan
terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya.
D.
Pandangan Benjamin Samuel Bloom (1913-1999) dan David
Krathwohl (1921-2016) terhadap Belajar.
Selain tokoh-tokoh di atas, Bloom dan Krathwohl (1956) juga termasuk
penganut aliran humanis. Tujuan belajar yang dikemukakannya dirangkum ke dalam
tiga kawasan yang dikenal dengan sebutan Taksonomi Bloom. Setidaknya di
Indonesia, taksonomi Bloom ini telah banyak dikenal dan paling populer di
lingkungan pendidikan. Secara ringkas, ketiga kawasan dalam taksonomi Bloom tersebut
adalah sebagai berikut:
1.
Domain kognitif, terdiri atas 6 tingkatan, yaitu:
a.
Pengetahuan (mengingat, menghafal)
b.
Pemahaman (menginterpretasik an)
c.
Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan masalah)
d.
Analisis
(menjabarkan suatu
e.
Sintesis (menggabungkan bagian-bagian kosep menjadi suatu
konsep utuh)
f.
Evaluasi (membandingkan nilai-nilai, ide. metode, dsb.)
2.
Domain psikomotor, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu:
a.
Peniruan (menirukan gerak)
b.
Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak)
c.
Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)
d.
Perangkaian
(melakukan beberapa gerakan
sekaligus dengan benar).
e.
Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)
3.
Domain afektif, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu:
a.
Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)
b.
Merespon (aktif berpartisipasi)
c.
Penghargaan (menerima nilainilai, setia kepada
nilai-nilai tertentu)
d.
Pengorganisasian(menghubung- hubungkan nilai-nilai yang
dipercayainya)
e.
Pengamalan (menjadikan nilai-nilai
@MENZOUR_ID
Tidak ada komentar:
Posting Komentar