Globalisasi dan Kesadaran Global
Mungkin kita sudah sering mendengar istilah global ini,
terutama saat ini kita memasuki era yang sering disebut dengan era globalisasi.
Jadi, apa yang dimaksud dengan global tersebut? Kamus Bahasa Inggris Longman
Dictionary of Contemporary English, mengartikan global dengan concerning the
whole earth”. Sesuatu hal yang berkaitan dengan dunia, internasional, atau
seluruh alam jagat raya. Sesuatu hal yang dimaksud di sini dapat berupa
masalah, kejadian, kegiatan atau bahkan sikap. Jadi global memiliki pengertian menyeluruh, ketika dunia
ini tidak lagi dibatasi oleh batas negara, wilayah, ras, warna kulit dan
sebagainya.
Selanjutnya apa dimaksud dengan globalisasi? Dari
istilahnya saja kita sebenarnya dapat memahami bahwa globalisasi mengandung pengertian
proses. Istilah globalisasi saat ini menjadi sangat populer karena berkaitan
dengan gerak pembangunan Indonesia, terutama berkaitan dengan sistem ekonomi
terbuka, dan perdagangan bebas. Era globalisasi ditandai dengan adanya
persaingan yang semakin tajam, padatnya informasi, kuatnya komunikasi, dan
keterbukaan.
Tanpa memiliki kemampuan ini maka Indonesia akan
tertinggal jauh dan terseret oleh arus globalisasi yang demikian dahsyat. Sejak
kapankah globalisasi muncul? Tidak ada kepastian tentang hal ini, akan tetapi
isu globalisasi menerpa di segala aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek
kehidupan yang mendapat terpaan globalisasi yang paling kuat adalah aspek
ekonomi (Dollar, David 2007).
Menjelang tahun 1980-an hingga 1990-an, dunia tercengang saat
negara-negara berkembang (China dan India) yang sebelumnya menutup diri dari
dunia luar, justru membuka pintu ekonomi ke dunia luar, yang ditunjukkan dengan
aktivitas ekspor. Globalisasi ekonomi ini terus meluas dan meningkat drastis
dalam kurun 20-30 tahun terakhir, dan terus berkembang berkat kerjasama ekonomi
di antara negara-negara sekawasan seperti Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) yang
menerapkan sistem pasar tunggal untuk Eropa; North American Free Trade Area
(NAFTA) di kawasan Amerika Utara; ASEAN Free Trade Area (AFTA) di kawasan Asia
Tenggara; dan Closer Economic Relations (CER) yang merupakan kerja sama ekonomi
antara Australia dan Selandia Baru dan yang lainnya.
Perlahan tapi pasti, semua negara berusaha menghapus
hambatan perdagangan terkait arus modal, barang dan jasa. Mereka berusaha
menghilangkan diskriminasi, menyatukan kebijakan terkait berbagai instrumen,
seperti bea masuk, pajak, mata uang, undang undang, standarisasi dan lain lain.
Dengan kata lain, terjadi integrasi ekonomi global (Ferdiansyah dan Anthonius,
2016).
Hamijoyo (Mimbar, 1990), menjelaskan ciri-ciri yang
berkaitan dengan globalisasi ini seperti berikut:
1.
Globalisasi perlu didukung oleh kecepatan informasi,
kecanggihan teknologi, transportasi dan komunikasi yang diperkuat oleh tatanan
organisasi dan manajemen yang tangguh.
2.
Globalisasi telah melampaui batas tradisional geopolitik.
Batas tersebut saat ini harus tunduk pada kekuatan teknologi, ekonomi, sosial
politik dan sekaligus mempertemukan tatanan yang sebelumnya sulit dipertemukan.
3.
Adanya saling ketergantungan antarnegara.
4.
Pendidikan merupakan bagian dari globalisasi. Penyebaran
dalam hal gagasan, pembaruan dan inovasi dalam struktur, isi dan metode
pendidikan dan pengajaran sudah lama terjadi yang menunjukkan globalisasi. Ini
telah lama terjadi melalui literatur, atau kontak antar pakar dan mahasiswa.
Globalisasi menunjukkan dunia yang semakin sempit, ketergantungan antara bangsa
semakin besar.
Globalisasi adalah proses penduniaan, artinya segala
aktivitas diperhitungkan untuk kepentingan dunia. Ini disebabkan oleh saat ini
tidak ada lagi suatu bangsa yang homogen dan statis. Setiap bangsa berkembang
berkat interaksi dengan bangsa lainnya. Kita harus terbuka dengan dunia luar,
tetapi kita harus tetap kokoh dengan akar budaya bangsa kita. Globalisasi
mempunyai dampak baik positif maupun negatif.
Sebagaimana dikemukakan oleh Tilaar (1998) bahwa dampak
positifnya akan menyebabkan munculnya masyarakat megakompetisi, di mana setiap
orang berlomba untuk berbuat yang terbaik untuk mencapai yang terbaik pula.
Untuk berkompetisi ini diperlukan kualitas yang tinggi. Dalam era globalisasi
adalah era mengejar keunggulan dan kualitas, sehingga masyarakat menjadi
dinamis, aktif dan kreatif. Sebaliknya, globalisasi juga bisa menjadi ancaman
terhadap budaya bangsa.
Globalisasi akan melahirkan budaya global dan akan
menjadi ancaman bagi budaya lokal, atau budaya bangsa. Rendahnya tingkat pendidikan akan menjadi
salah satu penyebab cepatnya masyarakat terseret oleh arus globalisasi dengan
menghilangkan identitas diri atau bangsa. Sebagai contoh, ”anak remaja” kita
dengan cepat meniru potongan rambut, model pakaian atau perilaku yang tidak
cocok dengan jati diri bangsa kita.
Globalisasi ini dapat melanda berbagai bidang kehidupan,
Emil Salim (Mimbar, 1989) mengemukakan ada empat bidang kekuatan yang membuat
dunia menjadi semakin transparan yaitu perkembangan IPTEK yang semakin tinggi,
perkembangan bidang ekonomi yang mengarah pada perdagangan bebas, lingkungan
hidup, dan politik.
Pendapat lain dikemukakan oleh Tilaar (1998) Era
globalisasi adalah suatu tatanan kehidupan manusia yang secara global telah melibatkan
seluruh umat manusia. Menurutnya Globalisasi secara khusus memasuki tiga arena
penting dalam kehidupan manusia yaitu ekonomi, politik dan budaya. Hal ini
didukung dua kekuatan yaitu bisnis dan teknologi sebagai tulang punggung
globalisasi, maka ketiga arena bidang kehidupan tersebut menempatkan manusia
dan lembaga-lembaganya dengan berbagai tantangan, kesempatan dan peluang.
Gelombang globalisasi dalam bidang tersebut akan
berdampak terhadap bidang lainnya, yaitu bidang sosial terutama karena didukung
oleh kemajuan dalam teknologi transportasi dan komunikasi modern. Proses globalisasi inilah yang akan melahirkan
kesadaran global ketika manusia saat ini merasa satu dengan lainnya, saling
tergantung dan saling membutuhkan, saling memberi dan saling membantu.
Ini dimungkinkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan
informasi yang demikian cepat sehingga dapat menyatukan umat manusia. Sebagai
pendidik, kita memerlukan suatu pendekatan yang akanmenolong siswa untuk
mengarahkannya kehidupan yang sangat kompleksdan menjauhi pengertian yang
sempit tentang ruang, ras, agama, suku,sejarah dan kebudayaan.
Dengan adanya pengertian yang sempit sepertiitulah
menyebabkan munculnya istilah Utara-Selatan, Barat-Timur, Kulit hitam-putih,
DuniaI-DuniaII-Dunia III. Inilah yang menyebabkan dikotomi yang salah, sehingga
timbulnya pertentangan di dunia.
Pandangan yang timbul akibat suatu kesadaran bahwa hidup dan kehidupan
ini untuk kepentingan global yanglebih luas. Dalam cara berpikir seseorang
harus berpikir global, dan dalam bertindak dapat secara lokal (think globally
and act locally) itulah kesadaran global.
Oleh karena itu harus kita camkan betul bahwa yang kita
lakukan dan perbuat akan mempengaruhi dunia secara global. Hal ini harus
ditanamkan pada diri murid bahwa kehidupan kita ini adalah bagian dari
kehidupan dunia. Kita tidak dapat berkembang tanpa adanya hubungan dan komunikasi
dengan dunia luar, kita hidup karena adanya saling ketergantungan. Globalisasi
ditandai dengan cepatnya perubahan, oleh karena itu, kita harus menguasai
IPTEK.
Dalam hal ini Tilaar mengisyaratkan konsep inovasi sebagai kesadaran global yang dituntut yaitu:
a.
Dalam era globalisasi kita berada pada suatu masyarakat
yang terbuka, dan penuh kompetisi. Ini berarti bahwa masyarakat berada dalam
kondisi yang menghasilkan yang terbaik.
b.
Masyarakat di dalam era globalisasi menuntut kualitas
yang tinggi baik dalam jasa, barang, maupun investasi modal. Kualitas berada di
atas kuantitas.
c.
Era globalisasi merupakan suatu era informasi dengan
sarana-sarananya yang dikenal sebagai information superhighway. Oleh sebab itu,
pemanfaatan informasi superhighway merupakan suatu kebutuhan masyarakat modern
dan dengan demikian perlu dikuasai masyarakat.
d.
Era globalisasi merupakan era komunikasi yang sangat
cepat dan canggih. Oleh sebab itu, penguasaan terhadap sarana-sarana komunikasi
seperti bahasa, merupakan syarat mutlak.
e.
Era globalisasi ditandai dengan maraknya kehidupan
bisnis. Oleh sebab itu, kemampuan bisnis, manajer, merupakan tuntutan
masyarakat masa depan.
f.
Era globalisasi merupakan era teknologi dan oleh sebab
itu, anggota-anggotanya harus melek digital. Hal tersebut di atas merupakan
karakteristik masyarakat kita masa depan. Kalau karakteristik tersebut tidak
kita miliki, dan kita tidak mempersiapkannya maka globalisasi akan berubah
menjadi hantu yang menakutkan. Untuk itu, maka kita harus meningkatkan kualitas
bangsa kita, sehingga dapat melakukan berbagai perubahan dan inovasi.
Ini menjadi tanggung jawab pendidikan. Pendidikan harus
dengan cepat mengantisipasi gelombang globalisasi ini.
SUMBER : PPG.SIAGAPENDIS.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar