Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Selasa, 09 Juli 2019

ORETAN DISKUSI MODUL AKHLAK KB 1 KB 2 KB 3 KB 4 PPG PAI



HASIL DISKUSI MODUL AKHLAK KB 1 KB 2 KB 3 KB 4

Bahwa sesungguhnya para ulama salaf sangat perhatian sekali pada masalah adab dan akhlak. Mereka pun mengarahkan murid-muridnya mempelajari adab sebelum menggeluti suatu bidang ilmu dan menemukan berbagai macam khilaf ulama. Imam Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy,
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم

“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”
Kenapa sampai para ulama mendahulukan mempelajari adab? Sebagaimana Yusuf bin Al Husain berkata,
بالأدب تفهم العلم

“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.”
Guru penulis, Syaikh Sholeh Al ‘Ushoimi berkata, “Dengan memperhatikan adab maka akan mudah meraih ilmu. Sedikit perhatian pada adab, maka ilmu akan disia-siakan.”
Oleh karenanya, para ulama sangat perhatian sekali mempelajarinya.
Ibnul Mubarok berkata,
تعلمنا الأدب ثلاثين عاماً، وتعلمنا العلم عشرين

“Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.”
Ibnu Sirin berkata,
كانوا يتعلمون الهديَ كما يتعلمون العلم

“Mereka -para ulama- dahulu mempelajari petunjuk (adab) sebagaimana mereka menguasai suatu ilmu.”
Makhlad bin Al Husain berkata pada Ibnul Mubarok,

نحن إلى كثير من الأدب أحوج منا إلى كثير من حديث

“Kami lebih butuh dalam mempelajari adab daripada banyak menguasai hadits.” Ini yang terjadi di zaman beliau, tentu di zaman kita ini adab dan akhlak seharusnya lebih serius dipelajari.
Dalam Siyar A’lamin Nubala’ karya Adz Dzahabi disebutkan bahwa ‘Abdullah bin Wahab berkata,

ما نقلنا من أدب مالك أكثر مما تعلمنا من علمه

“Yang kami nukil dari (Imam) Malik lebih banyak dalam hal adab dibanding ilmunya.” –
Imam Malik juga pernah berkata, “Dulu ibuku menyuruhku untuk duduk bermajelis dengan Robi’ah Ibnu Abi ‘Abdirrahman -seorang fakih di kota Madinah di masanya-. Ibuku berkata,

تعلم من أدبه قبل علمه

“Pelajarilah adab darinya sebelum mengambil ilmunya.”
Imam Abu Hanifah lebih senang mempelajari kisah-kisah para ulama dibanding menguasai bab fiqih. Karena dari situ beliau banyak mempelajari adab, itulah yang kurang dari kita saat ini. Imam Abu Hanifah berkata,

الْحِكَايَاتُ عَنْ الْعُلَمَاءِ وَمُجَالَسَتِهِمْ أَحَبُّ إلَيَّ مِنْ كَثِيرٍ مِنْ الْفِقْهِ لِأَنَّهَا آدَابُ الْقَوْمِ وَأَخْلَاقُهُمْ

“Kisah-kisah para ulama dan duduk bersama mereka lebih aku sukai daripada menguasai beberapa bab fiqih. Karena dalam kisah mereka diajarkan berbagai adab dan akhlaq luhur mereka.” (Al Madkhol, 1: 164)
Di antara yang mesti kita perhatikan adalah dalam hal pembicaraan, yaitu menjaga lisan. Luruskanlah lisan kita untuk berkata yang baik, santun dan bermanfaat. ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata,
من عدَّ كلامه من عمله ، قلَّ كلامُه إلا فيما يعنيه

“Siapa yang menghitung-hitung perkataannya dibanding amalnya, tentu ia akan sedikit bicara kecuali dalam hal yang bermanfaat” Kata Ibnu Rajab, “Benarlah kata beliau. Kebanyakan manusia tidak menghitung perkataannya dari amalannya” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 291).
Yang kita saksikan di tengah-tengah kita, “Talk more, do less (banyak bicara, sedikit amalan)”.

TUGAS RESUME VIDEO (50 Kata)

Para ulama tidak bisa mendefinisikan akhlah dengan kata-kata, hanya bisa membrikan contoh-contoh yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Pelajaran yang paling susah adalah pelajaran akhlak. Perlu perjuangan dan proses dalam menggapai akhlak yang mulia yang sesuai dengan akhlak baginda Nabi. Sabda Rasulullah SAW “Kesantunan itu bisa diraih dengan dipelajari”.
TUGAS RESUME SLIDE (30 KATA)
Akhlak merupakan budi pekerti, perangai, tingkah laku, sopan santun atau tabiat yang di miliki seseorang. Berikut empat kekuatan yang membentuk akhlak, yaitu: Quwwah al-Ilmi, Quwwah al-Ghadhab, Al-Quwwah asy-Syahwah, Quwwah al-‘Adl.

       TUGAS RESUME ARTIKEL DAN POWER POIN/SLIDE (150 KATA)

Amal Shaleh merupakan perbutan yang baik, bermanfaat, selamat, atau cocok. Sedang menurut istilah amal shalih adalah  perbuatan baik yang dilakukan seseorang karena Allah Swt. Adapun untuk menyempurnakann kualitas amal shalih kita, seyogyanya dalam hidup segala sesuatu yang kita perbuat hendaknya dibarengi dengan hal-hal berikut:
A.  Tawakkal
Tawakkal ialah penyerahan diri sepenuhnya  hanyalah kepada Allah setelah berusaha atau berikhtiyar.
B.  Ikhlas
Ikhlas adalah menyegajakan sesuatu perbuatan karena Allah SWT, menyerahkan penilan diri sepenuhnya hanya kepadaNya bukan kepada makhluk selain Allah.
C.  Sabar
Sabar adalah keteguhan hati yang mendorong akal pikiran dan agama dalam menghadapi dorongan-dorongan nafsu syahwat.
D. Syukur 
Syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan Allah yang disertai dengan kedudukan kepada-Nya
E.  Ridha
Ridha  itu merupakan kondisi kejiwaan atau sikap mental yang senantiasa menerima dengan lapang dada atas segala keputusan Allah Swt. yang terkait dengan diri seorang hamba, baik berupa karunia yang baik berupa nikmat maupun yang buruk berupa bala’.



إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنزلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (30) نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ (31) نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ (32)

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Tuhan kami ialah Allah, " kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Qs. AlFussilat :30-32)

SEDIKIT PENJELASANYA : Allah menenteramkan rasa takutnya dan menyenangkan hatinya, dan tiada suatu peristiwa besar yang terjadi di hari kiamat yang ditakuti oleh manusia melainkan hal itu bagi orang mukmin merupakan penyejuk hatinya berkat petunjuk Allah Swt. kepadanya, dan berkat amal perbuatannya selama di dunia.

QS. Al-Furqan, ayat 67

وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا (67)

Artinya : Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir; dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.(QS. Al-Furqan : 67)

SEKILAS PENJELASAN Qs. Al-Furqan, ayat 67 tersebut ialah : kita jangan tidak menghambur-hamburkan hartanya dalam berinfak lebih dari apa yang diperlukan, tidak pula kikir terhadap keluarganya yang berakibat mengurangi hak keluarga dan kebutuhan keluarga tidak tercukupi. Tetapi mereka membelanjakan hartanya dengan pembelanjaan yang seimbang dan selektif serta pertengahan. Sebaik-baik perkara ialah yang dilakukan secara pertengahan, yakni tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir.

TUGAS RESUME ARTIKEL (100 KATA)

Dalam pendekatan representasi sosial, apa yang dipahami, diyakini dan dijalankan oleh generasi muda berkaitan dengan pemaknaan mereka tentang malu, bisa saja berbeda dengan teori dan pandangan yang sudah ada sebelumnya.
Rasa malu pada hakikatnya berkaitan erat dengan kebutuhan manusia untuk menutupi apa yang tersingkap. Merasa malu berarti merasa terlihat oleh orang lain. Malu hadir ketika seseorang dievaluasi oleh lingkungan terdekat dan di dalam penilaian tersebut seseorang merasa tidak menampilkan standar diri dan nilai-nilai ideal di lingkungannya. Rasa malu berkaitan dengan sering munculnya evaluasi diri di saat lingkungan sosial bertentangan dengan perilaku, keterbatasan, dan ketidak pedulian dengan sesama.

PENDAPAT SAYA TERKAIT QS. AL-FUSSILAT 30-32

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah menenteramkan rasa takut dan menyenangkan hati bagi orang-orang yang beriman, dan tiada suatu peristiwa besar yang terjadi di hari kiamat yang ditakuti oleh manusia melainkan hal itu bagi orang mukmin merupakan penyejuk hatinya berkat petunjuk Allah Swt. kepadanya, dan berkat amal perbuatannya selama di dunia.
Jelas ayat ini menerangkan tentang khauf dan raja’ bukan membicarakan masalah istiqamah.
BERIKUTNYA : Qs. Al-Furqan, ayat 67 tersebut ialah : Disini saya bisa uraikan bahwa kita jangan tidak menghambur-hamburkan harta kita dalam berinfak lebih dari apa yang diperlukan, tidak pula kikir terhadap keluarga yang berakibat mengurangi hak keluarga dan kebutuhan keluarga tidak tercukupi. Tetapi membelanjakan harta dengan cara pembelanjaan yang seimbang dan selektif serta pertengahan. Sebaik-baik perkara ialah yang dilakukan secara pertengahan, yakni tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir.
Wallohu a’lam...

 TUGAS RESUME JURNAL/ARTIKEL (150 KATA)

Term iman atau tasdiq sebagai lawan kata kufr merupakan persoalan yang paling penting dalam kajian teologi, sekaligus rumit dalam pemahamannya. Kerumitan ini setidaknya akan tampak pada pandangan masing-masing aliran kalam, seperti Asy’ariyah, Maturidiyyah, Mu’tazilah, dan Khawarij. Bahkan satu tokoh saja jika dicermati secara lebih rinci misalnya pendapat Imam al-Asy‘ari tentang masalah iman dan kafir, masih menyisakan perbedaan pemahaman di kalangan para penganutnya.
Umpamanya Amal sebagai perwujudan dari keimanan seseorang yang dianggap sebagai cabang dari iman. Semakin baik amal seseorang maka akan semakin meningkat keimanannya, demikian sebaliknya semakin sedikit amal baik seseorang maka akan semakin tipis amal seseorang. Posisi amal sebagai cabang berhubungan dengan konsekwensi hukum terhadap orang yang meninggalkannya. Meninggalkan tasdiq dan iqrar berakibat hukum seseorang menjadi kafir, sementara meninggalkan amal yang wajib tidak sampai menyebabkan seseorang menjadi kafir akan tetapi dihukumi sebagai orang yang durhaka/maksiat, sementara orang yang meniggalkan amal sunnah hanya berakibat pada hilangnya amal kebaikan atau pahala.

TUGAS RESUME SLIDE/POWERPOINT (150 KATA)

Akhlak terhadap orang lain adalah sifat-sifat yang melekat kuat dalam diri seseorang yang menjadi sumber kekuatan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat berakibat baik atau buruk bagi orang lain. Adapun kategori akhlak terhadap orang lain yaitu:
A.   Kasih Sayang
Merupakan bentuk respon kejiwaan terhadap pengaruh dari luar sehingga menimbulkan kepedulian, empati, bahkan sedih dan marah. 
B.   Siddiq (jujur)
Adalah sifat yang menyatu dengan jiwa seseorang  yang  dapat mengispirasi dan mendorong secara cepat untuk berbicara dan berbuat apa adanya.   
C.   Amanah
Merupakan sifat yang  dapat mendorong seseorang dapat melakukan perbuatan-perbutan dengan cepat tentang segala sesuatu yang dipercayakan kepadanya.
D.   Tabligh
Adalah dakwah menyampaikan kebenaran. Seseorang yang mempunyai sifat tabligh adalah tidak pernah menyembunyikan kebenaran. 
E.   Pemaaf
Merupakan sikap suka memaafkan kesalahan orang lain tanpa menyisakan rasa benci dan keinginan untuk membalasnya.
F.    Adil
Artinya tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak pada yang benar, berpegang pada kebenaran, atau yang sepatutnya, dan tidak sewenang-wenang.
    
DISKUSI QS. AT-TAGHABUN : AYAT 14

QS. At-Taghabun ayat 14 Ini adalah peringatan dari Allah untuk orang-orang yang beriman agar tidak terpedaya oleh istri dan anak, karena sebagian dari mereka itu adalah musuh. Dan musuh itu pada hakikatnya adalah orang yang menghendaki kejelekan bagi kita. Tugas kita adalah bersikap waspada dari orang yang sifatnya seperti ini. Jiwa diciptakan dengan tabiat mencintai istri dan anak. Karena itu Allah memberikan nasihat untuk para hambaNya agar membatasi rasa cintanya yang tunduk pada kemauan istri dan anak itu, karena di dalamnya terdapat larangan syari. Allah juga mendorong para hambaNya agar menunaikan perintah-perintahNya dan agar lebih mengedepankan ridhaNya, karena Allah memiliki pahala yang besar yang mencakup berbagai cita-cita tinggi dan kecintaan-kecintaan yang mahal. Mengingat larangan untuk menuruti kemauan istri dan anak secara berlebihan sampai melupakan Allah yang bisa membawa dampak buruk. Disebutkan juag dalam ayat tersebut bahwa peringatan dari ayat itu mungkin disalah pahami oleh sebagian orang yang memahami harus bersikap kasar terhadap istri dan anak dan menghukum mereka. Allah memerintahkan mereka agar waspada serta memaafkan mereka, karena dalam hal ini terdapat berbagai maslahat yang tidak terhitung jumlahnya. Allah berfirman, “Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Karena balasan itu berdasarkan amal. Siapa yang tidak marah, maka Allah tidak akan memurkainya. Siapa pun yang menunaikan amalan-amalan yang disukai Allah dan menunaikan amalan-amalan yang disukai oleh sesama serta berguna bagi mereka, maka akan mendapatkan cinta Allah dan cinta hamba-hambaNya. Dan Allah akan menata rapi masalah-masalah hidupnya.
Wallohu a’lam...

#ppgpai2019

@menzour_id



Tidak ada komentar:

Posting Komentar