Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Jumat, 14 Juni 2019

SUMBER DAN STRUKTUR FUNDAMENTAL ILMU PENGETAHUAN


1.      Sumber ilmu pengetahuan
            Dalam hal ini ada beberapa pendapat mengenai sumber ilmu pengetahuan diantaranya:
1.      Empirisme: Kata ini berasal dari Yunani Empirikos, yang artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya dan bila dikembalikan kepada kata Yunani, pengalaman yang dimaksud ialah pengalaman indrawi.[1]
2.      Rasionalisme: Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek. Akal menggunakan konsep-konsep rasional atau ide-ide universal. Konsep tersebut mempunyai wujud dalam alam nyata  dan bersifat universal.Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip universal adalah abstraksi dari benda-bendakonkrit.[2]
3.      Intuisi: Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu usaha. Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak. Menurutnya, mengatasi sifat lahiriah pengetahuan simbolis, yang pada dasarnya bersifat analis, menyeluruh, mutlak, dan tanpa dibantu penggambaran secara simbolis. Karena itu intuisi adalah sarana untuk mengetahui secara langsung dan seketika.[3]
4.      Wahyu: Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantara para nabi. Para nabi memperoleh dari Tuhan tanpa upaya, tanpa bersusah payah. Pengetahuan mereka terjadi atas kehendak Tuhan. Tuhan mensucikan jiwa mereka untuk memperoleh kebenaran dengan jalan wahyu.[4] Pengetahuan dengan jalan ini merupakan kekhususan para nabi. Hal inilah yang membedakan mereka dengan manusia lainnya. Akal meyakinkan bahwa kebenaran pengetahuan mereka berasal dari Tuhan, karena pengetahuan ini memang ada pada saat manusia biasa tidak mampu mengusahakannya, karena hal ini memang diluar kemampuan manusia. Bagi manusia tidak ada jalan lain kecuali menerima dan membenarkan semua yang berasal dari Nabi.[5]

2.      Struktur Fundamental Ilmu Pengetahuan
Dalam bukuWhat is Science karya Archei J. Bahm di dalam bukunya Muhammad Muslih bahwa secara umum membicarakan enam komponen dari rancang bangun ilmu pengetahuan, artinya dengan enam komponen itu, sesuatu itu bisa disebut ilmu pengetahuan ,yaitu:[6]
1.      Adanya masalah (problem): Dalam persoalan ini, Archei J. Bahm menjelaskan bahwa tidak semua masalah menunjukkan ciri keilmiahan. Suatu masalah disebut masalah ilmiah jika memenuhi persyaratan, yaitu bahwa masalah itu merupakan masalah yang dihadapi dengan sikap dan metode ilmiah. Masalah yang terus mencari solusi. Masalah yang saling berhubungan dengan masalah dan solusi ilmiah lain secara sistematis (dan lebih memadai dalam memberikan pemahaman yang lebih besar). Untuk itu ia menawarkan, masalah yang dapat dikomunikasikan dan capable, yang disuguhkan dengan sikap dan metode ilmiah sebagai ilmu pengetahuan awal, sudah pantas dikatakan masalah ilmiah ( scientific problem).
2.      Adanya sikap ilmiyah: Sikap ilmiah, menurut Bahm paling tidak, meliputi enam karakteristik pokok, yaitu: keingintahuan, spekulasi, kemauan untuk objektif, kemauan utnuk menangguhkan penilaian, dan kesementaraan. Pertama, Keingintahuan yang dimaksud di sini adalah keingintahuan ilmiah, yang bertujuan untuk memahami. Ia berkembang dan berjalan terus sebagai perhatian bagi penyelidikan, penelitian, pengujian, eksplorasi, petualangan dan eksperimentasi. Kedua, Spekulatif yang penuh arti; Yaitu diawali dengan keingintahuan untuk mencoba memecahkan semua masalah yang ditandai dengan beberapa usaha, termasuk usaha untuk menemukan solusi, misalnya dengan mengusulkan satu hipotesa atau lebih. Artinya, spekulasi adalah sesuatu hal yang disengaja dan berguna untuk mengembangkan dan mencoba membuat berbagai hipotesa. Dengan demikian, spekulasi merupakan karakteristik yang esensial dalam sikap ilmiah. Ketiga, Kemauan untuk objektif di sini Archei J. Bahm menjelaskan bahwa objektifitas adalah salah satu jenis sikap subjektif. Dalam arti bahwa objektifitas bergantung kepada eksistensinya, tidak hanya eksistensi sebuah subyek, tetapi juga atas kemauan subyek untuk memperoleh dan mengikuti sikap objektif, dalam arti sifat untuk memahami sifat dasar objek itu sendiri, sejauh objek tersebut bisa dipahami dengan cara ini. Keempat, Keterbukaan. Maksud sikap ini menyangkut kemauan untuk bersikap terbuka. Ini termasuk kemauan untuk mempertimbangkan semua saran yang relevan dengan hipotesis, metodologi, dan bukti yang berhubungan dengan masalah di mana seseorang bekerja. Sikap ini harus dibarengi dengan sikap toleran, dan bahkan menerima ide-ide baru, termasuk, tidak saja ide yang berbeda dengan ide-idenya, tetapi juga yang kontradiksi atu yang berseberangan dengan kesimpulan-kesimpulannya. Kelima, Kemauan untuk menangguhkan penilain atau menunda keputusan. Bila penyelidikan tentang suatu objek atau masalah tidak menghasilkan pemahaman atau solusi yang diinginkan, maka seseorang tidak boleh menuntut jawaban yang lebih dari apa yang ia peroleh. Sikap ilmiah menyangkut kemauan untuk menangguhkan penilaian sampai bisa diperolehnya semua bukti yang diperlukan.  Keenam, Kesementaraan. Sikap kesementaraan akan selalu meragukan validitas suatu hipotesa termasuk  pengerjaannya, bahkan meragukan segala usaha ilmiah termasuk bidang keahlian seseorang. Meskipun pengalaman perorangan dan kelompok cenderung membenarkan keyakinan yang lebih kuat dan memandangnya sebagai kesimpulan.
3.      Menggunakan metode ilmiyah: Sifat dasar metode ilmiah ini, menurut Archei J. Bahm harus dipandang sebagai hipotesa untuk pengujian lebih lanjut. Esensi ilmu pengetahuan adalah metodenya, sedang sisi yang lain, Berkenaan dengan sifat dasar metode ilmiah. Archei J. Bahm berpendapat bahwa metode ilmiah itu adalah satu sekaligus banyak; dikatakan satu karena metode ilmiah, dalam penerapannya tidak ada persoalan, sedang dikatakan banyak, karena pada kenyataannya terdapat banyak jalan. Yaitu; a). masing-masing ilmu mempunyai metodenya sendiri-sendiri, yang paling cocok dengan jenis masalahnya sendiri. b). Setiap masalah particular memerlukan metode uniknya sendiri. c). Secara historis, para ilmuwan dalam bidang yang sama dalam waktu yang berbeda, memakai metode yang sama sekali berbeda, lantaran berbeda dalam perkembangan teoritis dan temuan teknologis. d). Perkembangan yang cepat dalam banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin lama semakin saling bergantung dewasa ini, memerlukan perkembangan berbagai metodologi baru yang cepat, berkenaan dengan jenis masalah yang lebih ruwet dan dinamis. e). Siapa saja yang concern pada metode ilmiah harus mengakui bahwa metode ini mempunyai tahapan-tahapan yang membutuhkan metode yang berbeda pada setiap tahapannya. Secara lebih khusus, metode ilmiah meliputi lima langkah, yaitu 1) Menyadari akan masalah; 2) Menguji masalah 3) Mengusulkan solusi 4) Menguji usulan atau proposal; dan 5) Memecahkan masalah.
4.      Adanya aktifitas: Ilmu pengetahuan adalah apa yang dikerjakan oleh para ilmuwan, yang kemudian bisaa disebut dengan riset ilmiah. Riset demikian mempunyai dua aspek: iindividu dan social. Aspek Individu; Ilmu pengetahuan adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh orang-orang khusus. Aspek Sosial; Aktivitas ilmiah mencakup lebih banyak dari apa yang dikerjakan oleh para ilmuwan khusus.
5.      Adanya kesimpulan: Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang dihasilkan. Makanya ilmu pengetahuan sering dipahami sebagai kumpulan pengetahuan. Ide-ide adalah ilmu pengetahuan itu sendiri. kesimpulan pemahaman yang dicapai sebagai hasil pemecahan masalah adalah tujuan ilmu pengetahuan. Kesimpulan adalah akhir atau tujuan yang membenarkan sikap, metode, dan aktifitasnya sebagai cara-cara. Kesimpulan adalah ilmu yang diselesaikan, bukan ilmu sebagai prospek atau dalam proses.
6.      Adanya pengaruh: Ilmu pengetahuan adalah apa yang digarap oleh ilmu pengetahuan. Bagian apa yang digarap oleh ilmu pengetahuan tersebut, kemudian menimbulkan pengaruh beraneka ragam, yang dapat dihubungkan pada dua hal, yaitu; ). Pengaruh ilmu pengetahuan terhadap teknologi dan industri, yang disebut ilmu terapan. b). pengaruh ilmu terhadap masyarakat dan peradaban.



[1] Ahmad Tafsir,Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. (Bandung: Remaja Rosdakarya,cet. VII 2007) .hm .24
[2] Harun Nasution, Filsafat Agama Hal.15
[3] Burhanuddin Salam. Logika Materiil Filsafat Ilmu Pengetahuan. (Jakarta: Renika Cipta,2005) hlm. 102
[4] Ibid, hlm.103
[5] H.A. Mustafa. Filsafat Islam. (Bandung: Pustaka Setia, 1997), cet.1 Hal.106.
[6] Muhammad Muslih. Filsafat Ilmu; Kajian atas Asumsi Dasar Paradigma dan Kerangka teori Ilmu Pengetahuan. (Yogyakarta: Belukar, 2004). hlm.35

Tidak ada komentar:

Posting Komentar