Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Senin, 17 Juni 2019

MODUL HADIS KB 1 PPG PAI 2019


RESUME MODUL HADIS

KB 1


1.     Perintah Mencari Ilmu dalam Hadis

Hadis pertama yang akan kita pelajari adalah hadis-hadis tentang kewajiban mencari ilmu. Diantara hadis-hadis tersebut adalah:

ٍر َّثَنَا َكثِي ُر ْب ُن ِشْن ِظي َما َن َحد ْي ُص ْب ُن ُسلَ َحفْ َّثَنَا ٍر َحد ما َّ ُم ْب ُن َع َّثَنَا ِه َشا َحد ِرين ِن ِسي مِد ْب َّ ْن ُم َح ََّّللا َع ُ ى َّ ِن َماِل ٍك قَا َل قَا َل َر ُسو ُل ََّّللاِ َصل ِس ْب نَ َ َع ْن أ َعلَى ُك لِ ِري َضةٌ ِم فَ ْ ِعل ْ ُب ال َطلَ َ م َّ َو َسل ْي ِه َع بن ماجه( لَ ُم ْسِلٍم )رواه ا

Artinya: Hisyam bin Ammar bercerita kepada kami, Hafash bin Sulaiman bercerita kepada kami, Katsir bin Syindzir bercerita kepada kami, dari Muhammad bin Sirin, dari Anas bin Malik berkata: “Rasulullah saw bersabda: ‘mencari ilmu itu wajib atas setiap orang Muslim” (diriwayatkan oleh Ibnu Majah)

Hadis yang diriwayatkan pertama kali oleh Anas bin Malik salah seorang sahabat terdekat Rasulullah ini dapat dijumpai di banyak kitab Hadis, antara lain di Sunan Ibn 3 Majah salah satu diantara enam kitab Hadis (al-Kutub al-Sittah) yang paling mu’tabar (paling diakui dan dijadikan referensi).

Selain Anas bin Malik, sahabat Rasulullah yang juga meriwayatkan hadis ini adalah Abu Said al-Khudri sebagaimana disebutkan dalam kitab Musnad al-Syihab karya Muhammad bin Salamah bin Ja’far. Karena banyaknya kitab yang mencantumkan hadis ini, maka hadis inipun sangat sering dikutip dalam karya-karya ilmiah, buku-buku maupun tulisan popular serta seminar dan ceramahceramah.

Namun demikian Ibn Majah sendiri menganggap hadis ini termasuk hadis dla’if (lemah, tidak sahih). Kelemahan hadis ini terletak pada seorang rawinya yang ada pada rangkaian sanad yaitu Hafash bin Sulaiman yang dinilai tidak tsiqah oleh Yahya bin Ma’in dan dikatakan matruk oleh Ahmad bin Hanbal dan Bukhary. Jadi penilaian bahwa hadis ini lemah adalah didasarkan pada kelemahan diri seorang perawinya. Untuk mengingatkan lagi pengetahuan anda tentang syarat-syarat kesahihan hadis dan faktor-faktor penyebab kedlaifan (kelemahan) hadis, perhatikan penjelasan mengenai hadis shahih berikut.

Kata shahih dalam bahasa diartikan orang sehat antonim dari kata al-saqîm = orang yang sakit, seolah-olah dimaksudkan Hadits shahih adalah Hadits yang sehat dan benar tidak terdapat penyakit dan cacat. Adapun menurut istilah Hadits shahih adalah:

 َو َما ُه ِة َّ ِعل ْ َوال ْوِذ َو َخًَل ِم َن ال ُّشذُ ِل ِه ْ ًطا َكاِمًًل َع ْن ِمث ِ ِط َضْب ْد ِل ال َّضاب عَ ْ ِل ال ِنَقْ َص َل َسنَدُهُ ب اتَّ

Hadits yang muttashil (bersambung) sanadnya, diriwayatkan oleh orang adil dan dhâbith (kuat daya ingatan) sempurna dari sesamanya, selamat dari kejanggalan (syadz), dan cacat (`illat). Dari definisi di atas dapat disimpulkan, Hadits shahih mempunyai 5 kriteria, yaitu:
a. Persambungan sanad (bertemu langsung antar perawi sampai kepada Rasul)
b. Para periwayat bersifat adil (konsisten dalam beragama). Pengertian adil adalah orang yang konsisten (istiqamah) dalam beragama, baik akhlaknya, tidak fasik dan tidak melakukan cacat muruah.
c. Para periwayat bersifat dhâbith (memiliki daya ingat hapalan yang sempurna)
d. Tidak ada kejanggalan (syâdz). Maksud Syâdz di sini adalah periwayatan orang tsiqah (terpercaya yakni adil dan dhâbith) bertentangan dengan periwayatan orang yang lebih tsiqah.
e. Tidak terjadi `illat (cacat tersembunyi). Arti `illah di sini adalah suatu sebab tersembunyi yang membuat cacat keabsahan suatu Hadis padahal lahirnya selamat dari cacat tersebut.

Apabila sebuah hadis tidak memenuhi salah satu saja dari lima persyaratan hadis shahih tersebut maka hadis tersebut dinilai dlaif (lemah). Hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Majah dinilai sebagai Hadis Dlaif karena salah satu persyaratan saja, yaitu bahwa Hafash bin Sulaiman sebagai salah satu perawi yang ada pada rangkaian sanad dinilai tidak tsiqah (tidak terpercaya, mungkin karena hafalannya yang lemah atau karena akhlaknya yang kurang baik dan dinilai pula matruk (ditinggalkan).

Akan tetapi secara logika, boleh jadi seorang perawi hadis dinilai kurang kuat hafalannya, tetapi tentu tidak bisa disimpulkan semua ucapannya salah. Terbukti bahwa hadis tersebut diriwayatkan pula melalui beberapa jalur sanad yang shahih yang tidak ada nama Hafash bin Sulaiman di dalamnya.

Meskipun hadis di atas dla’if dari sisi perawi, akan tetapi kandungan matn-nya sejalan dengan ajaran al-Qur’an yang memerintahkan kaum Muslimin menggali pengetahuan, antara lain surat al-Taubah ayat 122, dan surat al-‘Alaq ayat 1-5. Artinya, hadis ini mengandung ajaran untuk mengamalkan perbuatan-perbuatan yang baik yang disebut fadla’ilul a’mal. Hadis yang mengandung ajaran fadla’ilul a’mal ini, meskipun kualitasnya dla’if, menurut para ulama hadis boleh dijadikan dasar perbuatan. Pendapat serupa ini antara lain dikemukakan oleh Ahmad bin Hanbal.

Perintah mencari ilmu ini, betul-betul diperhatikan oleh kaum Muslimin sehingga sejak awal perkembangan peradaban Islam aktifitas belajar dan mengajar sangat intensif dilakukan. Beberapa sahabat dikirim oleh Rasulullah ke berbagai tepat seperti Yaman, Syam, dan Mesir untuk memberikan pengajaran.

Setelah itu, di masa tabiin banyak pencari ilmu yang melakukan rihlah ilmiyah yakni perjalanan untuk mencari ilmu. Rihlah ilmiyah dilakukan karena kebanyakan pelajar Islam tidak puas dengan pengetahuan yang diperoleh dari belajar kepada sedikit guru. Karena itu mereka tidak segan-segan melakukan perjalanan jauh untuk belajar pada guru di kota-kota yang 5 mereka tuju.

Dengan aktifitas rihlah ilmiyah ini, pendidikan Islam di masa klasiktidak hanya dibatasi dinding ruang belajar, akan tetapi Pendidikan Islam memberi kebebasan kepada murid-murid untuk belajar kepada guru-guru yang mereka kehendaki. Selain murid-murid, guru-guru juga melakukan perjalanan dan berpindah dari satu kota ke kota lain untuk mengajar sekaligus belajar.

Dengan demikian aktifitas rihlah ilmiyah mendorong lahirnya learning society (masyarakat belajar). Kesediaan melakukan perjalanan jauh sekalipun untuk mencari ilmu tidak terlepas dari dorongan Rasulullah saw dalam sebuah hadis:
 َم ل ل ِعْ ْ بُوا ا ُ ْطل عن أنس بن مالك قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم: ا ِ صين )مسند البزار( ِال ْو ب َولَ

Artinya: Dari Anas bin Malik, dia berkata Rasulullah saw bersabda: “Carilah ilmu walau sampai ke negeri Cina” Hadis ini mengisyaratkan bahwa mencari ilmu itu harus dilakukan walaupun untuk memperolehnya seseorang harus melakukan perjalanan jauh. Sebab siapa yang tidak tabah menghadapi kesulitan belajar, dia akan menjalani sisa hidupnya dalam kebodohan, dan siapa yang bersabar dalam mencari ilmu maka dia akan meraih kemuliaan di dunia dan di akhirat.

Perintah untuk mencari ilmu sampai ke negeri China mengisyaratkan pula perintah untuk bersikap terbuka menerima kebenaran dari manapun datangnya kebenaran tersebut. Orang-orang bijak sering memberikan nasehat yang berbunyi خذ الحكمة من أي وعاء خرجت “Ambillah hikmah (pengetahuan/pelajaran) dari manapun datangnya”.

Begitu juga nasehat lain yang berbunyi: الحكمة ضالة المؤمن أنى وجدها فليلتقطها “Hikmah adalah sesuatu yang hilang dari seorang mukmin, maka di manapun dia menemukannya hendaklah dia mengambilnya” 6 Selain berimplikasi pada aktifitas mencari ilmu secara individual, hadis Rasulullah tentang kewajiban belajar ini mendorong lahirnya lembaga-lembaga pendidikan Islam baik yang formal maupun informal.

Perbedaan antara formal dan informal dalam pendidikan Islam di masa klasik terlihat pada hubungannya dengan Negara. Lembaga pendidikan formal adalah lembaga pendidikan yang didirikan oleh Negara untuk mempersiapkan pemuda-pemuda Islam agar menguasai pengetahuan agama dan berperan dalam agama, atau menjadi tenaga birokrasi, atau pegawai pemerintahan.

Lembaga-lembaga pendidikan formal ini dibiayai oleh negara dan dibantu oleh orang-orang kaya melalui wakaf yang mereka berikan. Pengelolaan administrasi berada di tangan penguasa. Sedangkan lembaga pendidikan informal tidak dikelola oleh Negara. Adapun bentuk lembaga-lembaga pendidikan Islam di masa klasik adalah:
1. Maktab/Kuttab yang merupakan lembaga pedidikan dasar
2. Halaqah, yang merupakan pendidikan tingkat lanjut setingkat dengan college.
3. Majlis, yakni kegiatan transmisi keilmuan dari berbagi disiplin ilmu
4. Masjid Jami atau univesitas, seperti Masjid Jami al-Azhar di Cairo, Masjid alManshur di Baghdad, dan Masjid Umayyah di Damaskus.
5. Khan yaitu asrama pelajar atau tempat belajar secara privat.
6. Ribath yaitu tempat kegiatan kaum sufi
7. Rumah-rumah ulama
8. Perpustakaan
9. Observatorium seperti Baitul Hikmah yang dibangun oleh al-Makmun di Baghdad dan Darul Hikmah yang dibangun oleh al-Hakim di Mesir.

Selain itu ada observatorium Dinasti Hamadan yang dikelola oleh Ibn Sina dan observatorium Umar Khayyam.

2.     Fungsi Ilmu di Masyarakat
Ilmu mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan ilmu manusia menciptakan kebudayaan, lembaga-lembaga sosial dan membangun peradaban. Dengan ilmu, manusia mengatur tata kehidupan dan pola interaksi sesama manusia. Hadis berikut menjelaskan sebagian fungsi ilmu:

 7 ن ِم ْن َّ ِ إ َ م َّ َو َسل ْي ِه ََّّللاُ َعلَ ى َّ هُ قَا َل قَا َل َر ُسو ُل ََّّللاِ َصل َّ ن َ ِن َماِل ٍك أ ِس ْب نَ َ َع ْن أ ْن َ سا َع ِة أ ْش َرا ِط ال َّ َ َوتُ ْش َر َب أ َج ْه ُل َويَفْ ُشَو ال زِ نَا ْ ْظ َهَر ال َويَ ُم ْ ِعل ْ َع ال يُ ْرفَ َخ ْمر .... )رواه الترمذي( ْ ال

Artinya: Dari Anas bin Malik, dia berkata: Rasulullah saw bersabda “Sesungguhnya diantara tanda-tanda hari kiamat adalah hilangnya ilmu, merebaknya kebodohan, menyebarnya perzinaan, dan semakin banyak orang minum khamar …. (diriwayatkan oleh Turmudzi)

Hadis yang dinilai shahih oleh Imam al-Turmudzi ini menjelaskan bahwa kiamat, kehancuran alam, tidak akan terjadi selama ilmu masih menjadi penduan kehidupan manusia. Sebaliknya, hilangnya ilmu merupakan salah satu syarat akan datangnya hari kehancuran tersebut. Sebab hilangnya ilmu itu akan merembet pada kebodohan manusia, dan kebodohan manusia itu akan menyebabkan mereka melakukan pelanggaran dan pengrusakan.

Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Bukhary dikatakan bahwa hilangnya ilmu akan menyebabkan terjadinya banyak pembunuhan. Semua tindakan negative itu akan mengantarkan pada bencana yang lebih besar yaitu kehancuran alam semesta, atau yang disebut kiamat. Hadis lain yang menggambarkan fungsi ilmu dalam kehidupan adalah:

 عَا ِص قَا َل: َسِم ْع ُت َر ُسو َل هللاِ صلى هللا ْ ِن ال ِن َع ْمِرو ْب حديث َعْبِد هللاِ ْب َول ِك ْن ِعبَاِد ْ ِز ُعهُ ِم َن ال ْنتَ اْنتِ َزا ًعا، يَ َ م ْ ِعل ْ ِ ُض ال ب ن هللا الَ يَقْ َّ ِ عليه وسلم يَقُول: إ َّا ُس ُر ُءو ًسا َخذَ الن َّ ًما، ات ِق َعاِل ْم يُْب ِذَا لَ ى إ َّ َما ِء َحت عُلَ ْ ِقْب ِض ال ب َ م ْ ِعل ْ ِ ُض ال ب يَقْ وا )أخرجه البخاري( ُّ َضل َ َوأ وا ُّ َضل ٍم، فَ ْ ِر ِعل ْوا بغَ ْي تَ فْ َ ُوا، فَأ ُسئِل هاالً، فَ َّ ُج

Artinya: Hadis dari Abdullah bin Amr bin Ash, dia berkata saya mendengar Rasulullah saw bersabda: “sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dengan cara 8 merampasnya dari dada manusia, akan tetapi Dia mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama. Sehingga bila tidak ada lagi orang alim, manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh. Jika mereka ditanya mereka akan member fatwa tanpa dasar ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan”. (diriwayatkan oleh al-Bukhary)

Jadi menurut hadis ini, ilmu dapat menyelamatkan manusia dari kesesatan, dan menghindarkan komunitas manusia dari kepemimpinan orang-orang yang bodoh yang akan menjerumuskan mereka ke jalan yang salah. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa fungsi ilmu secara umum adalah menghindarkan manusia dari kebodohan, pelanggaran dan kesalahan-kesalahan yang lain. Fungsi ilmu tentu tidak hanya secara masal, akan tetapi fungsi ilmu dapat dilihat secara individual, yaitu mengalirkan pahala kepada orang yang mengajarkan ilmu yang bermanfaat bagi orang lain. Hal itu disebutkan dalam hadis:

 ِي ب َ َع ا َل ْن أ قَ َ م َّ َو َسل ْي ِه ََّّللاُ َعلَ ى َّ ن َر ُسو َل ََّّللاِ َصل َّ َ ََّّللاُ َعْنهُ أ َر ِض َي َرةَ ُه َرْي ِ ِه ُع ب ٍم يُْنتَفَ ْ ْو ِعل َ ِريَ ٍة أ ٍة َجا ال ِم ْن ثَ ًَل ٍث َصدَقَ َّ ِ ُهُ إ اْنقَ َط َع َع َمل َ َما َت اْب ُن آدَم ِذَا إ ْد ُعو لَه )رواه مسلم والترمذي يَ ٍد َصاِلحٍ ْو َولَ أ والنسائي وغيرهم( َ

Artinya: Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda “Jika anak Adam (manusia) mati, maka terputuslah (pahala) amalnya, kecuali dari tiga hal yaitu shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak soleh yang mendoakannya. (diriwayatkan oleh Muslim, Turmudzi, Nasai dll) Jadi salah satu fungsi ilmu adalah mengalirkan pahala kepada orang yang mengajarkan ilmu tersebut, dan dimanfaatkan oleh orang yang belajar darinya.
3.     Keistimewaan Orang Berilmu
Selain berperan penting dan memberikan manfaat yang positif dalam kehidupan manusia, ilmu juga menempatkan para ulama pada kedudukan istimewa diantara manusia dan makhluk-makhluk Allah yang lain.

 َو ْي ِه ََّّللاُ َعلَ ى َّ ِي َسِم ْع ُت َر ُسو َل ََّّللاِ َصل ِن َّ ْردَا ِء قَا َل إ ِي الد ب َ يَقُو ُل َع ْن أ َ م َّ َسل ن َّ ِ َوإ ِة َّ َجن ْ ا ِم ْن ُط ُر ِق ال ِ ِه َطِريقً َك ََّّللاُ ب َسلَ ًما ْ ُب فِي ِه ِعل ُ ْطل ا يَ َك َطِريقً َم ْن َسلَ َم ْن يَ ْستَ ْغِف ُر لَهُ لَ َ عَاِلم ْ ن ال َّ ِ َوإ ِم ْ ِعل ْ ِر ًضا ِل َطاِل ِب ال َها ْجنِ َحتَ َ َض ُع أ تَ لَ َمًَلئِ َكةَ ْ ال ن فَ ْض َل َمَوا ِت َو َم ْن فِي َّ س ِ فِي ال َّ َما ِء َوإ ْ ِحيتَا ُن فِي َجْو ِف ال ْ ْر ِض َوال ْْلَ ا ن َّ ِ َكَوا ِك ِب َوإ ْ ِر ال ْدِر َعلَى َسائِ بَ ْ ال ْيلَةَ َمِر لَ قَ ْ ِد َكفَ ْض ِل ال ِ عَاب ْ ِم َعلَى ال عَاِل ْ ال َوَال ِد ْر َو ِ رثُوا ِدينَا ًرا ْم يُ َء لَ ِيَا ْنب ْْلَ ن ا َّ ِ ِيَا ِء َوإ ْنب ْْلَ ا َء َو َرثَةُ َما عُلَ ْ َم َه ا ًم ال ا ِن وإ َوافِر )رواه ابوداود( ِ َح ظٍ َخذَ ب َ َخذَهُ أ َ َم ْن أ فَ َ م ْ ِعل ْ رثُوا ال َّ َو

Artinya: Dari Abu Darda ra, dia berkata: “sesungguhnya saya mendengar Rasulullah saw bersabda: ‘Siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka Allah menyertainya berjalan menuju surga. Sesungguhnya para malaikat merendahkan sayap-sayap mereka karena ridha terhadap pencari ilmu. Dan sesungguhnya orang yang berilmu dimohonkan ampunan oleh makhluk-makhluk penghuni langit dan bumi bahkan oleh ikan di dalam air. Sungguh keutamaan seorang alim ahli ilmu) dibanding dengan seorang abid (ahli ibadah) adalah seperti cahaya bulan purnama disbanding cahaya bintang-bintang.

Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi, dan sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham akan tetapi mereka mewariskan ilmu, siapa mendapatkannya akan memperoleh keberuntungan yang besar. (diriwayatkan oleh Abu Dawud) Jadi, setidaknya ada lima keistimewaan orang berilmu yaitu:
1. Diiringi perjalannya oleh Allah menuju surga 10 Surga adalah kehidupan yang diidentikkan dengan keindahan, kesenangan, kenikmatan, kedamaian, kesejahteraan, kenyamanan dan sebagainya. Orang yang sedang berusaha dengan sungguh-sungguh mencari ilmu dan bersabar serta tabah menghadapi segala kesulitan yang ada, akan dibantu oleh Allah sehingga dia berhasil menikmati buah ilmu itu di dunia maupun akhirat. Bangsa-bangsa yang makmur dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang hidup dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan.
2. Diridhoi oleh para malaikat Malaikat selalu memberikan ilham, inspirasi dan bimbingan ke arah yang positif kepada manusia, sebaliknya syaitan selalu membisikan hal-hal jahat dan negative. Dengan ridho dari malaikat, pencari ilmu yang sungguh-sungguh akan cenderung kepada hal-hal yang positif.
3. Didoakan oleh makhluk-makhluk yang ada di udara maupun di darat serta yang ada di dalam air. Sering muncul berita di media massa bahwa sekelompok ilmuwan mengemukakan ide untuk melindungi jenis-jenis binatang dan berbagai macam tanaman dari kepunahan. Maka lahirlah undang-undang dan peraturan-peraturan untuk konservasi alam. Ilmuwan pula yang terus mengingatkan bahaya pencemaran udara terhadap lapisan ozon yang pada jangka panjang akan berakibat buruk pada kehidupan bumi. Begitu juga para ilmuwan yang menyelamatkan ikan-ikan besar yang tersesat sehingga terdampar dan sekarat di pantai, lalu para ilmuwan itulah yang berinisiatif membawa mereka kembali ke tengah lautan. Pemikiran untuk menyelamatkan binatang tumbuhan, atau air dan udara tidak lahir dari pengusaha, pedagang atau pemburu yang hanya memikirkan bagaimana mengambil keuntungan dan kesenangan dari semua itu.
4. Dinilai lebih utama dibanding ahli ibadah Argument yang paling rasional untuk pernyataan ini adalah bahwa manfaat dari ilmu yang dimiliki seorang alim dirasakan bukan hanya oleh dirinya sendiri, tetapi juga oleh orang banyak. Sedangkan manfaat ibadah seseorang lebih dirasakan oleh dirinya sendiri, meskipun dapat pula member inspirasi pada orang lain.
5. Dinyatakan sebagai pewaris para nabi 11 Keberlangsungan ajaran para nabi dijaga oleh para ulama yang secara turun temurun dari generasi ke generasi mengajarkan konsep-konsep akidah, tata cara beribadah, prinsip-prinsip akhlak, dan aturan-aturan bermuamalah yang telah disampaikan para nabi. Karena itulah mereka disebut pewaris nabi. Dan hal itu merupakan kehormatan yang besar. Orang yang berilmu laksana tanah yang subur yang menumbuhkan berbagai tanaman yang berguna bagi manusia dan makhluk lainnya, dan bagaikan kolam penampung air yang sangat berguna untuk mencukupi kebutuhan minum manusia, binatang ternak dan untuk menyirami tanaman.

Singkat kata orang yang berilmu manfaatnya sungguh sangat luar biasa, ia hidup tidak hanya untuk dirinya, tapi juga berguna bagi orang lain, masyarakat dan lingkungannya. Karena pentingnya ilmu itu, firman Allah yang pertama kali diturunkan kepada utusan-Nya adalah perintah membaca. Membaca adalah salah satu metode untuk memperoleh dan mempelajari ilmu. Membaca tidak terbatas pada tulisan yang ada di dalam buku, akan tetapi membaca juga mengamati fenomena sosial dan gejala-gejala alam.

Sebagaimana disebutkan dalam banyak ayat al-Qur’an, misalnya surat al-Baqarah ayat 164: “sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, dan pada pergantian malam dan siang, pada kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, dan pada apa yang diturunkan oleh Allah dari langit berupa air (hujan) lalu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di bumi itu bermacammacam binatang, dan pada perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, semua itu sungguh merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berpikir”.

Oleh karena itu pada surat Yunus ayat 101 Allah memerintahkan kaum Muslimin untuk melakukan pengamatan (observasi) terhadap gejala-gejala alam tersebut. Ayat-ayat tersebut memberikan pemahaman kepada kita untuk senantiasa belajar, dan menganalisa segala persoalan yang ada di sekitar kita. Dan sekaligus membuka mata kita bahwa belajar itu tidak hanya dengan cara bergelut dengan buku dan di bangku sekolah, akan tetapi juga dapat dilakukan dengan cara menganalisa fenomena-fenomena (gejala-gejala) yang ada di lingkungan kita.  

4.     Ilmu Pengetahuan Sebagai Basis Kemajuan

Kebenaran al-Quran dan hadits adalah kebenaran pasti dan niscaya yang tidak bisa ditawar. Kebenaran itulah yang kemudian menjadi spirit ummat Islam untuk menggali ilmu pengetahuan. Mereka adalah ummat yang haus dan tamak dengan ilmu. Mereka menjadi ummat pembelajar. Penggalian ilmu pengetahuan menjadi tradisi ummat Islam, baik ilmu-ilmu keagamaan maupun ilmu profan, bahkan filsafat. Mereka rela menjual segala harta bendanya untuk mendanai rihlah (pengembaraannya) menuntut ilmu. Bahkan di antara ulama ada yang rela tidak menikah karena khusyuk belajar dan berkarya.

Kebangkitan peradaban Islam akhirnya tidak bisa terbendung. Ia lahir dan mencuak menjadi peradaban baru yang meneguasai tiga benua; Asia, Afrika, dan sebagian benua Eropa. Ummat Islam telah menikmati kejayaannya pada saat Eropa masih berkutat dengan keterbelakangan dan kebodohannya. Karya-karya ummat Islam diberbagai bidang ilmu pengetahuan tumbuh subur. Pada tahun 800M pabrik kertas pertama berhasil didirikan di Baghdad. Perpustakaan pun bermunculan di hampir seluruh negeri Arab (Islam) yang dulu dikenal sebagai bangsa nomad yang buta huruf dan cuma bisa mengangon kambing. Direktur observatorium Maragha, Nasiruddin At Tousi memiliki kumpulan buku sejumlah 400.000 buah.

Di Kordoba (Spanyol) pada abad 10, Khalifah Al Hakim memiliki suatu perpustakaan yang berisi 400.000 buku, sedangkan 4 abad sesudahnya raja Perancis Charles yang bijaksana hanya memiliki koleksi 900 buku. Bahkan Khalifah Al Aziz di Mesir memiliki perpustakaan dengan 1.600.000 buku, di antaranya 16.000 buah tentang matematika dan 18.000 tentang filsafat. Pada masa awal Islam dibangun badan-badan pendidikan dan penelitian yang terpadu. Observatorium pertama didirikan di Damaskus pada tahun 707 oleh Khalifah Abdul Malik dari Bani Umayah. Kemudian didirikan observatorium-observatorium berikutnya; Baitul Hikmah yang dibangun oleh al-Makmun di Baghdad dan Darul Hikmah yang dibangun oleh al-Hakim di Mesir. Selain itu ada observatorium Dinasti Hamadan yang dikelola oleh Ibn Sina dan observatorium Umar Khayyam Para ilmuwan Islam seperti Al Khawarizmi memperkenalkan “Angka Arab” (Arabic Numeral) untuk menggantikan sistem bilangan Romawi yang kaku.

Bayangkan bagaimana ilmu Matematika atau Akunting bisa berkembang tanpa adanya sistem 13 “Angka Arab” yang diperkenalkan oleh ummat Islam ke Eropa. Kita mungkin bisa menuliskan angka 3 dengan mudah memakai angka Romawi, yaitu “III,” tapi bagaimana dengan angka 879.094.234.453.340 ke dalam angka Romawi? Selain itu Al Khawarizmi juga memperkenalkan ilmu Algorithma dan juga Aljabar (Algebra). Omar Khayam menciptakan teori tentang angka-angka “irrational” serta menulis suatu buku sistematik tentang Mu’adalah (equation).

Di dalam ilmu kedokteran, ilmuwan Muslim juga mencapai kemajuan. Dalam bidang ini dunia mengenal Ibnu Sina (Avicenna) yang karyanya al-Qanun fi al-Thibbi diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Gerard de Cremone (meninggal tahun 1187), yang sampai zaman Renaissance tetap jadi textbook di fakultas kedokteran Eropa. Ar Razi (Razes) adalah seorang jenius multi disiplin. Dia bukan hanya dokter, tapi juga ahli fisika, filosof, ahli theologi, dan ahli syair. Eropa juga mengenal Ibnu Rusyid (Averroes) yang ahli dalam filsafat.

Maka tidaklah heran jika produser film Robin Hood the Prince of Thieves menyisipkan adegan keterkejutan Robin Hood dengan kecanggihan teknologi bangsa Moor. Sayangnya kejayaan ummat Islam di abad pertengahan itu hanyalah masa lalu. Ummat Islam hanya bisa mengenang dan membaca sejarahnya. Hanya bisa berbangga dengan kejayaan pendahulunya. Tetapi belum mampu berbicara banyak dalam pentas dunia. Bahkan ketika ummat Islam mengabaikan perintah Allah yang saru ini (ilmu) ummat Islam terperosok dalam jurang keterbelakangan, dan tidak mampu bangkit dari ketertinggalannya.

Ummat Islam semakin jauh dari ajaran agamanya, semakin jauh dari al-Quran dan hadits Nabi, semakin jauh dari pengamalan para salaf al-saleh, mereka tidak memahami bahwa menuntut ilmu dan menjadi orang berilmu adalah perintah Allah dan perintah Nabi, sebagaimana halnya perintah shalat, sedekah dan yang lainnya. Maka tidak ada alasan lagi bagi kita semuanya kecuali menggiatkan diri dengan belajar dan menuntut ilmu. Menjadikan masyarakat Islam sebagai masyarakat pencinta ilmu dan pembelajar adalah agenda izzah dan proyek kesalehan besar yang harus ditunaikan. Karena kebangkitan ummat akan terwujud dengan kebangkitan ilmu pengetahuannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar