URAIAN
MATERI
A. DEFINISI HARI
AKHIR DAN KIAMAT
Beriman (meyakini)
adanya hari akhir adalah bagian dari rukun iman. Syekh Thahir bin Shalih
al-Jazairy (w. 1338 H) dalam Al-Jawahir al-Kalamiyah Menyampaikan bahwa rukun
iman atau rukun akidah Islam itu meliputi enam hal, yaitu:
Rukun
akidah Islamiyah itu ada enam hal, yaitu: (1) iman kepada Allah, (2) iman
kepada malaikat Allah, (3) iman kepada kitab-kitab Allah, (4) iman kepada para
rasul Allah, (5) iman kepada hari akhir, dan (6) iman kepada qadar (takdir)
Allah.”
Iman
kepada hari akhir ini adalah penting sekali. Sedemikian pentingnya maka dalam
Al-Qur’an dan hadits keimanan pada hari akhir ini kerap disandingkan dengan
keimanan kepada Allah. Dan memang ada dua hal pokok berkaitan dengan keimanan
yang banyak dijabarkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an, yaitu pembuktian tentang
keesaan Allah, yang berarti ini tentang iman kepada Allah, dan kedua, uraian
atau pembuktian tentang hari akhir. AlQur’an telah memberitakan kepada manusia
bahwa alam semesta ini telah diciptakan dan akan sampai pada titik akhirnya
(Q.S. al-Mukmin/ 40:59 dan Q.S. al-H{ajj/22:7).
Segala
yang berawal maka akan berakhir, baik manusia, tumbuhan, hewan, alam semesta,
maupun malaikat semuanya akan mati, hanya Allah saja yang tidak berawal dan
tidak berakhir. Waktu yang ditetapkan dimana alam semesta dan segala makhluk di
dalamnya mulai dari mikroorganisme sampai makhluk yang paling indah bentuknya
yaitu manusia, termasuk bintang-bintang dan galaksi-galaksi semuanya akan
hancur pada hari dan jam yang telah ditentukan oleh sang penciptanya dan hanya
Dia yang mengetahuinya. Waktu atau hari tersebut dikenal dengan nama Hari Akhir
atau Kiamat. Al-Qur'an menyebut istilah al-yaum
al-ākhir, hari akhir, sebanyak 26 kali dan menyebut istilah al-ākhirah, akhirat, sebanyak 115 kali.
Istilah ini, al-ākhir, secara kebahasaan, menurut ar-Rāgib al-Asfahānī,
mengandung arti akhir atau yang kemudian yang merupakan lawan dari perkataan
awal. Istilah al-ākhir biasanya dihubungkan dengan istilah yaum sehingga menjadi al-yaum
al-ākhir berarti Hari Akhir atau hari Kiamat.
Sementara
itu, istilah al-ākhirah akhirat
sering dihubungkan dengan istilah dār yang berarti negeri atau kampong, seperti
dalam ungkapan al-dār al-ākhirah, yang berarti negeri akhirat. Kiamat atau al-yaum al-ākhir (hari akhir)
tidaklah seperti hari-hari di dunia yang 1 hari sebanding dengan 24 jam. Hari
akhir merupakan hari yang terjadi pada kehidupan akhirat, yang 1 hari jika
menggunakan ukuran hari-hari dunia bisa sangat relatif atau tidak terbatas,
bisa sebanding dengan 1000 tahun (as-Sajdah/32: 5); bahkan bisa berbanding
dengan 50.000 tahun (al-Ma‘ārij/70: 4). Ini wajar saja, sebab ia tidak dibatasi
oleh ruang dan waktu (nirwaktu). Penyebutan al-yaum al-ākhir, yang dirangkai
dengan iman kepada Allah, pada hakikatnya dimaksudkan sebagai hari perhitungan
(al-hisāb) dan pembalasan (al-jazā'), sehingga oleh AlQur'an ia dijadikan
sebagai sarana yang efektif untuk menumbuhkan kejujuran, ketakwaan, kedermawanan,
berani berkorban demi kebenaran dan keadilan, dan sebagainya.
Artinya,
seandainya seseorang bersikap jujur, lalu tidak mendapatkan hasil duniawi yang
diinginkan, maka keimanan kepada hari akhir itulah yang menjadikan dirinya
tetap sabar dan konsisten, sebab ia yakin ganjaran yang sesuai akan diperoleh
di hari akhir kelak. Begitu juga, ia bisa dijadikan tameng dari
perilakuperilaku buruk, misalnya kemunafikan, ria, dan sebagainya. Sebagaimana
yang disebutkan dalam beberapa firman Allah seperti: “Dan di antara manusia ada
yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya
mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. (al-Baqarah/2: 8).
Ayat
ini merupakan koreksi terhadap perilaku orang-orang munafik yang mengaku
beriman kepada Allah dan hari Akhir, padahal kenyataannya tidak. Mereka
mengukur keimanannya melalui ucapan, sedangkan Allah mengukur keimanannya
melalui perbuatan. Penggunaan redaksi wa minan-nās, menurut Ibnu ‘Āsyūr
menunjuk kepada perilaku buruk. Sedemikian buruknya, sehingga Al-Qur'an merasa
“malu” untuk mengungkapkannya secara jelas. Oleh karena itu, ayat ini sekaligus
menjadi koreksi bagi siapa saja yang menyatakan beriman kepada Allah dan hari
akhir tetapi perbuatannya tidak mencerminkan nilai-nilai keimanan itu sendiri.
Dengan
demikian, indikasi seseorang yang beriman kepada hari akhir tentunya bukan
terbatas kepada ucapan, sebagaimana hal itu bisa saja dilakukan oleh orangorang
munafik, tetapi harus direalisasikan dalam perbuatannya. Bahkan, bukan sekadar
perbuatan tetapi perbuatan baik, yang lazim disebut dengan “amal saleh”. Hari
Akhir atau Hari Kiamat merupakan tahapan yang harus dilewati menuju Negeri
Akhirat. Ungkapan al-dār al-ākhirah merupakan lawan dari al-dār al-dunyā,
sebagaimana termaktub di dalam ayat Al-Qur'an sebagai berikut:
Dan
kehidupan dunia ini hanya senda-gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri
akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.
(al‘Ankabūt/29: 64). Etimologi kiamat
terserap dari kosakata bahasa Arab, qāma – yaqūmu - qiyāman, yang berarti
berdiri, berhenti, atau berada di tengah. Kiamat (al-qiyāmah) diartikan sebagai
kebangkitan dari kematian, yaitu dihidupkannya manusia pascakematian. Hari
kiamat (yaumulqiyāmah) berarti hari atau saat terjadinya kebangkitan (manusia)
dari kubur. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kiamat diartikan sebagai: (1) hari kebangkitan setelah mati (orang
yang telah meninggal dihidupkan kembali untuk diadili perbuatannya); (2) hari
akhir zaman (dunia seisinya rusak binasa dan lenyap); (3) celaka sekali,
bencana besar, rusak binasa; (4) berakhir dan tidak muncul lagi. Sedang dalam
Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, kiamat diartikan keadaan makhluk dan alam semesta
ketika berakhirnya kehidupan mereka di dunia. Dari pengertian ini, ada dua hal
pokok terkait makna kiamat, yaitu:
Pertama, kiamat merupakan
kebangkitan manusia dari kematian atau dari kuburnya. Maknanya, pada hari itu
semua manusia dibangkitkan dari kubur, tempat peristirahatan setelah
kematiannya. Selanjutnya, mereka diadili dan diminta pertanggungjawaban atas
semua perbuatannya di dunia. Yang banyak kebaikannya akan mendapat ganjaran
kenikmatan, dan yang sebaliknya akan mendapat hukuman. Allah Berfirman: “Maka
adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam
kehidupan yang memuaskan (senang). Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)-nya,
maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. (Al-Qāri‘ah/101: 6-9).
Kedua, kiamat adalah
keadaan akhir zaman. Kiamat merupakan akhir dari alam semesta dan kehidupan
semua makhluk. Artinya saat kiamat tiba, seluruh jagat raya beserta isinya, seperti
planet, bintang, langit, bumi, manusia, dan semua yang ada, hancur binasa.
Kehidupan makhluk pun tidak ada lagi. Ini merupakan bencana besar bagi alam
raya dan yang ada di dalamnya. Seluruh kehidupan yang ada menjadi musnah karena
hancurnya dunia dan isinya. Allah berfirman, Apabila langit terbelah, dan
apabila bintang-bintang jatuh berserakan, dan apabila lautan dijadikan meluap,
dan apabila kuburan-kuburan di bongkar. (Al-Infiţār/82: 14).
Dari
dua pengertian ini, bisa disusun penjelasan kronologis sebagai berikut. Kiamat
merupakan akhir kehidupan dunia. Saat itu, semua yang ada di alam raya ini
mati, hancur, rusak, dan binasa. Segala isi jagat raya musnah hingga tidak ada
kehidupan lagi. Manusia yang merupakan makhluk utama di bumi juga mati dan musnah.
Sebuah bencana besar yang menimpa alam raya.
Setelah
itu, manusia akan dibangkitkan dari kematian. Mereka dihidupkan kembali untuk
mempertanggungjawabkan semua amal perbuatannya ketika di dunia. Terminologi
kiamat terdefinisikan dalam berbagai rumusan yang berbeda antara satu dengan
lainnya. Dalam Ensiklopedi Islam disebutkan, kiamat adalah hari akhir atau saat
penghabisan dari hari-hari di dunia. Hari tersebut ditandai dengan tiupan
sangkakala (terompet) oleh Malaikat Israfil, kemudian bumi bergoyang
mengeluarkan segala isinya, lalu lenyap dan diganti dengan bumi yang lain.
Sayyid Sābiq dalam al-Aqā’id al-Islāmiyyah menjelaskan, “Hari kiamat adalah
suatu keadaan yang didahului dengan musnahnya alam semesta. Saat itu, seluruh
makhluk yang masih hidup akan mati. Bumi pun akan berganti, bukannya bumi dan
langit yang ada sekarang.” Quraish Shihab dalam Perjalanan Menuju Keabadian
menulis, “Para ulama menjelaskan bahwa ada dua macam kiamat: kecil (sughro) dan
besar (kubro). Kiamat kecil adalah saat kematian orang per orang, sedang kiamat
besar adalah yang bermula dari kehancuran alam raya.”
Sementara
itu Didin Hafidhuddin menyatakan bahwa kiamat diawali dengan tiupan terompet
sebagai tanda kehancuran alam. Dari beberapa rumusan tersebut dapat disimpulkan
beberapa hal berikut. (1) hari kiamat merupakan akhir kehidupan dunia; (2)
kiamat diawali tiupan sangkakala sebagai tanda permulaan hancurnya alam
semesta; (3) kiamat merupakan kehancuran jagat raya yang diawali dengan
berguncangnya bumi, hancurnya semua benda angkasa, dan kematian seluruh makhluk
hidup yang masih ada, sehingga semua yang ada di dunia musnah; (4) setelah
semuanya hancur dan musnah, bumi, langit, dan lainnya akan diganti dengan yang
baru; dan (5) kiamat merupakan awal kehidupan akhirat yang menggantikan
kehidupan dunia.
B. TERM-TERM LAIN
HARI AKHIR
Hari
akhir memiliki nama lain yang cukup banyak. Nama-nama hari akhir yang diberikan
oleh Allah Swt. menggambarkan keadaan hari kiamat hingga manusia dilahirkan,
dihisab, dan mendapatkan balasan dari Allah Swt. Berikut nama-nama hari akhir,
Yaitu: 1. Yaumul Qiyamah yaitu hari kiamat. 2. Yaumur Rajifah yaitu hari lindu
besar. 3. Yaumuz Zalzalah yaitu hari keguncangan atau keruntuhan. 4. Yaumul
Haqqah yaitu yaitu hari kepastian. 5. Yaumul Qariah yaitu hari keributan. 6.
Yaumul Akhir yaitu hari akhir. 7. Yaumut Tammah yaitu hari bencana agung. 8.
Yaumul Asir yaitu hari sulit. 9. Yaumun la raiba fihi yaitu hari yang tidak ada
lagi keraguan padanya. 10. Yaumul ba'ast yaitu hari kebangkitan. 11. Yaumut
Tagabun yaitu hari terbukanya segala keguncangan. 12. Yaumun Nusyur yaitu hari
kebangkitan. 13. Yaumut Tanad yaitu hari panggilan. 14. Yaumul Mizan yaitu hari
pertimbangan. 15. Yaumu la tajzi nafsun an nafsin syaian yaitu hari yang tidak
dapat seseorang diberi ganjaran oleh yang lain sedikit pun. 16. Yaumul Jamak
yaitu hari pengumpulan. 17. Yaumul Fashl yaitu hari pemisahan. 18. Yaumul
Waqi'ah yaitu hari kejatuhan. 19. Yaumul Mahsyar yaitu hari berkumpul. 20.
Yaumu Din yaitu hari keputusan. 21. Yaumut Talaq yaitu hari pertemuan. 22.
Yaumul Jaza yaitu hari pembalasan. 23. Yaumul 'Ard yaitu hari pertontonan. 24.
Yaumul Gasyiyah yaitu hari pembalasan. 25. Yaumul Khulud yaitu hari yang kekal.
26. Yaumul Barzah yaitu hari penantian. 27. Yaumul Hisab yaitu hari
perhitungan. 28. Yaumul Waid yaitu hari ancaman. 29. Yaumul Haq yaitu hari
kebenaran.
Umar
Sulaiman al-Asyqar dalam buku Al-Yaumul Ākhir Qiyāmah Kubrā menyebut 22 istilah
populer tentang hari akhir dalam Al-Qur’an. Ia juga menyebutkan istilah tambahan
lainnya yang diserap dari Al-Qur’an, serta tambahan istilah lainnya dari para
ulama. Ia mengutip al-Qurthubi yang membolehkan penggunaan penyebutan hari
akhir dengan istilah lain yang relevan.
Ada
tiga istilah yang paling banyak disebutkan Al-Qur’an terkait hari akhir ini,
yaitu yaumul qiyamah (hari kebangkitan), terulang tujuh puluh kali; as-sā‘ah
(waktu), terulang empat puluh kali; al-ākhirah (akhir; penghabisan) terulang
seratus lima belas kali. Adapun yaumul ākhir terulang 24 kali; Yaumud Din (hari
pembalasan) terulang enam kali; yaumul fashl (hari keputusan) terulang enam
kali; yaumul fath (hari pengadilan) terulang dua kali; yaumut talāq (hari
pertemuan) terulang dua kali; yaumul jam’i (hari pengumpulan) terulang dua
kali; yaumul khulūd (hari kekekalan) terulang dua kali; yaumul khurūj (hari
keluar) terulang dua kali; yaumul ba’ts (hari kebangkitan) terulang dua kali;
yaumut tanād (hari panggilan) terulang dua kali.
Kemudian
ada yaumul hasrah (hari penyesalan), yaumul azifah (hari mendekat), dan yaumu
taghabun (hari terbukanya aib yang masing-masing sekali. Juga ada istilah
al-qāriah (bencana yang menggetarkan); al-ghāsyiah (bencana yang tak tertahan),
as-shakhkhah (bencana yang memekakkan, al-hāqah (kebenaran besar), dan
al-wāqiah (peristiwa besar).
1.
Kapan
Hari Kiamat itu Tiba? Tidak ada makhluk Allah yang tahu kapan persisnya hari
kiamat terjadi. Pengetahuan tentang itu hanya Allah yang tahu. Dalam surat al-A’raf ayat 187 dinyatakan:
َ يِّبَ ر َدْنِ ا ع َهُمْلِ ا ع َ نام ِ إ ْلُ ا
ق َ اه َسْرُ م َ ياان َ أ ِةَ السااع ِنَ ع َكَ ون ُلَأْسَي وُ ا ه لاِ ا إ َهِتْقَوِ
ا ل َ يه ِّلَجُ ي َ لا
“Mereka menanyakan kepadamu tentang
kiamat: ‘Bilakah terjadinya?’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang
kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan
waktu kedatangannya selain Dia’.” Dalam
al-Ahzab ayat 63 dinyatakan bahwa pengetahuan tentang kiamat itu adalah dari
Allah, dan boleh jadi sudah dekat waktunya.
َ اً
ق ُ ون ُكَ ت َةَ لا السااع َعَ ل َ يك ِرْدُ ا ي َمَ و ِ اللَّا َدْنِ ا ع َهُمْلِ
ا ع َ نام ِ إ ْلُ ق ِةَ السااع ِنَ ع ُ النااس َكُلَأْسَي يب ِ ر
“Manusia bertanya kepadamu tentang hari
berbangkit. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit
itu hanya di sisi Allah". Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari
berbangkit itu sudah dekat waktunya.”
Walau dinyatakan boleh jadi sudah dekat
tapi manusia tidak tahu kapan persisnya. Bahkan semenjak Rasulullah diutus pun
sudah dikatakan dekat. Boleh jadi kedekatan akan datangnya kiamat itu
dihubungkan dengan usia dunia yang sudah cukup tua, memanjang dari zaman Nabi
Adam alaihis salam hingga Nabi terakhir Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
Rasulullah bersabda dalam hadits riwayat Muslim:
بعثت
انا والساعة كهاتين ويقرن بين اصبعية السبابة والوسطى
“Aku diutus (dan perbandingan antara masa
diutusku dengan) hari kiamat adalah seperti ini (sambil menggandengkan kedua
jari-jarinya, yaitu jari telunjuk dan tengah).” Ada banyak pertanda situasi kapan
kiamat itu terjadi, misalnya hadits di bawah ini yang menyatakan bahwa kiamat
akan terjadi kepada seburuk-buruk manusia.
ِّ ِدْبَ ع ْنَع
َ - ى-صلى الله عليه وسلم ِ الناب ِنَ ع ِاللَّا ِ « ال َق .» النااس ِ ار َرِ ى ش
َلَ لاا ع ِ إ ُةَ السااع ُ وم ُقَ ت َلا (رواه مسلم) ـ
Nabi
bersabda: “Kiamat tidak akan terjadi kecuali kepada manusia paling buruk.” (HR
Muslim)
ِ ِ نْ و ب ِرْمَ ع ُنْ بِ اللَّا ُدْبَ ع َ ال َق
ياة ِلِ اه َجْ ال ِلْهَ أ ْنِ م ٌّرَ ش ْمُ ه ِقْلَخْ ال ِ ار َرِ ى ش َلَ لاا ع ِ
إُةَ السااع ُ وم ُقَ تَ لا ِ اص َعْال (رواه
مسلم) ـ ْمِهْيَلَ ع ُ داه َ لاا ر ِ إ ٍءْىَشِ ب َ اللَّا َ ون ُعْدَ ي َلا
Abdullah
bin Amr bin ‘Ash: “Kiamat tidak akan terjadi kecuali kepada manusia terburuk.
Mereka lebih buruk dari pada Jahiliyah. Mereka tidak minta kepada Allah kecuali
Allah menolaknya.” (Muslim). Gambaran seburuk-buruk manusia itu karena mereka
sudah melupakan Allah, karena mereka sudah tidak mau menyebut nama Allah.
ا نَ أ ٍ ِ س ا َنَ
أ ْنَع َ - اللَّ-صلى الله عليه وسلم َ ول ُسَر ِ « ال َق ضْرَۡ ى ا ِ ف َ ال َقُ ي
َ تاى لا َ ح ُةَ السااع ُ وم ُقَ ت َلا (رواه مسلم) ـ .» ُ اللَّا ُاللَّا
Nabi bersabda: “Tidak akan terjadi kiamat
hingga di bumi tidak ada yang mengucapkan Allah Allah” (HR Muslim).
Dalam Surat Muhammad ayat 18, Allah menyatakan
bahwa kedatangan kiamat itu terjadi secara tiba-tiba. Walau demikian, sebelum
kedatangan itu ada tanda-tandanya. AlHafidz Jalaluddin as-Suyuthi dalam tafsir
ad-Durrul Mantsur banyak meriwayatkan hadits tentang tanda-tanda kiamat, baik
yang shughra atau kubra.
ۡ
مُهۡتَءٓاَ ا ج َذِ إ ۡ مُهَ ل ٰ ناىَأَ ف ۚاَهُ اط َرۡشَ أ َءٓاَ ج ۡدَقَ ف ٗۖ ةَتۡغَ
م ب ُهَيِتۡأَ ن ت َ أ َةَ ا ٱلسااع ۡ لاِ إ َ ون ُرُ نظ َ ي ۡلَهَف مُهٰىَرۡكِذ
“Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu
melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba,
karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi
mereka kesadaran mereka itu apabila Kiamat sudah datang.”
Sayyid Husain Affandi terkait tanda-tanda
kiamat menyampaikan dalam kitab AlHushun al-Hamidiyah bahwa kedatangan Imam
Mahdi adalah awal dari tanda kiamat kubra. Hal ini sesuai pula dengan
pernyataan Syekh Amin al-Kurdy dalam Tanwir al-Qulub, yaitu:
ا تصرم
الزمان وقرب يوم القيامة ظهرت له علامات منها العلامات الصغرى التى ظهر َذِ ثم إ منها
فى هذا الزمان الكثير ومنها العلامات الكبرى وهي عشر ظهور المهدي وخروج الدجال ونزول
سيدناعيسى عليه السلام وخروج يأجوج ومأجوج وخروج الدابة التى تكلم الناس وطلوع الشمس
من مغربها وظهورالدخان ويمكث فى اۡرض اربعين يوما يصيب الكافر حتى يصير كالسكران ويصيب
المؤمن منه كهيئة الزكام وخراب الكعبة على يد الحبشة بعد موت عيسى عليه السلام ورفع
القران من المصاحف والصدور ورجوع اهل الارض كلهم كفارا
“Apabila zaman itu hampir berakhir dan
hari kiamat telah dekat, maka muncullah beberapa tanda. Di antara tanda itu ada
tanda kecil yang telah muncul sebagian besarnya di zaman ini, dan di antaranya
ada tanda besar yang jumlahnya ada sepuluh yaitu; munculnya al-Mahdi, keluarnya
dajal, turunnya Isa, keluarnya yakjuj makjuj, keluarnya hewan yang dapat
berbicara kepada manusia, matahari terbit dari barat, timbulnya asap
selama empat puluh hari yang menimpa
orang kafir sehingga ia menjadi seperti orang yang mabuk dan menimpa orang
beriman sehingga ia menjadi seperti orang yang flu, runtuhnya Ka’bah oleh orang
habasyah setelah Isa wafat, diangkatnya Al-Qur’an dari mushhaf dan dada, serta
kembalinya penghuni bumi pada kekufuran.”
Kiai Sahal Mahfudh dalam buku Dialog
dengan Kiai Sahal Mahfudh menyatakan, “Jadi, sebenarnya kiamat bisa
diperpanjang jatuh temponya oleh perilaku manusia sendiri, sepanjang masih
berperilaku dengan ketentuan-ketentuan ilahiah (agama), tidak menampakkan
tanda-tanda itu, maka insyaallah kiamat tidak akan buru-buru datang. Apakah
sekarang ini kita sudah mendekati hari kiamat, ada baiknya pertanyaan itu kita
renungkan dalam hati sanubari masing-masing. Jangan-jangan kita sendirilah yang
telah menjadikan kiamat semakin dekat karena perilaku yang tidak sesuai dengan
ketentuan-ketentuan ilahiah.
C.
PEMBAGIAN
DAN TANDA-TANDA KIAMAT
Tanda-tanda Kiamat (Asyrāth as-Sa’ah)
adalah indikasi-indikasi Kiamat yang mendahuluinya dan menunjukkan kedekatan
(waktu)nya. Sementara Kiamat (as-Sa’ah) dapat dipisahkan menjadi 3 (tiga)
makna, yaitu: Pertama, Kiamat Kecil (as-Sa’ah ash-Shughra) yaitu kematian
manusia. Barangsiapa yang meninggal dunia maka telah terjadi Kiamat padanya, karena
ia masuk ke dalam alam akhirat. Kedua, Kiamat Sedang (as-Sa’ah al-Wushtha)
yaitu meninggalnya generasi satu abad tertentu. Ketiga, Kiamat Besar (as-Sa’ah
al-Kubra) yaitu dibangkitkannya manusia dari kubur mereka untuk dihisab
(al-hisab) dan dibalas (al-jaza’) amalan-amalannya di dunia.
Klasifikasi Tanda-Tanda Kiamat terbagi
menjadi dua bagian, yaitu: Pertama, tandatanda kecil (asyrath shughra), yaitu
(tanda-tanda) yang mendahului Kiamat dengan (jarak) waktu yang lama dan menjadi
hal yang berulang-ulang (biasa terjadi). Seperti hilangnya ilmu, merebaknya
kebodohan dan minuman khamer, saling berlomba meninggikan bangunan, serta lain
sebagainya. Terkadang sebagian tanda-tandanya muncul bebarengan dengan
tanda-tanda Kiamat besar (asy-asyrath al-kubra) atau (ada juga yang)
setelahnya. Kedua, tanda-tanda besar (asyrath kubra), yaitu perkara-perkara
besar yang muncul menjelang terjadinya Kiamat (qurba qiyam as-sa’ah), dan
kejadiannya tidak berulang-ulang. Seperti kemunculan ad-Dajjal, turunnya ‘Isa
as., keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya Matahari dari arah barat.
Sebagian ulama membagi tanda-tanda Kiamat
dari perspektif kemunculannya menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu: Pertama,
klasifikasi yang telah muncul dan telah berakhir. Kedua, klasifikasi yang telah
muncul dan terus berlangsung, bahkan semakin banyak. Ketiga, klasifikasi yang
belum terjadi hingga sekarang. Adapun dua klasifikasi pertama masuk dalam
tanda-tanda Kiamat kecil (asyrath as-sa’ah ash-shughra), sedangkan klasifikasi
ketiga terhimpun di dalamnya tanda-tanda besar (al-asyrath al-kubra) dan
sebagian tanda-tanda kecil (al-asyrath ash-shugra). Para ulama mengklasifikasikan kiamat kepada
dua macam: kiamat kecil (qiyamah alshugra) dan kiamat besar (qiyamah al-kubra).
Kiamat kecil ialah kematian. Bagi siapa yang sudah menemui ajal, sejatinya dia
sudah mengalami kiamat kecil. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan ‘Aisyah
yang berkata: “Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah SAW sembari bertanya
perihal kiamat (al-sa’ah). Seketika itu juga, Rasul melihat kepada anak kecil
yang berada di antara mereka dan berkata, ‘Anak ini akan meninggal sebelum masa
tuanya, hingga kalian akan menemui ajal masing-masing (‘alaikum sa’atukum)”,
(HR: al-Bukhari dan Muslim).
Mayoritas ulama memahami kata al’sa’ah
dalam hadis ini dengan kiamat kecil, yang berati kematian. Ibnu Katsir
berpendapat bahwa kiamat kecil ialah berakhirnya kehidupan manusia di bumi, dan
masuk kepada hari akhirat. Setiap orang yang meninggal, sebenarnya mereka sudah
memasuki pintu akhirat. Dalam hal ini, Ibnu Katsir mengkritik pendapat orang
ateis yang mengatakan kematian adalah kiamat yang tidak ada lagi kehidupan (kiamat)
setelahnya. Berdasarkan keyakinan umat Islam, suatu saat umat manusia akan
dibangkitkan dari kuburnya dan dikumpulkan pada satu tempat, peristiwa ini
disebutkan dengan kiamat besar (qiyamah alkubra). Ibnu Qayyim al-Jauziyah
menyamakan kiamat kecil dengan alam barzah (al-barzakh) atau tahap awal tempat
kembali manusia (ma’ad al-awwal). Allah SWT menyediakan dua fase (tahapan)
setelah manusia meninggal dunia, pada dua fase ini Allah SWT akan membalas
setiap amalan baik dan buruk yang dikerjakan manusia semasa hidupnya. Fase
pertama ialah perpisahan antara ruh dan badan, sebagai salah satu cara untuk
masuk kepada fase pertama, Ibnu Qayyim mengistilahkannya dengan al-jaza`
al-awwal (hari pembalasan tahap awal).
Sedangkan kiamat besar adalah pemusnahan
seluruh kehidupan di muka bumi ini, berdasarkan firman Allah: “Semua yang ada
di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekel Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran
dan kemulian “(QS: al-Rahman, 21-22). Dalam ayat lain Allah berfirman:
“………Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu
pasti binasa, Kecuali Allah” (QS: al-Qashash, 88). Setelah manusia dihancurkan,
maka Allah SWT akan membangkitkan manusia dari kuburnya, mereka akan
mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang telah mereka lakukakan. Pada hari
itu tidak ada yang dapat membantu manusia kecuali iman dan amalan saleh. Allah
SWT akan meyediakan surga bagi hambanya yang ta’at, dan memasukkan hambanya
yang ingkar ke dalam api neraka.
1.
Tanda-Tanda
Kiamat
a.
Diutusnya
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu bertutur,
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
« ِ ىَ .» نْيَ ات َهَ ك ُةَ السااع َ ا و َنَ أ
ُتْثِعُب طْسُوْال َ و َةَ ما السابااب َضَ :) و َ ال َ (ق ‘
(Masa) diutusnya
aku dan (hari terjadinya) Kiamat seperti dua (jari) ini’.” (Anas Radhiyallahu
‘Anhu) berkata, “Dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merapatkan jari
telunjuk dengan jari tengahnya.” (HR. Muslim).
b.
Wafatnya
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Dari ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu
bertutur, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« ِ ةَ السااع ِيَدَ ي َنْيَ ا ب ًّتِ س ْدُدْ اع »
" يِتْوَ ا :" م َهْنِ م َرَكَذَ : .... و ‘
Hitunglah enam
(tanda) menjelang datangnya hari Kiamat .........’ dan beliau Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Kematianku’.” (HR. AlBukhari).
c.
Penaklukan Baitul Maqdis Dalam hadits ‘Auf bin
Malik Radhiyallahu ‘Anhu bertutur, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda:
« ِ ةَ
السااع ِيَدَ ي َنْيَ ا ب ًّتِ س ْدُدْ اع » " المقدس ِ بيت ُحْتَ ا:" ف َهْنِ م َرَكَذَ
: .... ف ‘
Hitunglah enam
(tanda) menjelang datangnya hari Kiamat .........’ dan beliau Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Penaklukan Baitul Maqdis’.” (HR.
Al-Bukhari). Pada masa (khalifah) Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘Anhu,
kemudian terjadi penaklukan Baitul Maqdis pada tahun 16 Hijriyah, sebagaimana
pendapat dari para pakar sejarah. Sebenarnya ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhu sendiri
yang langsung mendatangi, mendamaikan penduduknya dan menaklukan (wilayah)nya,
serta mensterilkannya dari kaum Yahudi dan Nashrani. Beliau Radhiyallahu ‘Anhu
mendirikan masjid di arah kiblat Baitul Maqdis.
d.
Wabah
Tha’un ‘Amwas Masih dalam hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu sebelumnya,
sabdanya:
« ِ ةَ
السااع ِيَدَ ي َنْيَ ا ب ًّتِ س ْدُدْ اع ":اَهْنِ م َرَكَذَ : .... ف »
" الغنم ِ اص َعُقَ ان يأخذ فيكم ك َ وت ُ ما م ُث
"Hitunglah
enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat .........’ dan beliau Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Kemudian banyaknya kematian yang
menimpa kalian bagaikan penyakit (qu’ash) kambing’.” (HR. Al-Bukhari).
{Qu’ash
adalah penyakit yang menyerang hewan-hewan ternak (ad-dawab). Ia mejangkitkan
sesuatu (wabah) melalui kedua lubang hidung, lalu (hewan-hewan yang terjangkit)
mati mendadak}.
Ibnu Hajar
berkomentar, “Disinyalir sebenarnya tanda ini telah muncul pada wabah penyakit
tha’un ‘amwas di era kekhalifahan ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhu, demikian itu
terjadi pasca penaklukan Baitul Maqdis.” Pada tahun 18 Hijriyah menurut
pendapat yang masyhur di mayoritas kalangan ulama, telah terjadinya wabah
tha’un di distrik ‘Amwas, kemudian mewabah di negeri Syam. Dalam peristiwa ini
banyak dari kalangan sahabat Radhiyallahu ‘Anhum dan yang lainnya meninggal
dunia. Konon, korban meninggal dunia dalam peristiwa ini mencapai 25.000 jiwa
kaum muslimin. Diantara tokoh-tokoh terkenal yang meninggal dunia adalah Abu
‘Ubaidah ‘Amir bin al-Jarrah, yang dipercaya umat ini.
e.
Berlimpahan
Harta dan Tidak Memungut Sedekah
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
« َ ً قَدَ ص ُهْنِ م ُهُلَبْقَ ي ْنَ م ِ ال َمْ
با ال َ ما ر ِهُ تاى ي َ ح َ يض ِفَيَ ف ُ ال َمْ ال ْمُ يك ِ ف َرُثْكَ تاى ي َ ح
ُةَ السااع ُ وم ُقَ ت َلا ة َ ِ بَرَ أ َ
لا ُ ول ُقَيَ ف ُلُ الراج ِهْيَلِ ى إ َعْدُيَو » يه ِ ي ف ِل
“Tidak akan
terjadi hari Kiamat hingga harta benda banyak pada kalian, lalu melimpah ruah,
sampai-sampai menyusahkan pemilik harta (mencari) orang yang menerima sedekah
darinya, dan seorang dipanggil (untuk) menghadapnya, lalu dia berkata, ‘Aku
tidak memiliki keperluan terhadapnya’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
f.
Munculnya
Beragam Fitnah Al-fitan bentuk plural dari fitnah, berarti cobaan dan ujian.
Kemudian (kata
ini) banyak digunakan untuk setiap hal yang mengandung ujian yang dibenci.
Selanjutnya dia diidentikan kepada segala hal yang dibenci atau kembali
kepadanya, seperti dosa, kekufuran, pembunuhan, pembakaran dan bentuk-bentuk
kebencian lainnya. Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah
mengabarkan bahwa diantara tanda-tanda Kiamat adalah munculnya fitnah-fitnah
besar yang mencampur adukkan antara yang haq dan yang batil. Maka terjadilah
keguncangan iman sampai-sampai (ada) seseorang yang di pagi hari ia beriman dan
di sore harinya ia menjadi kafir. (Ada) yang di sore harinya ia beriman dan di
pagi harinya menjadi kafir. Setiap kali muncul fitnah, (saat itu) orang beriman
berkata, “Inilah yang membinasakanku”, kemudian terbuka dan muncullah (fitnah)
lainnya, maka ia berkata, “Inilah (... seperti ucapan sebelumnya, pent)”.
Senantiasa (fitnah-fitnah) bermunculan di tengah-tengah manusia hingga Kiamat
terjadi. Dalam hadits dari Abu Musa al-Asy’ary Radhiyallahu ‘Anhu bertutur,
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
« ِ عَطِقَ ا ك ًنَتِ ف ِةَ السااع ِيَدَ ي َنْيَ
نا ب ِإ ،اًرِ اف َ ي ك ِسْمُيَ ا و ًنِمْؤُ ا م َ يه ِ ف ُلُ الراج ُحِبْصُ ي ،ِمِلْظُمْ
ال ِلْ اللاي ،يِ اش َمْ ال َنِ ر م ْيَ ا
خ َ يه ِ ف ُمِ ائ َقْال َ و ،ِمِ ائ َقْ ال َنِ ر م ْيَ ا خ َ يه ِ ف ُدِ اع َقْ ال ،اًرِ اف َ ك
ُحِبْصُيَ ا و ًنِمْؤُ ي م ِسْمُيَو ُ ْ رِّسَكَ ف ،يِ السااع َنِ ر م ْيَ ا خ َ يه ِ ي ف ِ اش َمْال َو مُكَ وف ُيُ
وا س ُبِرْ اض َ و ،ْمُكَ ارَتْوَ وا أ ُعِّطَقَ و ،ْمُ ياك ِسِ وا ق » َمَ آد ْيَنْ
اب ِرْيَخَ ك ْنُكَيْلَ ف ُهَتْيَ ب ْمُكِدَحَ ى أ َلَ ع َلَخَ د ْنِإَ ف ،ِةَ ار َجِحْال
ِب
“Sesungguhnya
menjelang datangnya hari Kiamat (terjadi) banyak fitnah, bagaikan bagian malam
yang gelap gulita. Seseorang yang di pagi hari dalam keadaan beriman, dan di
sore harinya menjadi kafir. (Ada) yang di sore harinya dalam keadaan beriman,
dan di pagi harinya menjadi kafir. Orang yang duduk di saat itu lebih baik
daripada orang yang berdiri, orang yang berdiri di saat itu lebih baik daripada
orang yang berjalan, dan orang yang berjalan saat itu lebih baik daripada orang
yang berlari. Maka patahkanlah busur-busur kalian, putuskanlah tali-tali busur
kalian, dan pukulkanlah pedang-pedang kalian ke batu. Jika (rumah) salah
seorang dari kalian dimasuki (fitnah), maka jadilah seperti yang terbaik dari
kedua anak Adam (Habil).” HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim
dalam al-Mustadrak.
Hadits-hadits
fitnah jumlahnya banyak, maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memperingatkan
umatnya dari segala bentuk fitnah, dan memerintahkan mereka untuk berlindung
darinya, serta mengabarkan bahwa generasi terakhir dari umat ini akan tertimpa
cobaan dan fitnah-fitnah yang besar. Ada peristiwa-peristiwa fitnah yang telah
terjadi di dalam sejarah, seperti munculnya fitnah-fitnah dari arah Timur
(al-masyrik), pembunuhan ‘Utsman Radhiyallahu ‘Anhu, perang Jamal, perang
Shiffin, fenomena khawarij, perang Hurrah, fitnah tuduhan bahwa al-Qur`an
adalah makhluk, mengikuti gaya-gaya hidup orang-orang terdahulu.
g.
Fenomena
Mengaku “Nabi” Dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu dari
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
« َ ِ ون ا ُ ذااب َ ك َ ون ُ جاال َ د َثَعْبُ
تاى ي َ ح ُةَ السااع ُ وم ُقَ ت َلا اللَّ ُ ول ُسَ ر ُ ناهَ أ ُمُعْزَ ي ْمُهُّلُ
ك َ ين ِثَلاَ ث ْنِ يب م ِرَق »
“Tidak akan
terjadi hari Kiamat hingga dibangkitkan ‘para dajjal (pendusta)’ yang
(jumlahnya) mendekati tiga puluh, semuanya mengaku bahwa mereka adalah utusan
Allah (Rasulullah).” Diantara mereka
yang tiga puluh itu telah muncul Musailamah al-Kadzdzab (sang pendusta), ia
mengaku sebagai nabi di akhir masa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ada pula
al-Aswad al-‘Ansi di negeri Yaman yang dibunuh oleh sahabat Radhiyallahu ‘Anhu
Demikian dengan Sajah (binti Harits,
pent.), seorang wanita yang mengkalim dirinya sebagai nabi, dan Musailamah
menikahinya. Kemudian setelah Musailamah terbunuh, ia kembali memeluk Islam.
Begitu juga Thulaihah bin Khuwailid al-Asadi, kemudian ia kembali memeluk Islam
dan baik keislamannya. Kemudian muncul al-Mukhtar bin Abi ‘Ubaid ats-Tsaqafi
yang menampakkan kecintaan kepada ahlul bait
(keturunan nabi). Ada lagi al-Harits al-Kadzdzab (si pendusta) yang
muncul di era kekhalifahan ‘Abdul Malik bin Marwan, maka dibunuh. Dan di masa
sekarang, adalah Mirza Ahmad al-Qadiyani di India.
h.
Tersebarnya
Stabilitas Keamanan Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bertutur, “Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
« َ ِ نْيَ ب ُبِ الرااك َ ير ِسَ تاى ي َ ح ُةَ
السااع ُ وم ُقَ ت َلا » يق ِ الطار َلَلاَ لاا ض ِ إ ُ اف َخَ ي َ لا َ كاة َمَ و
ِ اق َرِعْال ‘
Tidak akan terjadi
Kiamat hingga seseorang pengendara (kendaraan) berjalan di antara Irak dan
Mekkah tidak merasa takut kecuali (takut) tersesat di jalan’.” Dikeluarkan oleh
Ahmad dalam Musnadnya.
i.
Fenomena
Api Hijaz Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ىَرْصُبِ ب ِلِبِ الإ َ اق َنْعَ أ ُ يء ِضُ ت
ِ از َجِحْ ال ِضْرَ أ ْنِ ار م َ ن َجُرْخَ
تاى ت َ ح ُةَ السااع ُ وم ُقَ ت َل
“Tidak akan
terjadi hari Kiamat sampai api keluar dari tanah Hijaz yang menerangi
leher-leher unta di Bashra.” Sesungguhnya api ini telah muncul pada pertengahan
abad ke-7 Hijriyah, (tepatnya) di tahun 654 H. Saat itu (kobaran) apinya besar,
para ulama yang hidup di masa itu dan setelahnya telah menerangkan kemunculan
api tersebut dalam bentuknya. Dan api ini bukanlah api yang keluar di akhir zaman
menghimpun manusia ke padang mahsyar mereka. Sebagaimana yang akan dibicarakan
dalam pembahasan tanda-tanda Kiamat besar (al-‘Asyrath al-Kubra).
j.
Hilangnya
Amanat Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan, “Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« َ دِنْسُ ا أ َذِ : إ َ ال َ ؟ ق ِ اللَّا َ ول
ُسَ ا ر َ ا ي َهُتَ اع َضِ إ َفْيَ : ك َ ال َ ق ، َةَ السااع ْرِظَتْان َ ف ُةَ ان
َمَۡ ا ْتَعِّيُ ا ض َذِإ َ َ لِ إ ُرْمَۡا » ةَ السااع ْرِظَتْان َ ف ِهِلْهَ أ ِرْيَ
ى غ
‘Jika amanat telah
disia-siakan, maka tunggulah Kiamat.’ (Abu Hurairah ra) bertanya, ‘Wahai
Rasulullah, bagaimana amanat itu disia-siakan?’ Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam menjawab, ‘Jika urusan diserahkan kepada selain ahlinya, maka tunggulah
Kiamat!’.” HR. Al-Bukhari.
k.
Diangkatnya
ilmu dan fenomena Kebodohan Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan,
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
« َ ُ عَفْرُ ي ْنَ
أ ِةَ السااع ِ اط َرْشَ أ ْنِم » لْهَجْ ال َتُبْثَيَ و ُمْلِعْال ‘
Di antara
tanda-tanda Kiamat adalah ilmu dihilangkan dan kebodohan diteguhkan’.” Yang
dimaksud dengan diangkatnya ilmu adalah diwafatkannya para ulama, sebagaimana
riwayat dalam hadits ‘Abdullah bin Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu ‘Anhuma
bertutur, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
« َ ما َلُعْ ال ِضْبَقِ ب َمْلِعْ ال ُضِبْقَ ي
ْنِكَلَ و ، ِ اد َبِعْ ال َنِ م ُهُعِزَتْنَ ا ي ً اع َزِتْ ان َمْلِعْ ال ُضِبْقَ
لا ي َ نا اللَّا ِإ ، ِء َ ع ا َقْبَ ي ْمَ ا ل َذِ تاى إ َح وُّلَضَأَ و، وا ُّلَضَ
ف، ٍمْلِ ع ِرْيَغِ ا ب ْوَتْفَأَ وا ف ُلِئُسَ ف، هاالا ُ ا ج ً وس ُءُ ر ُ النااس
َذَ ا اتاخ ًمِال »
“Sesungguhnya
Allah tidak mencabut ilmu langsung dari para hamba, tetapi mencabut ilmu dengan
mewafatkan para ulama, sehingga ketika tidak tersisa lagi seorang alim, maka
manusia akan menjadi orang-orang bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya,
kemudian mereka akan memberikan fatwa tanpa ilmu, maka mereka seat lagi
menyesatkan orang lain.” HR. Al-Bukhari dan Muslim.
l.
Banyaknya
Pasukan dan Pendukung Kezhaliman Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘Anhu menunturkan, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda:
« ِ َ اب َنْذَأَ اط ك َيِ س ْمُهَعَ م م ْوَ ا : ق َمُهَرَ أ ْمَ ل ِ الناار ِلْهَ أ ْنِ
م ِ ان َفْن ِص ون ُبِرْضَ ي ِرَقَبْال ..... َ ا النااس َهِب »
‘Dua kelompok
manusia penghuni neraka yang belum pernah aku lihat, (yaitu) golongan
orang-orang yang membawa cemeti seperti buntut sapi, mereka memukuli manusia
dengannya ....’.” Dan Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepada Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu:
« يِ ف ، ِهِتَنْعَ ي ل ِ ف َ ون ُ وح ُرَيَ و ،
ِ اللَّا ِطَخَ ي س ِ ف َ ون ُدْغَ ا ي ًمْوَ ى ق َرَ ت ْنَ أ َتْكَشْوَ داة أ ُ م َكِ ب ْتَال َ ط ْنِإ ِ » رَقَبْ ال ِ اب
َنْذَ أ ُلْثِ م ْمِ يه ِدْيَأ
“Seandainya umurmu
panjang, sekiranya engkau akan melihat satu kaum yang pergi di pagi hari dalam
kemurkaan Allah, dan pulang di sore harinya dalam laknat-Nya, di tangan-tangan
mereka ada (cemeti) bagaikan ekor sapi.” HR. Muslim.
m. Merebaknya
Perzinaan Dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan, “Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ا « إن
» "اَنِّ الز َرَهْظَيَ ا :"و َهْنِ م َرَكَذَ : .... و ِةَ السااع
ِ اط َرْشَ أ ْنِم
‘Sesungguhnya
diantara tanda-tanda Kiamat adalah .........’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Merebaknya perzinaan’.”
n.
Riba
Merajalela Dalam Shahih al-Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
« َ ٍ ذَخَ ا أ َمِ ب ُءْرَمْ ى ال ِال َبُ ي َ
ان لا َمَ ز ِ ى النااس َلَ نا ع َيِتْأَيَل
» ام َرَحِ ب ْمَ أ ٍلَلاَحِ ب َ ال َمْال
“Sungguh akan
datang suatu zaman pada manusia, seseorang tidak peduli (lagi) dengan (status)
kehalalan atau keharaman harta yang ia peroleh”
o.
Fenomena
al-Ma’aazif (alat-alat musik) dan Menganggapnya Halal Al-Bukhari meriwayatkan
dalam Shahihnya dari Abu Malik al-Asy’ari Radhiyallahu ‘Anhu bahwa ia mendenagr Nabi Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda:
« ْ ِ نَيَلَ ف , و ِ از َعَمْال َ ر و ْمَخْال
َ ير و ِرَحْال َ و َرِحْ ال َ ون ُّلِحَتْسَ ام ي َوْقَ ي أ ِ مات ُ أ ْنِ م ّنَ ون
ُكَيَل ام إ َوْقَ أ ّنَلِز ىَل ُ ته ا ِّيَبُيَ ا , ف ًدَ ا غ َنْيَلِ إ ْعِجْرِ
: ا َ ون ُ ول ُقَيَ ة ف َ اج َحْ ال ْمِ يه ِتْأَ ت ْمُهَ ل ٍةَحِ ار َسِ ب ْمِهْيَلَ
وح ع ُرَ ي ٍمَلَ ب ع ْنَج اللَّ ْم » ةَ ام َيِقْ م ال ْوَ ى ي َلِ ير إ ِ از َنَخَ
ة و َدَرِ ق َ ين ِرَ خ آخ َسْمَيَ م , و َلَعْ ع ال َضَيَو
“Kelak terjadi
dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutra, khamer dan alat-alat
musik. Dan sungguh ada beberapa kaum yang akan singgah di suatu pegunungan yang
tinggi, pada sore harinya (seorang pengembala) menjambangi mereka dengan
membawa hewan ternaknya, mereka didatangi –oleh pengembala fakir itu- untuk
suatu kebutuhan, lalu mereka berkata: ‘Kembalilah kepada kami besok.’ Maka di
malam harinya Allah (membinasakan) mereka dan hancurlah gunung tersebut, dan
merubah sebagian mereka menjadi kera dan babi sampai hari kiamat.
p.
Maraknya
Minuman Keras (Khamer) dan Menganggapnya Halal Diriwayatkan oleh Imam Muslim
dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu bertutur, “Aku mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
« ُ
.... : ِةَ السااع ِ اط َرْشَ أ ْنِم » رْمَخْ ال َبَرْشُيَ ا :"و َهْنِ م َرَكَذَو
‘Diantara tanda-tanda
Kiamat adalah .........’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan
diantaranya : ‘(Maraknya) minuman khamer ’.”
q.
(Berlomba-lomba)
Menghiasi Masjid dan Berbangga-bangga dengannya Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma
berkata :
« » ىَ ار
َصَّ الن َ و ُ ود ُهَيْ ال ِتَفَرْخَ ا ز َمَ ا ك َهَّنُفِرْخَزُتَل
“Sungguh kamu akan
menghiasinya (yaitu: masjid-masjidmu) sebagaimana bangsa Yahudi dan Nashrani
menghias (tempat-tempat ibadah mereka).” HR. Al-Bukhari secara mu’allaq. Selain
Hadis-hadis di atas, di antara tanda tanda Hari Kiamat Kecil ialah muncul
banyak fitnah, banyak terjadi pembunuhan, perbuatan hina merajalela, perbuatan
keji dan kemungkaran seperti zina, minum arak, perjudian, merasa bangga dengan
perbuatan buruk dilakukan secara terang-terangan. Sehingga, orang yang
berpegang teguh pada agamanya bagaikan orang yang menggenggam bara api.
Selain itu, di antara tanda tanda hari
kiamat kecil lainnya ialah dicabutnya ilmu, banyaknya kebodohan, kuantitas kaum
perempuan banyak sekali, kaum laki-laki hanya sedikit, sutra banyak dipakai,
banyak orang menjadi penyanyi, seseorang melewati kuburan orang lain, lalu dia
berkata, “Seandainya saja aku berada di posisi dia.” Tanda tanda hari kiamat kecil lainnya adalah
munculnya para dai yang menyesatkan, para pemimpin yang menyimpang, amanat
disia-siakan dengan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya.
Minimnya kebaikan, jarang hujan, sering
terjadi gempa, banjir, harga-harga barang sangat tinggi, para perempuan keluar
dengan tidak berpakaian, berpakaian namun telanjang. Di samping itu, tanda
tanda hari kiamat kecil lainnya adalah waktu berjalan terasa cepat, sehingga
setahun seakan-akan hanya sebulan, sebulan seakan-akan hanya satu jam, dan satu
jam bagaikan bara api yang membakar. Al-Qur’an pun menjadi lenyap, yang tersisa
hanyalah tulisannya, mushaf-mushaf dihias dengan emas, kaum perempuan jadi
pembicara, dan masjid-masjid juga dihias. Gimana? Adakah tanda tanda hari
kiamat kecil itu hadir di sekeliling Anda? Selain kiamat kecil, ada juga kiamat
besar.
Tanda-tanda Kiamat Besar, yaitu:
1.
Terbitnya
Matahari dari Arah Barat. Rasulullah SAW bersabda, “Kiamat tidak akan datang,
sebelum matahari terbit dari arah Barat. Apabila orang-orang melihat hal ini,
maka semua orang yang ada di atasnya beriman. Hal ini pada saat tidak berguna
lagi iman seseorang yang memang belum beriman sebelum itu, atau (belum)
berusaha berbuat kebajikan dengan imannya itu”.
2.
Kabut.
Kabut tebal memenuhi antara langit dan bumi yang muncul sebelum kiamat datang,
dimana akan mengambil nafas orang-orang kafir, sehingga mereka hampir tercekik
sedangkan bagi orang-orang mukmin seperti mengalami pilek. Kabut ini
berlangsung di bumi selama 40 hari.
3.
Munculnya
Binatang yang Dapat Berbicara dengan Manusia. Keluarnya binatang dari dalam bumi
yang dapat berbicara dengan manusia dengan bahasa yang fasih, yang dimana
bahasa itu dapat dipahami oleh semua yang mendengarnya. Binatang atau Dabbah
ini muncul di akhir zaman saat manusia telah mengalami kebobrokan. Di mana para
manusia meninggalkan perintah-perintah Allah SWT, dan mengganti agama yang
benar. Dabbah keluar dengan membawa tongkat Nabi Musa ‘alaihissalam dan cincin
Nabi Sulaiman ‘alaihissalam. Dan wajah orang mukmin menjadi terang berkat
tongkat tersebut, sehingga dapat dikenali antara orang mukmin dan orang kafir.
4.
Munculnya
al-Masih Dajjal. Dinamai al-A’war ad-Dajjal karena dia buta sebelah matanya
yang kanan. Fitnahnya merupakan fitnah terbesar yang menimpa orang-orang di
akhir zaman. Al-A’war ad-Dajjal tidak hanya mengaku-aku sebagai nabi, bahkan
dia juga mengaku-aku sebagai Tuhan. Muncul beberapa hal-hal yang luar biasa
melalui kedua tangannya sebagai bentuk istidraj dari Allah Subhanahu wa Ta’ala
kepadanya dan sebagai ujian bagi para manusia. Dia mengelilingi seluruh
permukaan bumi. Semua daerah yang dia masuki pasti dia berbuat kerusakan di
dalamnya, kecuali Mekah dan Madinah.
5.
Keluarnya
Yajug Ma’juj. Ya’juj Ma’juj merupakan kabilah dari keturunan Yafits bin Nuh.
Mereka keluar di akhir zaman setelah dinding penghalang yang dibuat oleh
Dzulqarnain jebol. Lantas mereka membuat kerusakan di muka bumi dengan berbagai
macam tindakan keji dan kerusakan. Saking banyaknya, mereka memakan makanan dan
tanaman apa saja yang dijumpainya dan meminum danau Thabariyah sampai
seakan-akan tidak pernah ada airnya.
6.
Keluarnya
Api yang Menggiring Manusia ke Padang Mahsyar. Api ini keluar dari tanah ‘Adn,
merupakan api besar yang menakutkan. Tidak ada sesuatu pun yang dapat
memadamkannya. Api ini menggiring manusia ke padang Mahsyar. Itu tadi tanda
tanda kiamat besar. Anda dapat memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar
diselamatkan dari api baik di dunia dan akhirat. Semoga Allah menyelamatkan
diri ini dari ngerinya kiamat karena anugerah-Nya dan kemuliaan-Nya.
Para ulama berbeda pendapat terkait urutan
terjadinya tanda-tanda kiamat. Imam AlQurṭūbī mengatakan, tanda-tanda kiamat
besar yang disebutkan secara bersamaan dalam hadits-hadits di atas tidaklah
berurutan, tidak terkecuali riwayat Muslim dari Hudzaifah. Salah satu hadits
sahih yang berkaitan dengan kiamat (as-sāʽah) yang pasti adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Sahihnya dan juga diriwayatkan oleh
beberapa perawi hadits serta diakui oleh para ulama adalah hadits berikut,
yaitu:
َعَ
اطال َ ال َ ق ِّيِ ار َفِغْ ال ٍ يد ِسَ أ ِنْ ب َةَفْيَذُ ح ْنَع اَ م َ ال َقَ ف
ُرَ اكَذَتَ ن ُنْحَنَ ا و َنْيَلَ ع َ لام َسَ و ِهْيَلَ ع ُ لاى اللَّا َ ص ُّيِ
الناب َ َ خُّ الد َرَكَذَ ف ٍ ات َ آي َرْشَ ا ع َهَلْبَ ق َنْوَرَ تاى ت َ ح َ وم
ُقَ ت ْنَ ا ل َ ناه ِ إ َ ال َ قَةَ السااع ُرُكْذَ وا ن ُ ال َ ق َ ون ُرَ اكَذَت
َ ان الداجاال َ و َ ا َ وع ُلُطَ و َ الدااباة َو وج ُجَأَيَ و َ لام َسَ و ِهْيَلَ
ع ُ لاى اللَّا َ ص َمَيْرَ م ِنْ ى اب َ يس ِ ع َ ول ُزُنَ ا و َهِبِرْغَ م ْنِ م
ِسْ لشام َكِلَ ذ ُرِ آخ َ و ِبَرَعْ ال ِةَ ير ِزَجِ ف ب ْسَخَ و ِبِرْغَمْال ِ ف ب ْسَخَ و ِقِرْشَمْال ِ ف ب ْسَ خ ٍ وف ُسُ خ َةَث َ لاَثَ و َ وج ُجْأَمَو
ْ ِنَمَيْ ال ْنِ م ُجُرْخَ ار ت َن مِهِرَشْحَ ى م َلِ إ َ النااس ُدُرْطَت
“Dari Hudzaifah bin Asid Al-Ghifari
berkata, Rasulullah SAW menghampiri kami saat kami tengah membicarakan sesuatu.
Ia bertanya, ‘Apa yang kalian bicarakan?’ Kami menjawab, ‘Kami membicarakan
kiamat.’ Ia bersabda, ‘Kiamat tidaklah terjadi sehingga kalian melihat sepuluh
tanda-tanda sebelumnya.’ Rasulullah menyebut kabut, Dajjal, binatang
(ad-dābbah), terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam AS, Ya'juj
dan Ma'juj, tiga gerhana; gerhana di timur, gerhana di barat dan gerhana di
jazirah Arab dan yang terakhir adalah api muncul dari Yaman menggiring manusia
menuju tempat perkumpulan mereka,” (HR. Muslim).
Tanda-tanda kiamat dalam hadits ini
disebut sebagai tanda-tanda kiamat kubra (hari akhir). Ada sepuluh tanda kiamat
yang disebutkan dalam hadits ini. Namun yang disebutkan dalam hadits tersebut
hanya ada delapan: 1. Munculnya kabut (dukhan) 2. Munculnya Dajjal 3. Munculnya
Dabbah 4. Terbitnya matahari dari barat. 5. Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj 6.
Munculnya Isa bin Maryam; 7. Adanya tiga gerhana, di timur; 8. Gerhana di barat; 9. Gerhana di jazirah
Arab. 10. Adanya api yang muncul dari Yaman kemudian menggiring manusia menuju
tempat berkumpul.
Al-Qurthubi menyebutkan bahwa ada hadits
lain yang menyebutkan tanda-tanda tersebut secara berurutan, yakni hadits
Muslim dari Hudzaifah dalam riwayat yang berbeda, yang menyebutkan bahwa tanda
yang pertama kali muncul adalah tiga gerhana. Oleh Al Qurthubi, kejadian ini
sudah pernah terjadi di masa Rasul SAW. Sedangkan tanda-tanda setelahnya masih
banyak diperdebatkan urutannya. Oleh karena itu, simpulan dari kajian
hadits-hadits terkait tanda-tanda kiamat ini adalah tanda-tanda kiamat yang
disebutkan dalam hadits sifatnya hanya prediksi Rasul SAW.
Bahkan kepastian urutannya pun masih
diperdebatkan. Begitu juga waktu kejadiannya. Ada yang menyebut bahwa sebagian
sudah terjadi ada juga yang menyebutnya belum terjadi, bahkan perdebatan ini
sudah terjadi pada masa sahabat. Jika ada kejadian di masa sekarang yang sesuai
dengan tanda-tanda kiamat yang disebutkan dalam berbagai hadits tersebut, belum
tentu itu menjadi tanda yang pasti. Bisa juga kejadian yang sama akan terjadi
di masa mendatang karena Rasul sendiri tidak mengetahui kapan tanda-tanda
tersebut terjadi.
Hal ini sesuai dengan yang telah
disebutkan oleh Al-Quran Surat Al-Aʽrāf ayat 187 ketika Rasul SAW ditanya kapan
terjadinya kiamat. “Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat, ‘Bilakah
terjadinya?’ Katakanlah, ‘Sungguh pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi
Tuhanku. Tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain
Dia.’” Fakhruddin Ar-Razi menyebutkan
bahwa salah satu hikmah tidak diketahuinya waktu terjadinya kiamat adalah agar
manusia tetap beribadah dan mencegah diri dari perbuatan maksiat tanpa
memperhatikan kapan terjadinya kiamat, yaitu:
والسبب في إخفاء الساعة عن العباد؟ أنهم إذا
لم يعلموا متى تكون، كانوا على حذر منها، فيكون ذلك أدعى إلى الطاعة، / وأزجر عن المعصية،
ثم إنه تعالى أكد هذا المعنى فقال: لا يجليها لوقتها التجلية إظهار الشيء والتجلي ظهوره،
والمعنى: لا يظهرها في وقتها المعين إلا هو أي لا يقدر على إظهار وقتها المعين بالإعلام
والإخبار إلا هو.
“Adapun sebab dirahasiakannya kiamat dari
seorang hamba adalah jika mereka tidak mengetahui waktu terjadinya kiamat, maka
mereka akan senantiasa menjadikannya sebagai peringatan. Maka hal itu akan
lebih dekat dengan ketaan dan menghindari dari maksiat. Kemudian sungguh Allah
SWT menguatkan makna ini dengan potongan ayat, ‘Tidak seorangpun yang dapat
menjelaskan waktu kedatangannya.’ Makna dari al-tajliyah adalah menjelaskan
kedatangan sesuatu.
Maksudnya, tidak akan dijelaskan waktu
kejadian tersebut secara terperinci kecuali Allah SWT, yakni tidak ada yang
kuasa menjelaskan waktu terjadinya kiamat dengan kabar dan pemberitahuan kecuali
Allah SWT,” Maka dari itu, cara bijak memahami dan mempertemukan hadits-hadits
tentang kiamat yang berbeda-beda tersebut adalah dengan meninjau maksud nabi
(maqasidi) ketika menyebutkan tanda-tanda tersebut kepada para sahabat.
Saat itu para sahabat masih bertanyatanya
tentang kebenaran adanya kiamat. Jawaban Rasul SAW dengan menyebutkan
tandatanda tersebut bertujuan agar para sahabat tidak menghabiskan waktunya
untuk selalu memikirkan kiamat. Selain itu, ketidakpastian tanda-tanda kiamat
yang ada dalam hadits Rasul SAW ini hanya sebagai penguat bahwa kiamat memang
ada, tetapi tidak akan disebutkan kapan terjadi. Semuanya ini bertujuan agar
orang Mukmin senantiasa beribadah kapan dan di mana saja tanpa mengenal waktu.
Jika kiamat dan tanda-tandanya sudah jelas, maka setiap orang akan meremehkan
ibadahnya dan hanya beribadah ketika mendekati kiamat.
Selain itu, al-Qur’an bukanlah penghambat
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi penjelasan kiamat atau
kehancuran alam di atas sejalan dengan pendekatan ilmu pengetahuan. Dengan
pendekatan itu, diharapkan kiamat dapat dijelaskan secara lebih rasional lagi
dengan menggunakan berbagai teori-teori dan penemuan-penemuan ilmu pengetahuan
yang modern dengan masih berpijak pada al-Qur’an sebagai petunjuk untuk
manusia. Sehingga antara al-Qur’an dan ilmu pengetahuan akan saling melengkapi
dengan menghilangkan dikotomi di antara keduanya.
Oleh karena itu, bagi para ilmuwan dan
umat Islam pada umumnya serta penyusun pada khususnya, dapatlah mengembangkan
diri dan bangkit serta kembali menguasai ilmu pengetahuan, sesuai dengan
disiplin ilmu yang dikuasai atau diketahui. Kiamat merupakan peristiwa yang
bila ditinjau dari sisi sains, maka potensi alam semesta ini berakhir akan
sangat mungkin terjadi. Salah satu peristiwa alam yang menandai awal kiamat
ialah guncangan dahsyat.
Dalam buku Tafsir Ilmi “Kiamat dalam
perspektif AlQuran dan Sains” yang disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushaf
Al-Quran, Badan Litbang & Diklat Kementerian Agama RI dengan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkap mengenai keadaan Bumi pada hari Kiamat.
Ada tanda-tanda yang bisa diamati oleh mata manusia sebelum terjadinya kiamat.
Ilmuwan bahkan telah mengemukakan skemaskema yang terjadi seperti Bumi
bertabrakan dengan planet lain atau hantaman asteroid dan sebagainya. Apapun
skema atau teori yang diungkap ilmuwan, terdapat kekacauan besar yang akan
dialami oleh Bumi. Salah satunya ialah guncangan yang dahsyat yang terjadi di
Bumi.
Ayat Al-Quran telah mengungkap mengenai
peristiwa kiamat tersebut. “Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang
dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandungg)-nya.”
(QS. Az-Zalzalah:1-2). Kata az-Zalzalah (guncangan yang dahsyat) adalah ism
masdar (bentuk kata benda) dari zalzala – yuzalzilu – zalzalatan, yang
mengguncangkan. Dengan demikian, az-zalzalah berarti guncangan. Karena
penyebutannya dalam Surah azZalzalah diikuti oleh maf’ul mutlaq, maka kata ini
dimaknai sebagai guncangan hebat yang terjadi di seluruh penjuru Bumi.
Dalam Al-Quran, kata ini dengan semua
bentuk jadiannya disebut sebanyak 6 kali, dua kali di antaranya disebut dalam
Surah az-Zalzalah ayat 1. Ayat ini menerangkan bahwa peristiwa kiamat diawali
dengan guncangan yang dahsyat yang meliputi seluruh Bumi. Fenomena gempa ini
berbeda dengan yang selama ini terjadi, hanya bersifat lokal dan tidak
menyeluruh ke seantero Bumi. Peristiwa ini menjadi penanda yang mengingatkan
manusia bahwa akhir kehidupan dunia telah datang, yang diikuti kemudian oleh
kehidupan akhirat.
NB : MAAF TIDAK SEMUA AYAT AL-QUR'AN DAN HADIS SAYA EDIT MOHON CARI DI GOOGLE SEARCH...TERIMAKASIH...
Sumber : http://ppg.siagapendis.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar