Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Kamis, 17 Maret 2016

MAKALAH MANAJEMEN MUTU TERPADU DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Permasalahan utama pendidikan Indonesia dewasa ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang, jenis, dan satuan pendidikan termasuk di dalamnya pendidikan Islam. Pada era reformasi pendidikan Islam menghadapi dua masalah, yaitu: Tuntutan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap kualitas pendidikan Islam, dan tidak relevannya pendidikan Islam dengan tuntutan kebutuhan pembangunan masyarakat.
 Berbagai data menunjukkan bahwa pendidikan pada beberapa tahun terakhir masih belum menunjukkan perubahan yang menggembirakan meskipun tidak dapat dipungkiri terdapat beberapa sekolah/madrasah menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan. Beberapa siswa dari kota-kota besar di Indonesia berhasil meraih medali Olimpiade Sains Internasional.
Lahmuddin Lubis dalam Bafhadal (2003)[1], mengklasifikasikan penyebab utama rendahnya mutu pendidikan di Indonesia ke dalam tiga bentuk. Pertama, pendekatan yang digunakan lebih terfokus kepada input-output dan sangat kurang perhatian pada proses. Kedua, pendidikan dilakukan secara birokratik sentralistik; dalam hal tertentu sentralistik masih perlu tetapi pada era otonomi daerah, pendekatan desentralistik lebih dominan. Ketiga, peran warga sekolah, khususnya guru, masyarakat dan orangtua siswa/mahasiswa sangat kurang.
Mutu menjadi hal yang sangat penting dalam pendidikan. Kita semua mengakui, saat ini memang ada masalah dalam sistem pendidikan. Lulusan sekolah menengah atau perguruan tinggi tidak siap memenuhi kebutuhan masyarakat. Masalah ini berakibat bagi masyarakat. Para peserta didik yang tidak siap jadi warga negara yang bertanggung jawab dan produktif itu, akhirnya hanya jadi beban masyarakat. Para peserta didik yang seperti itu adalah produk sistem pendidikan yang tidak terfokus pada mutu. Terkait dengan uraian di atas, perlu diberikan batasan definisi terhadap pendidikan. Pendidikan sendiri dapat dilihat sebagai suatu proses dan sebagai suatu lembaga yang menawarkan program pembelajaran. Sebagai suatu proses, pendidikan merupakan usaha memberikan bimbingan dan pembinaan terhadap potensi setiap individu anak yang sedang mengalami  perkembangan untuk mencapai kedewasaan yang optimal.
Dalam konteks ini pendidikan dapat berlangsung seumur hidup dalam berbagai situasi, baik dengan keteladanan, pembiasaan, bimbingan, pengarahan, pembelajaran, pelatihan, hukuman, pujian, dan lain-lain. Sedangkan sebagai lembaga, pendidikan  dapat berlangsung di rumah tangga dan lembaga masyarakat (pendidikan luar sekolah) dan pendidikan yang berlangsung di sekolah sebagai organisasi pendidikan formal.

B.      Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      Apa Yang Dimaksud Dengan Manajemen Mutu Terpadu?
2.      Bagaimana Mengimplementasikan Manajemen Mutu Terpadu Dalam Lembaga Pendidikan?

C.    TujuanPenulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah:
1.      Mengetahui Pengertian Dari Manajemen Mutu Terpadu.
2.      Menjelaskan Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pada Lembaga Pendidikan?


BAB II
PEMBAHASAN

A.      MANAJEMEN MUTU TERPADU
1.      Pengertian Manajemen Mutu Terpadu
Sejak tahun 1950-an pola pikir mengenai mutu terpadu atau TQM sudah muncul di daratan Amerika dan Jepang dan akhirnya Koji Kobayashi, salah satu CEO of NEC, diklaim sebagai orang pertama yang mempopulerkan TQM, yang dia lakukan pada saat memberikan pidato pada pemberian penghargaan Deming prize di tahun 1950. Banyak perusahaan Jepang yang memperoleh sukses global karena memasarkan produk yang sangat bermutu. Perusahaan/organisasi yang ingin mengikuti perlombaan/ bersaing untuk meraih laba/manfaat tidak ada jalan lain kecuali harus menerapkan Total QualityManagement.[2]
 Manajemen mutu terpadu atau bahasa krennya Total Quality Management ialah suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya[3]. Manajemen mutu terpadu merupakan suatu pendekatan pengendalian mutu melalui pertumbuhan partisipasi karyawan.
Manajemen mutu terpadu merupakan mekanisme formal dan dilembagakan yang bertujuan untuk mencari pemecahan persoalan dengan memberikan tekanan pada partisipasi dan kreatifitas di antara karyawan. Setiap gugus juga bertindak sebagai mekanisme pemantau yang membantu organisasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dalam memantau kesempatan, bersifat proaktif, tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul dan tidak menghentikan kegiatannya kalau suatu persoalan telah ditemukan dan dipecahkan[4].
Manajemen mutu terpadu diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari suatu perusahaan ke dalam falsafat holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktifitas, dan pengertian, serta kepuasan pelanggan. Manajemen mutu terpadu merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai setrategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.
            Total Quality Management (TQM) adalah pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berfokus pada kualitas dan didasarkan atas partisipasi dari keseluruhan sumber daya manusia dan ditujukan pada kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan memberikan manfaat pada anggota organisasi (sumber daya manusianya) dan masyarakat TQM juga diterjemahkan sebagai pendekatan berorientasi pelanggan yang memperkenalkan perubahan manajemen yang sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi.
Proses TQM memiliki input yang spesifik (keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan), mentransformasi (memproses) input dalam organisasi untuk memproduksi barang atau jasa yang pada gilirannya memberikan kepuasan kepada pelanggan (output). Tujuan utama Total Quality Management adalah perbaikan mutu pelayanan secara terus-menerus.[5] Dengan demikian, juga Quality Management sendiri yang harus dilaksanakan secara terus-menerus.
Kemudian dalam bidang pendidikan ada pendapat yang menyatakan bahwa manajemen mutu terpadu memungkinkan memberi peluang untuk perbaikan mutu sekolah menuju sekolah efektif. Sekolah efektif  adalah sekolah yang berhasil mencapai tujuannya. Sekolah efektif pada intinya adalah pembelajaran yang efektif.
Ada dua sistem pendekatan dalam memahami manajemen mutu terpadu dalam menuju sekolah efektif. Pertama adalah pendekatan sistem yaitu suatu sistem pendekatan yang mempercepat perbaikkan dan berkelanjutan yang berhubungan langsung dengan peserta didik. Kedua adalah pendekatan sistem langsung dan terlibat aktif dalam pengambilan keputusan dan manjemen sekolah.[6]
a.      Konsep Total Quality Management
                        Konsep TQM ini memerlukan komitmen semua anggota organisasi terhadap perbaikan seluruh aspek manajemen organisasi. Pada dasarnya, konsep Total Quality Management mengandung tiga unsur yaitu :
1)   Strategi nilai pelanggan
Nilai pelanggan adalah manfaat yang dapat diperoleh pelanggan atas penggunaan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan pengorbanan pelanggan untuk memperolehnya. Strategi ini merupakan perencanaan bisnis untuk memberikan nilai bagi pelanggan termasuk karakteristik produk, cara penyampaian, pelayanan, dan sebagainya.
2)   Sistem organisasional
Sistem organisasional berfokus pada penyediaan nilai bagi pelanggan. Sistem ini mencakup tenaga kerja, material, mesin/teknologi proses, metode operasi dan pelaksanaan kerja, aliran proses kerja, arus informasi, dan pembuatan keputusan.
3)   Perbaikan kualitas berkelanjutan
Perbaikan kualitas diperlukan untuk menghadapi lingkungan eksternal yang selalu berubah, terutama perubahan selera pelanggan. Konsep ini menuntut adanya komitmen untuk melakukan pengujian kualitas produk secara kontinu. Dengan perbaikan kualitas produk secara kontinu, akan dapat memuaskan pelanggan.

b.      Prinsip-prinsip Total Quality Management:
Menurut Hensler dan Brunell (1993) dalam Edward sallis,[7] ada empat prinsip utama dalam TQM yakni:
a)      Kepuasan pelanggan, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan dan ketepatan waktu. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai (value) yang diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan.
b)      Respek terhadap setiap orang,  setiap karyawan dipandang sebgai individu yang memiliki talenta dan kereativitas tersendiri danunik. Dengan demikian karyawan merupakan sumber dayaorganisasi yang paling bernilai. Sehingga setiap orang dalamorganisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untukterlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.
c.       Manajemen berdasarkan fakta, setiap keputusan harusberdasarkan data, bukan sekedar pada perasaan (feeling). Konsep pokoknya adalah 1). Prioritisasi (prioritization) yakni suatu konsepbahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek padasaat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yangada.oleh karena itu dengan menggunakan data maka manajemendan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya padasituasi tertentu yang vital. 2). Variasi (variation) variabilitas kinerjamanusia. Data statistik dapat memberikan gambaran mengenaivariabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistemorganisasi. Dengan demikian manajemen dapat memprediksi hasildari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.
d.      Perbaikan berkesinambungan, setiap perusahaan perlu melakukan proses secara sistematis dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku disini adalah siklu PDCA(plan-do-chek-act) yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasilpelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yangdiperoleh.

c. Manfaat Total Quality Managemen 

Total Quality Management memberikan jaminan bagi pelanggan, bahwa organisasi mempunyai tanggung jawab tentang kualitas dan mampu menyediakan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka.
Sebuah Organisasi yang memahami mengapa mereka memperkenalkan Total QualityManagementdapat menerapkan suatu system yang fleksibel yang cocok bagi mereka sendiri dan menyadari manfaat serta keefektifan yang dihasilkan oleh
Total Quality Management.

2.      Unsur Utama Manajemen Mutu Terpadu
Berdasarkan pada beberapa pengertian manajemen mutu terpadu tersebut, maka dapat dijelaskan beberapa karakteristik atau unsur utama manajemen mutu terpadu sebagai berikut di bawah ini.[8]
a.       Berfokus pada yang dilayani. Karakteristik ini pada mulanya menekankan bahwa bagi organisasi non profit keberhasilan akan terlihat dari organisasi tersebut dalam melaksanakan tugas pokoknya dalam memberikan pelayanan umum dan melaksa-nakan pembangunan yang dapt diukur dengan mengacu pada suatu standar tertentu yang telah ditetapkan. Tolak ukur itu ternyata tidak seluruhnya benar.
Dalam kenyataannya standar tertentu itu mungkin cocok untuk satu lingkungan msyarakat, namun tidak cocok untuk lingkungan masyarakat yang lain. Misalnya dalam pelaksanan wajib belajar, di masyarakat elite yang cukup terdidik terutama di perkotaan, pelayanan cukup dilakukan di sekolah, karena anggota masyarakat selalu berusaha untuk menyekolahkan anak-anaknya dengan memilih sekolah yang kualitasnya sesuai dengan keinginan dan harapannya. Berbeda dengan daerah pedesaan yang terpencil dan terasing termasuk desa tertinggal di perkotaan, pemberian pelayanan umum harus dilakukan dengan mendatangi anggota masyarakat agar menyekolahkan anak-anaknya.
b.      Obsesi pada kualitas. Dalam orgnisasi yang menerapkan manajemen mutu terpadu, pelanggan internal dan ekternal yang menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang telah ditentukan. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada setiap level harus berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan persepektif ” bagai-mana kita dapat melakukannya dengan lebih baik.
Bila suatu organisasi terobsesi dengan kualitas, maka berlaku prinsip good enough is never good enough. Karakteristik ini harus diwujudkan oleh pemimpin atau manajer dalam semua fungsi manajemen mulai dari aktif dalam merumuskan perencanaan yang berorientasi pada kualitas, kemudian aktif pula membagi pembidangan kerja dan mengatur penempatan personel agar pelaksanaan pekerjaan mampu menghasilkan sesuatu yang berkualitas.
c.       Pendekatan ilmiah. Pendekatn ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan manajemen mutu terpadu, terutama untuk merancang pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang dirancang tersebut. Misalnya dalam mengolah data dilakukan penghitungan dengan statistik, demikian pula dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan media dan sarana bertehnologi tinggi.
d.      Komitmen jangka panjang. Manajemen mutu terpadu merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan manajemen mutu terpadu dapat berjalan dengan sukses.
Dalam organisasi pendidikan manajemen mutu terpadu konsep peningkatan kualitas melalui kreativitas, inisiatif dan inovasi dalam pembelajaran sangat penting dalam jangka panjang. Dengan demikian komitmen jangka panjang adalah merupakan karakter yang harus diimplementasikan dalam lingkungan organisasi pendidikan atau sekolah.
e.       Kerjasama tim. Pemberdayaan sumberdaya manusia dapat dilakukan  melalui penggunaan dan pengembangan cara bekerja dalam kelompok, agar antar personal dengan personal yang lainnya bekerja dengan cara saling menunjang, saling isi mengisi atau saling melengkapi kekurangan atau kelemahan-kelemahan masing-masing. Dengan bekerja di dalam tim kerja secara efektif, berarti produktifitas dan kualitas kerja dapat ditingkatkan menjadi lebih baik dibandingkan dengan cara dan hasil kerja individual.
f.       Perbaikan sistem secara berkesinambungan. Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memnafaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu diperbaiki secar terus menerus agar kualitas yang dihasilkan dapat makin meningkat.
g.      Pendidikan dan pelatihan. Dalam organisasi yang menerapkan manajemen mutu terpadu pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dalam hal ini berlaku prinsip bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia. Dengan belajar setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keteram-pilan teknis dan keahlian profesionalnya.
h.      Kebebasan yang terkendali. Dalam manajemen mutu terpadu keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggungjawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat.
i.        Kesatuan Tujuan. Supaya manajemen mutu terpadu dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki  kesatuan tujuan. Dengan demikian,  setiap usaha dapat diarahkan kepada tujuan yang sama. Akan tetapi kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan atau kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja.
j.        Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam penerapan manjemen mutu terpadu. Keterlibtan karyawan membawa dua manfaat utama. Pertama akan memungkinkan meningkatkan hasil. Kedua keterlibatan karyawan juga meningkatkan rasa memiliki dan tanggungjawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.
Dikaitkan dalam dunia pendidika, maka sisini Sekolah diibaratkan sebagai perusahaan yang memiliki pelanggan primer, sekunder, dan tertier. Pelanggan primer sekolah adalah adalah siswa, pelanggar sekunder adalah orang tua, dan pelanggar tertier adalah pemerintah dan masyarakat (Usman. 2006).[9] Kebutuhan pelanggan harus dipuaskan dari segala aspek, termasuk juga harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu  aktivitasnya harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan. Kualitas yang dihasilkan oleh suatu peruasahaan sama dengan nilai yang diberikan dalam rangka peningkatan kualitas hidup pelanggan, semakin tinggi nilai yang diberikan maka semakin besar pula kepuasan pelanggan

B.     IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA LEMBAGA PENDIDIKAN
Bahwa untuk dapat berhasilnya implementasi manajemen mutu terpadu disekolah, maka harus dimulai dari atas atau pimpinan, yang tergambar dari perilaku dan tindakan pemimpin sebagai berikut: (1) menyenang-kan pelanggan melalui peretmuan, diskusi, daftar pertanyaan, dan sebagainya, (2) membentu fasilitator yang akan memasyarakatakan program dan mengarahkan kelompok pengarah dalam pengembangan program peningkatan mutu, (3) membentuk kelompok pengarah peningakatan mutu yang mendorong dan menunjang proses peningakatan mutu, (4) menunjuk koordinator peningakatan mutu yang membantu dan mengarahkan tim kerja dalam menemukan pemecahan masalah, (5) menyelengarakan seminar manajemen untuk mengevaluasi kemajuan, (6) menganalisis dan mendiagnosis situasi yang sedang berkembang, (7) menggunakan atau mencoba model-model yang telah diterapkan oleh lembaga lain, (8) menggunakan konsultan dari luar walaupun tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya sebagaimana pada perusahaan, (9) meningkatkan latihan yang mengarah pada mutu yang diutamakan dalam perubahan budaya. (10) menyebarluaskan pengertian mutu kepada seluruh individu dalam lembaga pendidikan agar semua terlibat dalam proses peningakatan buaya, (11) mengukur biaya dari mutu, termasuk menghitung kerugian yang diakibatkan oleh penurunan jumlah siswa baru, drop out, reputasi yang menurun, kehilangan kesempatan, dan sebagainya, (12) menerapkan alat dan teknik melalui pengembangan kelompok kerja efektif, dan (13) mengevaluasi program pada setiap periode tertentu agar program pada setiap periode tertentu sebagaimana direnca-nakan tidak mengalami kegagalan.
Manajemen mutu terpadu sebagai konsep manajemen modern adalah berusaha untuk memberikan respon secara tepat terhadap setiap perubahan yang ada baik yang didorong oleh kekuatan ekternal maupun internal sekolah. Sebagai organisasi modern, lembaga pendidikan sekolah, universitas, akademi, institut harus mengetahui dan memahami pentingnya mengupayakan lulusan pendidikan yang bermutu.
 Pendidikan harus benar-benar menyadari perlunya untuk mengejar mutu dan mengusahakannya terhadap murid murid. Ada banyak faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan, sperti pemeliharaan gedung, guru-guru, nilai moral tinggi, hasil ujian yang unggul, dukungan orang tua, bisnis dan masyarakat, penerapan teknologi, kekuatan kepemimpinan, pemeliharaan dan perhatian terhadap pelajar, dan pada intinya ialah kurikulum yang tepat sekaligus bermutu tinggi.  
Manajemen mutu terpadu dalam pendidikan merupakan bentuk pengendalian mutu yang disempurnakan. Filosofy dari manjemen mutu terpadu ini adalah terciptanya budaya kerja dari seluruh personel yang terlibat dalam pengadaan dan penyajian jasa pendidikan yang dijiwai oleh motivasi dan sikap untuk memenuhi dan memuaskan harapan pelanggan (peserta didik).
Dalam rangka memenuhi harapan pelanggan pendidikan ini, pengelola sekolah secara bertahap dan terus menerus memperbaiki kualitas lulusannya dengan didukung oleh kurikulum yang bermutu serta kepemimpinan yang kuat dari pihak pimpinan serta pembagian tanggungjawab untuk mencapai mutu.
Sekolah yang efektif selalu responsif dan adaptif terhadap perkembangan lingkungan yang kompleks. Hal penting yang perlu mendapatkan perhatian utama adalah masalah layanan pembelajaran. Layanan pembelajaran diarahkan pada penyampaian materi pelajaran. Guru harus betul-betul penyampaian materi. Karena hal ini menimbulkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari siswa atau kewibawaan guru. Sebagai seorang pendidik yang profesional, guru hendaknya dapat menjadi teladan bagi masyarakat luas, lebih khusus bagi para anak didiknya.
Manajemen pembelajaran yang baik menentukan baik buruknya pembelajaran, bagaimana seorang guru menggunakan metode yang tepat, penyediaan alat belajar yang cukup, dan suasana kelas yang kondusif saat proses belajar mengajar. Itu semua sangat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.[10] Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar yang sesuai dengan apa yang diharapkan.
Jadi, dari semua uraian diatas manajemen pembelajaran yang baik menentukan baik buruknya pembelajaran, bagaimana seorang guru menggunakan metode yang tepat, penyediaan alat belajar yang cukup, dan suasana kelas yang kondusif saat proses belajar mengajar. Itu semua sangat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar yang sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kemudian Usman (2006)[11] menjelaskan bahwa dalam implementasi manajemen mutu terpadu tersebut agar dapat terlaksana secara efektif maka ada beberapa prinsip yang harus dipegang oleh manajer atau pimpinan terutama organisasi dalam bidang pendidikan. Prinsip-prinsip yang dimaksudkan adalah:
1)   Kepuasan pelanggan.
2)   Respek terhadap setiap orang
3)   Manajemen berdasarkan fakta
4)   Perbaikan secara terus menerus.
                                    Mutu tidak hanya bermakna sebagai kesesuaian dengan spesifiksi tertentu saja, tetapi mutu tersebut ditentukan oleh pelanggan. Pendidikan adalah pelayanan jasa. Sekolah harus memberikan pelayanan jasa sebaik-baiknya kepada pelanggannya. Pelanggan sekolah meliputi pelanggan internal dan ekternal sekolah. Pelanggan eksternal sekolah adalah orang tua siswa, pemerintah dan masyarakat termasuk komite sekolah. Pelanggan internal sekolah adalah siswa, guru, dan staf tata usaha.
Kemudian dalam rangka menjaga mutu sekolah, maka setiap personel dipandang memiliki potensi, sebagai aset organisasi, karena itu setiap orang diperlakukan dengan baik diberikan kesempatan untuk berprestasi, berkarier, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

      
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) merupakan sebuah model yang pragmatis yang berfokus pada layanan pelanggan.  Manajemen mutu terpadu dalam pendidikan dikembangkan guna mencapai keluaranlulusan atau  (output) bahkan outcome yang memuaskan pelanggan pendidikan. Prinsip-prinsip kunci dalam manajemen mutu terpadu pendidikan adalah kepemimpinan, metode dan perangkat ilmiah, pemecahan masalah melalui kerjasama tim, iklim organisasi, dan pendidikan serta latihan.
Manajemen mutu terpadu di lembaga pendidikan merupakan bentuk pengendalian mutu yang disempurnakan. Filosofy dari manjemen mutu terpadu ini adalah terciptanya budaya kerja dari seluruh personel yang terlibat dalam pengadaan dan penyajian jasa pendidikan yang dijiwai oleh motivasi dan sikap untuk memenuhi dan memuaskan harapan pelanggan (peserta didik). Dalam rangka memenuhi harapan pelanggan pendidikan ini, pengelola sekolah secara bertahap dan terus menerus memperbaiki kualitas lulusannya dengan didukung oleh kurikulum yang bermutu.

B.  Komentar
Sebaga manusia yang bergelut, berkecimpung dalam dunia pendidikan maka hendaknyalah kita harus berusaha sepenuh tenaga untuk menjadikan lembaga pendidikan yang kita asuh agar menjadi lebih dan semakin berkualitas sehingga mutu pendidikan yang di harapkan bias tercapai sesuai dengan apa yang di cita citakan.





DAFTAR PUSTAKA


HUB. 087865910783

Tidak ada komentar:

Posting Komentar