BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Permasalahan utama pendidikan Indonesia dewasa
ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang, jenis, dan satuan
pendidikan termasuk di dalamnya pendidikan Islam. Pada era reformasi pendidikan
Islam menghadapi dua masalah, yaitu: Tuntutan kebutuhan masyarakat Indonesia
terhadap kualitas pendidikan Islam, dan tidak relevannya pendidikan Islam
dengan tuntutan kebutuhan pembangunan masyarakat.
Berbagai
data menunjukkan bahwa pendidikan pada beberapa tahun terakhir masih belum
menunjukkan perubahan yang menggembirakan meskipun tidak dapat dipungkiri
terdapat beberapa sekolah/madrasah menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang
cukup menggembirakan. Beberapa siswa dari kota-kota besar di Indonesia berhasil
meraih medali Olimpiade Sains Internasional.
Lahmuddin Lubis dalam Bafhadal (2003)[1],
mengklasifikasikan penyebab utama rendahnya mutu pendidikan di Indonesia ke
dalam tiga bentuk. Pertama, pendekatan yang digunakan lebih terfokus
kepada input-output dan sangat kurang perhatian pada proses. Kedua,
pendidikan dilakukan secara birokratik sentralistik; dalam hal tertentu
sentralistik masih perlu tetapi pada era otonomi daerah, pendekatan
desentralistik lebih dominan. Ketiga, peran warga sekolah, khususnya
guru, masyarakat dan orangtua siswa/mahasiswa sangat kurang.
Mutu menjadi hal yang sangat penting dalam
pendidikan. Kita semua mengakui, saat ini memang ada masalah dalam sistem
pendidikan. Lulusan sekolah menengah atau perguruan tinggi tidak siap memenuhi
kebutuhan masyarakat. Masalah ini berakibat bagi masyarakat. Para peserta didik
yang tidak siap jadi warga negara yang bertanggung jawab dan produktif itu,
akhirnya hanya jadi beban masyarakat. Para peserta didik yang seperti itu
adalah produk sistem pendidikan yang tidak terfokus pada mutu. Terkait dengan uraian di atas, perlu diberikan
batasan definisi terhadap pendidikan. Pendidikan sendiri dapat dilihat sebagai
suatu proses dan sebagai suatu lembaga yang menawarkan program
pembelajaran. Sebagai suatu proses, pendidikan merupakan usaha memberikan
bimbingan dan pembinaan terhadap potensi setiap individu anak yang sedang
mengalami perkembangan untuk mencapai
kedewasaan yang optimal.
Dalam konteks ini pendidikan
dapat berlangsung seumur hidup dalam berbagai situasi, baik dengan keteladanan,
pembiasaan, bimbingan, pengarahan, pembelajaran, pelatihan, hukuman, pujian,
dan lain-lain. Sedangkan sebagai lembaga, pendidikan dapat berlangsung di rumah tangga dan lembaga
masyarakat (pendidikan luar sekolah) dan pendidikan yang berlangsung di sekolah
sebagai organisasi pendidikan formal.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.
Apa Yang Dimaksud Dengan Manajemen Mutu Terpadu?
2.
Bagaimana Mengimplementasikan
Manajemen Mutu Terpadu Dalam Lembaga Pendidikan?
C. TujuanPenulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah:
1.
Mengetahui Pengertian Dari Manajemen Mutu Terpadu.
2.
Menjelaskan
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pada Lembaga Pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MANAJEMEN MUTU TERPADU
1.
Pengertian Manajemen Mutu Terpadu
Sejak
tahun 1950-an pola pikir mengenai mutu terpadu atau TQM sudah muncul di daratan
Amerika dan Jepang dan akhirnya Koji Kobayashi, salah satu CEO of NEC, diklaim
sebagai orang pertama yang mempopulerkan TQM, yang dia lakukan pada saat
memberikan pidato pada pemberian penghargaan Deming prize di tahun 1950. Banyak
perusahaan Jepang yang memperoleh sukses global karena memasarkan produk yang
sangat bermutu. Perusahaan/organisasi yang ingin mengikuti perlombaan/ bersaing
untuk meraih laba/manfaat tidak ada jalan lain kecuali harus menerapkan Total
QualityManagement.[2]
Manajemen mutu terpadu atau bahasa krennya Total Quality
Management ialah suatu
pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing
organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses
dan lingkungannya[3]. Manajemen mutu terpadu merupakan suatu
pendekatan pengendalian mutu melalui pertumbuhan partisipasi karyawan.
Manajemen
mutu terpadu merupakan mekanisme formal dan dilembagakan yang bertujuan untuk
mencari pemecahan persoalan dengan memberikan tekanan pada partisipasi dan kreatifitas
di antara karyawan. Setiap gugus juga bertindak sebagai mekanisme pemantau yang
membantu organisasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dalam
memantau kesempatan, bersifat proaktif, tidak menunggu bergerak kalau persoalan
timbul dan tidak menghentikan kegiatannya kalau suatu persoalan telah ditemukan
dan dipecahkan[4].
Manajemen
mutu terpadu diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari suatu perusahaan ke
dalam falsafat holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork,
produktifitas, dan pengertian, serta kepuasan pelanggan. Manajemen mutu terpadu
merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai setrategi usaha dan
berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota
organisasi.
Total
Quality Management (TQM)
adalah pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berfokus pada kualitas dan
didasarkan atas partisipasi dari keseluruhan sumber daya manusia dan ditujukan
pada kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan memberikan
manfaat pada anggota organisasi (sumber daya manusianya) dan masyarakat TQM
juga diterjemahkan sebagai pendekatan berorientasi pelanggan yang
memperkenalkan perubahan manajemen yang sistematik dan perbaikan terus menerus
terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi.
Proses TQM memiliki input yang spesifik
(keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan), mentransformasi (memproses) input
dalam organisasi untuk memproduksi barang atau jasa yang pada gilirannya
memberikan kepuasan kepada pelanggan (output). Tujuan utama Total
Quality Management adalah perbaikan mutu pelayanan secara terus-menerus.[5]
Dengan demikian, juga Quality Management sendiri yang harus dilaksanakan
secara terus-menerus.
Kemudian
dalam bidang pendidikan ada pendapat yang menyatakan bahwa manajemen mutu
terpadu memungkinkan memberi peluang
untuk perbaikan mutu sekolah menuju sekolah efektif. Sekolah efektif adalah sekolah yang berhasil mencapai
tujuannya. Sekolah efektif pada intinya adalah pembelajaran yang efektif.
Ada dua
sistem pendekatan dalam memahami manajemen mutu terpadu dalam menuju sekolah
efektif. Pertama adalah pendekatan sistem yaitu suatu sistem pendekatan yang
mempercepat perbaikkan dan berkelanjutan yang berhubungan langsung dengan
peserta didik. Kedua adalah pendekatan sistem langsung dan terlibat aktif dalam
pengambilan keputusan dan manjemen sekolah.[6]
a.
Konsep Total Quality Management
Konsep TQM ini
memerlukan komitmen semua anggota organisasi terhadap perbaikan seluruh aspek
manajemen organisasi. Pada dasarnya, konsep Total
Quality Management mengandung tiga unsur yaitu :
1) Strategi
nilai pelanggan
Nilai pelanggan
adalah manfaat yang dapat diperoleh pelanggan atas penggunaan barang atau jasa
yang dihasilkan perusahaan dan pengorbanan pelanggan untuk memperolehnya.
Strategi ini merupakan perencanaan bisnis untuk memberikan nilai bagi pelanggan
termasuk karakteristik produk, cara penyampaian, pelayanan, dan sebagainya.
2) Sistem
organisasional
Sistem
organisasional berfokus pada penyediaan nilai bagi pelanggan. Sistem ini
mencakup tenaga kerja, material, mesin/teknologi proses, metode operasi dan
pelaksanaan kerja, aliran proses kerja, arus informasi, dan pembuatan
keputusan.
3) Perbaikan
kualitas berkelanjutan
Perbaikan kualitas
diperlukan untuk menghadapi lingkungan eksternal yang selalu berubah, terutama
perubahan selera pelanggan. Konsep ini menuntut adanya komitmen untuk melakukan
pengujian kualitas produk secara kontinu. Dengan perbaikan kualitas produk secara
kontinu, akan dapat memuaskan pelanggan.
b.
Prinsip-prinsip Total
Quality Management:
Menurut Hensler dan Brunell (1993) dalam Edward sallis,[7]
ada empat prinsip utama dalam TQM yakni:
a)
Kepuasan pelanggan, konsep mengenai
kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaian
dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan
oleh pelanggan. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala
aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan dan ketepatan waktu. Kualitas yang
dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai (value) yang diberikan dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan.
b)
Respek terhadap setiap orang, setiap karyawan dipandang sebgai individu yang
memiliki talenta dan kereativitas tersendiri danunik. Dengan demikian karyawan
merupakan sumber dayaorganisasi yang paling bernilai. Sehingga setiap orang
dalamorganisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untukterlibat
dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.
c. Manajemen
berdasarkan fakta, setiap keputusan harusberdasarkan data, bukan
sekedar pada perasaan (feeling). Konsep pokoknya adalah 1). Prioritisasi
(prioritization) yakni suatu konsepbahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada
semua aspek padasaat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya
yangada.oleh karena itu dengan menggunakan data maka manajemendan tim dalam
organisasi dapat memfokuskan usahanya padasituasi tertentu yang vital. 2).
Variasi (variation) variabilitas kinerjamanusia. Data statistik dapat
memberikan gambaran mengenaivariabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari
setiap sistemorganisasi. Dengan demikian manajemen dapat memprediksi hasildari
setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.
d. Perbaikan
berkesinambungan, setiap perusahaan perlu melakukan proses secara
sistematis dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku
disini adalah siklu PDCA(plan-do-chek-act) yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan,
pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasilpelaksanaan rencana, dan tindakan
korektif terhadap hasil yangdiperoleh.
c.
Manfaat Total Quality Managemen
Total Quality Management memberikan jaminan bagi
pelanggan, bahwa organisasi mempunyai tanggung jawab tentang kualitas dan mampu
menyediakan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka.
Sebuah Organisasi yang memahami mengapa mereka memperkenalkan
Total QualityManagementdapat menerapkan suatu system yang fleksibel yang cocok
bagi mereka sendiri dan menyadari manfaat serta keefektifan yang dihasilkan
oleh
Total Quality
Management.
2.
Unsur Utama Manajemen Mutu Terpadu
Berdasarkan
pada beberapa pengertian manajemen mutu terpadu tersebut, maka dapat dijelaskan
beberapa karakteristik atau unsur utama manajemen mutu terpadu sebagai berikut
di bawah ini.[8]
a. Berfokus pada yang dilayani. Karakteristik
ini pada mulanya menekankan bahwa bagi organisasi non profit keberhasilan akan
terlihat dari organisasi tersebut dalam melaksanakan tugas pokoknya dalam memberikan
pelayanan umum dan melaksa-nakan pembangunan yang dapt diukur dengan mengacu
pada suatu standar tertentu yang telah ditetapkan. Tolak ukur itu ternyata
tidak seluruhnya benar.
Dalam
kenyataannya standar tertentu itu mungkin cocok untuk satu lingkungan
msyarakat, namun tidak cocok untuk lingkungan masyarakat yang lain. Misalnya
dalam pelaksanan wajib belajar, di masyarakat elite yang cukup terdidik
terutama di perkotaan, pelayanan cukup dilakukan di sekolah, karena anggota
masyarakat selalu berusaha untuk menyekolahkan anak-anaknya dengan memilih
sekolah yang kualitasnya sesuai dengan keinginan dan harapannya. Berbeda dengan
daerah pedesaan yang terpencil dan terasing termasuk desa tertinggal di
perkotaan, pemberian pelayanan umum harus dilakukan dengan mendatangi anggota
masyarakat agar menyekolahkan anak-anaknya.
b.
Obsesi pada
kualitas. Dalam orgnisasi yang menerapkan manajemen mutu terpadu, pelanggan
internal dan ekternal yang menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan
tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang
telah ditentukan. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada setiap level harus
berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan persepektif ” bagai-mana
kita dapat melakukannya dengan lebih baik.
Bila suatu organisasi terobsesi dengan kualitas, maka
berlaku prinsip good enough is never good
enough. Karakteristik ini harus diwujudkan
oleh pemimpin atau manajer dalam semua fungsi manajemen mulai dari aktif dalam
merumuskan perencanaan yang berorientasi pada kualitas, kemudian aktif pula
membagi pembidangan kerja dan mengatur penempatan personel agar pelaksanaan
pekerjaan mampu menghasilkan sesuatu yang berkualitas.
c.
Pendekatan ilmiah. Pendekatn ilmiah sangat diperlukan
dalam penerapan manajemen mutu terpadu, terutama untuk merancang pekerjaan dan
dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan
pekerjaan yang dirancang tersebut. Misalnya dalam mengolah data dilakukan
penghitungan dengan statistik, demikian pula dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar dengan menggunakan media dan sarana bertehnologi tinggi.
d. Komitmen
jangka panjang. Manajemen mutu terpadu
merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu dibutuhkan
budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu komitmen jangka panjang
sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan manajemen mutu
terpadu dapat berjalan dengan sukses.
Dalam
organisasi pendidikan manajemen mutu terpadu konsep peningkatan kualitas
melalui kreativitas, inisiatif dan inovasi dalam pembelajaran sangat penting
dalam jangka panjang. Dengan demikian komitmen jangka panjang adalah merupakan
karakter yang harus diimplementasikan dalam lingkungan organisasi pendidikan
atau sekolah.
e. Kerjasama tim. Pemberdayaan sumberdaya manusia dapat
dilakukan melalui penggunaan dan
pengembangan cara bekerja dalam kelompok, agar antar personal dengan personal
yang lainnya bekerja dengan cara saling menunjang, saling isi mengisi atau
saling melengkapi kekurangan atau kelemahan-kelemahan masing-masing. Dengan
bekerja di dalam tim kerja secara efektif, berarti produktifitas dan kualitas
kerja dapat ditingkatkan menjadi lebih baik dibandingkan dengan cara dan hasil
kerja individual.
f. Perbaikan sistem secara berkesinambungan.
Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memnafaatkan proses-proses
tertentu di dalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang
ada perlu diperbaiki secar terus menerus agar kualitas yang dihasilkan dapat
makin meningkat.
g. Pendidikan dan pelatihan. Dalam organisasi
yang menerapkan manajemen mutu terpadu pendidikan dan pelatihan merupakan
faktor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus
belajar. Dalam hal ini berlaku prinsip bahwa belajar merupakan proses yang
tidak ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia. Dengan belajar setiap orang
dalam perusahaan dapat meningkatkan keteram-pilan teknis dan keahlian
profesionalnya.
h. Kebebasan yang terkendali. Dalam manajemen
mutu terpadu keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan
dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan
unsur tersebut dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggungjawab karyawan
terhadap keputusan yang telah dibuat.
i.
Kesatuan
Tujuan. Supaya manajemen mutu terpadu dapat diterapkan dengan baik, maka
perusahaan harus memiliki kesatuan
tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan kepada tujuan
yang sama. Akan tetapi kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada
persetujuan atau kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya
mengenai upah dan kondisi kerja.
j.
Adanya
keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
merupakan hal yang penting dalam penerapan manjemen mutu terpadu. Keterlibtan
karyawan membawa dua manfaat utama. Pertama akan memungkinkan meningkatkan
hasil. Kedua keterlibatan karyawan juga meningkatkan rasa memiliki dan tanggungjawab
atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.
Dikaitkan
dalam dunia pendidika, maka sisini Sekolah diibaratkan sebagai perusahaan yang memiliki
pelanggan primer, sekunder, dan tertier. Pelanggan primer sekolah adalah adalah
siswa, pelanggar sekunder adalah orang tua, dan pelanggar tertier adalah
pemerintah dan masyarakat (Usman. 2006).[9]
Kebutuhan pelanggan harus dipuaskan dari segala aspek, termasuk juga harga,
keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu
aktivitasnya harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan. Kualitas
yang dihasilkan oleh suatu peruasahaan sama dengan nilai yang diberikan dalam
rangka peningkatan kualitas hidup pelanggan, semakin tinggi nilai yang
diberikan maka semakin besar pula kepuasan pelanggan
B.
IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA
LEMBAGA PENDIDIKAN
Bahwa untuk
dapat berhasilnya implementasi manajemen mutu terpadu disekolah, maka harus dimulai
dari atas atau pimpinan, yang tergambar dari perilaku dan tindakan pemimpin
sebagai berikut: (1) menyenang-kan pelanggan melalui peretmuan, diskusi, daftar
pertanyaan, dan sebagainya, (2) membentu fasilitator yang akan memasyarakatakan
program dan mengarahkan kelompok pengarah dalam pengembangan program peningkatan
mutu, (3) membentuk kelompok pengarah peningakatan mutu yang mendorong dan
menunjang proses peningakatan mutu, (4) menunjuk koordinator peningakatan mutu
yang membantu dan mengarahkan tim kerja dalam menemukan pemecahan masalah, (5)
menyelengarakan seminar manajemen untuk mengevaluasi kemajuan, (6) menganalisis
dan mendiagnosis situasi yang sedang berkembang, (7) menggunakan atau mencoba
model-model yang telah diterapkan oleh lembaga lain, (8) menggunakan konsultan
dari luar walaupun tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya sebagaimana pada
perusahaan, (9) meningkatkan latihan yang mengarah pada mutu yang diutamakan
dalam perubahan budaya. (10) menyebarluaskan pengertian mutu kepada seluruh
individu dalam lembaga pendidikan agar semua terlibat dalam proses peningakatan
buaya, (11) mengukur biaya dari mutu, termasuk menghitung kerugian yang
diakibatkan oleh penurunan jumlah siswa baru, drop out, reputasi yang menurun,
kehilangan kesempatan, dan sebagainya, (12) menerapkan alat dan teknik melalui
pengembangan kelompok kerja efektif, dan (13) mengevaluasi program pada setiap
periode tertentu agar program pada setiap periode tertentu sebagaimana
direnca-nakan tidak mengalami kegagalan.
Manajemen
mutu terpadu sebagai konsep manajemen modern adalah berusaha untuk memberikan
respon secara tepat terhadap setiap perubahan yang ada baik yang didorong oleh
kekuatan ekternal maupun internal sekolah. Sebagai organisasi modern, lembaga
pendidikan sekolah, universitas, akademi, institut harus mengetahui dan
memahami pentingnya mengupayakan lulusan pendidikan yang bermutu.
Pendidikan harus benar-benar menyadari
perlunya untuk mengejar mutu dan mengusahakannya terhadap murid murid. Ada
banyak faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan, sperti pemeliharaan gedung,
guru-guru, nilai moral tinggi, hasil ujian yang unggul, dukungan orang tua,
bisnis dan masyarakat, penerapan teknologi, kekuatan kepemimpinan, pemeliharaan
dan perhatian terhadap pelajar, dan pada intinya ialah kurikulum yang tepat
sekaligus bermutu tinggi.
Manajemen
mutu terpadu dalam pendidikan merupakan bentuk pengendalian mutu yang
disempurnakan. Filosofy dari manjemen mutu terpadu ini adalah terciptanya
budaya kerja dari seluruh personel yang terlibat dalam pengadaan dan penyajian
jasa pendidikan yang dijiwai oleh motivasi dan sikap untuk memenuhi dan
memuaskan harapan pelanggan (peserta didik).
Dalam rangka
memenuhi harapan pelanggan pendidikan ini, pengelola sekolah secara bertahap
dan terus menerus memperbaiki kualitas lulusannya dengan didukung oleh
kurikulum yang bermutu serta kepemimpinan yang kuat dari pihak pimpinan serta
pembagian tanggungjawab untuk mencapai mutu.
Sekolah yang efektif selalu responsif dan
adaptif terhadap perkembangan lingkungan yang kompleks. Hal penting yang perlu
mendapatkan perhatian utama adalah masalah layanan pembelajaran. Layanan
pembelajaran diarahkan pada penyampaian materi pelajaran. Guru harus
betul-betul penyampaian materi. Karena hal ini menimbulkan tingkat kepercayaan
yang tinggi dari siswa atau kewibawaan guru. Sebagai seorang pendidik yang
profesional, guru hendaknya dapat menjadi teladan bagi masyarakat luas, lebih khusus
bagi para anak didiknya.
Manajemen
pembelajaran yang baik menentukan baik buruknya pembelajaran, bagaimana seorang
guru menggunakan metode yang tepat, penyediaan alat belajar yang cukup, dan
suasana kelas yang kondusif saat proses belajar mengajar. Itu semua sangat
mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.[10]
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke
dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar yang
sesuai dengan apa yang diharapkan.
Jadi,
dari semua uraian diatas manajemen pembelajaran yang baik menentukan baik
buruknya pembelajaran, bagaimana seorang guru menggunakan metode yang tepat,
penyediaan alat belajar yang cukup, dan suasana kelas yang kondusif saat proses
belajar mengajar. Itu semua sangat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke
dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar yang
sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kemudian Usman (2006)[11]
menjelaskan bahwa dalam implementasi manajemen mutu terpadu tersebut agar dapat
terlaksana secara efektif maka ada beberapa prinsip yang harus dipegang oleh
manajer atau pimpinan terutama organisasi dalam bidang pendidikan.
Prinsip-prinsip yang dimaksudkan adalah:
1) Kepuasan pelanggan.
2) Respek terhadap setiap orang
3) Manajemen berdasarkan fakta
4) Perbaikan secara terus menerus.
Mutu
tidak hanya bermakna sebagai kesesuaian dengan spesifiksi tertentu saja, tetapi
mutu tersebut ditentukan oleh pelanggan. Pendidikan adalah pelayanan jasa.
Sekolah harus memberikan pelayanan jasa sebaik-baiknya kepada pelanggannya.
Pelanggan sekolah meliputi pelanggan internal dan ekternal sekolah. Pelanggan
eksternal sekolah adalah orang tua siswa, pemerintah dan masyarakat termasuk
komite sekolah. Pelanggan internal sekolah adalah siswa, guru, dan staf tata
usaha.
Kemudian
dalam rangka menjaga mutu sekolah, maka setiap personel dipandang memiliki
potensi, sebagai aset organisasi, karena itu setiap orang diperlakukan dengan
baik diberikan kesempatan untuk berprestasi, berkarier, dan berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajemen
mutu terpadu (Total Quality Management) merupakan sebuah model yang
pragmatis yang berfokus pada layanan pelanggan.
Manajemen mutu terpadu dalam pendidikan dikembangkan guna mencapai
keluaranlulusan atau (output)
bahkan outcome yang memuaskan pelanggan pendidikan. Prinsip-prinsip
kunci dalam manajemen mutu terpadu pendidikan adalah kepemimpinan, metode dan
perangkat ilmiah, pemecahan masalah melalui kerjasama tim, iklim organisasi,
dan pendidikan serta latihan.
Manajemen
mutu terpadu di lembaga pendidikan merupakan bentuk pengendalian mutu yang
disempurnakan. Filosofy dari manjemen mutu terpadu ini adalah terciptanya
budaya kerja dari seluruh personel yang terlibat dalam pengadaan dan penyajian
jasa pendidikan yang dijiwai oleh motivasi dan sikap untuk memenuhi dan
memuaskan harapan pelanggan (peserta didik). Dalam rangka memenuhi harapan
pelanggan pendidikan ini, pengelola sekolah secara bertahap dan terus menerus
memperbaiki kualitas lulusannya dengan didukung oleh kurikulum yang bermutu.
B. Komentar
Sebaga manusia yang
bergelut, berkecimpung dalam dunia pendidikan maka hendaknyalah kita harus
berusaha sepenuh tenaga untuk menjadikan lembaga pendidikan yang kita asuh agar
menjadi lebih dan semakin berkualitas sehingga mutu pendidikan yang di harapkan
bias tercapai sesuai dengan apa yang di cita citakan.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar