Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Kamis, 04 Mei 2023

Hukum Anak Tamyiz Jadi Imam Shalat


 كان عمرو بن سلمة يؤم قومه على عهد رسول الله ﷺ وهو ابن ست أو سبع سنين. 

“Amr bin Salamah mengimami kaumnya di masa Rasulullah ﷺ, sedangkan dia masih berumur sekitar enam atau tujuh tahun.” (HR. Bukhari) 

Berdasarkan hadis tersebut, para ulama Syafi’iyyah berpandangan bahwa dihukumi sah shalatnya orang yang sudah baligh ketika makmum pada anak kecil yang sudah tamyiz (dapat membedakan hal baik dan buruk) dan mengerti tentang syarat-syarat dan rukun shalat, meskipun jamaah model demikian dihukumi makruh, sebab mau bagaimanapun masih lebih utama orang yang sudah baligh yang seharusnya menjadi imam, bukan anak kecil. Selain itu, hukum makruh ini dilandasi karena menurut tiga mazhab yang lain selain Imam Syafi’i, bermakmum pada anak kecil pada shalat fardlu dihukumi tidak sah. Keabsahan shalat dengan anak kecil ini berlaku dalam semua shalat, baik itu shalat fardlu ataupun shalat Sunnah kecuali pada shalat Jumat saat anak kecil menjadi imam dan termasuk dalam hitungan 40 orang yang dapat mengabsahkan shalat jum’at, maka dalam keadaan demikian tidak boleh bagi anak kecil untuk menjadi imam. Sesuai dengan keterangan yang terdapat dalam kitab al-Fiqh ala Madzahib al-Arba’ah:

 الشافعية قالوا : يجوز اقتداء البالغ بالصبي المميز في الفرض إلا في الجمعة فيشترط أن يكون بالغا إذا كان الإمام من ضمن العدد الذي لا يصح إلا به فإن كان زائدا عنهم صح أن يكون صبيا مميزا 

“Ulama Syafiiyah berpendapat “Orang yang sudah baligh diperbolehkan bermakmum pada anak kecil yang sudah tamyiz dalam shalat fardlu, kecuali dalam permasalahan shalat jum’at. Maka dalam mengimami shalat jum’at ini disyaratkan sudah baligh ketika ia termasuk dalam hitungan 40 orang yang mana shalat jum’at menjadi tidak sah tanpa bilangan ini. Ketika jumlah mereka (orang yang melaksanakan shalat jum’at) lebih dari 40 maka boleh anak kecil yang telah tamyiz menjadi imam mereka” (Syeikh Abdurrahman al-Jaziri, al-Fiqh ala Madzahib al-Arba’ah, juz 1, hal. 642).

Sedangkan hukumnya seseorang mengimami anak kecil yang belum baligh adalah sama dengan mengimami orang lain yang sudah baligh, sebab dalam hal ini sudah tidak ada lagi kemakruhan dalam shalat berjamaah. Sehingga shalat berjamaahnya dianggap sebagai shalat berjamaah yang sempurna.

Wallahu a'lamu bissowab...

Semoga bermanfaat...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar