Salat Sunah dengan duduk yang sebenarnya mampu berdiri boleh tapi pahalanya berkurang dari shalat sunah dengan berdiri yakni separuh dari orang yang shalat dengan berdiri. Ini semua bila mampu berdiri, tapi kalau tidak mampu berdiri maka pahalanya tidak berkurang bahkan seperti pahala orang yang shalat dengan berdiri.
قوله: فيجوز له أن يصلي النفل قاعدا) أي ولو نحو عيد، وذلك لخبر البخاري: من صلى قائما فهو أفضل، ومن صلى قاعدا فله نصف أجر القائم، ومن صلى نائما - أي مضطجعا - فله نصف أجر القاعد.
وللإجماع، ولأن النفل يكثر، فاشتراط القيام فيه يؤدي إلى الحرج أو الترك.
ومحل نقصان أجر القاعد والمضطجع: عند القدرة، وإلا لم ينقص من أجرهما شئ.
“(Keterangan Pengarang : "Diperbolehkan shalat Sunah dengan duduk") artinya: Walaupun semacam hari raya, hal ini berdasarkan hadits: "Barang siapa shalat keadaan berdiri adalah afdhol. Barang siapa shalat dengan duduk pahalanya separuh dari orang yang shalat berdiri dan barang siapa shalat dengan berbaring pahalanya separuh dari orang yang shalat dengan duduk" (HR. Bukhari) dan berdasarkan Ijma' Ulama. Sebab, Shalat sunah itu banyak, mensyaratkan menunaikan secara berdiri menyebabkan menyulitkan dan meninggalkan.
Letak berkurangnya pahala shalat dengan duduk dan berbaring ialah saat mampu berdiri, bila tidak demikian tidak berkurang pahala keduanya”
(I'aanah at Thoolibiin I/137. Cet. Al Haromain)
وَهَذَا الْحَدِيثُ مَحْمُولٌ عَلَى صَلَاةِ النَّفْلِ قَاعِدًا مَعَ الْقُدْرَةِ عَلَى الْقِيَامِ فَهَذَا لَهُ نِصْفُ ثَوَابِ الْقَائِمِ وَأَمَّا إِذَا صَلَّى النَّفْلَ قَاعِدًا لِعَجْزِهِ عَنِ الْقِيَامِ فَلَا يَنْقُصُ ثَوَابُهُ بَلْ يَكُونُ كَثَوَابِهِ قَائِمًا
“Hadits ini pengertiannya shalat sunah dengan duduk beserta mampu berdiri, ini separuh pahala orang yang shalat dengan berdiri. Sedangkan shalat Sunah dengan duduk karena tidak mampu berdiri maka tidak berkurang pahalanya bahkan sama pahala orang yang shalat sunah dengan berdiri”
(Syarh an Nawawi Ala Muslim VI/14)
Wallahu A'lamu Bis Showaab
Semoga bermanfaat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar