MERANCANG DAN MENILAI PEMBELAJARAN ABAD KE 21
A.
Prinsip-prinsip Pembelajaran Efektif abad ke 21
Berdasarkan hasil praktik penelitian tindakan kelas dalam periode
waktu tertentu Smaldino, S. E., dkk (2015: 23-24) menjelaskan bahwa ada 8
prinsip pembelajaran yang efektif yaitu: 1. Mengkaji pengetahuan sebelumnya 2.
Mempertimbangkan perbedaan individual 3. Sesuai dengan tujuan negara (state
objectives) 4. Mengembangkan ketrampilan metakognisi 5. Memberikan interaksi
sosial 6. Menggabungkan konteks yang realistik 7. Melibatkan siswa dalam
konteks yang relevan 8. Pemberian umpan balik yang sering, tepat waktu, dan
konstruktif.
Pembelajaran akan bisa efektif jika guru sebelum memulai pembelajaran
dengan mengingatkan kembali kepada siswa pada pengetahuan (materi ajar) yang didapat sebelum inti materi yang akan
disajikan. Keberhasilan pembelajaran dikatakan berhasil apabila materi ajar
dapat dipahami dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Keaktifan siswa dapat dicapai apabila
guru berperan sebagai fasilitator, motivator, dan dinamisator.
Pembelajaran efektif adalah proses pembelajaran dengan memanfaatkan
tenologi digital dan media online sebagai sumber pembelajaran dalam upaya
mengaktifkan siswa. Artinya pembelajaran harus ramah teknologi, mendorong
kesadaran global, dan yang terpenting tidak menjadikan agama sebagai barrier
(penghalang) kemajuan global.
Tidak kalah pentingnya yaitu menghubungkan materi ajar disesuaikan
dengan kehidupan nyata sehari-hari dimana lingkungan sosial siswa berada.
Materi ajar yang bersifat konseptual perlu dijelaskan melalui berbagai macam
contoh yang dialami siswa. Pengalaman nyata pada kehidupan siswa akan sangat
membantu dalam memahami materi ajar yang disampaikan oleh guru.
B.
Strategi Pembelajaran Abad ke 21
1.
Strategi pembelajaran abad ke 21
Pada abad 21
terjadi perubahan strategi pengajaran yang dilakukan oleh guru dari cara yang
tradisional kini mengarah pada pendekatan digital yang dirasa lebih relevan
dalam memenuhi kebutuhan siswa. Akan tetapi proses transisi dari lingkungan
kelas yang menerapkan cara tradisional ke cara digital sangat bervariasi
tergantung pada cara guru dan sekolah yang bersangkutan dalam merespon dan
menyikapinya. Prensky mendeskripsikan guru sebagai variabel proses hasil adopsi
dan adaptasi teknologi yang bergerak, baik secara cepat atau lambat.
Ada empat fase
proses adopsi dan adaptasi guru dalam pemebelajaran abad 21 diantaranya: (1)
berkecimpung (dabbling),(2) melakukan hal-hal lama dengan cara lama (old things
in old ways), (3) melakukan hal-hal lama dengan cara-cara baru (old things in
new ways) dan (4) melakukan hal-hal baru dengan cara-cara baru (doing new
things in new ways) (Smaldino, S. E., dkk, 2015: 12).
Proses ini
dimulai dari tahap 1 yaitu berkecimpung dengan teknologi yaitu dengan cara
menambahkan teknologi ke beberapa situasi belajar secara acak. Pada fase 2,
teknologi digunakan untuk melakukan hal-hal lama dengan cara lama seperti
ketika guru menampilkan catatan belajar di PowerPoint dari pada menggunakan OHP
(tranparancy overhead). Fase 3 melakukan hal-hal lama dengan cara baru dimana
teknologi mulai digunakan, seperti ketika guru menggunakan model 3D Virtual
untuk mendemonstrasikan struktur sebuah senyawa.
Contoh lain
ketika siswa menggunakan aplikasi pengolah kata dan clip art daripada
menggunakan kertas notebook dan menggambar langsung untuk membuat cerita
pendek. Tahap Akhir (4), melakukan halhal baru dengan cara-cara baru yang
sepenuhnya memanfaatkan kekuatan teknologi dan media. Hal ini mengharuskan
siswa berorientasi ke masa depan guna mengembangkan keterampilan mereka dalam
pemrograman, penyaringan pengetahuan, menggunakan konektivitas dengan teknologi
canggih, dan penyediaan miniature yang dapat dikustomisasi satu per satu.
Haryono (2017:
431-432) mengemukakan bahwa guna mewujudkan model pembelajaran yang relevan dan
kondusif untuk menyiapkan siswa menjadi warga negara masyarakat gobal yang
melek informasi dan pengetahuan abad 21, maka diperlukan strategi pembelajaran
sebagai berikut.
a.
Fokus pembelajaran pada praktik belajar lebih dalam
(deeper learning) dan belajar kemitraan baru. Belajar lebih dalam adalah proses
dimana individu menjadi mampu mengambil intisari apa yang dipelajari dari satu
situasi dan mengamplikasikannya pada situasi lain. Belajar lebih dalam
melibatkan lintas kompetensi kognitif, interpersonal, dan intrapersonal.
b.
Strategi pembelajaran mengaplikasikan strategi pedagogi
yang mendukung praktik deeper learning dan kemitraan baru. Hal ini dimaksudkan
untuk menyiapkan siswa agar mampu mencapai kesuksesan di masyarakat yang
berpengetahuan dengan kondisi ekonomi dinamis yang dicirikan dengan kompleksitas,
tidak terprediksi, keterhubungan global, perubahan yang sekaligus peluang,
pembelajaran harus bergeser dari model
c.
Pembelajaran langsung ke arah model pembelajaran penemuan
(inquiry based model). Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu strategi
yang dapat dikembangkan pembelajar karena pembelajaran ini tidak hanya
mempresentasikan informasi tetapi dalam jangka panjang juga menjadikan
siswalebih terampil dalam memecahan masalah).
d.
Pemanfaatan teknologi diarahkan pada upaya membantu siswa
dalam mengembangkan keterampilan teknologis sebagai bagian dari kompetensi abad
21. Pemanfaatan teknologi dalam dimensi produk maupun proses diarahkan untuk
meningkatkan keterlibatan siswadalam proses belajar dan peningkatan pecapaian
prestasi. Teknologi memungkinkan individu oleh memperoleh akses informasi
(real-time data), memberikan simulasi tentang suatu objek sebagaimana adanya
(real world), dan mendapatkan peluang untuk terkoneksi dengan berbagai objek
belajar sesuai minat. Teknologi dapat membantu dalam asesmen perkembangan
performansi siswa, serta memfasilitasi proses komunikasi dan kolaborasi.
e.
Pendidikan informal dan belajar pengalaman berperan
penting dalam mengembangkan kompetensi peserta didik. Artinya pembelajaran yang
dikembangkan dan diterapkan kepada siswa harus mempertimbangkan pengalaman
belajar yang diperoleh di luar kelas, oleh karena itu perlu mengembangkan
berbagai aktivitas untuk memperkaya pengalaman belajar siswa di luar kelas.
f.
Assesmen dilakukan dengan pendekatan pedagogik
transformatif. Assesmen yang
dikembangkan dimaksudkan untuk mendukung keberhasilan proses pembelajaran yang
berorientasi pada pencapaian kompetensi abad 21 yaitu mampu menjangkau seluruh
aspek capaian pembelajaran. Assesmen autentik memungkinkan guru untuk mengukur
capaian pembelajaran secara komprehensif, mulai dari dimensi kognisi,
keterampilan, hingga sikap dan sistem nilai, sehingga tidak hanya beorientasi
pada produk (capaian hasil) semata, tetapi juga dilihat dari dimensi proses
pencapaiannya.
g.
Dukungan infrastruktur pembelajaran berperan penting
dalam pencapaian kompetensi abad 21. Ruang fisik dimana dan kapan siswa
melakukan proses belajar menjadi faktor pendukung yang signifikan. Ruang fisik
(physical space) mencakup aspek desain yang fleksibel, memfasilitasi
keterhubungan yang konstruktif, konfigurasi perpustakaan yang menjadi pusat
belajar, dan desain yang memudahkan berhubungan dengan dunia luar yaitu dengan
komunitas yang lebih luas.
Smaldino, S. E.,
dkk (2015: 64-76) mengemukakan bahwa ada 10 tipe dari strategi instruksional
pembelajaran yang biasa digunakan di kelas diantaranya:
1)
Presentation (Presentasi) Pada kegiatan presentasi, guru
atau siswa menyebarkan informasi yang dieroleh melalui sumber informasi berupa
guru, siswa, buku teks, internet, audio, video, dan lain sebagainya. Presentasi
interaktif melibatkan pertanyaan dan komentar diantara guru dan siswa sebagai
anggota keseluruhan kelas atau dalam kelompok kecil. Bentuk integrasi metode
presentasi dapat dilihat melalui sejumlah sumber daya teknologi yang digunakan
dapat meningkatkan kualitaspenyajian informasi. Sebagai contoh siswa dapat
menggunakan aplikasi microsoft power point untuk menampilakn hasil rangkuman
hasil tulisan taks dan menyajikan video maupun gambar sekaligus dalam satu
tampilan presentasi.
2)
Demontrastion (Demonstrasi) Pada metode demonstrasi,
siswa mempelajari pandangan dari suatu keterampilan atau prosedur yang harus
dipelajari. Demonstrasi dapat diterapkan pada seluruh anggota kelas, kelompok
kecil, atau individu yang membutuhkan sedikit penjelasan tambahan tentang
bagaimana melakukan suatu tugas. Tujuan demonstrasi bagi siswa adalah untuk
meniru kinerja fisik, seperti menggunakan alat ukur angin digital, atau untuk
mengadopsi sikap yang dicontohkan guru sebagai bentuk keteladanan. Demonstrasi
mengizinkan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan selama pembelajaran
aktif berlangsung. Bentuk integrasi metode demonstrasi dapat ditingkatkan
melalui penggunaan peralatan teknologi seperti kamera digital. Kamera video
digital dapat digunakan untuk merekam demonstrasi selama atau sebelum kelas
berlangsung.
3)
Drill and Practice (Latihan terus menerus dan
Praktik) Peserta didik menyelesaikan
latihan latihan untuk menyegarkan atau meningkatkan kapasitas isi pengetahuan
dan keterampilan. Strategi penggunaan drill and practice ini mengasumsikan
bahwa siswa telah menerima beberapa instruksi tentang konsep, prinsip, atau
prosedur tertentu dari guru sebelumnya. Agar efektif latihan terus menerus dan
praktik harus diikuti umpan balik untuk menguatkan jawaban benar dan
memperbaiki jawaban salah yang mungkin dilakukan siswa. Bentukintegrasi dari
metode ini dengan penggunaan teknologi adalah banyak aplikasi komputer yang
ditawarkan kepada siswa memberikan kesempatan untuk mengingat kembali dan
melakukan praktik atas pengetahuan maupun ketrampilannya.
4)
Tutorial Tutorial
merupakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa bekerjasama dengan orang
lain yang lebih ahli, atau perangkat lunak komputer tercetak khusus yang
menyajikan konten/isi, mengajukan pertanyaan atau masalah, meminta tanggapan
peserta, menganalisis tanggapan, memberikan umpan balik yang sesuai, dan
memberikan latihan sampai pelajar menunjukkan tingkat kemandirian yang telah
ditentukan. Siswa belajar melalui latihan dengan pemberian umpan balik setelah
setiap bagian kecil selesai dilakukan. Integrasi dari bentuk metode ini dengan
teknologi adalah pengaturan tutorial termasuk instruktur untuk pelajar, pelajar
untuk pelajar, komputer untuk pelajar, cetak untuk pelajar.
5)
Discussion (Diskusi) Sebagai sebuah strategi pembeajaran
tutorial melibatkan pertukaran ide dan pendapat di antara siswa atau di antara
siswa dan guru. Diskusi akan efektif bila dilakukan dnegan cara mengenalkan
topik pemicaraa yang baru atau lebih mendalam sampai konsep dasar. Integrasi
antara metode diskusi dnegan teknologi adalah teknologi mendukung diskusi
menjadi metode yang dikenal di kelas seperti saat ini seperti metode yang
memperluas percakpaan di luar kelas.
6)
Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif) Merupakan
sebuah strategi kelompok dimana siswa bekerjasama untuk saling membantu dalam belajar.
Integrasi dari metode ini adalah siswa dapat belajar tidak hanya berdiskusi maslah
materi task dan menonton media, tapi juga menghasilkan media. Sebagai contoh
siswa dapat mendesain dan menghasilkan sebuah podcast, video, atau powerpoint
atau prezi presentasi.
7)
Problem-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
Melalui penggunaan pembelajaran berbasis masalah, siswa secara aktif akan mencari solusi untuk masalah-masalah
terstruktur atau tidak terstruktur yang terletak di dunia nyata. Masalah
terstruktur memberikan siswa pemahaman yang jelas tentang apa yang mungkin
menjadi jawabanatas permasalahan yang ada. Integrasi dari metode ini dengan
teknologi adalah banyaknya aplikasi komputer yang menyediakan dan mendukung
pembelajaran berbasis masalah. Sebagai contoh aplikasi microsoft access dan excel
yang mengijinkan siswa untuk mengembangkan dan menjelajahi data sets untuk
menemukan jawaban menggunakan rumus fungsi.
8)
Games (Permainan) Permainan pendidikan menyediakan sebuah
lingkungan yang kompetitif dimana siswa mengikuti aturan yang ditentukan saat
mereka berusaha untuk mencapai tujuan yang menantang dan menghadirkan siswa
dengan pemahaman yang jelas tentang apa yang mungkin merupakan jawaban yang
tepat. Permainan seri meminta siswa untuk menggunakan ketrampilan memecahkan
masalah dalam mencari solusi atau untuk mendemonstrasikan penguasaan konten
spesifik yang menuntut tingkat akurasi dan efisiensi yang tinggi. Integrasi
dari metode ini dengan teknologi adalah beberapa permainan menggunakan tujuan
pendidikan, seperti permainan puzzle dan sudoku.
9)
Simulations (Simulasi) Metode simulasi mengijinkan siswa
untuk berada pada situasi nyata. Integrasi dari metode simulasi dengan
teknologi adalah kemampuan interpersonal dan percobaan laboratorium pada fisika
ilmu pengetahuan alam merupakan contoh subjek simulasi.
10)
Discovery (Penemuan) Strategi penemuan diguanakan sebuah
induktif, atau penemuan mandiri. Integrasi dari metode discovery dengan
teknologi adalah ada beberapavariasi
cara bahwa teknologi instruktusional dan media dapat membantu mengenalkan
discovery maupun inkuiri.
Sementara,
menurut Saripudin (2015: 4-6) desain pembelajaran yang bisa dikembangkan pada
pembelajaran abad 21 diantaranya:
a)
Project Based Learning Ajeyalemi mengemukakan bahwa
pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang berpijak pada
teori belajar konstruktivistik. Strategi pembelajaran yang menonjol dalam
pembelajaran konstruktivistik antara lain adalah strategi belajar kolaboratif,
mengutamakan aktivitas siswa daripada aktivitas pengajarnya, mengenai kegiatan
laboratorium, pengalaman lapangan, studi kasus, pemecahan masalah, panel
diskusi, diskusi, brainstorming, dan simulasi. Buck Institute for Education
mendefinisikan bahwa karakteristik pembelajaran project base learning sebagai
berikut:
(1)
Pembelajar membuat keputusan, dan membuat kerangka kerja
(2)
Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan
sebelumnya
(3)
Pembelajar merancang proses untuk mencapai hasil
(4)
Pembelajar bertanggung jawab untuk mendapatkan dan
mengelola informasi yang dikumpulkan
(5)
Melakukan evaluasi secara kontinyu
(6)
Pembelajar secara teratur melihat kembali apa yang mereka
kerjakan
(7)
Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya
(8)
Kelas memiliki atmosfer yang memberi toleransi kesalahan
dan perubahan.
b)
Project Oriented Learning Project-oriented learning
melibatkan pembelajar dalam suatu proyek misalnya proyek tersebut berupa sebuah
produk.Tujuan utamanya bukan hasil dari produk itu sendiri akan tetapi lebih
mengutamakan pada proses dan dampak dari pembelajaran tersebut. Karakter utama
dari project-oriented learning adalah bahwa proyek merupakan bagian dari tugas
riset dan pengembangan dimana prosesnya dibatasi oleh waktu, pembelajar secara
individu maupun kelompok diperkenalkan pada subyek, isi dan metodologi, untuk
bekerja secara bebas.
c)
Problem Based Learning Pembelajaran dengan pendekatan
Pembelajaran Berbasis Masalah (problembased learning) mirip pendekatan belajar
berbasis proyek (project-based learning) yang awalnya berakar pada pendidikan
medis dan diterapkan pada pendidikan bidang kedokteran. Kedua model tersebut pada
prakteknya menekankan lingkungan belajar siswa aktif, kerja kelompok
(kolaboratif), dan teknik evaluasi otentik (authentic assessment). Perbedaannya
terletak pada perbedaan objek. Jika dalam problem-based learning, pembelajar
lebih didorong dalam kegiatan yang memerlukan perumusan masalah, pengumpulan
data, dan analisis data (berhubungan dengan proses diagnosis pasien). Sedangkan
dalam project-based learning pembelajar lebih didorong pada kegiatan mendesain
merumuskan pekerjaan, merancang (designing), mengkalkulasi, melaksanakan
pekerjaan, dan mengevaluasi hasil yang diharapkan.
d)
Cooperative Learning Cooperative Learning (pembelajaran
kooperatif) merupakan model pembelajaran berkelompok dengan jumlah tertentu dan
bertujuan untuk saling memotivasidiantara sesama anggota kelompok agar
mendapatklan hasil belajar secara maksimal. Tujuan dari model ini adalah untuk
memaksimalkan hasil belajar yang ingin dicapai dari tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini didasarkan karena anggota dari kelompok
belajar ini memiliki tingkatan pengetahuan yang berbeda dari rendah, sedang dan
tinggi. Adapun Tipe-tipe Cooperative Learning antara lain sebagai berikut: 1) Jigsaw
2) NHT (Number Heads Together) 3)
STAD (Student Teams Achievement Divisions)
4) TAI (Team Assisted Individualization atau Team Accelerated
Instruction) 5) Think-Pair-Share 6) Picture and Picture 7) Problem Posing 8) Problem Solving 9) Team Games Tournament(TGT) 10) Cooperative Integrated Reading and
Composition(CIRC) 11) Learning
Cycle(Daur Belajar) 12) Cooperative
Script(CS)
2.
Menyusun rancangan pembelajaran Abad ke 21.
Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi
yang dimiliki peserta didik tidak akan dapat berkembang secara optimal tanpa
bantuan dari seorang guru. Guru diharapkan memperhatikan peserta didik secara
optimal. Itulah sebabnya, guru selain memperhatikan peserta didik secara
kelompok juga diharapkan pula memperhatikan peserta didik secara individual.
Oleh karena itu, pendidikan harus dirancang sedemikian rupa dan
memungkinkan para peserta didik dapat mengembangkan potensi yang dimiliki
secara alami, kreatif dalam suasana kebebasan, kebersamaan, dan tanggung jawab.
Selain itu, pendidikan harus dapat menghasilkan lulusan yang bisa memahami
masyarakatnya dengan segala faktor yang dapat mendukung kehidupan mereka di
masyarakat (Mudiono, 2017: 2).
Perancangan pembelajaran bisa dimulai dari aspek perilaku
(performance) atau dari aspek keterangan (informasi). Jika berawal dari
pendekatan perilaku maka perancang harus terlebih dahulu menentukan hal-hal
yang dapat dikerjakan oleh siswa dan hal-hal yang seharusnya mereka kerjakan.
Jika memulai dari pendekatan informasi maka perancang harus menentukan
pengetahuan atau informasi yang ada dan yang diinginkan oleh peserta didik.
Informasi adalah keterangan yang ada dan berada di luar diri seseorang, sedangkan
pengetahuan adalah keterangan yang telah dimiliki atau tersimpan dalam diri
seseorang (Oemar Hamalik, 2014:81-82).
Para guru dalam melaksanakan pembelajaran memerlukan kesiapan secara
profesional agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal. Salah satu
bentuk kesiapan guru sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas adalah menyusun
rancangan pembelajaran yang relevan dnegan perkembangan zaman dan kebutuhan
peserta didik. Rancangan pembelajaran yang harus disiapkan mencakup tiga hal
pokok yaitu meliputi tujuan pembelajaran, inti materi pembelajaran, dan
evaluasi pembelajaran. Guru dalam menyusun tujuan pembelajaran berdasarkan pada
kurikulum dengan mengembangkan KI dan KD dan disesuaikan dengan lingkungan
sosial siswadalam kehidupan sehari-hari.
Inti pembelajaran dikembangkan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai berdasarkan pada kurikulum yang digunakan. Sementara
evaluasi disusun untuk melihat keberhasilan pembelajaran yang telah
dilaksanakan serta melakukan umpan balik refleksi kegiatan pembeljaran yang
teah dilakukan. Rancangan pembelajaran di abad ke 21 ini diharapkan dapat
disusun oleh guru untuk mengembangkan potensi siswa melalui pemanfaatan
teknologi berbasis komputer dan media online. Guru dapat mengembangkan potensi
siswa melalui tugas-tugas yang dapat dikerjakan menggunakan teknologi berbasis
komputer dan dapat memanfaatkan media online sebagai alat untuk menemukan
sumber belajar.
Kreativitas dan inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan
memungkinkan pemanfaatan secara optimal teknologi berbasis komputer dan media
berbasis online guna tercapainya tujuan pembelajaran. Pembelajaran abad ke 21
memiliki karakteristik yang khas yaitu komunikatif digital, informasi bersifat
sangat dinamis, informasi tersedia di mana saja, dan informasi tidak selalu
valid (Dispora DIY, 2017:2). Guru sebagai tenaga profesional dan pendidik di
sekolah perlu mempersiapkan beberapa hal esensial terkait kegiatan pembelajaran
bersama siswa dengan penuh pertimbangan.
Dalam hal ini tak terkecuali juga perlu memperhatikan kondisi siswa
sebagai subyek pembelajar. Standar Teknologi Pendidikan Nasional untuk Siswa
(National Educational Technology Standards for Students/NETS-S) mengemukakan
terdapat enam keterampilan penting yang harus dimiliki dan ditanamkan guru
kepada siswa guna mencapai keberhasilan di sekolah dan kariernya di masa depan.
Keterampilan siswa ini penting diketahui guru guna menyesuaikan kebutuhan siswa
dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat seperti sekarang ini. Hal ini
nantinya akan berguna untuk kepentingan pengintegrasian ke dalam rencana
pembelajaran yang akan disusun guru. Berikut Standar Teknologi Pendidikan
Nasional untuk siswa (National Educational Technology Standards for
Students/NETS-S).
Standar
|
Deskripsi
|
Kreativitas dan inovasi
|
Siswa
mendemonstrasikan perilaku berpikir kreatif, membangun pengetahuan, dan
mengembangkan produk dan proses inovatif menggunakan teknologi.
|
Komunikasi
dan Kolaborasi
|
Siswa
menggunakan media digital dan lingkungan untuk berkomunikasi dan bekerja
secara kolaboratif (termasuk dari jarak jauh)untuk mendukung pembelajaran
individu dan berkontribusi pada pembelajaran yang lain.
|
Penelitian
dan kelancaran Informasi
|
Siswa
menggunakan media digital untuk mengumpulkan, mengevaluasi, dan menggunakan
informasi.
|
Berpikir Kritis, Pemecahan Masalah, dan Pembuatan
Keputusan
|
Siswa
menggunakan keterampilan berpikir kritis untuk merencanakan dan melakukan
penelitian, mengelola proyek, memecahkan masalah, dan membuat keputusan
dengan menggunakan media digital dan sumber daya yang tepat.
|
Kewarganegaraan
Digital (Digital Citizenship)
|
Siswa
memahami masalah-masalah manusia, klise, dan kemasyarakatan yang terkait
dengan teknologi serta mempraktekkan perilakunya sesuai dengan hukum dan
etika.
|
Operasi Teknologi dan Konsep
|
Siswa
menunjukkan pemahaman yang kuat tentang konsep, sistem, dan operasi
teknologi.
|
National
Educational Technology Standards for Students/NETS-S oleh Smaldino, S. E., dkk.
(2015: 11).
C.
Prinsip-prinsip Penilaian Efektif pada Pembelajaran Abad
ke 21
Evaluasi untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan pembelajaran ada
bermacam-macam. Hasil belajar siswa akan dapat diketahui secara tepat apabila
guru dapat memilih metode penilaian yang tepat pula. Smaldino (2015: 29-35) mengemukaka
bahwa penilaian yang digunakan pada pembelajaran abad 21 hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip penilaian efektif seperti pada jenis penilaian
berikut.
1.
Penilaian Autentik Penilaian autentik meminta siswa untuk
menggunakan proses yang sesuai dengan isi materi dan keterampilan yang sedang
dipelajari dan digunakan siswa pada dunia nyata. Penilaian autentik dapat
diterapkan pada sebagian besar kinerja atau produk yang dikembangkan siswa
untuk didemonstrasikan. Bentuk penilaian autentik yang paling sering digunakan
adalah penilain autentik dengan menggunakan daftar ceklist, skala sikap, daftar
periksa peringkat produk, dan rubrik.
2.
Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio digunakan untuk menilai produk yang berwujud
seperti prestasi dalam hal analisis, sintaksis, dan evaluasi. Kunci utama dari
penilaian portofolio adalah permintaan untuk siswa merefleksi diri sendiri pada
pembelajaran demonstrasi yang sudah dilakukan pada produk portofolio. Untuk
menggunakan penilaian portofolio, kita harus menentukan apakah akan menggunakan
portofolio tradisional atau portofolio elektronik. Portofolio tradisional
berwujud koleksi fisik dari hasil karya siswa, sedangkan portofolio elektronik
berisi pekerjaan menggunakan karya digital.
3.
Penilaian Tradisional Ketika guru membutuhkan informasi
terkait pengetahuan dan keterampilan khusus yang dimiliki siswa, maka penilaian
tradisional digunakan untuk mendemonstrasikan tingkat pengetahuan siswa
tersebut. Penilaian tradisional meliputi soal pilihan ganda, mengisi bagian
yang kosong, isian singkat, benar salah, dan isian singkat. Penilaian
tradisional menggunakan standar tes yang sudah ditentukan sebelumnya untuk
mengetahui progres belajar siswa.
LATIHAN
Untuk
memperdalam pemahaman Anda mengenai materi Merancang dan Menilai Pembelajaran
Abad ke 21, kerjakanlah latihan berikut! 1. Buatlah resume dari materi modul
yang sudah Anda baca! 2. Buatlah 5 pertanyaan dengan jawabannya atas bahan
power point (ppt) materi tersebut! 3. Berikan komentar Anda atas bacaan yang
berkaitan dengan materi modul Kemukakan gagasan Ibu/Bapak dalam sebuah
rancangan pembelajaran yang di dalamnya memuat keterampilan belajar abad 21,
seperti unsur strategi, metode dan media pembelajaran serta cara
mengevaluasinya!
RANGKUMAN
Penyusunan
rancangan pembelajaran abad 21 dengan memperhatikan prinsipprinsip pembelajaran
efektif bagi siswa dan prinsip-prinsip penilaian efektif abad 21. Halhal
penting yang telah Anda pelajari dalam modul perancangan dan penilaian
pembelajaran abad ke 21 mempertimbangkan pengembangan kemampuan belajar secara
berkelanjutan. Mediasi teknologi bukan
berarti menghilangkan interaksi budaya dan interaksi sosial. Media generasi
baru memungkinkandilakukannya interaksi dalam lingkungan yang kaya.
Lingkungan
belajar abad 21 mengharuskan guru untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa dengan berbasis teknologi dan media online digital.4 fase
dalamproses adopsi dan adaptasi guru: (1) berkecimpung (dabbling), (2)
melakukan hal-hal lama dengan cara lama (old things in old ways), (3) melakukan
halhal lama dengan cara-cara baru (old things in new ways) dan (4) melakukan
hal-hal baru dengan cara-cara baru (new things in new ways).
Strategi
pembelajaran berbasis teknologi pada abad 21 mengharuskan adanya kemampuan
untuk mengintegrasikan kemampuan pedagogi, penguasaan konten, dan penguasaan
teknologi. Fokus utama pada kebermaknaan pembelajaran, mengutamakan otonomi
belajar, belajar mandiri, model pembelajaran penemuan (inquiry based model),
pengembangan keterampilan abad 21, dan penilaian dengan pendekatan pedagogi
transformatif.
Terdapat
10 tipe strategi instruksional pembelajaran yang biasa digunakan di kelas
diantaranya: presentas, demonstrasi (unjuk kerja), dril and practice, tutorial,
diskusi, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah,
games,/permainan, simulasi, dan discovery/penemuan. Perancangan pembelajaran
yang megintegrasikan TIK seharusnya memperhatian karakteristik peserta didik
mengingat adanya jurang digital yang masih lebar dalam konteks di
Indonesia.
SUMBER : PPG.SIAGAPENDIS.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar