Keterampilan Global Guru Abad 21
Agar mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dalam
masyarakat yang berkembang sangat cepat pada era globalisasi ini, maka individu
perlu belajar berkarya. guru memerlukan pengetahuan akademik dan terapan, dapat
menghubungkan pengetahuan dan keterampilan, kreatif dan adaptif, serta mampu
mentrasformasikan semua aspek tersebut ke dalam keterampilan yang berharga.
Guru harus memiliki ketrampilan yang mencakup:
1.
Keterampilan Berpikir Kritis;
2.
Kemampuan Menyelesaikan Masalah;
3.
Komunikasi dan Kolaborasi;
4.
Kreativitas dan Inovasi;
5.
Literasi Media Informasi, Komunikasi, dan Teknologi.
1.
Keterampilan Berpikir Kritis
Keterampilan ini merupakan keterampilan fndamental pada
pembelajaran di abad ke-21. Keterampilan berpikir kritis mencakup kemampuan
mengakses, menganalisis, mensintesis informasi yang dapat dibelajarkan,
dilatihkan dan dikuasai (Redecker et. al., 2011).
Keterampilan berpikir kritis juga menggambarkan
keterampilan lainnya seperti keterampilan komunikasi dan informasi, serta
kemampuan untuk memeriksa, menganalisis, menafsirkan, dan mengevaluasi
bukti. Dalam rangka mengetahui bagaimana
mengembangkan berpikir kritis pada diri seseorang, Ennis dan Norris
mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kritis dikelompokan ke dalam 5 langkah
yaitu:
a.
Memberikan penjelasan secara sederhana (meliputi:
memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan, bertanya dan menjawab
pertanyaan tentang suatu penjelasan),
b.
Membangun keterampilan dasar (meliputi: mempertimbangkan
apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, mengamati dan mempertimbangkan suatu
laporan hasil observasi),
c.
Menyimpulkan (meliputi: mendeduksi dan mempertimbangkan
hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan menentukan
nilai pertimbangan),
d.
Memberikan penjelasan lanjut (meliputi: mendefinisikan
istilah dan pertimbangan definisi dalam tiga dimensi, mengidentifikasi
asumsi),
e.
Mengatur strategi dan taktik (meliputi: menentukan
tindakan, berinteraksi dengan orang lain). Pada era literasi digital dimana
arus informasi sangat berlimpah, siswa perlu memiliki kemampuan untuk memilih
sumber dan informasi yang relevan, menemukan sumber yang berkualitas dan
melakukan penilaian terhadap sumber dari aspek objektivitas, reliabilitas, dan
kemutahiran.
2.
Kemampuan Menyelesaikan Masalah
Keterampilan memecahkan masalah mencakup keterampilan
lain seperti identifikasi dan kemampuan untuk mencari, memilih, mengevaluasi,
mengorganisir, dan mempertimbangkan berbagai alternatif dan menafsirkan
informasi. Seseorang harus mampu mencari berbagai solusi dari sudut pandang
yang berbeda-beda, dalam memecahkan masalah yang kompleks.
Pemecahan masalah memerlukan kerjasama tim, kolaborasi
efektif dan kreatif dari guru dan siswa untuk dapat melibatkan teknologi, dan
menangani berbagai informasi yang sangat besar jumlahnya, dapat mendefinisikan
dan memahami elemen yang terdapat pada pokok permasalahan, mengidentifikasi
sumber informasi dan strategi yang diperlukan dalam mengatasi masalah.
Pemecahan masalah tidak dapat dilepaskan dari
keterampilan berpikir kritis karena keterampilan berpikir kritis merupakan
keterampilan fundamental dalam memecahkan masalah. Siswa juga harus mampu
menerapkan alat dan teknik yang tepat secara efektif dan efisien untuk
menyelesaikan permasalahan. Kemampuan
menyelesaikan masalah didasarkan kepada metode pemecahan masalah (problem
solving).
Menurut Wina Sajaya (2006), metode pemecahan masalah
terdiri dari beberapa langkah yaitu:
a.
Merumuskan masalah, yakni kemampuan dalam menentukan masalah
yang akan dipecahkan.
b.
Menganalisis masalah, yakni langkah meninjau masalah
secara kritis dari berbagai sudut pandang.
c.
Merumuskan hipotesis, yakni langkah dalam merumuskan
pemecahan masalah berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
d.
Mengumpulkan data, yakni langkah untuk mencari informasi
dalam upaya pemecahan masalah.
e.
Pengujian hipotesis, yakni langkah untuk merumuskan
kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
f.
Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yakni langkah
menggambarkan rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan
3.
Komunikasi dan Kolaborasi
Kemampuan komunikasi yang baik merupakan keterampilan
yang sangat berharga di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Kemampuan
komunikasi mencakup keterampilan dalam menyampaikan pemikiran dengan jelas dan
persuasif secara oral maupun tertulis, kemampuan menyampaikan opini dengan
kalimat yang jelas, menyampaikan perintah dengan jelas, dan dapat memotivasi
orang lain melalui kemampuan berbicara.
Kolaborasi dan kerjasama tim dapat dikembangkan melalui
pengalaman yang ada di dalam sekolah, antar sekolah, dan di luar sekolah. Siswa
dapat bekerja bersama-sama secara kolaboratif pada tugas berbasis proyek yang
autentik dan mengembangkan keterampilannya melalui pembelajaran tutor sebaya
dalam kelompok. Pada dunia kerja di masa depan, keterampilan berkolaborasi juga
harus diterapkan ketika menghadapi rekan kerja yang berada pada lokasi yang
saling berjauhan.
Keterampilan komunikasi dan kolaborasi yang efektif
disertai dengan keterampilan menggunakan teknologi dan sosial media akan
memungkinkan terjadinya kolaborasi dengan kelompokkelompok internasional. Penguasaan keterampilan Bahasa internasional
terutama Bahasa Inggris menjadi sangat penting bagi guru dalam pembelajaran
abad 21.
Terampil berbahasa asing bisa disebut sebagai
keterampilan komunikasi global (global skills communicating). Rosyada (2017), mengemukakan bahwa salah satu
kompetensi yang harus dicapai melalui pendidikan adalah memiliki kompetensi
dalam komunikasi global, bisa menggunakan bahasa yang bisa difahami oleh
masyarakat dunia, baik komunikasi verbal, maupun tulisan, baik dalam aspek
reading, maupun writing, sehingga bisa
menjadi bagian penting dalam sebuah perusahaan industri, jasa atau lainnya.
4.
Kreativitas dan Inovasi
Pencapaian kesuksesan profesional dan personal, memerlukan
keterampilan berinovasi dan semangat berkreasi. Kreativitas dan inovasi akan
semakin berkembang jika siswa memiliki kesempatan untuk berpikir divergen.
Siswa harus dipicu untuk berpikir di luar kebiasaan yang ada, melibatkan cara
berpikir yang baru, memperoleh kesempatan untuk menyampaikan ide-ide dan
solusi-solusi baru, mengajukan pertanyaan yang tidak lazim, dan mencoba
mengajukan dugaan jawaban.
Kesuksesan individu akan didapatkan oleh siswa yang
memiliki keterampilan kreatif. Individu-individu yang sukses akan membuat dunia
ini menjadi tempat yang lebih baik bagi semuanya. Kreativitas menurur Mulyasa (2005), adalah kemampuan untuk menemukan dan
menciptakan sesuatu hal yang baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi
siswa dalam proses belajar. Dijelaskan juga,
hal baru itu tidak perlu selalu sesuatu yang sama sekali tidak pernah ada
sebelumnya, tetapi kreativitas adalah upaya menemukan kombinasi baru, hubungan
baru, konstruk baru yang memiliki kualitas yang berbeda dengan keadaan sebelumnya.
Jadi, hal baru itu adalah sesuatu yang bersifat inovatif.
Guilford (dalam Munandar, 2009) mengemukakan ciri-ciri
dari orang kreatif antara lain:
a.
Kelancaran berpikir (fluency of thinking), yaitu
kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang
secara cepat. Dalam kelancaran berpikir, yang ditekankan adalah kuantitas, dan
bukan kualitas.
b.
Keluwesan berpikir (flexibility), yaitu kemampuan untuk
memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang
bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda,
mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda, serta mampu menggunakan
bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran. Orang yang kreatif adalah orang
yang luwes dalam berpikir. Mereka dengan mudah dapat meninggalkan cara berpikir
lama dan menggantikannya dengan cara berpikir yang baru.
c.
Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam
mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu
objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
d.
Originalitas (originality), yaitu kemampuan untuk
mencetuskan gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli
5.
Literasi Media Informasi, Komunikasi, dan Teknologi
Literasi informasi yang mencakup kemampuan mengakses,
mengevaluasi dan menggunakan informasi sangat penting dikuasai pada saat ini.
Literasi informasi memiliki pengaruh yang besar dalam perolehan keterampilan
lain yang diperlukan pada kehidupan abad ke-21. Seseorang yang berkemampuan
literasi media adalah seseorang yang mampu menggunakan keterampilan proses
seperti kesadaran, analisis, refleksi dan aksi untuk memahami pesan alami yang
terdapat pada media.
Kerangka literasi media terdiri atas kemampuan untuk
mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan pesan dalam berbagai
bentuk media, menciptakan suatu pemahaman dari peranan media pada masyarakat,
dan membangun keterampilan penting dari informasi hasil penyelidikan dan
ekspresi diri. Literasi media juga mencakup kemampuan untuk menyampaikan pesan
dari diri dan untuk memberikan pengaruh dan informasi kepada orang lain.
Kemampuan literasi ICT mencakup kemampuan mengakses,
mengatur, mengintegrasi, mengevaluasi, dan menciptakan informasi melalui
penggunaan teknologi komunikasi digital. Literasi ICT berpusat pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam mempertimbangkan informasi, media,
dan teknologi di lingkungan sekitar.
Setiap negara hendaknya menumbuhkan secara luas
keterampilan ICT pada masyarakatnya karena jika tidak, negara tersebut dapat
tertinggal dari perkembangan dan kemajuan pengetahuan ekonomi berbasis
teknologi.
Terdapat beberapa keterkaitan antara tiga bentuk literasi
yang meliputi literasi komunikasi informasi, media dan teknologi. Penguasaan
terhadap keterampilan tersebut memungkinkan penguasaan terhadap keterampilan
dan kompetensi lain yang diperlukan untuk keberhasilan kehidupan di abad ke-21
(Trilling & Fadel, 2009).
SUMBER: PPG.SIAGAPENDIS.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar