Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Senin, 27 Mei 2019

TATA CARA SHALAT IDUL FITRI


Tata cara sholat hari raya

Pada rekaat pertama shalat id, kita dianjurkan untuk bertakbir sebanyak tujuh kali. Sedangkan pada rekaat kedua, kita dianjurkan membeca lima kali takbir sebagaimana keterangan di Kifayatul Akhyar berikut ini:


ويكبر في الأولى سبع تكبيرات غير تكبيرات الإحرام، وفي الثانية خمسا سوى تكبيرات القيام من السجود؟ روي أنه عليه الصلاة والسلام كان يكبر في الفطر والأضحى في الأولى سبعا قبل القراءة، وفي الثانية خمسا قبل القراءة رواه الترمذي


Artinya, “Seseorang bertakbir sebanyak tujuh kali pada rekaat pertama selain takbiratul ihram, dan lima kali pada rekaat kedua selain takbir berdiri dari sujud. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bertakbir sebanyak tujuh kali sebelum membaca surat pada shalat Idul Fitri dan Idul Adha, dan lima takbir pada rekaat kedua sebelum membaca surat, (HR At-Tirmidzi),” (Lihat Taqiyuddin Abu Bakar Al-Hishni, Kifayatul Akhyar, [Beirut, Darul Fikr: 1994 M/1414 H], juz I, halaman 126).


Tempat membaca takbir sunah itu adalah jeda antara doa iftitah dan ta‘awudz. Bila seorang imam sudah mulai membaca Surat Al-Fatihah, maka luputlah kesunahan baca takbir sunah tersebut.


ووقت السبع الفاصل (بين الاستفتاح والتعوذ) فإن فعلها بعد التعوذ حصل أصل السنة لبقاء وقتها بخلاف ما إذا شرع في الفاتحة عمدا أو سهوا أو جهلا بمحله أو شرع إمامه قبل أن يأتي بالتكبير أو يتمه فإنه يفوت ولا يأتي به للتلبس بفرض ولو تداركه بعد الفاتحة سن له إعادتها أو بعد الركوع بأن ارتفع ليأتي به بطلت صلاته إن علم وتعمد


Artinya, “Waktu membaca tujuh takbir adalah jeda antara doa (iftitah dan ta‘awudz [a‘ûdzu billâhi minas syaithânir rajîm] surat Al-Fatihah). Jika seseorang bertakbir setelah ta‘awudz, maka ia dapat keutamaan sunah karena waktunya masih ada. Lain soal bila seseorang sudah masuk ke surat Al-Fatihah sengaja, lupa, atau karena tidak tahu tempatnya, atau imam sudah mulai membaca surat sebelum makmum membaca takbir  atau merampungkannya, maka luputlah kesunahan baca takbir sunah. Seorang makmum tidak perlu membaca takbir ketika itu karena bercampur dengan yang wajib (surat Al-Fatihah). Kalau seseorang menyusul baca takbir setelah surat Al-Fatihah, maka ia dianjurkan untuk mengulang baca Surat Al-Fatihah. Bila baca takbir setelah ruku, yakni bangun i’tidal, maka shalat orang tersebut batal jika ia mengathui dan sengaja,” (Lihat Ibnu Hajar Al-Haitami, Al-Mihajul Qawim, [Surabaya, Maktabah Muhammad bin Ahmad Nabhan wa Auladuh: tanpa catatan tahun], halaman 87).


Kifayatul Akhyar menegaskan bahwa ketika seseorang lupa membaca takbir, tetapi sudah masuk ke dalam bacaan surat Al-Fatihah, maka luputlah kesunahan baca takbir sunah tersebut.


ولو نسي التكبيرات وشرع في القراءة فاتت


Artinya, “Sekiranya imam lupa membaca takbir sunah dan sudah masuk ke dalam bacaan surat Al-Fatihah, maka luput kesunahan baca takbir,” (Lihat Taqiyuddin Abu Bakar Al-Hishni, Kifayatul Akhyar, [Beirut, Darul Fikr: 1994 M/1414 H], juz I, halaman 126).


Pada prinsipnya, makmum mengikuti apa saja yang dilakukan imam shalat Id. Jika imam tidak membaca takbir, makmum tidak perlu membacanya. Jika imam membaca sebagian saja, makmum cukup membaca takbir sebanyak takbir yang dibaca imam shalat Id.


وفي الثانية خمسا) ويأتي فيها نظير ما تقرر في الأولى والمأموم يوافق إمامه إن كبر ثلاثا أو ستا فلا يزيد عليه ولا ينقص عنه ندبا فيهما ولو ترك إمامه التبكيرات لم يأت بها


Artinya, “(Pada rekaat kedua, takbir sebanyak lima kali) seseorang bertakbir pada rekaat kedua sesuai dengan ketentuan pada rekaat pertama. Sedangkan makmum menyesuaikan dengan imamnya. Jika seorang imam hanya bertakbir tiga atau enam kali, maka makmum tidak boleh menambahkan atau mengurangi jumlah takbir dari jumlah takbir imamnya. Kalau imamnya tidak membaca takbir, maka makmum tidak perlu membacanya,” (Lihat Ibnu Hajar Al-Haitami, Al-Mihajul Qawim, [Surabaya, Maktabah Muhammad bin Ahmad Nabhan wa Auladuh: tanpa catatan tahun], halaman 87).


Kami menyarankan makmum tidak perlu resah apalagi menambah imam yang lupa membaca takbir sunah tersebut. Pasalnya, ketiadaan takbir sunah itu tidak merusak shalat id berjamaah. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kegaduhan perihal lupa baca takbir sunah.


Shalat Id sunahnya dikerjakan secara berjamaah. Kalau ada anggota masyarakat yang ikut berjamaah shalat Id saat imam telah melangsungkan takbir yang disunahkan, maka ia cukup mengikuti seberapa banyak imam bertakbir. Ia tidak perlu menggenapi kekurangannya hingga tujuh takbir bila tertinggal pada rakaat pertama, atau lima takbir bila tertinggal pada rakaat kedua.


ولا يكبر المسبوق إلا ما أدرك من التكبيرات مع إمامه. قال في الشرح: فلو اقتدي به في الأولى مثلا، وأدرك منها تكبيرة كبرها فقط، أو في أول الثانية كبر معه خمسا فقط، وأتى في ثانيته بخمس فقط لأن في قضاء ذلك ترك سنة أخري. ا هـ


Artinya, “Sedangkan masbuq (makmum yang tertinggal beberapa saat) hanya bertakbir sedapatnya mengikut sisa takbir imamnya. Di dalam Syarah dikatakan, kalau masbuq mengikuti imam di rakaat pertama misalkan, dan ia mendapati sisa sekali takbir imam, maka ia cukup sekali bertakbir. Atau kalau masbuq mengikuti imam pada rakaat kedua, ia cukup bertakbir sebanyak lima kali. Sedangkan di rakaat keduanya (setelah imam salam), ia cukup bertakbir sebanyak lima kali karena kalau mengqadha takbir yang luput, ia justru meninggalkan sunah lainnya,” (Lihat Syekh Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin, Busyral Karim, Beirut, Darul Fikr, 1433-1434 H/2012 M, juz II, halaman 355).


Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa makmum shalat Id yang mendapati imamnya telah membaca surat Al-Fatihah atau surat yang disunahkan, tidak perlu lagi mengerjakan takbir sunah. Ia cukup mengerjakan takbiratul ihram, lalu mendengarkan bacaan imamnya.

Sumber Facebook Lukman Yatofa




Selamat hari raya Idul Fitri 1440 H

#idmubarak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar