Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Jumat, 03 Juli 2015

KELUARGA NABI MUHAMMAD CONTOH KELUARGA SEMPURNA




Nabi Muhammad SAW merupakan manusia pilihan sebagai panutan bagi umat manusia dan pujaan kedua setelah Rab bagi umat muslim sedunia. Nabi Muhammad SAW adalah seorang manusia pilihan yang patut dicontoh dan diteladani dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Al-Qur’an beliau mendapatkan sebutan “Uswatun Hasanah” (suri tauladan yang baik). Sedikit demi sedikit Nabi Muhammad SAW membangun masyarakat dengan cara menanamkan akhlak mulia dan beriman hanya kepada Allah SWT. Hal tersebut terkait dengan misi beliau yang diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang Artinya “Sesungguhnya aku diutus Allah SWT, untuk menyempurnakan (memperbaiki) akhlak manusia” (HR. Ahmad). Dengan keluhuran budi dan akhlak yang mulia, akhirnya beliau berhasil membawa amanah yang dititipkan oleh Allah SWT untuk mensyiarkan Islam ke seluruh penjuru dunia ini, guna memberi kabar gembira serta membawa keselamatan hidup bagi umat manusia di dunia dan bahkan sampai di akhirat kelak. Hal itu sangatlah bermanfaat bagi seluruh umat manusia dan makhluk lain penghuni alam semesta ini, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya “Aku (Allah) tidak mengutus Kamu Muhammad, kecuali menjadi rahmat (membawa keselamatan) bagi sekalian manusia di alam ini.” (Q.S. Al Anbiya : 107)
Konsep dan keyakinan tentang kebajikan (husnul ‘amal) membuat manusia sebagai mahluk yang berbeda dari mahluk lain di muka bumi bahkan di alam semesta ini. Kebajikan akan terwujud dalam karakter baik (akhlak mahmudah). Tanpa menanamkan kebiasaan  berakhlak baik, manusia kehilangan segala-galanya, terutama akan kehilangan kemanusiaanya sebagai fitrah yang di amanahkan oleh Allah SWT. Pendidikan yang berorientasi pada pembangunan dan pembiasaan akan tabe’at yang hasanah sangat diperlukan dalam rangka mengembangkan dan menguatkan sifat mulia kemanusiaan, agar manusia yang sering mengaku sebagai  mahluk tertinggi di muka bumi ini tidak terpeleset jatuh menjadi mahluk yang tidak manusiawi bahkan lembih tersesat dan lebih rendah dari binatang yang paling hina sekalipun. Oleh karenanya dibutuhkan sosok contoh dan teladan yang “haq” yang harus dipatuhi dan diikuti, tiada  lain sosok itu ialah penghulu para Nabi dan Rasul yakni Nabi Muhaamad SAW sebagai teladan bagi kita semua.
Keikhlasan dan kesabaran Nabi Muhammad SAW merupakan kunci yang harus diteladani oleh umat manusia wabil khusus bagi orang yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasulnya. Keteladanan Nabi Muhammad SWA dapatlah dijadikan inti dan sumber pembelajaran pendidikan dalam keluarga karena pada substansinya pendidikan keluarga itu ialah berperilaku atau bersikap dan bertata krama yang baik dan tidak melanggar norma-norma yang berlaku yang kesemuanya itu telah di contohkan oleh sang baginda Nabi kita Nabi Muhammad SAW.
Kita simak sejenak kisah Nabi Muhammad SAW ketika beliau pulang dari dakwahnya tengah malam lalu Rasulullah SAW mengetuk pintu dan mengucapkan salam kpeada istrinya sampai tiga kali namun istri beliau tidak terbangun dan akhirnya Nabi Muhammad SAW tidur di emperan rumah beliau dengan penuh ihklas dan sabar. Kisah ini merupakan teladan sekaligus inspirasi bagi keluarga muslim terlebih saat-saat ini yang kering akan contoh dan gersang akan teladan untuk keluarga yang sakinah, mawaddah  warahmah. Maka, pendidikan dalam keluarga sangatlah urgent terlebih harus sesuai dengan kehidupan keluarga Nabi Muhammad SAW. Nah, jika demikian itu terealisasi maka “kamil”-lah keluarga kita.
Sekali lagi ingatlah sesungguhnya Nabi Muhammad SAW adalah teladan bagi umat muslim sedunia yang merupakan insan yang paling sempurna akhlaknya. Sehingga beliau dikatakan juga sebagai al-Qur'an berjalan. Setiap orang tua pastinya menginginkan anaknya menjadi insan yang shaleh dan berpendidikan. Nah, contoh-contoh yang diteladani oleh Nabi Muhammad SAW seharusnya bisa dijadikan teladan buat kita semua. Utamanya bagi yang sudah memiliki momongan yakni bagaimana cara-cara mendidik anak yang dilakukan oleh Rasululah SAW. Banyak orangtua yang tidak begitu memperhatikan pendidikan agama pada anak-anaknya sehingga mereka hidup tanpa tuntunan. Padahal agama memberikan panduan lengkap mendidik anak. Nah, mudahan tulisan ini akan memberikan gambaran tentang cara mendidik anak yang islami dan semoga bermanfaat bagi kita semua.
 Sesungguhnya anak ibarat kertas putih, yang bisa ditulis dengan tulisan apa saja. Peran orangtua sangatlah vital. Karena melalui orangtualah, anak akan menjadi manusia yang baik atau tidak. Rasulullah SAW, sebagai teladan yang sempurna, telah memberikan tuntunan bagaimana mendidik dan mempersiapkan anak. Dan hal yang paling penting adalah keteladanan dalam melakukan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi dirinya dan agamanya.
Seorang anak menjalankan seluruh kehidupannya di dalam lingkungan keluarga, maka keluarga sangat bertanggung jawab dalam mengajari anak tentang berbagai macam perilaku Islami. Keluarga juga bertanggung jawab untuk membekali anak dengan nilai-nilai pendidikan sosial yang baik. Karena sesungguhnya setiap anak muslim hendaknya diajari untuk selalu berakhlaq baik, seperti sikap ihsan, amanah, ikhlas, sabar, jujur, tawadhu, malu, saling menasihati, adil, membangun silaturahim, menepati janji, mendahulukan kepentingan orang lain, suci diri, pemaaf dan sifat mahmudah lainnya.
Akhlaq yang baik merupakan fondasi ataupun dasar dalam ajaran Islam. Dan akhlaq yang baik diperoleh dengan berjuang untuk menyucikan jiwa, mengarahkannya untuk berbuat dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat. Oleh karena itu perbuatan ibadah tidak lain merupakan sarana untuk mencapai akhlaq yang baik. Dalam hal ini Rasulullah SAW adalah contoh yang paling baik, teladan yang sempurna (kamil) di dunia akhirat. Allah SWT berfirman; “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS Al Qalam:4). Dan Rasulullah SAW bersabda; “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq.” (HR Al-Bukhari).
Menurut H.M. Chalib Thoha pendidikan islam adalah pendidikan yang falsafah dan tujuan serta teori-teori dibangun untuk melaksanakan praktek pendidikan yang didasarkan nilai-nilai dasar islam yang terkandung dalam al-quran dan hadits nabi.
Rumah keluarga muslim adalah benteng utama tempat anak-anak dibesarkan melalui pendidikan islam. Yang dimaksud dengan keluarga muslim adalah keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada pembentukan keluarga yang sesuai dengan syariat islam.
Pendidikan Islam dalam keluarga yaitu pendidikan yang diberikan anggota kelurga terutama orang tua kepada anaknya dalam lingkungan keluarga itu sendiri untuk membentuk kepribadian anak menjadi muslim dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran Islam.
Sebagai suami bagi istri dan ayah bagi anak-anak, maka kita selayaknya menjadi teladan bagi istri dan anak kita, baik dalam ucapan maupun dalam bersikap karena yang kita didik, ajar dan pembiasakan adalah keluarga yang merupakan tanggung jawab sebagai pemimpin dalam rumah tangga atau keluarga terutama anak merupakan makhluk Tuhan yang masih bersih dan masih suci sehingga sangat mudah mengarahkannya menjadi manusia yang manusiawi, terbiasa melakukan hal-hal yang positif yang di sukai oleh Tuhan Rabbul ‘alamin. Disini kita dituntut membiasakan anak kita bersikap dan berakhlak sesuai dengan apa yang di teladani oleh Nabi Muhammad SAW yakni akhlak mahmudah. Dalam sebuah kitab kecil yang bernama mahfuzod disebutkan “mansyabba ‘ala syaiin Syabba ‘alaih” artinya barang siapa terbiasa dengan sesuatu maka terbiasalah ia. Jadi membiasakan diri sejak dini maka akan selalu terbiasa melakukan apa yang sering di lakukan, ingatlah meluruskan pohon yang masih kecil dipastikan bisa lurus namu meluruskan pohon yang sudah tua maka bisa dipastikan juga akan patah, artinya menanamkan karakter positif pada usia dini itu akan lebih memungkinkan berhasil dari pada setelah tua yang lebih sulit mendapatkan hasil.
 Oleh karena itu mebiasakan istri dan anak dengan hal-hal yang baik maka hasilnya akan baik pula sehingga rahmat dan barakah dalam hisup ini akan selalu mengalir. Umpamanya, jika anak kita yang masih belia selalu dibiasakan mengucapkan salam tehadap teman atau kepada Ibu atau Bapaknya, itu artinya kita telah menanamkan nilai islam yang baik pada anak yakni berupa sifat tasammuh artinya saling menghormati dan menghargai dengan sesama. Maka, kebiasaan itu dipastikan akan mereka bawa sampai di luar anak kita dewasa bahkan saking biasanya seumur hiduppun akan ia lakukan hal itu. Masih banyak akhlak mahmudah yang jika kita gali ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup kita. Maka, dibutuhkan kesungguhan kita untuk menggali, mengkaji dan mempelajari sifat-sifat Rasul yang patut di teladani oleh Nabi Muhammad SAW dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam lingkungan keluarga.
Mudah-mudahan apa yang saya tulis ini bermanfaat bagi hal layak ramai terutama bagi penulis sendiri amin ya mujibassailin dan semoga kita selalu dalam lindungan dan berkah Allah amin.

IDENTITAS PENULIS :
NAMA LENGKAP   : MANSUR, S.Pd.I
Nama akun FB            : mansur lombok
TTL                             : Ponggong, 25 Juni 1983
PEKERJAAN                         : GURU AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH                 : SMPN 1 PRAYA TIMUR
ALAMAT                   : DUSUN PONGGONG, DESA DASAN BARU,
  KEC. KOPANG,   KAB. LOMBOK TENGAH, NTB 83553
NOMOR HP               : 087 865 910 783

Tidak ada komentar:

Posting Komentar