BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Pembelajaranadalah
proses, cara, menjadikan orang belajar.[1]Tentunyatidaksesederhanaitu,
dalammenjadikan orang belajarterdapatcara, ataupetunjuk agar diketahuidanditurutiseseorangsehinggamemperolehpengalaman,
pemahaman, kepandaianatauilmu, danberubahtingkahlaku.Dengan kata lain,
pembelajaranmembutuhkan media untukmembuat orang yang
diajaridapatbelajardanbisamenangkapapa yang diajarkan.
Pembelajarandan
mediaadalahduahal yang harusdipadukan agar terciptasuasanabelajar yang
mendukungdankondusif, sehinggapesertadidikmeperolehpengalamanbelajarbaik yang
bersifatabstrakmaupunkonkretdalam proses belajarmengajartersebut.
Pembelajarandan media harusdidesainsemenarikmungkindanmewakilicarabelajarsiswaagar
pengalamanbelajardapatdidapatpesertadidik,
teknologimenjaditawaransolusifatasmasalahini.
Teknologipembelajaranbisadiartikansebagaimetodebersistemuntukmerencanakan,
menggunakan, danmenilaiseluruhkegiatanpengajarandanpembelajaran.Denganbegitu, baiksumberteknismaupunmanusiadaninteraksiantarakeduanya,
sangatdiperhatikan.Sehinggadidapatkanbentukpendidikanyglebihkonduisfefektifdanefesien.
Teknologidan
media pembelajaranharusdisatukan di dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran,
media pembelajaran, danteknologiharusdiintegrasikanmenjadisuatukesatuan yang
utuh yang salingmendukungdanmelengkapi agar terciptalingkunganbelajar yang
kondusif, aktif, efektif, efesien, interaktif, danmenyenangkansehinggapesertadidikbisamendapatkanpengalamanbelajarbaik
yang bersifatabstrakmaupunkonkret.
B.
RumusanMasalah
1.
Bagaimanapengertian
proses belajarmengajar, media pembelajaran, teknologipembelajarandanintegrasi?
2.
Bagaimanapentingnyapengintegrasianmedia
danteknologidalampembelajaran?
3.
Apasajacontohpengintegrasian
media danteknologidalampembelajaran?.
C.
TujuanPembahasan
1.
Menjelasakanpengertian
proses belajarmengajar, media pembelajaran, teknologipembelajarandanintegrasi?
3.
menyebutkancontohpengintegrasian
media danteknologidalampembelajaran?.
PEMBAHASAN
A.
Proses Belajar
Mengajar
Jika
anda bergerak di dalam bidang pendidikan dan latihan, baik sebagai guru, dosen,
pelatih, pengelola atau bahkan sebagai siswa, mahasiswa dan pihak yang dilatih,
barangkali istilah proses belajar mengajar tidak asing lagi. Istilah lain yang
sering dipakai adalah kegiatan belajar mengajar.
Dalam
kedua istilah tersebut terdapat adanya dua proses atau kegiatan, yaitu:
proses/kegiatan belajar dan proses/kegiatan mengajar. Kedua proses tersebut
tidak terpisahkan satu sama lain, jika ada proses belajar tentulah ada proses
mengajar.
Seseorang
belajar karena ada yang mengajar. Tapi benarkah itu?,kalau mengajar dipandang
sebagai kegiatan atau proses yang terarah dan terencana yang mengusahakan agar
terjadi proses belajar, dapat terjadi kapan saja, dan dimana saja terlepas dari
ada yang mengajar atau tidak. Maka, belajar bisa terjadi baik ada pengajar
maupun tidak ada yang mengajar.
Guru
memang bukan satu-satunya sumber belajar, walaupun tugas, peranan dan fungsinya
dalam proses belajar mengajar sangatlah penting.Kalau ditilik dari sejarah
perkembangan profesi guru, tugas mengajar sebenarnya adalah pelimpahan dari
tugas orang tua karena tidak mampu lagi memberikan pengetahuan, keterampilan
dan sikap-sikap tertentusesuai dengan perkembangan zaman. Dengan berkembangnya
IPTEK, dan perkembangan masyarakat serta budaya pada umumnya, maka berkembang
pula tugas dan peranan guru, seiring dengan berkembangnya jumlah anak yang
memerlukan pendidikan.
Belajar
Tidak selamanya membawa siswa ke benda/objek/peristiwa sebenarnya atau
sebaliknya membawa benda/objek/peristiwa sebenarnya kepada siswa. Bayangkan
kalau anda harus mengajarkan proses terjadinya gerhana bulan. Anda perlu sumber
lain untuk menyampaikan pesan tersebut. Model, gambar, bagan, flim bingkai,
flim rangkai, film gelang, dan flim bisa menyajikan pesan tersebut dengan
baik.Begitulah mau tak mau sebagai guru atau instruktur suatu latihan kita
harus mengakui bahwa kita bukanlah satu-satunya sumbel belajar.[2]
B.
Media
Pembelajaran
Kata
media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jama dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan.
Banyak
batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi
Pendidikan di Amerika misalnya, membatasi media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Briggs (1970) berpendapat
bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar. Buku, flim kaset, flim bingkai contohnya. Agak
berbeda dengan itu semua adalah batasan yang diberikan oleh Asosiasi Pendisikan
Nasional. Dikatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak
maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat memanipulasi,
dapat dilihat, didengar dan dibaca.[3]
C.
TeknologiPembelajaran
Kata
teknologi berasal dari istilah teckne yang berarti sebagai seni (art)
atau keterampilan (skill). Selain itu, kata teknologi banyak dipahami
oleh awam sebagai mesin. Dalam DictionaryofScience, teknologi
didefenisikan sebagai penerapan pengetahuan teoritis pada masalah-masalah
praktis. Pada hakikatnya teknologi merupakan penerapan ilmu atau pengetahuan
lain yang terorganisir kedalam tugas-tugas praktis. Pengertian teknologi
sebagai kumpulan pengetahuan melengkapi pengertian teknologi sebagai barang
buatan yang ditujukan untuk mendukung kegiatan manusia agar lebih efisien dan
bertujuan. Artinya teknologi dapat dipahami sebagai upaya untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi.[4]
Tujuan
utama teknologi pembelajaran adalah untuk memecahkan masalah belajar atau
memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Teknologi pembelajaran sebagai perangkat
lunak (sofwaretecnology) yang berbentuk cara-cara yang sistematis dalam
memecahkan masalah pembelajaran semakin canggih dan mendapat tempat secara luas
dalam dunia pendidikan. Dengan demikian, aplikasi praktis teknologi
pembelajaran dalam pemecahan masalah belajar mempunyai bentuk konkret dengan
adanya sumber belajar yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar.[5]
Manusia
agar dapat memenuhi kebutuhannya dengan baik perlu belajar. Sedangkan untuk
dapat belajar secara efektif dan efisien perlu memanfaatkan beraneka sumber
belajar.Teknologi Pembelajaran berupaya untuk merancang, mengembangkan, dan
memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi
seseorang untuk belajar dimana saja, kapan saja, oleh siapa saja, dan dengan
cara dan sumber belajar apa saja yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.
D.
Integrasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kata “integrasi” berasal dari bahasa latin integer, yang
berarti utuh atau menyeluruh. Berdasarkan arti etimologisnya itu, integrasi
dapat diartikan sebagai pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat.
Dalam kamus pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, kata integrasi memiliki
pengertian penyatuan hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat.
Integrasi juga berasal dari bahasa inggris “integration”
yang berarti kesempurnaan keseluruhan. Definisi lain dari integrasi ialah suatu
keadaan dimana kelompok-kelompok etnik beradaptasi terhadap kebudayaan
mayoritasmasyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka
masing-masing.[6]
Dari dua pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa Integrasi mempunyai dua pengertian, yaitu:
1. Pengendalian terhadap konflik dan
penyimpangan dalam suatu sistem tertentu
2. Membuat keseluruhan dan menyatukan
unsur-unsur tertentu.
Pengertian integrasi sains dengan islam dalam
konteks sains modern bisa dikatakan sebagai profesionalisme atau kompetensi
dalam satu keilmuan yang bersifat duniawi di bidang tertentu disertai atau
dibangun dengan pondasi kesadaran ketuhanan. kesadaran tersebut akan muncul
dengan adanya pengetahuan dasar tentang ilmu-ilmu keislaman. oleh sebab itu,
ilmu-ilmu islam dan kepribadian merupakan dua aspek yang saling menopang satu
sama lain dan secara bersama-sama menjadi sebuah pondasi bagi pengembangan
sains dan teknologi.[7]
E.
PentingnyaIntegrasiMediadanteknologidalamPembelajaran
Defenisi
Panen (2003) mengenai media dan teknologi pembelajaran disekolah dalam arti
luas yang mencakup perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software),
dan sumber daya manusia (humanware) yang dapat digunakan untuk
memperkaya pengalaman belajar siswa.
Media
dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk memperjelas pesan
yang disampaikan guru. Media juga berfungsi untuk pembelajaran individual
dimana kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa.
Komputer
merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan respon yang segera
terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa. Lebih dari itu, komputer
memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan
kebutuhan. Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah memungkinkan
komputer memuat dan menayangkan beragam bentuk media di dalamnya. Dalam hal ini
Heinich, Molenda dan Russel (1996) mengemukakan bahwa: “…It has ability to control
and integrate a wide variety of media - still pictures, graphics and moving
images, as well as printed information. the computer can also record, analyze,
and react to student responses that are typed on a keyboard or selected with a
mouse”.[8]
Yang artinya komputer memiliki kemampuan untuk mengendlalikan dan
mengintegrasikan berbagai media –seperti gambar, grafik dan gambar bergerak,
serta informasi tercetak. Komputer juga dapat merekam, menganalisis, dan
bereaksi terhadap respon siswa yang diketik pada keyboard atau dipilih
dengan mouse).
Saat ini teknologi
komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai sarana komputasi dan pengolahan
kata, tetapi juga sebagai sarana belajar multimedia yang memungkinkan mahasiswa membuat desain dan
rekayasa suatu konsep dan ilmu pengetahuan. Sajian multimedia berbasis komputer
sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam
sebuah tampilan yang terintegrasi. Dengan tampilan yang dapat mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian
informasi dan pesan, komputer dapat dirancang dan digunakan sebagai media
teknologi yang efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi pembelajaran
yang relevan misalnya rancangan grafis dan animasi.
Beberapa bentuk penggunaan komputer
sebagai multimedia yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi:
1.
Penggunaan Multimedia
Presentasi
Multimedia presentasi
digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis, digunakan
dalam pembelajaran klasikal dengan group belajar yang cukup banyak diatas 50
orang. Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia proyektor yang
memiliki jangkauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini adalah menggabungkan
semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan,sound
menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi siswa yang memiliki
tipe visual, auditif maupun kinestetik. Hal ini didukung oleh teknologi
perangkat keras yang berkembang cukup lama, telah memberikan kontribusi yang
sangat besar dalam kegiatan presentasi, saat ini teknologi pada bidang rekayasa
komputer menggantikan peranan alat presentasi pada masa sebelumnya.
Berbagai perangkat
lunak yang memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis
dan sangat menarik. Perkembangan perangkat lunak tersebut didukung oleh
perkembangan sejumlah perangkat keras penunjangnya. Salah satu produk yang
paling banyak memberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital saat
ini adalah perkembangan proyektor digital yang memungkinkan bahan presentasi
dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam kepentingan dalam berbagai
kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan berbagai karakteristik audience.
Pengolahan bahan
presentasi dengan menggunakan komputer tidak hanya untuk dipresentasikan dengan
menggunakan alat presentasi digital dalam bentuk Multimedia pojektor (seperti
LCD, in-focus dan sejenisnya), melainkan juga dapat dipresentasikan
melalui peralatan proyeksi lainnya, seperti OHP dan filmslideprojector
yang sudah lebih dahulu diproduksi.[9]
2. CD Multimedia Interaktif
CDinteraktif dapat
digunakan pada pembelajaran di sekolah sebab cukup efektif meningkatkan hasil
belajar siswa terutama komputer. Sifat media ini selain interaktif juga
bersifat multimedia terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound,
animasi, video, teks, dan grafis.Beberapa model multimedia interaktif
diantaranya:
a. Multimedia drills,model drills dalam pembelajaran berbasis
komputer pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan
tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.
b. Model tutorial, pembelajaran berbasis komputer model tutorial merupakan program pembelajaran yang
digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak komputer
yang berisi materi pelajaran. Model tutorial dalam CBI, pola dasarnya mengikuti
pembelajaran berprogram tipe branching dimana konten kurikulum.Materi
pelajaran disajikan dalam unit-unit kecil, lalu disusul dengan pertanyaan.
Program ini juga menuntut siswa untuk mengaplikasikan ide dan pengetahuan yang
dimilikinya secara langsung dalam kegiatan pembelajaran.
c. Model simulasi, model simulasi dalam CBI pada dasarnya merupakan salah satu
strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih
konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati
suasana yang sebenarnya.
d. Model gamesinstruction, model permainan ini dikembangkan berdasarkan
atas “pembelajaran menyenangkan”, dimana peserta didik akan dihadapkan pada
beberapa petunjuk dan aturan permainan.[10]
3. Video Pembelajaran
Selain CD interaktif, video termasuk media yang dapat digunakan untuk
pembelajaran di sekolah. Video ini bersifat interaktif-tutorial membimbing
siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Siswa juga dapat secara
interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai yang diajarkan dalam video.
Penggunaan program video di sekolah cocok untuk mengajarkan suatu proses.[11]
Pemanfaatan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam dunia pendidikan, khususnya di Indonesia seringkali
hanya digunakan untuk membantu kegiatan administrasi di sekolah saja, tak
ubahnya menggantikan mesin ketik
konvensional. Bahkan banyak pula sekolah-sekolah maju, yang memiliki
laboratorium komputer dengan jumlah komputer yang memadai, hanya memanfaatkan
perangkat TIK yang ada untuk mengajarkan keterampilan teknologi informasi saja
seperti pelatihan internet, perangkat perkantoran kepada para siswanya, tak
ubahnya seperti kelas kursus komputer pada umumnya.
Seharusnya
perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat dimanfaatkan lebih jauh
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di ruang kelas dengan cara
mengintegrasikannya ke dalam kurikulum yang ada. Penggunaan teknologi berbeda
dengan maksud dari Integrasi Teknologi. Kegiatan mengajarkan penggunaan
teknologi seperti kegiatan diatas, sangat berbeda dengan kegiatan integrasi
teknologi dalam kegiatan pembelajaran. Integrasi teknologi adalah penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi dalam wilayah konten secara umum dalam
pendidikan untuk memungkinkan mereka belajar keterampilan komputer dan
teknologi. Secara umum, kurikulumlah yang mengendalikan penggunaan teknologi
bukan sebaliknya (Edutopia, 2008).[12]
Kalau siswa berperan sebagai detektif yang serba bisa, maka apa yang
dilakukan para guru?,singkatnya, guru berperan sebagai pemimpin dalam
pembelajaran kelas. Guru tidaklah memberikan seluruh jawaban atau mengendalikan
materi, tetapi guru menetapkan struktur yang mendorong eksplorasi siswa.
Struktur ini meliputi pengaturan kelas (setting), pencapaian tujuan
kurikulum, mengakses apakah proses belajar telah terjadi di antara siswa,
mengelola aktivitas kelas yang seimbang untuk mengakomodasi
ketrampilan-ketrampilan siswa, dan menciptakan nuansa eksploratif di awal
kegiatan sehingga siswa termotivasi untuk memenuhi tugasnya. Guru-guru dalam kelas seperti
ini bergantung pada ketrampilan bertanya yang baik, memonitor diskusi siswa,
dan menetapkan peraturan yang memberi peluang bagi siswa untuk terlibat dalam
percakapan dan kolaborasi. Mereka memberi contoh/model dalam berlogika dan melakukan
proses berpikir, mengidentifikasi dan mengungkapkan kembali pemahaman dan
keyakinan siswa, mendukung dialog antara guru dengan siswa dan antar-siswa,
serta memberi umpan balik.
Komputer
merupakan perangkat yang baik bagi siswa untuk dapat berekspresi secara
individual, dapat digunakan untuk bereksplorasi serta meningkatkan. Jika teknologi digunakan secara efektif sebagai perangkat untuk berkreasi, maka siswa akan menjadi memiliki
keleluasaan lebih, menjadi kolaboratif, dan reflektif dibanding dengan di dalam
kelas tanpa teknologi (SEDL, 1998). Penggunaan dan integrasi secara efektif di
dalam kelas akan mampu menghadirkan lingkungan belajar yang konstruktif (sesuai
dengan teori konstruktivisme).
Selain
akan menarik siswa untuk belajar, pemanfaatan dan integrasi teknologi di dalam
kelas, akan membuat siswa lebih aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran.
Selain itu, integrasi teknologi informasi dalam ruang kelas, mampu juga
memberikan siswa pengalaman baru kepada para siswa untuk dapat mengenalkan penggunaan teknologi untuk membantu
mereka dalam menyelesaikan permasalahan atau problem solving (Wallace, 1993)
yang mereka hadapi di kehidupan sebenarnya. Manfaat lainnya, penggunaan
teknologi informasi dalam pembelajaran akan membuat siswa senang dan lebih rileks
dalam belajar, hal ini tentu saja akan membuat siswa mudah dalam menyerap
pembelajaran yang disampaikan.
Sekaranglah
saatnya para guru berfikir bagaimana teknologi dapat membantu mereka, khususnya
dalam pemanfaatannya untuk mendukung pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) di dalam
kelas. Dalam integrasi teknologi informasi dalam ruang kelas, teknologi
informasi harus diposisikan sebagai “alat” yang mampu membantu/menolong guru
secara efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Teknologi
bukan memegang peranan yang paling penting dalam proses pembelajaran. Dalam
ruang kelas yang mengintegrasikan teknologi, para siswa dapat menggunakaninternet untuk
mencari informasi, menganalisa tentang suatu hal, mempresentasikan hasil analisanya
dalam bentuk tabel dan grafik serta merekam apa yang telah mereka pelajari
dalam komputer. Penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran seperti diatas
akan membuat siswa lebih aktif, lebih baik dibandingkan mereka hanya pasif,
hanya menerima informasi dari guru saja. Mereka juga mampu menghasilkan
pengetahuan dan mempresentasikan pengetahuan yang telah didapatkan dalam
berbagai format. Sudah barang tentu, bahwa pembelajaran yang aktif (active
learning) bukanlah sesuatu yang rapi dalam prosesnya. Para siswa
sangat sibuk mengerjakan sesuatu, menghasilkan keberisikan suara dalam kelas
dan menghasilkan ruang kelas yang kotor. Aktifitas dan lingkungan belajar
haruslah secara seksama mendapatkan panduan dan terstruktur, sehingga siswa
benar-benar terlibat dalam aktifitas pembelajarannya.
Para
siswa harus belajar bahwa eksplorasi tidak berarti hanya berkeliling
mengerjakan sesuatu sesuai dengan yang mereka inginkan dan berakhir tanpa tahu maksud kegiatannya. Guru harus memastikan
bahwa para siswa melakukan investivigasi dan mengajukan pertanyaan, menuliskan
tentang apa yang mereka pelajari, dan mengerjakan sesuatu dalam konteks yang
sebenarnya, kemudian mereka belajar untuk membaca, menulis dan berfikir.
Dalam
ruang kelas yang kaya akan teknologi, para siswa tidak belajar tentang
teknologi, meskipun secara tidak langsung kegiatan ini akan memberikan pengalaman menggunakan teknologi
informasi dalam menyelesaikan permasalahan sehar-hari. Jadi, teknologi
hanyalah sebuah tujuan, namun bukan segalanya.[13]
Jadi,
integrasi media dan teknologi ini dianggap penting karena memiliki banyak
manfaat, diantanya:
1.
Media yang pada
dasarnya berfungsi memperjelas pesan yang disampaikan guru dapat ditampilkan
dengan mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan dengan
menggunakan media teknologi yang efektif untuk mempelajari dan mengajarkan
materi pelajaran yang relevan, mislanya rancangan grafis dan animasi pada media
teknologi computer yang menyangkut sekaligus visual dan audio.
2.
Menghasilkan
media dari berbagai perangkat lunak yang memungkinkan pembelajaran (seperti
presentasi) dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik.
3.
3. Menghasilkan pembelajaran yang efektif
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa (seperti menggunakan CD interaktif
dengan media teknologi computer).
4.
Membimbing
siswa memahami sebuah materi melalui visualisasi.
5.
Siswa secara
interaktif mengikuti kegiatan praktek sesuai dengan media yang digunakan
(seperti praktek yang ditayangan secara real melalui video).
6.
Meningkatkan
kualitas pembelajaran di ruang kelas dengan cara mengintegrasikannya ke dalam
kurikulum yang ada.
7.
Jika teknologi
diguanakn secara efektif sebagai perangkat untuk berkreasi, maka siswa akan
menjadi memiliki keleluasaan lebih menjadi kolaboratif dan reflektif
dibandingkan dengan di dalam kelas tanpa teknologi.
8.
Akan membuat
siswa lebih aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran.
9.
Integrasi
teknologi dan media mampu memberikan siswa pengalaman baru kepada para siswa
untuk dapat mengenalkan penggunaan teknologi untuk membantu mereka dalam
menyelesaikan permasalahan atau problem solving.
10.
Akan membuat
siswa senang dan rileks dalam belajar, dimana hal tersebut membuat siswa mudah
dalam menyerap pembelajaran yang disampaikan.
F.
Relasi
Pengintegrasian Teknologi dan Media dalam Pembelajaran
Pengaruh guru terlihat
jelas sedang berubah
terkait pengaruh implementasi
teknologidalam ruang kelas. Saat ini guru dan buku pelajaran bukan lagi
sumber pengetahuan dominandalam proses belajar. Guru menjadi fasilitator dalam
membentuk pengetahuan (Smaldino,et.all).
Dalam perspektif pedagogi
tradisional, guru diasumsikan
sebagai sumber ilmu pengetahuan atau
ahli konten dalam
dalam dan menggunakan
metode instruksi langsung. Dalam pola
yang berpusat di
guru, guru bersifat
mengkontrol informasi danbertanggungjawab pada seberapa banyak
informasi yang akan didiseminasikan kepada murid. (Oliver dalam Neo, 2007).
Menurut pandangan
kontruksionis proses belajar
hadir dalam sebuah
konteks di manateknologi
terkait desain dan
lingkungan yang melibatkan
pembelajar. Menurut Richard,integrasi teknologi dalam proses
belajar mengajar di kelas menjadi salah satu kajian dalamkonteks sebuah
kerangka kontruksionis. Untuk
memahami potensi implementasi
teknologidalam meningkatkan proses belajar, dampak kontruksionis dalam
praktek belajar telah dikajisejumlah
peneliti.
Peran
guru sebagaifasilitator dilihat sebagai hal paling penting dalam
kontekskontruksionis. Menurut Galih Noor Abdillah, dalam proses belajar
kontruksionis,gurumenciptakan suasana intelektual dan media teknologi, dimana
metode kolaboratif dan kooperatif didorong. Dan di disini teknologi berfungsi
membantu terciptanya kontruksionis
dimana siswa mampu
secara aktif mengkontruksipengetahuan, menghubungkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya (Nanjappadan Grant, 2003).
Saat ini, peran guru beralih dari sebelumnya
sebagai pihak tunggal yang
memilikiotoritas pengetahuan dan informasi menjadi pihak yang berfungsi sebagai fasilitator bagi siswa dan
memandu mereka dalam proses belajar
mengajar. Peran siswa berubah
darisifatnya pasifmenjadi
partisipan yang aktifdalamproses
belajarmengajar. Teknologidigunakanguruuntuk menggambarkandanmendukung materi
pendidikan (Neo, 2007:150).[14]
Jadi
relasi pengintegrasian teknologi dan media dalam pembelajaran bisa dikatakan
adalah relasi yang harmonis, yaitu hubungan yang bersangkut-paut sehingga
tercipta keselarasan dan keserasian (harmoni). Buktinya antara lain:
1.
Membantu terciptanya
konstruksionis, dimana siswa mampu secara aktif mengkonstruksi pengetahuan,
menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya.
2.
Siswa menjadi
partisipan yang aktif dalam proses belajar mengajar.
3.
Untuk
menggambarkan mendukung materi pelajaran.
G.
Contoh
Pengintegrasian Teknologi dan Media
Kasus
penggunaan media dalam pendidikan, baik yang terdapat di negara maju maupun di
negara yang sedang berkembang ratusan jumlahnya. Sungguh di luar dugaan bahwa
sebagaimana dicatat oleh Wilbur Schramm dari sekian banyak kasus penerapan
teknologi pendidikan dengan media tersebut 75% atau lebih kurang 170 kasus
terdapat di Negara ketiga atau di Negara yang sedang berkembang. Mungkin memang
karena negara berkembang merupakan sasaran yang empuk sebagai kelinci percobaan
maupun pemasaran produk teknologi yang berupa perangkat keras peralatan media.
Mungkin pula karena negara yang sedang berkembang memang mempunyai banyak
persoalan yang harus dipecahkan dan ketinggalan-ketinggalan yang harus dikejar
agar tidak tergilas oleh laju pesatnya perkembangan pengetahuan dan teknologi
itu sendiri. Atau, memang kedua kemungkinan ada. Penerapan teknologi pendidian
dengan media memang tidak terkepas dari masud, tujuan maupun sasaran yang ingin
dicapainya yang diharapkan akan emmpunyai nilai lebih bila dilihat dari manfaat
sosialnya (socialbenefit).[15]
Dalam
merencanakan pemanfaatan media guru harus melihat tujuan yang akan dicapai,
materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan itu, serta strategi
belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan itu. Media pembelajaran yang
dipilih haruslah sesuai dengan ketiga hal itu, ialah tujuan, materi, dan
strategi pembelajarannya.[16]
Adapun
contoh pengintegrasian teknologi dan media dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1.
SimulationBasedLearning
Startegi pembelajaran ini memiliki
karakteristik yaitu peserta didik diminta untuk mengalami suatu peristiwa yang
dipelajarinya. Sebagai contoh peserta didik diharapkan dapat membedaka
perubahan percampuran warna-warna dasar. Maka dengan melalui suatu software
tertentu (misal virtual lab) peserta didik dapat melakukan berbagai
percampuran warna dan melihat perubahan-perubahan warnanya. Selanjutnya,
peserta didik dapat mencatat laporannya dalam bentuk tabel dengan menggunakan MS
Excellatau MS Word. Selain itu, bila perlu mempresentasikan hasilnya
dengan menggunakan MS Powerpoint.[17]
2.
ResourcesBasedLearningatau Pembelajaran Berbasis Aneka Sumber
Strategi pembelajaran ini memiliki
karakteristik yaitu peserta didik diberikan atau disediakan berbagai ragam dan
jenis sumber belajar baik cetak (buki, teks, modul, LKS dan lain-lain) maupun
noncetak (CD/VCD, CD-ROM, bahan belajar online) yang relevan untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Kemudian, peserta didik diberikan tugas
untuk melakukan aktivitas belajar tertentu dan semua sumber belajaryang mereka
butuhkan telah disediakan.[18]
3.
Drill dan Practice
Secara umum pembelajaran dengan
metode latihan (drill) biasanya digunakan agar siswa: 1) memiliki
kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalkan kata-kata, menulis, dan mempergunakan
alat;2) mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,
menjumlahkan; dan 3) memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan
yang lain.[19]
Pada umumnya, strategi latihan dan
drill dipakai untuk mempelajari bahasa asing dan memperoleh kosakata baru.
Banyak aplikasi computer yang menawarkan kesempatan latihan kepada siswa dalam
bentuk permainan. Selain itu, kaset, kartu bergambar, dan lembaran kerja juga
bisa digunakan untuk latihan yang efektif dalam bidang aritmatika, mengeja, dan
instruksi bahasa.
4.
Presentasi
Presentasi harus disalurkan terarah,
dengan kata-kata disalurkan ke auditori dan gambar-gambar ke saluran visual.
Akhirnya materi itu sendiri harus punya potensi struktur yang penuh makna,
misalnya, sebagai suatu rantai sebab akibat.[20]
Presentasi dengan media pada umumnya
adalah bahwa pada media presentasi pesan/materi yang akan disampaikan dikemas
dalam sebuah program komputer dan disajikan melalui perangkat alat saji
(proyektor). Pesan/materi yang dikemas bisa berupa teks, gambar, animasi dan
video yang dikombinasikan dalam satu kesatuan yang utuh.[21]
5.
Diskusi
Strategi diskusi melibatkan
pertukaran ide dan pendapat antar siswa atau antar siswa dan guru. Ini dapat
digunakan dalam setiap tahap belajar mengajar, baik dalam kelompok kecil maupun
besar. Diskusi bisa dipimpin oleh guru dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
untuk memperoleh respon siswa. Adapun pertanyaan tersebut hendaknya berupa
pertanyaan yang membutuhkan pemikiran siswa. Pertanyaan yang dimulai dengan
“bagaimana” dan “mengapa” biasanya sangat tepat untuk memulai sebuah diskusi.
Jangan lupa untuk memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan jawaban
mereka.
Mempertontonkan sebuah video kepada
siswa dapat memberikan pengalaman tertentu dan menghadirkan sesuatu untuk
didiskusikan oleh siswa. Diskusi di akhir pembelajaran dapat menjadi ajang
Tanya jawab untuk memastikan siswa memahami apa yang dimaksudkan oleh guru.
Selain itu, diskusi juga bisa berfungsi sebagai alat evaluasi pengajaran.
Meskipun strategi ini sesuai untuk semua umur, tetapi umur siswa perlu
dipertimbangkan sebelum mengajak mereka berpartisipasi ke dalam diskusi.
6.
Belajar
Kelompok
Metode ini merupakan metode
pembelajaran yang mengkondisikan kelas yang terdiri dari kesatuan
individu-individu anak didik yang memiliki potensi beragam untuk bekerja sama.
Guru dapat memanfaatkan ciri khas tersebut untuk menjadikan kelas sebagai suatu
kesatuan (kelompok tersendiri) maupun dengan membaginya menjadi
kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok). Kelompok-kelompok tersebut dibentuk
untuk memecahkan suatu masalah atau untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang
perlu dikerjakan bersama-sama.[22]
Siswa dapat belajar berkelompok
tidak hanya dalam mendiskusikan materi dari media cetak maupun menonton suatu
video tapi juga dalam membuat sebuah media. Sebagai contoh, rancangan dan
pembuatan sebuah presentasi video maupun grafis sebagai sebuah proyek kurikulum
menghadirkan suatu kesempatan untuk belajar berkelompok. Guru hendaknya menjadi
partner kerja dalam situasi belajar yang demikian.
7.
Permainan
Strategi permainan dapat memberikan
kesan kompetitif dimana siswa mengikuti peraturan dalam berusaha mencapai
tantangan target pendidikan. Ini merupakan teknik yang sangat memotivasi,
terutama untuk materi pelajaran yang membosankan. Permainan tersebut boleh
mengikutsertakan seorang atau sekelompok siswa. Biasanya dalam permainan, siswa
diminta untuk menggunakan kemampuan memecahkan masalah, menemukan solusi, atau
kemampuan mendemonstrasikan keahlian dalam bidang tertentu yang membutuhkan
efisiensi yang tinggi.[23]
Tentu saja bentuk permainan yang
disajikan di sini tetap mengacu pada proses pembelajaran, di sini pengguna
tidak merasa bahwa mereka sesungguhnya sedang belajar.
Dalam hal ini dapat menggunakan
banyak perangkat lunak yang dapat untuk mengolah teks, seperti MS Office
Family atau Note Pad; mengolah kata seperti Corel Draw, MS
Vista, Adobe Photoshop, dan lain-lain.[24]
Ada bermacam ragam permainan.
Teka-teki seperti teka-teki silang merupakan salah satu yang terkenal.
Kesulitan teka-teki penting untuk anda pertimbangkan ketika memperkenalkannya
kepada siswa. Teka-teki silang, Sudoku, menyusun gambar, teka-teki logika
merupakan permainan yang cocok untuk siswa. Teka-teki bisa menjadi alat
mempraktekkan ilmu yang mereka pelajari, seperti ejaan kata dan penggunaan huruf
kapital.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Belajar
adalah usaha memperoleh kepandaian atau ilmu sehingga terjadi perubahan tingkah
laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Selanjutnya, media
pembelajaran adalah alat (sarana) komunikasi yang terletak di antara dua pihak yang
menjadi perantara atau penghubung untuk menyampaikan untuk menunjang proses
pembelajaran. Selanjutnya, teknologi pendidikan adalah metode bersistem untuk
merencanakan, menggunakan, dan menilai seluruh kegiatan pengajaran dan pembelajaran
dengan memperhatikan, baik sumber teknis maupun manusia dan interaksi antara
keduanya, sehingga mendapatkan bentuk pembelajaran yang lebih efektif.
Selanjutnya, integrasi adalah penyatuan hingga menjadi kesatuan yang utuh, hal
ini memberi pengertian pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan dalam
suatu sistem tertentu dan menjadikannya menjadi satu kesatuan dan menyatukan
unsur-unsur tertentu.
Integrasi
media dan teknologi ini dianggap penting karena memiliki banyak manfaat,
diantanya: 1) menghasilkan media dari berbagai perangkat lunak yang
memungkinkan pembelajaran (seperti presentasi) dikemas dalam bentuk multimedia
yang dinamis dan sangat menarik. 2) menghasilkan pembelajaran yang efektif yang
dapat meningkatkan hasil belajar siswa (seperti menggunakan CD interaktif
dengan media teknologi computer). 3) membimbing siswa memahami sebuah materi
melalui visualisasi. 4) Siswa secara interaktif mengikuti kegiatan praktek
sesuai dengan media yang digunakan (seperti praktek yang ditayangan secara real
melalui video). 5) akan membuat siswa senang dan rileks dalam belajar, dimana
hal tersebut membuat siswa mudah dalam menyerap pembelajaran yang disampaikan.
6)akan membuat siswa lebih aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran.
Adapun
contoh integrasi antara alain: 1) simulation based learning, 2) resourcesbasedlearning,
3) drill dan practice, 4) presentasi, 5) diskusi, 6) belajar
kelompok, 6) permainan.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdillah, Galih Noor. 2012. Media Teknologi (http:lib.ui.ac.id),
diakses tanggal 5 Mei 2015 jam 1938 WIB.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran: Perannya Sangat Penting
dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran, cet. II. Yogyakarta: Gava Media.
Hamidah, Idah. 2012. Integrasi Teknologi dan Media atau
Fasilitas Belajar, (http:idahhamidah.blogspot.com), diakses tanggal 19
April 2015 jam 19:01 WIB.
Hassan, Usman. 2003. The Concept of Ilm and Knowledge in
IslamThe Association of Muslim Scientistsand Engineers.
Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:
Kartika.
Mayer, Richard E. 2009. Multi Media Learning: Prinsip-prinsip
dan Aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nasih, Ahmad Munjin. 2009.Metode dan Teknik Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Bandung: Refika Aditama.
Rizky. 2010. PenggunaanTeknologivsIntegrasiTeknologi dalam Pembelajaran
(http:wordpress.com), diakses tanggal 20 April 2015 jam 18:25 WIB.
Rusman. 2012. PembelajaranBerbasisTeknologiInformasi dan Komunikasi:
MengembangkanProfesionalitasGuru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sadirman, Arif S. 2003. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan
dan Pemanfaatannya, cet. 6. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Turmudi dkk. 2006. Islam,
Sains dan Teknolog:i Menggagas Bangunan Keilmuan Fakultas Sains dan Teknologi
Islami Masa Depan. Malang : UIN Maliki Press.
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan
Aplikasinya. Jakarta: Rineke Cipta.
[1]Kamisa, KamusLengkapBahasa
Indonesia (Surabaya: Kartika, 1997), hlm. 19.
[2] Arif S.
Sadirman,Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, cet.
6 (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 1- 4.
[3] Arif S.
Sadirman, Media Pendidikan…, hlm. 6.
[4] Bambang
Warsita, Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya (Jakarta:
Rineke Cipta, 2008), hlm. 110-111.
[5] Bambang
Warsita, TeknologiPembelajaran…, hlm. 10.
[6]Usman Hassan, The
Concept of Ilm and Knowledge in Islam(The Association of Muslim
Scientistsand Engineers, 2003), hlm. 3.
[7] Turmudi, dkk, Islam, Sains dan Teknolog:i
Menggagas Bangunan Keilmuan Fakultas Sains danTeknologi Islami Masa Depan(Malang
: UIN Maliki Press, 2006), hlm. 15.
[8] Rusman, PembelajaranBerbasisTeknologiInformasi
dan Komunikasi:MengembangkanProfesionalitasGuru (Jakarta:
Rajawali Pers, 2012), hlm. 65-64.
[9] Rusman, PembelajaranBerbasis…,
hlm. 67-68.
[10] Rusman, PembelajaranBerbasis…, hlm. 68-69.
[11] Rusman, PembelajaranBerbasis…,
hlm. 70.
[12]Rizky, PenggunaanTeknologivsIntegrasiTeknologidalamPembelajaran
(http:wordpress.com, 2010), diakses tanggal 20 April 2015 jam 18:25 WIB.
[13]Rizky, PenggunaanTeknologi…, diakses tanggal 20 April 2015 jam 18:25 WIB.
[14] Galih Noor
Abdillah, Media Teknologi (http:lib.ui.ac.id, 2012), diakses tanggal 5
Mei 2015 jam 1938 WIB.
[15] Arif S.
Sadiman, Media Pendidikan..., hlm.191.
[16] Arif S.
Sadiman, Media Pendidikan..., hlm.182.
[17] Bambang Warsita, TeknologiPembelajaran…,
hlm. 291.
[18] Bambang
Warsita, Teknologi Pembelajaran..., hlm. 290.
[19] Ahmad Munjin
Nasih, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung:
Refika Aditama, 2009), hlm. 91.
[20] Richard E. Mayer, Multi Media Learning:
Prinsip-prinsip dan Aplikasinya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm
281.
[21] Daryanto, Media
Pembelajaran: Perannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran,
cet. II (Yogyakarta: Gava Media, 2013). hlm. 67.
[22]Ahmad Munjin
Nasih, Metode dan Teknik..., hlm. 73.
[23]IdahHamidah, Integrasi
Teknologi dan Media atau Fasilitas Belajar, (http:idahhamidah.blogspot.com,
2012), diakses tanggal19 April 2015 jam 19:01 WIB.
[24] Daryanto, Media
Pembelajaran..., hlm. 56.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar