Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Senin, 14 Mei 2018

MAKALAH PENGINTEGRASIAN MEDIA DAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LatarBelakang
Pembelajaranadalah proses, cara, menjadikan orang belajar.[1]Tentunyatidaksesederhanaitu, dalammenjadikan orang belajarterdapatcara, ataupetunjuk agar diketahuidanditurutiseseorangsehinggamemperolehpengalaman, pemahaman, kepandaianatauilmu, danberubahtingkahlaku.Dengan kata lain, pembelajaranmembutuhkan media untukmembuat orang yang diajaridapatbelajardanbisamenangkapapa yang diajarkan.
Pembelajarandan mediaadalahduahal yang harusdipadukan agar terciptasuasanabelajar yang mendukungdankondusif, sehinggapesertadidikmeperolehpengalamanbelajarbaik yang bersifatabstrakmaupunkonkretdalam proses belajarmengajartersebut. Pembelajarandan media harusdidesainsemenarikmungkindanmewakilicarabelajarsiswaagar pengalamanbelajardapatdidapatpesertadidik, teknologimenjaditawaransolusifatasmasalahini.
Teknologipembelajaranbisadiartikansebagaimetodebersistemuntukmerencanakan, menggunakan, danmenilaiseluruhkegiatanpengajarandanpembelajaran.Denganbegitu, baiksumberteknismaupunmanusiadaninteraksiantarakeduanya, sangatdiperhatikan.Sehinggadidapatkanbentukpendidikanyglebihkonduisfefektifdanefesien.
Teknologidan media pembelajaranharusdisatukan di dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran, media pembelajaran, danteknologiharusdiintegrasikanmenjadisuatukesatuan yang utuh yang salingmendukungdanmelengkapi agar terciptalingkunganbelajar yang kondusif, aktif, efektif, efesien, interaktif, danmenyenangkansehinggapesertadidikbisamendapatkanpengalamanbelajarbaik yang bersifatabstrakmaupunkonkret.
B.     RumusanMasalah
1.      Bagaimanapengertian proses belajarmengajar, media pembelajaran, teknologipembelajarandanintegrasi?
2.      Bagaimanapentingnyapengintegrasianmedia danteknologidalampembelajaran?
3.      Apasajacontohpengintegrasian media danteknologidalampembelajaran?.
C.    TujuanPembahasan
1.      Menjelasakanpengertian proses belajarmengajar, media pembelajaran, teknologipembelajarandanintegrasi?
2.      Menjelaskanpentingnyapengintegrasianmedia danteknologidalampembelajaran?
3.      menyebutkancontohpengintegrasian media danteknologidalampembelajaran?.
PEMBAHASAN

A.  Proses Belajar Mengajar
Jika anda bergerak di dalam bidang pendidikan dan latihan, baik sebagai guru, dosen, pelatih, pengelola atau bahkan sebagai siswa, mahasiswa dan pihak yang dilatih, barangkali istilah proses belajar mengajar tidak asing lagi. Istilah lain yang sering dipakai adalah kegiatan belajar mengajar.
Dalam kedua istilah tersebut terdapat adanya dua proses atau kegiatan, yaitu: proses/kegiatan belajar dan proses/kegiatan mengajar. Kedua proses tersebut tidak terpisahkan satu sama lain, jika ada proses belajar tentulah ada proses mengajar.
Seseorang belajar karena ada yang mengajar. Tapi benarkah itu?,kalau mengajar dipandang sebagai kegiatan atau proses yang terarah dan terencana yang mengusahakan agar terjadi proses belajar, dapat terjadi kapan saja, dan dimana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Maka, belajar bisa terjadi baik ada pengajar maupun tidak ada yang mengajar.
Guru memang bukan satu-satunya sumber belajar, walaupun tugas, peranan dan fungsinya dalam proses belajar mengajar sangatlah penting.Kalau ditilik dari sejarah perkembangan profesi guru, tugas mengajar sebenarnya adalah pelimpahan dari tugas orang tua karena tidak mampu lagi memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap tertentusesuai dengan perkembangan zaman. Dengan berkembangnya IPTEK, dan perkembangan masyarakat serta budaya pada umumnya, maka berkembang pula tugas dan peranan guru, seiring dengan berkembangnya jumlah anak yang memerlukan pendidikan.
Belajar Tidak selamanya membawa siswa ke benda/objek/peristiwa sebenarnya atau sebaliknya membawa benda/objek/peristiwa sebenarnya kepada siswa. Bayangkan kalau anda harus mengajarkan proses terjadinya gerhana bulan. Anda perlu sumber lain untuk menyampaikan pesan tersebut. Model, gambar, bagan, flim bingkai, flim rangkai, film gelang, dan flim bisa menyajikan pesan tersebut dengan baik.Begitulah mau tak mau sebagai guru atau instruktur suatu latihan kita harus mengakui bahwa kita bukanlah satu-satunya sumbel belajar.[2]
B.   Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jama dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan.
Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan di Amerika misalnya, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, flim kaset, flim bingkai contohnya. Agak berbeda dengan itu semua adalah batasan yang diberikan oleh Asosiasi Pendisikan Nasional. Dikatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat memanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca.[3]
C.  TeknologiPembelajaran
Kata teknologi berasal dari istilah teckne yang berarti sebagai seni (art) atau keterampilan (skill). Selain itu, kata teknologi banyak dipahami oleh awam sebagai mesin. Dalam DictionaryofScience, teknologi didefenisikan sebagai penerapan pengetahuan teoritis pada masalah-masalah praktis. Pada hakikatnya teknologi merupakan penerapan ilmu atau pengetahuan lain yang terorganisir kedalam tugas-tugas praktis. Pengertian teknologi sebagai kumpulan pengetahuan melengkapi pengertian teknologi sebagai barang buatan yang ditujukan untuk mendukung kegiatan manusia agar lebih efisien dan bertujuan. Artinya teknologi dapat dipahami sebagai upaya untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi.[4]
Tujuan utama teknologi pembelajaran adalah untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Teknologi pembelajaran sebagai perangkat lunak (sofwaretecnology) yang berbentuk cara-cara yang sistematis dalam memecahkan masalah pembelajaran semakin canggih dan mendapat tempat secara luas dalam dunia pendidikan. Dengan demikian, aplikasi praktis teknologi pembelajaran dalam pemecahan masalah belajar mempunyai bentuk konkret dengan adanya sumber belajar yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar.[5]
Manusia agar dapat memenuhi kebutuhannya dengan baik perlu belajar. Sedangkan untuk dapat belajar secara efektif dan efisien perlu memanfaatkan beraneka sumber belajar.Teknologi Pembelajaran berupaya untuk merancang, mengembangkan, dan memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi seseorang untuk belajar dimana saja, kapan saja, oleh siapa saja, dan dengan cara dan sumber belajar apa saja yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.
D.  Integrasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kata “integrasi” berasal dari bahasa latin integer, yang berarti utuh atau menyeluruh. Berdasarkan arti etimologisnya itu, integrasi dapat diartikan sebagai pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Dalam kamus pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, kata integrasi memiliki pengertian penyatuan hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat.
Integrasi juga berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan keseluruhan. Definisi lain dari integrasi ialah suatu keadaan dimana kelompok-kelompok etnik beradaptasi terhadap kebudayaan mayoritasmasyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.[6]
Dari dua pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Integrasi mempunyai dua pengertian, yaitu:
1.      Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan dalam suatu sistem tertentu
2.      Membuat keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.
Pengertian integrasi sains dengan islam dalam konteks sains modern bisa dikatakan sebagai profesionalisme atau kompetensi dalam satu keilmuan yang bersifat duniawi di bidang tertentu disertai atau dibangun dengan pondasi kesadaran ketuhanan. kesadaran tersebut akan muncul dengan adanya pengetahuan dasar tentang ilmu-ilmu keislaman. oleh sebab itu, ilmu-ilmu islam dan kepribadian merupakan dua aspek yang saling menopang satu sama lain dan secara bersama-sama menjadi sebuah pondasi bagi pengembangan sains dan teknologi.[7]
E.   PentingnyaIntegrasiMediadanteknologidalamPembelajaran
Defenisi Panen (2003) mengenai media dan teknologi pembelajaran disekolah dalam arti luas yang mencakup perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan sumber daya manusia (humanware) yang dapat digunakan untuk memperkaya pengalaman belajar siswa.
Media dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk memperjelas pesan yang disampaikan guru. Media juga berfungsi untuk pembelajaran individual dimana kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa.
Komputer merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan respon yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa. Lebih dari itu, komputer memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan kebutuhan. Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah memungkinkan komputer memuat dan menayangkan beragam bentuk media di dalamnya. Dalam hal ini Heinich, Molenda dan Russel (1996) mengemukakan bahwa: “…It has ability to control and integrate a wide variety of media - still pictures, graphics and moving images, as well as printed information. the computer can also record, analyze, and react to student responses that are typed on a keyboard or selected with a mouse”.[8] Yang artinya komputer memiliki kemampuan untuk mengendlalikan dan mengintegrasikan berbagai media –seperti gambar, grafik dan gambar bergerak, serta informasi tercetak. Komputer juga dapat merekam, menganalisis, dan bereaksi terhadap respon siswa yang diketik pada keyboard atau dipilih dengan mouse).
Saat ini teknologi komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai sarana komputasi dan pengolahan kata, tetapi juga sebagai sarana belajar multimedia yang memungkinkan mahasiswa membuat desain dan rekayasa suatu konsep dan ilmu pengetahuan. Sajian multimedia berbasis komputer sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam sebuah tampilan yang terintegrasi. Dengan tampilan yang dapat mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan, komputer dapat dirancang dan digunakan sebagai media teknologi yang efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi pembelajaran yang relevan misalnya rancangan grafis dan animasi.
Beberapa bentuk penggunaan komputer sebagai multimedia yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi:
1.    Penggunaan Multimedia Presentasi
Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan group belajar yang cukup banyak diatas 50 orang. Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia proyektor yang memiliki jangkauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan,sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditif maupun kinestetik. Hal ini didukung oleh teknologi perangkat keras yang berkembang cukup lama, telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam kegiatan presentasi, saat ini teknologi pada bidang rekayasa komputer menggantikan peranan alat presentasi pada masa sebelumnya.
Berbagai perangkat lunak yang memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik. Perkembangan perangkat lunak tersebut didukung oleh perkembangan sejumlah perangkat keras penunjangnya. Salah satu produk yang paling banyak memberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini adalah perkembangan proyektor digital yang memungkinkan bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam kepentingan dalam berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan berbagai karakteristik audience.
Pengolahan bahan presentasi dengan menggunakan komputer tidak hanya untuk dipresentasikan dengan menggunakan alat presentasi digital dalam bentuk Multimedia pojektor (seperti LCD, in-focus dan sejenisnya), melainkan juga dapat dipresentasikan melalui peralatan proyeksi lainnya, seperti OHP dan filmslideprojector yang sudah lebih dahulu diproduksi.[9]
2.    CD Multimedia Interaktif
CDinteraktif dapat digunakan pada pembelajaran di sekolah sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar siswa terutama komputer. Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multimedia terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound, animasi, video, teks, dan grafis.Beberapa model multimedia interaktif diantaranya:
a.    Multimedia drills,model drills dalam pembelajaran berbasis komputer pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.
b.    Model tutorial, pembelajaran berbasis komputer model  tutorial merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak komputer yang berisi materi pelajaran. Model tutorial dalam CBI, pola dasarnya mengikuti pembelajaran berprogram tipe branching dimana konten kurikulum.Materi pelajaran disajikan dalam unit-unit kecil, lalu disusul dengan pertanyaan. Program ini juga menuntut siswa untuk mengaplikasikan ide dan pengetahuan yang dimilikinya secara langsung dalam kegiatan pembelajaran.
c.    Model simulasi, model simulasi dalam CBI pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.
d.   Model gamesinstruction, model permainan ini dikembangkan berdasarkan atas “pembelajaran menyenangkan”, dimana peserta didik akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan aturan permainan.[10]
3.    Video Pembelajaran
Selain CD interaktif, video termasuk media yang dapat digunakan untuk pembelajaran di sekolah. Video ini bersifat interaktif-tutorial membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Siswa juga dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai yang diajarkan dalam video. Penggunaan program video di sekolah cocok untuk mengajarkan suatu proses.[11]
Pemanfaatan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam dunia pendidikan, khususnya di Indonesia seringkali hanya digunakan untuk membantu kegiatan administrasi di sekolah saja, tak ubahnya menggantikan mesin ketik konvensional. Bahkan banyak pula sekolah-sekolah maju, yang memiliki laboratorium komputer dengan jumlah komputer yang memadai, hanya memanfaatkan perangkat TIK yang ada untuk mengajarkan keterampilan teknologi informasi saja seperti pelatihan internet, perangkat perkantoran kepada para siswanya, tak ubahnya seperti kelas kursus komputer pada umumnya.
Seharusnya perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat dimanfaatkan lebih jauh untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di ruang kelas dengan cara mengintegrasikannya ke dalam kurikulum yang ada. Penggunaan teknologi berbeda dengan maksud dari Integrasi Teknologi. Kegiatan mengajarkan penggunaan teknologi seperti kegiatan diatas, sangat berbeda dengan kegiatan integrasi teknologi dalam kegiatan pembelajaran. Integrasi teknologi adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam wilayah konten secara umum dalam pendidikan untuk memungkinkan mereka belajar keterampilan komputer dan teknologi. Secara umum, kurikulumlah yang mengendalikan penggunaan teknologi bukan sebaliknya (Edutopia, 2008).[12]
Kalau siswa berperan sebagai detektif yang serba bisa, maka apa yang dilakukan para guru?,singkatnya, guru berperan sebagai pemimpin dalam pembelajaran kelas. Guru tidaklah memberikan seluruh jawaban atau mengendalikan materi, tetapi guru menetapkan struktur yang mendorong eksplorasi siswa. Struktur ini meliputi pengaturan kelas (setting), pencapaian tujuan kurikulum, mengakses apakah proses belajar telah terjadi di antara siswa, mengelola aktivitas kelas yang seimbang untuk mengakomodasi ketrampilan-ketrampilan siswa, dan menciptakan nuansa eksploratif di awal kegiatan sehingga siswa termotivasi untuk memenuhi tugasnya. Guru-guru dalam kelas seperti ini bergantung pada ketrampilan bertanya yang baik, memonitor diskusi siswa, dan menetapkan peraturan yang memberi peluang bagi siswa untuk terlibat dalam percakapan dan kolaborasi. Mereka memberi contoh/model dalam berlogika dan melakukan proses berpikir, mengidentifikasi dan mengungkapkan kembali pemahaman dan keyakinan siswa, mendukung dialog antara guru dengan siswa dan antar-siswa, serta memberi umpan balik.
Komputer merupakan perangkat yang baik bagi siswa untuk dapat berekspresi secara individual, dapat digunakan untuk bereksplorasi serta meningkatkan.  Jika teknologi digunakan secara efektif sebagai perangkat untuk berkreasi, maka siswa akan menjadi memiliki keleluasaan lebih, menjadi kolaboratif, dan reflektif dibanding dengan di dalam kelas tanpa teknologi (SEDL, 1998). Penggunaan dan integrasi secara efektif di dalam kelas akan mampu menghadirkan lingkungan belajar yang konstruktif (sesuai dengan teori konstruktivisme).
Selain akan menarik siswa untuk belajar, pemanfaatan dan integrasi teknologi di dalam kelas, akan membuat siswa lebih aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran. Selain itu, integrasi teknologi informasi dalam ruang kelas, mampu juga memberikan siswa pengalaman baru kepada para siswa untuk dapat mengenalkan penggunaan teknologi untuk membantu mereka dalam menyelesaikan permasalahan atau problem solving (Wallace, 1993) yang mereka hadapi di kehidupan sebenarnya. Manfaat lainnya, penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran akan membuat siswa senang dan lebih rileks dalam belajar, hal ini tentu saja akan membuat siswa mudah dalam menyerap pembelajaran yang disampaikan.
Sekaranglah saatnya para guru berfikir bagaimana teknologi dapat membantu mereka, khususnya dalam pemanfaatannya untuk mendukung pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) di dalam kelas. Dalam integrasi teknologi informasi dalam ruang kelas, teknologi informasi harus diposisikan sebagai “alat” yang mampu membantu/menolong guru secara efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Teknologi bukan memegang peranan yang paling penting dalam proses pembelajaran. Dalam ruang kelas yang mengintegrasikan teknologi, para siswa dapat menggunakaninternet untuk mencari informasi, menganalisa tentang suatu hal, mempresentasikan hasil analisanya dalam bentuk tabel dan grafik serta merekam apa yang telah mereka pelajari dalam komputer. Penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran seperti diatas akan membuat siswa lebih aktif, lebih baik dibandingkan mereka hanya pasif, hanya menerima informasi dari guru saja. Mereka juga mampu menghasilkan pengetahuan dan mempresentasikan pengetahuan yang telah didapatkan dalam berbagai format. Sudah barang tentu, bahwa pembelajaran yang aktif (active learning) bukanlah sesuatu yang rapi dalam prosesnya. Para siswa sangat sibuk mengerjakan sesuatu, menghasilkan keberisikan suara dalam kelas dan menghasilkan ruang kelas yang kotor. Aktifitas dan lingkungan belajar haruslah secara seksama mendapatkan panduan dan terstruktur, sehingga siswa benar-benar terlibat dalam aktifitas pembelajarannya.
Para siswa harus belajar bahwa eksplorasi tidak berarti hanya berkeliling mengerjakan sesuatu sesuai dengan yang mereka inginkan dan berakhir tanpa tahu maksud kegiatannya. Guru harus memastikan bahwa para siswa melakukan investivigasi dan mengajukan pertanyaan, menuliskan tentang apa yang mereka pelajari, dan mengerjakan sesuatu dalam konteks yang sebenarnya, kemudian mereka belajar untuk membaca, menulis dan berfikir.
Dalam ruang kelas yang kaya akan teknologi, para siswa tidak belajar tentang teknologi, meskipun secara tidak langsung kegiatan ini akan memberikan pengalaman menggunakan teknologi informasi dalam menyelesaikan permasalahan sehar-hari.  Jadi, teknologi hanyalah sebuah tujuan, namun bukan segalanya.[13]
Jadi, integrasi media dan teknologi ini dianggap penting karena memiliki banyak manfaat, diantanya:
1.      Media yang pada dasarnya berfungsi memperjelas pesan yang disampaikan guru dapat ditampilkan dengan mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan dengan menggunakan media teknologi yang efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi pelajaran yang relevan, mislanya rancangan grafis dan animasi pada media teknologi computer yang menyangkut sekaligus visual dan audio.
2.      Menghasilkan media dari berbagai perangkat lunak yang memungkinkan pembelajaran (seperti presentasi) dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik.
3.      3.          Menghasilkan pembelajaran yang efektif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa (seperti menggunakan CD interaktif dengan media teknologi computer).
4.      Membimbing siswa memahami sebuah materi melalui visualisasi.
5.      Siswa secara interaktif mengikuti kegiatan praktek sesuai dengan media yang digunakan (seperti praktek yang ditayangan secara real melalui video).
6.      Meningkatkan kualitas pembelajaran di ruang kelas dengan cara mengintegrasikannya ke dalam kurikulum yang ada.
7.      Jika teknologi diguanakn secara efektif sebagai perangkat untuk berkreasi, maka siswa akan menjadi memiliki keleluasaan lebih menjadi kolaboratif dan reflektif dibandingkan dengan di dalam kelas tanpa teknologi.
8.      Akan membuat siswa lebih aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran.
9.      Integrasi teknologi dan media mampu memberikan siswa pengalaman baru kepada para siswa untuk dapat mengenalkan penggunaan teknologi untuk membantu mereka dalam menyelesaikan permasalahan atau problem solving.
10.  Akan membuat siswa senang dan rileks dalam belajar, dimana hal tersebut membuat siswa mudah dalam menyerap pembelajaran yang disampaikan.
F.     Relasi Pengintegrasian Teknologi dan Media dalam Pembelajaran
Pengaruh  guru  terlihat  jelas  sedang  berubah  terkait  pengaruh  implementasi  teknologidalam ruang kelas. Saat ini guru dan buku pelajaran bukan lagi sumber pengetahuan dominandalam proses belajar. Guru menjadi fasilitator dalam membentuk pengetahuan (Smaldino,et.all).  Dalam  perspektif   pedagogi  tradisional,  guru  diasumsikan  sebagai  sumber  ilmu pengetahuan  atau  ahli  konten  dalam  dalam  dan  menggunakan  metode  instruksi  langsung. Dalam  pola  yang  berpusat  di  guru,  guru  bersifat  mengkontrol  informasi  danbertanggungjawab pada seberapa banyak informasi yang akan didiseminasikan kepada murid. (Oliver dalam Neo, 2007).
Menurut  pandangan  kontruksionis  proses  belajar  hadir  dalam  sebuah  konteks  di  manateknologi  terkait  desain  dan  lingkungan  yang  melibatkan  pembelajar.  Menurut  Richard,integrasi teknologi dalam proses belajar mengajar di kelas menjadi salah satu kajian dalamkonteks  sebuah  kerangka  kontruksionis.  Untuk  memahami  potensi  implementasi  teknologidalam meningkatkan proses belajar, dampak kontruksionis dalam praktek belajar telah dikajisejumlah  peneliti.
Peran guru sebagaifasilitator dilihat sebagai hal paling penting dalam kontekskontruksionis. Menurut Galih Noor Abdillah, dalam proses belajar kontruksionis,gurumenciptakan suasana intelektual dan media teknologi, dimana metode kolaboratif dan kooperatif didorong. Dan di disini teknologi berfungsi membantu  terciptanya  kontruksionis  dimana  siswa  mampu  secara  aktif  mengkontruksipengetahuan, menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya (Nanjappadan Grant, 2003).
Saat  ini, peran guru beralih dari sebelumnya sebagai pihak tunggal  yang memilikiotoritas pengetahuan dan informasi menjadi pihak yang  berfungsi sebagai fasilitator bagi siswa dan memandu mereka dalam proses  belajar mengajar. Peran siswa berubah  darisifatnya pasifmenjadi  partisipan  yang aktifdalamproses belajarmengajar. Teknologidigunakanguruuntuk menggambarkandanmendukung materi pendidikan (Neo, 2007:150).[14]
Jadi relasi pengintegrasian teknologi dan media dalam pembelajaran bisa dikatakan adalah relasi yang harmonis, yaitu hubungan yang bersangkut-paut sehingga tercipta keselarasan dan keserasian (harmoni). Buktinya antara lain:
1.      Membantu terciptanya konstruksionis, dimana siswa mampu secara aktif mengkonstruksi pengetahuan, menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya.
2.      Siswa menjadi partisipan yang aktif dalam proses belajar mengajar.
3.      Untuk menggambarkan mendukung materi pelajaran.
G.  Contoh Pengintegrasian Teknologi dan Media
Kasus penggunaan media dalam pendidikan, baik yang terdapat di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang ratusan jumlahnya. Sungguh di luar dugaan bahwa sebagaimana dicatat oleh Wilbur Schramm dari sekian banyak kasus penerapan teknologi pendidikan dengan media tersebut 75% atau lebih kurang 170 kasus terdapat di Negara ketiga atau di Negara yang sedang berkembang. Mungkin memang karena negara berkembang merupakan sasaran yang empuk sebagai kelinci percobaan maupun pemasaran produk teknologi yang berupa perangkat keras peralatan media. Mungkin pula karena negara yang sedang berkembang memang mempunyai banyak persoalan yang harus dipecahkan dan ketinggalan-ketinggalan yang harus dikejar agar tidak tergilas oleh laju pesatnya perkembangan pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Atau, memang kedua kemungkinan ada. Penerapan teknologi pendidian dengan media memang tidak terkepas dari masud, tujuan maupun sasaran yang ingin dicapainya yang diharapkan akan emmpunyai nilai lebih bila dilihat dari manfaat sosialnya (socialbenefit).[15]
Dalam merencanakan pemanfaatan media guru harus melihat tujuan yang akan dicapai, materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan itu, serta strategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan itu. Media pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan ketiga hal itu, ialah tujuan, materi, dan strategi pembelajarannya.[16]
Adapun contoh pengintegrasian teknologi dan media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.      SimulationBasedLearning
Startegi pembelajaran ini memiliki karakteristik yaitu peserta didik diminta untuk mengalami suatu peristiwa yang dipelajarinya. Sebagai contoh peserta didik diharapkan dapat membedaka perubahan percampuran warna-warna dasar. Maka dengan melalui suatu software tertentu (misal virtual lab) peserta didik dapat melakukan berbagai percampuran warna dan melihat perubahan-perubahan warnanya. Selanjutnya, peserta didik dapat mencatat laporannya dalam bentuk tabel dengan menggunakan MS Excellatau MS Word. Selain itu, bila perlu mempresentasikan hasilnya dengan menggunakan MS Powerpoint.[17]
2.      ResourcesBasedLearningatau Pembelajaran Berbasis Aneka Sumber
Strategi pembelajaran ini memiliki karakteristik yaitu peserta didik diberikan atau disediakan berbagai ragam dan jenis sumber belajar baik cetak (buki, teks, modul, LKS dan lain-lain) maupun noncetak (CD/VCD, CD-ROM, bahan belajar online) yang relevan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Kemudian, peserta didik diberikan tugas untuk melakukan aktivitas belajar tertentu dan semua sumber belajaryang mereka butuhkan telah disediakan.[18]
3.      Drill dan Practice
Secara umum pembelajaran dengan metode latihan (drill) biasanya digunakan agar siswa: 1) memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalkan kata-kata, menulis, dan mempergunakan alat;2) mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan; dan 3) memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan yang lain.[19]
Pada umumnya, strategi latihan dan drill dipakai untuk mempelajari bahasa asing dan memperoleh kosakata baru. Banyak aplikasi computer yang menawarkan kesempatan latihan kepada siswa dalam bentuk permainan. Selain itu, kaset, kartu bergambar, dan lembaran kerja juga bisa digunakan untuk latihan yang efektif dalam bidang aritmatika, mengeja, dan instruksi bahasa.
4.      Presentasi
Presentasi harus disalurkan terarah, dengan kata-kata disalurkan ke auditori dan gambar-gambar ke saluran visual. Akhirnya materi itu sendiri harus punya potensi struktur yang penuh makna, misalnya, sebagai suatu rantai sebab akibat.[20]
Presentasi dengan media pada umumnya adalah bahwa pada media presentasi pesan/materi yang akan disampaikan dikemas dalam sebuah program komputer dan disajikan melalui perangkat alat saji (proyektor). Pesan/materi yang dikemas bisa berupa teks, gambar, animasi dan video yang dikombinasikan dalam satu kesatuan yang utuh.[21]
5.      Diskusi
Strategi diskusi melibatkan pertukaran ide dan pendapat antar siswa atau antar siswa dan guru. Ini dapat digunakan dalam setiap tahap belajar mengajar, baik dalam kelompok kecil maupun besar. Diskusi bisa dipimpin oleh guru dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh respon siswa. Adapun pertanyaan tersebut hendaknya berupa pertanyaan yang membutuhkan pemikiran siswa. Pertanyaan yang dimulai dengan “bagaimana” dan “mengapa” biasanya sangat tepat untuk memulai sebuah diskusi. Jangan lupa untuk memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan jawaban mereka.
Mempertontonkan sebuah video kepada siswa dapat memberikan pengalaman tertentu dan menghadirkan sesuatu untuk didiskusikan oleh siswa. Diskusi di akhir pembelajaran dapat menjadi ajang Tanya jawab untuk memastikan siswa memahami apa yang dimaksudkan oleh guru. Selain itu, diskusi juga bisa berfungsi sebagai alat evaluasi pengajaran. Meskipun strategi ini sesuai untuk semua umur, tetapi umur siswa perlu dipertimbangkan sebelum mengajak mereka berpartisipasi ke dalam diskusi.
6.      Belajar Kelompok
Metode ini merupakan metode pembelajaran yang mengkondisikan kelas yang terdiri dari kesatuan individu-individu anak didik yang memiliki potensi beragam untuk bekerja sama. Guru dapat memanfaatkan ciri khas tersebut untuk menjadikan kelas sebagai suatu kesatuan (kelompok tersendiri) maupun dengan membaginya menjadi kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok). Kelompok-kelompok tersebut dibentuk untuk memecahkan suatu masalah atau untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang perlu dikerjakan bersama-sama.[22]
Siswa dapat belajar berkelompok tidak hanya dalam mendiskusikan materi dari media cetak maupun menonton suatu video tapi juga dalam membuat sebuah media. Sebagai contoh, rancangan dan pembuatan sebuah presentasi video maupun grafis sebagai sebuah proyek kurikulum menghadirkan suatu kesempatan untuk belajar berkelompok. Guru hendaknya menjadi partner kerja dalam situasi belajar yang demikian.
7.      Permainan
Strategi permainan dapat memberikan kesan kompetitif dimana siswa mengikuti peraturan dalam berusaha mencapai tantangan target pendidikan. Ini merupakan teknik yang sangat memotivasi, terutama untuk materi pelajaran yang membosankan. Permainan tersebut boleh mengikutsertakan seorang atau sekelompok siswa. Biasanya dalam permainan, siswa diminta untuk menggunakan kemampuan memecahkan masalah, menemukan solusi, atau kemampuan mendemonstrasikan keahlian dalam bidang tertentu yang membutuhkan efisiensi yang tinggi.[23]
Tentu saja bentuk permainan yang disajikan di sini tetap mengacu pada proses pembelajaran, di sini pengguna tidak merasa bahwa mereka sesungguhnya sedang belajar.
Dalam hal ini dapat menggunakan banyak perangkat lunak yang dapat untuk mengolah teks, seperti MS Office Family atau Note Pad; mengolah kata seperti Corel Draw, MS Vista, Adobe Photoshop, dan lain-lain.[24]
Ada bermacam ragam permainan. Teka-teki seperti teka-teki silang merupakan salah satu yang terkenal. Kesulitan teka-teki penting untuk anda pertimbangkan ketika memperkenalkannya kepada siswa. Teka-teki silang, Sudoku, menyusun gambar, teka-teki logika merupakan permainan yang cocok untuk siswa. Teka-teki bisa menjadi alat mempraktekkan ilmu yang mereka pelajari, seperti ejaan kata dan penggunaan huruf kapital.

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Belajar adalah usaha memperoleh kepandaian atau ilmu sehingga terjadi perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Selanjutnya, media pembelajaran adalah alat (sarana) komunikasi yang terletak di antara dua pihak yang menjadi perantara atau penghubung untuk menyampaikan untuk menunjang proses pembelajaran. Selanjutnya, teknologi pendidikan adalah metode bersistem untuk merencanakan, menggunakan, dan menilai seluruh kegiatan pengajaran dan pembelajaran dengan memperhatikan, baik sumber teknis maupun manusia dan interaksi antara keduanya, sehingga mendapatkan bentuk pembelajaran yang lebih efektif. Selanjutnya, integrasi adalah penyatuan hingga menjadi kesatuan yang utuh, hal ini memberi pengertian pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan dalam suatu sistem tertentu dan menjadikannya menjadi satu kesatuan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.
Integrasi media dan teknologi ini dianggap penting karena memiliki banyak manfaat, diantanya: 1) menghasilkan media dari berbagai perangkat lunak yang memungkinkan pembelajaran (seperti presentasi) dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik. 2) menghasilkan pembelajaran yang efektif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa (seperti menggunakan CD interaktif dengan media teknologi computer). 3) membimbing siswa memahami sebuah materi melalui visualisasi. 4) Siswa secara interaktif mengikuti kegiatan praktek sesuai dengan media yang digunakan (seperti praktek yang ditayangan secara real melalui video). 5) akan membuat siswa senang dan rileks dalam belajar, dimana hal tersebut membuat siswa mudah dalam menyerap pembelajaran yang disampaikan. 6)akan membuat siswa lebih aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran.
Adapun contoh integrasi antara alain: 1) simulation based learning, 2) resourcesbasedlearning, 3) drill dan practice, 4) presentasi, 5) diskusi, 6) belajar kelompok, 6) permainan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Galih Noor. 2012. Media Teknologi (http:lib.ui.ac.id), diakses tanggal 5 Mei 2015 jam 1938 WIB.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran: Perannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran, cet. II. Yogyakarta: Gava Media.
Hamidah, Idah. 2012. Integrasi Teknologi dan Media atau Fasilitas Belajar, (http:idahhamidah.blogspot.com), diakses tanggal 19 April 2015 jam 19:01 WIB.
Hassan, Usman. 2003. The Concept of Ilm and Knowledge in IslamThe Association of Muslim Scientistsand Engineers.
Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika.
Mayer, Richard E. 2009. Multi Media Learning: Prinsip-prinsip dan Aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nasih, Ahmad Munjin. 2009.Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Refika Aditama.
Rizky. 2010. PenggunaanTeknologivsIntegrasiTeknologi dalam Pembelajaran (http:wordpress.com), diakses tanggal 20 April 2015 jam 18:25 WIB.
Rusman. 2012. PembelajaranBerbasisTeknologiInformasi dan Komunikasi: MengembangkanProfesionalitasGuru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sadirman, Arif S. 2003. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, cet. 6. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Turmudi dkk. 2006. Islam, Sains dan Teknolog:i Menggagas Bangunan Keilmuan Fakultas Sains dan Teknologi Islami Masa Depan. Malang : UIN Maliki Press.
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineke Cipta.



[1]Kamisa, KamusLengkapBahasa Indonesia (Surabaya: Kartika, 1997), hlm. 19.
[2] Arif S. Sadirman,Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, cet. 6 (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 1- 4.
[3] Arif S. Sadirman, Media Pendidikan…, hlm. 6.
[4] Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya (Jakarta: Rineke Cipta, 2008), hlm. 110-111.
[5] Bambang Warsita, TeknologiPembelajaran…, hlm. 10.
[6]Usman Hassan, The Concept of Ilm and Knowledge in Islam(The Association of Muslim Scientistsand Engineers, 2003), hlm. 3.
[7] Turmudi, dkk, Islam, Sains dan Teknolog:i Menggagas Bangunan Keilmuan Fakultas Sains danTeknologi Islami Masa Depan(Malang : UIN Maliki Press, 2006), hlm. 15.
[8] Rusman, PembelajaranBerbasisTeknologiInformasi dan Komunikasi:MengembangkanProfesionalitasGuru (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 65-64.
[9] Rusman, PembelajaranBerbasis…,  hlm. 67-68.
[10] Rusman, PembelajaranBerbasis…,  hlm. 68-69.
[11] Rusman, PembelajaranBerbasis…, hlm. 70.
[12]Rizky, PenggunaanTeknologivsIntegrasiTeknologidalamPembelajaran (http:wordpress.com, 2010), diakses tanggal 20 April 2015 jam 18:25 WIB.
[13]Rizky, PenggunaanTeknologi…,  diakses tanggal 20 April 2015 jam 18:25 WIB.
[14] Galih Noor Abdillah, Media Teknologi (http:lib.ui.ac.id, 2012), diakses tanggal 5 Mei 2015 jam 1938 WIB.
[15] Arif S. Sadiman, Media Pendidikan..., hlm.191.
[16] Arif S. Sadiman, Media Pendidikan..., hlm.182.
[17]  Bambang Warsita, TeknologiPembelajaran…, hlm. 291.
[18] Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran..., hlm. 290.
[19] Ahmad Munjin Nasih, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung: Refika Aditama, 2009), hlm. 91.
[20]  Richard E. Mayer, Multi Media Learning: Prinsip-prinsip dan Aplikasinya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm 281.
[21] Daryanto, Media Pembelajaran: Perannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran, cet. II (Yogyakarta: Gava Media, 2013). hlm. 67.
[22]Ahmad Munjin Nasih, Metode dan Teknik..., hlm. 73.
[23]IdahHamidah, Integrasi Teknologi dan Media atau Fasilitas Belajar, (http:idahhamidah.blogspot.com, 2012), diakses tanggal19 April 2015 jam 19:01 WIB.
[24] Daryanto, Media Pembelajaran..., hlm. 56.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar