BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendekatan pembelajaran kurikulum yang
berbasis integrasi Islam dan sains saat ini mulai menyadarkan masyarakat luas
tenang arti pentingnya pendidikan Agama Islam hadir dalam berbagai mata
pelajarkan. Ada sebuah paradigma baru di kalangan masyarakat dalam mendidik
anaknya. Masyarakat berpandangan bahwa melihat aspek pendidikan tidak lagi
dapat dilihat dari satu aspek saja yakni kognitif, namun kini tumbuh kesadaran
untuk mendidik anak-anak mereka dalam berbagai aspek mulai dari pengetahuan,
keterampilan (skil), hingga sikap. Masyarakat menginginkan konsep
pendidikan yang mampu membangun semua diminsi manusia secara menyeluruh. Pada
dataran praktis terkadang terdapat hambatan psikologis ketika paradigma sains
dan agama diterapkan sekaligus dalam menjelaskan sebuah pengetahuan.Sebab,
masih saja sebagian orang memandang bahwa kedua paradigma tersebut memiliki
orientasi dan cara yang berbeda. Sains, dengan basis filsafat mengedepankan
logika empirisme sehingga sesuatu yang dikatakan "benar" diukur berdasarkan
akal dan mesti dapat dibuktikan secara
empiris(Paulsen, 1995 :480).
Sebaliknya, agama yang didasarkan kepada ajaran normatif
(wahyu) menyatakan bahwa yang "benar" secara normatif dikatakan
demikia adalah sesuatu yang nyata. Namun demikian, fenomena yang terlihat
akhir-akhir ini menunjukkan kesadaran perlunya melakukan integrasi paradigmatik
khususnya antara ilnu agama dengan umum, termasuk dalam masalah metafisik.
Salah satu persoalan metafisika yang menarik untuk dijelaskan dengan
menggunakan sains dan agama adalah kepercayaan tentang eksistensi Tuhan, yang
dalam bahasa agama (Islam) disebut dengan aqidah. Indonesia merupakan
negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia. Jumlah yang begitu besar
menjadikan sebuah keunggulan sekaligus masalah. Keunggulan dapat diraih ketika
umat Islam mampu menjadi frontier atau ujung tombak pembangunan negara dan
perwujudan kemakmuran seluruh rakyat yang berlandaskan nilai-nilai
keislaman. Sedangkan jumlah yang begitu
besar juga bisa menjadi masalah, ketika umat Islam tidak mampu mempraktekkan
nilai-nilai keislaman, dan tidak mampu menunjukkan kualitasnya sebagai seorang
muslim untuk mewujudkan kemakmuran yang sesuai dengan tujuan penciptaan agar
menjadi khalifah utusan Allah di bumi ini dan
umat Islam belum banyak berperan dalam menyelesaikan problem umat maupun
bangsa dalam menghadapi perkembangan sains dan teknologi. Maka dari situlah
terciptanya kurikulum barbasis integrasi Islam dan sains.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Model Pngembangan Kurikulum
Berbasis Integrasi Islam dan Sains
1.
Landasan pengembangan kurikulum
Setiap
tahapan dalam pengembangan kurikulum baik perencanaan, penyusunan, dalm
merancang sebuah kurikulum. Implementasi serta evaluasinya haruslah
memperhatikan landasan-landasan pokok serta prinsip dasar suatu kurikulum.
a.
Landasan Filosofis Kurikulum
Berbasis Integrasi Islam dan Sains.
Dalam pandangan Islam, ilmu pengetahuan dan alam
adalah berkesinambungan dengan agama dan Tuhan. Hubungan ini menyiratkan aspek
yang suci untuk mengejar pengetahuan ilmiah oleh umat Islam, karena alam itu
sendiri dilihat dalam Al Qur'an sebagai kumpulan tanda-tanda menunju kepada
Tuhan. Secara normatif, sejak awal diwahyukannya, al-Qur’an melalui surah
al-Alaq 1-5, sudah tergambar bahwa
konstruksi pengetahuan dalam Islam dibangun di atas nilai-nilai tauhid. Dari
ayat-ayat yang pertama turun tersebut terlihat bahwa ada perintah untuk
“membaca” yang merupakan proses pencapaian ilmu pengetahuan dengan rambu-rambu
“atas nama Tuhan” sehingga proses pencapaian ilmu pengetahuan semestinya
ekuivalen dengan proses makrifat kepada Tuhan. Disini teknologi dapat dijadikan
sebagai media pembuktian atas keesaan
dan kekuasaan Allah.
b.
Landasan yuridis
Landasan yuridis kurikulum berbasis integrasi Islam
dan sains antara lain adalah:
1. al-Quran dan
hadist(wahyu)
2. UUD 1945
3. Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2013 tentang sistem pendidikan Nasional
4. Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2005 tentang pemangunan rencana jangka panjang nasional, beserta segala
ketentuan yang dituangkan dalam
5.
Peraturan pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan sebagaimana telah di ubah dengan
peraturan pemerintahan Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas peraturan
pemerintahan Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional pendidikan.
c.
Landasan Teoritis
Kurikulum berbasis integrasi Islam dan sains dikembangkan atas teori
“pendidikan berdasarkan standar “ dan teori kurikulum berbasis integrasi Islam
dan Sains.
Dan pendidikan yang berbasis integrasi Islam dan Sains juga tidak
terlepas dari standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Indonesia merupakan
negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia. Jumlah yang begitu besar
menjadikan sebuah keunggulan sekaligus masalah. Keunggulan dapat diraih ketika
umat Islam mampu menjadi frontier atau ujung tombak pembangunan negara dan
perwujudan kemakmuran seluruh rakyat yang berlandaskan nilai-nilai
keislaman. Sedangkan jumlah yang begitu
besar juga bisa menjadi masalah, ketika umat Islam tidak mampu mempraktekkan
nilai-nilai keislaman, dan tidak mampu menunjukkan kualitasnya sebagai seorang
muslim untuk mewujudkan kemakmuran yang sesuai dengan tujuan penciptaan agar
menjadi khalifah utusan Allah di bumi ini dan
umat Islam belum banyak berperan dalam menyelesaikan problem umat maupun
bangsa dalam menghadapi perkembangan sains dan teknologi.
Saat ni bangsa
kita sedang menghadapi krisis nasional dalam berbagai dimensi kehidupan seperti ekonomi, politik, hokum dan
sebagainya. Akibatnya timbul kerusuhan social di mana-mana, semakin menjamurnya
tindakan criminal, unjuk rasa yang disertai dengan tindakan brutalisme dan
sebagainya. Menurut Muhaimin dalam kondisi semacam ini masyarakat berharap
banyak terhadap jasa dan peran agama yang di dalamnya sarat akan dimensi
moralitas dan spiritualitas, baik secara konseptual maupun aktualitasnya,
dan/atau normativitas maupun historisitasny.[1]
2.
Konsep dasar
Kurikulum yang berbasis integrasi Islam dan sains
menekankan kepada peserta didik. Istilah teknologi telah dikenal manusia sejak
jutaan tahun yang lalu, karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih
makmur dan lebih sejahtera. Pengertian teknologi dari segi istilah secara umum
ialah penggunaan sains. Perkataan “tekno” itu sendiri membawa maksud kemahiran
teknik atau hasil kerja sementara, “logi” bermaksud doktrin, teori atau ilmu.
Menurut pengertian bahasa , teknologi merujuk kepada penggunaan barang ataupun
perusahaan yang dihasilkan melalui ciptaan sains untuk meningkatkan kualiti
kehidupan manusia sehari-hari.[2]
Teknologi dapat didefinisikan pula
sebagai, “Cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan
bantuan alat dan akal, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat
lebih ampuh anggota tubuh, pancaindera dan otak manusia”. Dengan demikian
secara sederhana teknologi dapat diartikan ilmu tentang cara menerapkan sains
untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia.
Berkaitan dengan sains dan teknologi, Al-Qur’an memerintahkan
manusia supaya terus berupaya meningkatkan kemampuan ilmiahnya untuk terus
mengembangkan teknologi dengan memanfaatkan anugerah Allah yang dilimpahkan
kepadanya. Menurut sebagian ulama, terdapat sekitar 750 ayat Al-Qur’an yang
berbicara tentang alam materi dan fenomenanya, dan yang memerintahkan manusia
untuk mengetahui dan memanfaatkan alam ini.
Contohnya untuk
mengintegrasikan Islam dan sains adalah para ahli peneliti kandungan Al-Qur’an
dari aspek ilmu dan teknologi; antara lain Prof. Afzalurrahman dan Prof Dr.
Maurice Bucaille mendapatkan kesimpulan-kesimpulan bahwa kitab suci Al-qur’an
memberi dorongan daya cipta umat manusia dalam berpikir dan menganalisa serta
mengembangkan fenomena semesta alam ciptaan Allah yang bergerak secara
sistematis dan bertujuan itu, menjadi benda-benda atau alat-alat teknologi yang
tepat guna bagi kesejahteraan hidup manusia, sejak dari ilmu dan teknologi
pertanian, irigasi, botani, perkebunan, bio-kimia, arsitektur, archeology,
astronomi, fisika, matematika sampai kepada ilmu dan teknologi ruang angkasa
dan kedokteran. Ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan hal tersebut di atas dapat
kita telaah dalam surat-surat Al-An’am; 99, dan Qaaf ; 9, Abasa : 26-27,
Al-baqarah : 266, An-Nahl ; 15 dan sebagainya.
Dalam kasus paradigma
epistemologi Islam, integrasi antara agama dengan sains dan teknologi dalam
artian sebagai upaya untuk menghubungkan dan memadukan antara pendidikan agama
dengan sains dan teknologi adalah sesuatu yang mungkin adanya, karena didasarkan
pada gagasan Keesaan (tauhid). Dalam hal ini, ilmu pengetahuan, studi tentang
alam, dianggap terkait dengan konsep Tauhid (Keesaan Tuhan), seperti juga semua
cabang pengetahuan lainnya. Dalam Islam, alam tidak dilihat sebagai entitas
yang terpisah, melainkan sebagai bagian integral dari pandangan holistik Islam
pada Tuhan, kemanusiaan, dan dunia.
2. Bahan ajar Kurikulum
Berbasis Integrasi Islam dan Sains
a. Proses Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran didefinisikan
sebagai proses penyusunan materi pembelajaran, penggunaan media pembelajaran,
penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran, serta penilaiandalam suatu
lokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentuuntuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.[3]
Perencanaan merupakankomponen penting sebelum melaksanakan pembelajaran, karena
ituperencanaan pembelajaran harus dilakukan oleh guru
sebelummengajar.Perencanaan pembelajaran yang dilakukan di sekolah atau madrasah
pada umumnya sama seperti ketentuan dari BNSP (Bada Standar Nasional Pendidikan).
Guru menyiapkan perangkatpembelajaran seperti silabus, program tahunan (Prota),
program semester, guru juga mengintegrasikan atau memadukan antara
materisemester (Promes), dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Di mata
pelajaran umum dengan ayat-ayat al-Quran atau nilai-nilai Islam.Lebih jelas
lagi, yang dilakukan di madrah atau sekolah yang menerabkan kurikulum berbasis
integrasi Islam dan sains yaitu dengan tahapan-tahapan yang dilakukan guru saat
merencanakan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.
Integrasi Islam dan sains
Untuk terwujudnya pembelajaran umum yang berbasis
integrasi Islam dan sains, guru studi menjadikan kitab suci (al-Qur’an)
danHadits sebagai basis atau sumber utama mata pelajaran yang di ampu. Kemudian
isimateri pembelajaran yang di ampu direlevansikan dengan ayat-ayat al-Qur’an atau
Hadits. Maksudnya adalah materi pembelajaran yang di ampu atau pelajaran umumdiinterpretasikan
atau dimaknai atas dasar al-Qur’an atau Hadits,sehingga diharapkan ada pertemuan
konseptual mengenai Agama dan Sains.
Pertemuan yang menggambarkan terjadinya kesatuanpemahaman atas sesuatu yang
didasarkan pada teori Agama dan sains.
2.
Menyusun program tahunan
Penyusunan Prota disekolah dan madrasah
yang menerapkan kurikulum berbasis Integrasi Islam dan Sainssama halnya dengan seperti
di sekolah pada umumnya. Program ini merupakan programumum yang harus disusun
guru bidang studi untuk setiap kelasdalam setahun dan dipersiapkan sebelum
tahun ajaran barudimulai. Dalam penyusunan program tahunan, guru berpedomanpada
kalender akademik dan silabus pembelajaran.
3.
Menyusun program semester
Program semester berisi secara garis
besar agenda yangakan dilaksanakan dalam satu semester. Program
semestermerupakan penjabaran dari program tahunan. Pada umumnyaprogram semester
berisikan tentang identitas bidang studi, bulan,pokok bahasan yang ingin
disampaikan, jumlah jam tatap muka,standar kompetensi, kompentensi dasar yang
ingin dicapai danindikator keberhasilan. Penyusunan promes juga tidak jauh
berbedadengan sekolah pada umumnya. Penyusunan promes dibuat olehguru bidang
studi bersama tim bidang studi yang kemudia disahkan oleh kepala sekolah.
4. Menyusun silabus pembelajaran
Silabus pembelajaran biasanya dijadikan
pedoman dalampenyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Gurumelakukan
pengembangan indikator, mengidentifikasi materi ajaratau materi pokok,
mengembangkan kegiatan pembelajaran,pengalokasian waktu, mengembangkan alat
penilaian (teknik/bentuk instrumen), menentukan sumber belajar dan yang terakhirmenentukan
nilai-nilai karakter yang hendak diinternalisasikankepada peserta didik sebagai
solusi untuk mengembangkan silabus.Setelah itu, nilai-nilai karakter yang ada
nantinya akan dimasukkanke dalam RPP dan direalisasikan dalam pelaksanaan
pembelajaran.
5. Menyusun Rencana pelaksanaan pembelajaran
RPP merupakan kerangka umum dari alur
pembelajaranyang akan dilaksanakan oleh guru. Penyusunan RPP disekolah dan
madresah yang menerapkan kurikulum berbasis integrasi Islam dan Sainsedikit
berbeda dengan penyusunan RPP disekolah-sekolah pada umumnya. Di samping
menyesuaikan konsepdari BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), guru juga
harusmengintegrasikan materi pelajaran umum dengan Agama. Muatan RPPyang
disusun guru yang disekolah melakukan kurikulum integrasi Islam dan Sains
setidaknyamencakup hal-hal sebagai berikut:
a)
Identitas:
Nama
Sekolah, Bidang Studi, Kelas/Semester, programjurusan, alokasi waktu.
b)
Silabus:
Judul,
Materi, SK, KD, Tujuan Pembelajaran, Indikator HasilBelajar, Alokasi Waktu,
Media Pembelajaran, TeknikPenilaian.
c)
Nilai-nilai Karakter yang
Diharapkan
Dalam setiap RPP yang dibuat, guru bidang
studi yang telah mencantumkan secara real mengenai nilai-nilaikarakter
yang akan ditanamkan atau diintegrasikan kepadapeserta didik melalui pelaksanaan
pembelajaran. Contoh nilaikarakter yang akan ditanamkan dalam
pelaksanaanpembelajaran kimia seperti: jujur, kerja keras, toleransi, rasaingin
tahu, komunikatif, menghargai prestasi, tanggung jawab,peduli lingkungan.
d)
Pengesahan:
Tanggal,
Tanda tangan Guru Bidang Studi, Tanda TanganKepala Sekolah.Sebelum Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)diterapkan di kelas, setiap guru harus
mengkonsultasikannyaterlebih dahulu dengan kepala sekolah. Hal ini sebagai
upaya untukmenjamin bahwa pelaksanaan pembelajaran nantinya akan sesuaidengan
prinsip-prinsip integrasi sains dan agama.[4]
3.
Metodologi Pengembangan Kurikulum
Integrasi Islam dan Sains
Proses
Pelaksanaan Pembelajaran. Contohnya Pelaksanaan
pembelajaran kimia berbasis integrasi Islam dan Sains disekolah yang menerabkan
kurikulum berbasis Integrasi Islam dan Sain secara garis besar memuat tiga
tahapan, yaitu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan, penutup. Sebelum masuk ke tahap pendahuluan
pelaksanaan pembelajaran, peserta didik melakukan tadarus al-Qur’an sebagai salah satu program
BUSI (budaya sekolah islami).
a.
Tadarus al-Qur’an
Tadarus al-Qur’anpada pukul 06.45-07.00. dilaksanakan
setiap hari sebelum PBM dimulai. Dipimpin oleh salah satu guru dari ruang guru
dan diawasi langsung oleh guru kelas masing-masing., kepala sekolah memberikan
ararahan kepada setiap guru mempunyai tanggung jawab mengajar al-Quran kepada
peserta didik. Dengan membaca al-Qur’an ini, bertujuan untuk menanamkan jiwa
keagamaan peserta didik dan menanamkan makna-makna hakiki al-Quran ke dalam
jiwa, hati dan pola pikir peserta didik. Sehingga peserta didik dapat
mengetahui ilmu-ilmu yang terkandung di dalam al-Quran. Selain itu juga
bertujuan agar adaperbedaan antara sekolah yang menerapkan kurikulum berbasis
integrasi Islam dan sains dengan sekolah yang menerabkan kurikulum biasa.
Contohnya Ayat-ayat yang dibaca pada
tadarus adalah Q.S ar-Rahman Surat ar-rahman adalah surak ke-55 dalam
al-Qur’an, dan terdiri dari 78ayat. Dalam surat ar-rahman ada satu ayat yang
diulang-ulang sampaidengan 31 kali. Ayat tersebut berbunyi:Maka nikmat Tuhan
kamu yang manakah yang kamu dustakan?(Q.S. Ar-rahman/55: 18)Kebanyakan
reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh makhluk hiduphanya dapat berlangsung pada pH
tertentu. Oleh karena itu, cairan tubuhharus merupakan larutan penyangga agar
pH senantiasa konstan ketikametabolisme berlangsung. Dalam keadaan normal, pH
dari cairan tubuhtermasuk darah kita adalah 7,35 – 7,5.Ayat diatas seolah-olah
menyentil kita bahwa begitu besar nikmattuhan yang diberikan kepada mahluk
hidup, sampai diulang beberapa kali.Karena jika mekanisme pengaturan pH dalam
tubuh gagal, seperti dapatterjadi selama sakit, sehingga pH darah turun
(asidosis) di bawah 7,0 ataunaik (alkalosis) ke atas 7,8, dapat menyebabkan
kerusakan permanen padaorgan tubuh atau bahkan kematian.Ayat di atas menyatakan
demikian itu tiada batas nikmat Tuhandapat kita menghitungnya. Semakin kita
mempelajari ilmu pengetahuan,maka semakin luas pengetahuan kita. Namun semakin
pula kita tahubegitu banyak yang tidak kita ketahui.
Nikmat yang dilimpahkannya tidakdapat
kita ukur dengan pengetahuan kita. Sekali-kali kita patutmenginstrospeksi siapa
dan bagaimana kita. Cukupkah yang kita milikimenjadi tujuan hidup kita? Kemana
kita akan kembali setelah kehidupanini berakhir?
b.
Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan (Apersepsi) pada
pembelajaran kimiaberbasis integrasi sains dan agama memuat beberapa
tahapan,diantaranya:
a)
Warme
Guru bertanya kembali tentang materi
yang sudah dipelajaripada pertemuan sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan oleh
setiap gurukhususnya guru kimia.
b)
Pre Tech
Pada tahap ini guru memberikan arahan
tentang model ataumetode pembelajaran yang akan digunakan. Sebagai contoh
adalahmetode diskusi, guru memberikan arahan terkait bagaimana
membuatkelompok-kelompok diskusi dan tugas masing-masing kelompok.
c)
Scene Setting
Aktivitas yang dilakukan guru pada tahap ini adalahmengkontekstualkan
materi pelajaran sehingga siswa mempunyaigambaran riil terkait materi yang akan
dipelajari. Dengan demikiansiswa menjadi lebih bersemangat dalam mempelajari
materi tersebut.
c.
Kegiatan inti
a)
Eksplorasi
Sebenarnya kegiatan eksplorasi dalam
kerangka pembelajaran umum ini telah termuat dalam scene setting pada
tahap pendahuluan.Di samping itu, muatan kegiatan
b)
Elaborasi
Elaborasi merupakan aktifitas yang
melibatkan partisipasi aktifdari peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Hal
ini jugamerupakan perwujudan dari active learning. Dalam tahap ini
gurumemulai menerapkan berbagai strategi, metode dan model yangdisesuaikan
dengan keadaan atau kondisi siswa dan materi yang akandisampaikan. Strategi
pembelajaran kimia berbasis integrasi Islamdan sain mengacu pada prinsip kooperatifdiscovery
dan active learning.Dalam tahap ini, guru mempunyai kesempatan
untukmenyisipkan nilai-nilai karakter sebagai bagian dari
internalisasipendidikan karakter
c)
Konfirmasi
Tahap konfirmasi merupakan follow up
dari dua tahapsebelumnya yaitu eksplorasi dan elaborasi. Setelah
selesaimenyampaikan materi pelajaran, guru menarik kesimpulan danmemberi umpan
balik kepada peserta didik atas materi yangdisampaikannya. Setelah itu, guru
baru mengakhiri kegiatanpembelajarannya.
d)
Kegiatan penutup
Kegiatan penutup pada umumnya diisi
dengan penyampaianmateri yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, beberapapesan
motivasi yang biasanya disisipi dengan pendidikan karakter,memasukkan beberapa
nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkanpada diri siswa.
4. Proses Evaluasi Pembelajaran Kurikulum
integrasi Islam dan Sains
Evaluasi hasil pembelajaran difokuskan pada
peserta didik denganmengacu pada indikator hasil belajar yang telah dibuat.
Sebelummelaksanakan pembelajaran, guru biasanya membuat instrumen penilaianyang
didasarkan pada indikator pencapaian hasil belajar. Sedangkaninstrumen
penilaian hasil belajar dibuat dengan memperhatikan ranahkognitif, psikomotorik
dan afektif.
(1)
Kognitif
Ranah kognitif berhubungan dengan
kemampuan berfikir yangmenurut taksonomi Bloom secara hierarki terdiri dari
pengetahuan,pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Selain itu,
ranah inijuga sangat berhubungan dengan pemahaman peserta didik terhadapmateri
yang disampaikan. Di sekalah dan madrasah, penilaian padaaspek ini dilakukan
melalui ujian tertulis yaitu ulangan harian, tes tengahsemester (UTS), tes
akhir semester (UAS), dan ujian nasional (UN)seperti ketetapan yang ditetapkan
oleh BNSP.
(2)
Psikomotorik
Ranah ini melibatkan gerak adaptif dan
keterampilan komunikasiberkesinambungan. Selain itu, penilaian hasil belajar di
sekolah dan madrasah yang menerabkan kurikulum berbasis integrasi Islam dan
sains. Lebih ditekankan saat berlangsungnya proses pembelajaran.Guru memberikan
nilai plus kepada siswa yang aktif saat pelajaran kimiaberlangsung, baik dalam
bentuk tugas, kuis, presentasi atau bertanya.Dalam raport, ketiga aspek
(kognitif, psikomotorik dan afektif) disajikanapa adanya tanpa mengakumulasi
skor hasil penilaian masing-masingaspek. Dengan demikian penilaian hasil
pembelajaran kimia berbasisintegrasi Islam dan sains dan tidak hanya berpaku
pada kemampuan kognitifpeserta didik tetapi menyeluruh pada semua kemampuan
yang dimilikioleh peserta didik.
(3)
Afektif
Ranah afektif sangat berhubungan dengan
sikap, minat, dan ataunilai-nilai. Kondisi ini tidak dapat dideteksi dengan
tes, tetapi dapatdiperoleh melalui angket, inventory, atau pengamatan
yang sistematikdan berkelanjutan. Dalam laporan hasil belajar peserta didik,
terdapatkomponen pengetahuan yang umumnya merupakan representasi aspekkognitif,
komponen praktik yang melibatkan aspek psikomotorik, dankomponen sikap yang
berkaitan dengan kondisi afektif peserta didik.
4.
Standar Penelitian Kurikulum
integrasi Islam dan Sains
Terdapat
tujuh fungsi standar dari kurikulum integrasi islam dan sains di madrasah atau
sekolah yang menerabkan kurikulum integrasi Islam dan sain yaitu:
a.
Pengembangan kurikulum keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia
peserta didik secara optimal, yang telah di tentukan lebih dahuludalam
lingkungan keluarga.
b.
Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman dalam meneliti kehidupan untuk mencapai
kebahagianhidup baik di dunia ini maupun di akherat.
c.
Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui penanaman
nilai-nilai pendidikan agama Islam yang berkaitan dengan hubungan sosial
kemasyarakatan.
d.
Perbaikan kesalah pahaman, kesalahan dan kelemahan peserta didik dalam
keyakinan, pemahaman dan pengamalan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
e.
Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif baik yang berasal dari pengaruh
budaya asing maupun kehidupan sosial kemasyarakatan yang dihadapinya dalam
kehidupan sehari-hari.
f.
Pengajaran tentang pengetahuan ilmu keagamaan secara umum, sistem dan
fungsionalnya dalam kehidupan sehingga terbentuk pribadi muslim yang sempurna.
g.
Penyiapan dan penyaluran peserta didik untuk menalami pendidikan agam ke lembaga pendidikan yang
lebih tinggi.[5]
Ketujuh fungsi yang
dirumaskan oleh Muhaimin itu diyakini mampum diwujudkan manakala pembelajaran
berbasis integrasi Islam dan Sains pendidikan di sekolah/madrasah diorentasikan
dalam membangun sikap peserta didk. Keberhasilan membangun sikap peserta didik
kearah yang lebih baik apabila pembelajaran integrasi Islam dan Sain diterapkan
disekolah/madrasah disajikan dalam berbagai informasi unik, khas dan dikemas
dengan bahasa yang menarik, menyentuh dan inspiratif. Selain itu, pendekatan
pembelajaran integrasi Islam dan Sain harus mampu memacu peserta didik untuk
melakukan aktifitas yang penuh dengan
kegiatan kratifitas seperti menalar, menggobservasi, mempertanyakan,
membandingkan menganalissi dan menemukan berbagai konsep, dalil, prinsip,
prosedur maupun nilai-nilai integrasi Islam dan Sains.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa:
1.
Landasan pengembangan kurikulum
Setiap
tahapan dalam pengembangan kurikulum baik perencanaan, dalm merancang sebuah
kurikulum. Implementasi serta evaluasinya haruslah memperhatikan
landasan-landasan pokok serta prinsip dasar suatu kurikulum.
2.
Landasan Filosofis Kurikulum
Berbasis Integrasi Islam dan Sains.
Dalam pandangan Islam,
ilmu pengetahuan dan alam adalah berkesinambungan dengan agama dan Tuhan.
Hubungan ini menyiratkan aspek yang suci untuk mengejar pengetahuan ilmiah oleh
umat Islam, karena alam itu sendiri dilihat dalam Al Qur'an sebagai kumpulan
tanda-tanda menunju kepada Tuhan.
3. Landasan yuridis
al-Quran dan
hadist(wahyu), UUD 1945, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang sistem
pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang pemangunan
rencana jangka panjang nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
dalam, Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan sebagaimana telah di ubah dengan peraturan pemerintahan Nomor 32
Tahun 2013 tentang perubahan atas peraturan pemerintahan Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
pendidikan.
4. Sebelum memulai pembelajaran
harus ada persiapan yang matang mulai dari perangkat dan materi yang akan
disajikan epada peserta didik.
5. Dengan adanya memakai
kurikulu berbasis integrasi Islam dan Sains dapat memicu peserta didik untuk
lebih maju dalam keimanan dan dalam persaingan kehidupan dilingkungan
masyarakat, mempunya daya saing yang kuat baik secara nasional bahkan
diharabkan internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru,(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005).
Muhaimin, Pengembangan kurikulum dan pembelajaran (Upaya
Reaktualisasi Pendidikan Islam), (LKP21, Malang 2009) 59-69.26
Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat kemdikbud. 2013
kurikulum 2013 Tanya Jawab dan Opini. (Jakarta: kemdikbud)
Pidato ilmiah
disampaikan dalam acara rapatvterbuka senat Universitas Islam Negri Maulana
malik ibrahim malang dalam rangka
wisuda. Disampaikan oleh Dr. H. Asmaun Sahlan, M.Ag.
[1] Muhaimin, . Paradigma Pendidikan Islam, 86.
[2] Samsul NIzar dan Muhammad Syarifudin, Isu-Isu
Kontemporer tentang Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010
[3] Abdul Majid, Perencanaan
Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2005), hlm. 17
[4]http://kusmardiyantoislamadalahkebenaran.blogspot.com/2009/01/memahami-pe
rbedaan-makna-antara-ilmu.html.diakses hari rabu jam 13-00 tgl 29-10-2014
[5] Muhaimin, Pengembangan kurikulum dan
pembelajaran (Upaya Reaktualisasi Pendidikan Islam), (LKP21, Malang 2009)
59-69.26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar