Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Minggu, 13 Mei 2018

MAKALAH MODEL PNGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS INTEGRASI ISLAM DAN SAINS



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendekatan pembelajaran kurikulum yang berbasis integrasi Islam dan sains saat ini mulai menyadarkan masyarakat luas tenang arti pentingnya pendidikan Agama Islam hadir dalam berbagai mata pelajarkan. Ada sebuah paradigma baru di kalangan masyarakat dalam mendidik anaknya. Masyarakat berpandangan bahwa melihat aspek pendidikan tidak lagi dapat dilihat dari satu aspek saja yakni kognitif, namun kini tumbuh kesadaran untuk mendidik anak-anak mereka dalam berbagai aspek mulai dari pengetahuan, keterampilan (skil), hingga sikap. Masyarakat menginginkan konsep pendidikan yang mampu membangun semua diminsi manusia secara menyeluruh. Pada dataran praktis terkadang terdapat hambatan psikologis ketika paradigma sains dan agama diterapkan sekaligus dalam menjelaskan sebuah pengetahuan.Sebab, masih saja sebagian orang memandang bahwa kedua paradigma tersebut memiliki orientasi dan cara yang berbeda. Sains, dengan basis filsafat mengedepankan logika empirisme sehingga sesuatu yang dikatakan "benar" diukur berdasarkan akal dan mesti  dapat dibuktikan secara empiris(Paulsen, 1995 :480).
Sebaliknya, agama yang didasarkan kepada ajaran normatif (wahyu) menyatakan bahwa yang "benar" secara normatif dikatakan demikia adalah sesuatu yang nyata. Namun demikian, fenomena yang terlihat akhir-akhir ini menunjukkan kesadaran perlunya melakukan integrasi paradigmatik khususnya antara ilnu agama dengan umum, termasuk dalam masalah metafisik. Salah satu persoalan metafisika yang menarik untuk dijelaskan dengan menggunakan sains dan agama adalah kepercayaan tentang eksistensi Tuhan, yang dalam bahasa agama (Islam) disebut dengan aqidah. Indonesia merupakan negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia. Jumlah yang begitu besar menjadikan sebuah keunggulan sekaligus masalah. Keunggulan dapat diraih ketika umat Islam mampu menjadi frontier atau ujung tombak pembangunan negara dan perwujudan kemakmuran seluruh rakyat yang berlandaskan nilai-nilai keislaman.  Sedangkan jumlah yang begitu besar juga bisa menjadi masalah, ketika umat Islam tidak mampu mempraktekkan nilai-nilai keislaman, dan tidak mampu menunjukkan kualitasnya sebagai seorang muslim untuk mewujudkan kemakmuran yang sesuai dengan tujuan penciptaan agar menjadi khalifah utusan Allah di bumi ini dan  umat Islam belum banyak berperan dalam menyelesaikan problem umat maupun bangsa dalam menghadapi perkembangan sains dan teknologi. Maka dari situlah terciptanya kurikulum barbasis integrasi Islam dan sains.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Model Pngembangan Kurikulum Berbasis Integrasi Islam dan Sains
1.      Landasan pengembangan kurikulum
Setiap tahapan dalam pengembangan kurikulum baik perencanaan, penyusunan, dalm merancang sebuah kurikulum. Implementasi serta evaluasinya haruslah memperhatikan landasan-landasan pokok serta prinsip dasar suatu kurikulum.
a.       Landasan Filosofis Kurikulum Berbasis Integrasi Islam dan Sains.
Dalam pandangan Islam, ilmu pengetahuan dan alam adalah berkesinambungan dengan agama dan Tuhan. Hubungan ini menyiratkan aspek yang suci untuk mengejar pengetahuan ilmiah oleh umat Islam, karena alam itu sendiri dilihat dalam Al Qur'an sebagai kumpulan tanda-tanda menunju kepada Tuhan. Secara normatif, sejak awal diwahyukannya, al-Qur’an melalui surah al-Alaq 1-5,  sudah tergambar bahwa konstruksi pengetahuan dalam Islam dibangun di atas nilai-nilai tauhid. Dari ayat-ayat yang pertama turun tersebut terlihat bahwa ada perintah untuk “membaca” yang merupakan proses pencapaian ilmu pengetahuan dengan rambu-rambu “atas nama Tuhan” sehingga proses pencapaian ilmu pengetahuan semestinya ekuivalen dengan proses makrifat kepada Tuhan. Disini teknologi dapat dijadikan sebagai media pembuktian  atas keesaan dan kekuasaan Allah.
b.      Landasan yuridis
Landasan yuridis kurikulum berbasis integrasi Islam dan sains antara lain adalah:
1.      al-Quran dan hadist(wahyu)
2.      UUD 1945
3.      Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang sistem pendidikan Nasional
4.      Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang pemangunan rencana jangka panjang nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan dalam
5.      Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan sebagaimana telah di ubah dengan peraturan pemerintahan Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas peraturan pemerintahan  Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan.
c.       Landasan Teoritis
Kurikulum berbasis integrasi Islam dan sains dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar “ dan teori kurikulum berbasis integrasi Islam dan Sains.
Dan pendidikan yang berbasis integrasi Islam dan Sains juga tidak terlepas dari standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Indonesia merupakan negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia. Jumlah yang begitu besar menjadikan sebuah keunggulan sekaligus masalah. Keunggulan dapat diraih ketika umat Islam mampu menjadi frontier atau ujung tombak pembangunan negara dan perwujudan kemakmuran seluruh rakyat yang berlandaskan nilai-nilai keislaman.  Sedangkan jumlah yang begitu besar juga bisa menjadi masalah, ketika umat Islam tidak mampu mempraktekkan nilai-nilai keislaman, dan tidak mampu menunjukkan kualitasnya sebagai seorang muslim untuk mewujudkan kemakmuran yang sesuai dengan tujuan penciptaan agar menjadi khalifah utusan Allah di bumi ini dan  umat Islam belum banyak berperan dalam menyelesaikan problem umat maupun bangsa dalam menghadapi perkembangan sains dan teknologi.
 Saat ni bangsa kita sedang menghadapi krisis nasional dalam berbagai dimensi  kehidupan seperti ekonomi, politik, hokum dan sebagainya. Akibatnya timbul kerusuhan social di mana-mana, semakin menjamurnya tindakan criminal, unjuk rasa yang disertai dengan tindakan brutalisme dan sebagainya. Menurut Muhaimin dalam kondisi semacam ini masyarakat berharap banyak terhadap jasa dan peran agama yang di dalamnya sarat akan dimensi moralitas dan spiritualitas, baik secara konseptual maupun aktualitasnya, dan/atau normativitas maupun historisitasny.[1]
2.      Konsep dasar
Kurikulum yang berbasis integrasi Islam dan sains menekankan kepada peserta didik. Istilah teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu, karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Pengertian teknologi dari segi istilah secara umum ialah penggunaan sains. Perkataan “tekno” itu sendiri membawa maksud kemahiran teknik atau hasil kerja sementara, “logi” bermaksud doktrin, teori atau ilmu. Menurut pengertian bahasa , teknologi merujuk kepada penggunaan barang ataupun perusahaan yang dihasilkan melalui ciptaan sains untuk meningkatkan kualiti kehidupan manusia sehari-hari.[2] Teknologi dapat didefinisikan pula  sebagai, “Cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindera dan otak manusia”. Dengan demikian secara sederhana teknologi dapat diartikan ilmu tentang cara menerapkan sains untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia.
Berkaitan dengan  sains dan teknologi, Al-Qur’an memerintahkan manusia supaya terus berupaya meningkatkan kemampuan ilmiahnya untuk terus mengembangkan teknologi dengan memanfaatkan anugerah Allah yang dilimpahkan kepadanya. Menurut sebagian ulama, terdapat sekitar 750 ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang alam materi dan fenomenanya, dan yang memerintahkan manusia untuk mengetahui dan memanfaatkan alam ini.
Contohnya untuk mengintegrasikan Islam dan sains adalah para ahli peneliti kandungan Al-Qur’an dari aspek ilmu dan teknologi; antara lain Prof. Afzalurrahman dan Prof Dr. Maurice Bucaille mendapatkan kesimpulan-kesimpulan bahwa kitab suci Al-qur’an memberi dorongan daya cipta umat manusia dalam berpikir dan menganalisa serta mengembangkan fenomena semesta alam ciptaan Allah yang bergerak secara sistematis dan bertujuan itu, menjadi benda-benda atau alat-alat teknologi yang tepat guna bagi kesejahteraan hidup manusia, sejak dari ilmu dan teknologi pertanian, irigasi, botani, perkebunan, bio-kimia, arsitektur, archeology, astronomi, fisika, matematika sampai kepada ilmu dan teknologi ruang angkasa dan kedokteran. Ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan hal tersebut di atas dapat kita telaah dalam surat-surat Al-An’am; 99, dan Qaaf ; 9, Abasa : 26-27, Al-baqarah : 266, An-Nahl ; 15 dan sebagainya.
Dalam kasus paradigma epistemologi Islam, integrasi antara agama dengan sains dan teknologi dalam artian sebagai upaya untuk menghubungkan dan memadukan antara pendidikan agama dengan sains dan teknologi adalah sesuatu yang mungkin adanya, karena didasarkan pada gagasan Keesaan (tauhid). Dalam hal ini, ilmu pengetahuan, studi tentang alam, dianggap terkait dengan konsep Tauhid (Keesaan Tuhan), seperti juga semua cabang pengetahuan lainnya. Dalam Islam, alam tidak dilihat sebagai entitas yang terpisah, melainkan sebagai bagian integral dari pandangan holistik Islam pada Tuhan, kemanusiaan, dan dunia.
2.      Bahan ajar Kurikulum Berbasis Integrasi Islam dan Sains
a.      Proses Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran didefinisikan sebagai proses penyusunan materi pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran, serta penilaiandalam suatu lokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentuuntuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.[3] Perencanaan merupakankomponen penting sebelum melaksanakan pembelajaran, karena ituperencanaan pembelajaran harus dilakukan oleh guru sebelummengajar.Perencanaan pembelajaran yang dilakukan di sekolah atau madrasah pada umumnya sama seperti ketentuan dari BNSP (Bada Standar Nasional Pendidikan). Guru menyiapkan perangkatpembelajaran seperti silabus, program tahunan (Prota), program semester, guru juga mengintegrasikan atau memadukan antara materisemester (Promes), dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Di mata pelajaran umum dengan ayat-ayat al-Quran atau nilai-nilai Islam.Lebih jelas lagi, yang dilakukan di madrah atau sekolah yang menerabkan kurikulum berbasis integrasi Islam dan sains yaitu dengan  tahapan-tahapan yang dilakukan guru saat merencanakan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.     Integrasi Islam dan sains
Untuk terwujudnya pembelajaran umum yang berbasis integrasi Islam dan sains, guru studi menjadikan kitab suci (al-Qur’an) danHadits sebagai basis atau sumber utama mata pelajaran yang di ampu. Kemudian isimateri pembelajaran yang di ampu  direlevansikan dengan ayat-ayat al-Qur’an atau Hadits. Maksudnya adalah materi pembelajaran yang di ampu atau pelajaran umumdiinterpretasikan atau dimaknai atas dasar al-Qur’an atau Hadits,sehingga diharapkan ada pertemuan konseptual mengenai Agama  dan Sains. Pertemuan yang menggambarkan terjadinya kesatuanpemahaman atas sesuatu yang didasarkan pada teori Agama  dan sains.
2.    Menyusun program tahunan
Penyusunan Prota disekolah dan madrasah yang menerapkan kurikulum berbasis Integrasi Islam dan Sainssama halnya dengan seperti di sekolah pada umumnya. Program ini merupakan programumum yang harus disusun guru bidang studi untuk setiap kelasdalam setahun dan dipersiapkan sebelum tahun ajaran barudimulai. Dalam penyusunan program tahunan, guru berpedomanpada kalender akademik dan silabus pembelajaran.
3.    Menyusun program semester
Program semester berisi secara garis besar agenda yangakan dilaksanakan dalam satu semester. Program semestermerupakan penjabaran dari program tahunan. Pada umumnyaprogram semester berisikan tentang identitas bidang studi, bulan,pokok bahasan yang ingin disampaikan, jumlah jam tatap muka,standar kompetensi, kompentensi dasar yang ingin dicapai danindikator keberhasilan. Penyusunan promes juga tidak jauh berbedadengan sekolah pada umumnya. Penyusunan promes dibuat olehguru bidang studi bersama tim bidang studi yang kemudia disahkan oleh kepala sekolah.
4.    Menyusun silabus pembelajaran
Silabus pembelajaran biasanya dijadikan pedoman dalampenyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Gurumelakukan pengembangan indikator, mengidentifikasi materi ajaratau materi pokok, mengembangkan kegiatan pembelajaran,pengalokasian waktu, mengembangkan alat penilaian (teknik/bentuk instrumen), menentukan sumber belajar dan yang terakhirmenentukan nilai-nilai karakter yang hendak diinternalisasikankepada peserta didik sebagai solusi untuk mengembangkan silabus.Setelah itu, nilai-nilai karakter yang ada nantinya akan dimasukkanke dalam RPP dan direalisasikan dalam pelaksanaan pembelajaran.
5.    Menyusun Rencana pelaksanaan pembelajaran
RPP merupakan kerangka umum dari alur pembelajaranyang akan dilaksanakan oleh guru. Penyusunan RPP disekolah dan madresah yang menerapkan kurikulum berbasis integrasi Islam dan Sainsedikit berbeda dengan penyusunan RPP disekolah-sekolah pada umumnya. Di samping menyesuaikan konsepdari BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), guru juga harusmengintegrasikan materi pelajaran umum dengan Agama. Muatan RPPyang disusun guru yang disekolah melakukan kurikulum integrasi Islam dan Sains setidaknyamencakup hal-hal sebagai berikut:
a)      Identitas:
Nama Sekolah, Bidang Studi, Kelas/Semester, programjurusan, alokasi waktu.
b)      Silabus:
Judul, Materi, SK, KD, Tujuan Pembelajaran, Indikator HasilBelajar, Alokasi Waktu, Media Pembelajaran, TeknikPenilaian.


c)      Nilai-nilai Karakter yang Diharapkan
Dalam setiap RPP yang dibuat, guru bidang studi yang telah mencantumkan secara real mengenai nilai-nilaikarakter yang akan ditanamkan atau diintegrasikan kepadapeserta didik melalui pelaksanaan pembelajaran. Contoh nilaikarakter yang akan ditanamkan dalam pelaksanaanpembelajaran kimia seperti: jujur, kerja keras, toleransi, rasaingin tahu, komunikatif, menghargai prestasi, tanggung jawab,peduli lingkungan.
d)     Pengesahan:
Tanggal, Tanda tangan Guru Bidang Studi, Tanda TanganKepala Sekolah.Sebelum Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)diterapkan di kelas, setiap guru harus mengkonsultasikannyaterlebih dahulu dengan kepala sekolah. Hal ini sebagai upaya untukmenjamin bahwa pelaksanaan pembelajaran nantinya akan sesuaidengan prinsip-prinsip integrasi sains dan agama.[4]
3.      Metodologi Pengembangan Kurikulum Integrasi Islam dan Sains
Proses Pelaksanaan Pembelajaran. Contohnya  Pelaksanaan pembelajaran kimia berbasis integrasi Islam dan Sains disekolah yang menerabkan kurikulum berbasis Integrasi Islam dan Sain secara garis besar memuat tiga tahapan,  yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan, penutup. Sebelum masuk ke tahap pendahuluan pelaksanaan pembelajaran, peserta didik melakukan  tadarus al-Qur’an sebagai salah satu program BUSI (budaya sekolah islami).
a.       Tadarus al-Qur’an
Tadarus al-Qur’anpada pukul 06.45-07.00. dilaksanakan setiap hari sebelum PBM dimulai. Dipimpin oleh salah satu guru dari ruang guru dan diawasi langsung oleh guru kelas masing-masing., kepala sekolah memberikan ararahan kepada setiap guru mempunyai tanggung jawab mengajar al-Quran kepada peserta didik. Dengan membaca al-Qur’an ini, bertujuan untuk menanamkan jiwa keagamaan peserta didik dan menanamkan makna-makna hakiki al-Quran ke dalam jiwa, hati dan pola pikir peserta didik. Sehingga peserta didik dapat mengetahui ilmu-ilmu yang terkandung di dalam al-Quran. Selain itu juga bertujuan agar adaperbedaan antara sekolah yang menerapkan kurikulum berbasis integrasi Islam dan sains dengan sekolah yang menerabkan kurikulum biasa. Contohnya  Ayat-ayat yang dibaca pada tadarus adalah Q.S ar-Rahman Surat ar-rahman adalah surak ke-55 dalam al-Qur’an, dan terdiri dari 78ayat. Dalam surat ar-rahman ada satu ayat yang diulang-ulang sampaidengan 31 kali. Ayat tersebut berbunyi:Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?(Q.S. Ar-rahman/55: 18)Kebanyakan reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh makhluk hiduphanya dapat berlangsung pada pH tertentu. Oleh karena itu, cairan tubuhharus merupakan larutan penyangga agar pH senantiasa konstan ketikametabolisme berlangsung. Dalam keadaan normal, pH dari cairan tubuhtermasuk darah kita adalah 7,35 – 7,5.Ayat diatas seolah-olah menyentil kita bahwa begitu besar nikmattuhan yang diberikan kepada mahluk hidup, sampai diulang beberapa kali.Karena jika mekanisme pengaturan pH dalam tubuh gagal, seperti dapatterjadi selama sakit, sehingga pH darah turun (asidosis) di bawah 7,0 ataunaik (alkalosis) ke atas 7,8, dapat menyebabkan kerusakan permanen padaorgan tubuh atau bahkan kematian.Ayat di atas menyatakan demikian itu tiada batas nikmat Tuhandapat kita menghitungnya. Semakin kita mempelajari ilmu pengetahuan,maka semakin luas pengetahuan kita. Namun semakin pula kita tahubegitu banyak yang tidak kita ketahui.
Nikmat yang dilimpahkannya tidakdapat kita ukur dengan pengetahuan kita. Sekali-kali kita patutmenginstrospeksi siapa dan bagaimana kita. Cukupkah yang kita milikimenjadi tujuan hidup kita? Kemana kita akan kembali setelah kehidupanini berakhir?
b.      Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan (Apersepsi) pada pembelajaran kimiaberbasis integrasi sains dan agama memuat beberapa tahapan,diantaranya:


a)      Warme
Guru bertanya kembali tentang materi yang sudah dipelajaripada pertemuan sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan oleh setiap gurukhususnya guru kimia.
b)    Pre Tech
Pada tahap ini guru memberikan arahan tentang model ataumetode pembelajaran yang akan digunakan. Sebagai contoh adalahmetode diskusi, guru memberikan arahan terkait bagaimana membuatkelompok-kelompok diskusi dan tugas masing-masing kelompok.
c)     Scene Setting
Aktivitas yang dilakukan guru pada tahap ini adalahmengkontekstualkan materi pelajaran sehingga siswa mempunyaigambaran riil terkait materi yang akan dipelajari. Dengan demikiansiswa menjadi lebih bersemangat dalam mempelajari materi tersebut.
c.       Kegiatan inti
a)    Eksplorasi
Sebenarnya kegiatan eksplorasi dalam kerangka pembelajaran umum ini telah termuat dalam scene setting pada tahap pendahuluan.Di samping itu, muatan kegiatan
b)      Elaborasi
Elaborasi merupakan aktifitas yang melibatkan partisipasi aktifdari peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini jugamerupakan perwujudan dari active learning. Dalam tahap ini gurumemulai menerapkan berbagai strategi, metode dan model yangdisesuaikan dengan keadaan atau kondisi siswa dan materi yang akandisampaikan. Strategi pembelajaran kimia berbasis integrasi Islamdan sain mengacu pada prinsip kooperatifdiscovery dan active learning.Dalam tahap ini, guru mempunyai kesempatan untukmenyisipkan nilai-nilai karakter sebagai bagian dari internalisasipendidikan karakter
c)      Konfirmasi
Tahap konfirmasi merupakan follow up dari dua tahapsebelumnya yaitu eksplorasi dan elaborasi. Setelah selesaimenyampaikan materi pelajaran, guru menarik kesimpulan danmemberi umpan balik kepada peserta didik atas materi yangdisampaikannya. Setelah itu, guru baru mengakhiri kegiatanpembelajarannya.
d)   Kegiatan penutup
Kegiatan penutup pada umumnya diisi dengan penyampaianmateri yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, beberapapesan motivasi yang biasanya disisipi dengan pendidikan karakter,memasukkan beberapa nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkanpada diri siswa.
4.  Proses Evaluasi Pembelajaran Kurikulum integrasi Islam dan Sains
Evaluasi hasil pembelajaran difokuskan pada peserta didik denganmengacu pada indikator hasil belajar yang telah dibuat. Sebelummelaksanakan pembelajaran, guru biasanya membuat instrumen penilaianyang didasarkan pada indikator pencapaian hasil belajar. Sedangkaninstrumen penilaian hasil belajar dibuat dengan memperhatikan ranahkognitif, psikomotorik dan afektif.
(1)   Kognitif
Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir yangmenurut taksonomi Bloom secara hierarki terdiri dari pengetahuan,pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Selain itu, ranah inijuga sangat berhubungan dengan pemahaman peserta didik terhadapmateri yang disampaikan. Di sekalah dan madrasah, penilaian padaaspek ini dilakukan melalui ujian tertulis yaitu ulangan harian, tes tengahsemester (UTS), tes akhir semester (UAS), dan ujian nasional (UN)seperti ketetapan yang ditetapkan oleh BNSP.
(2)   Psikomotorik
Ranah ini melibatkan gerak adaptif dan keterampilan komunikasiberkesinambungan. Selain itu, penilaian hasil belajar di sekolah dan madrasah yang menerabkan kurikulum berbasis integrasi Islam dan sains. Lebih ditekankan saat berlangsungnya proses pembelajaran.Guru memberikan nilai plus kepada siswa yang aktif saat pelajaran kimiaberlangsung, baik dalam bentuk tugas, kuis, presentasi atau bertanya.Dalam raport, ketiga aspek (kognitif, psikomotorik dan afektif) disajikanapa adanya tanpa mengakumulasi skor hasil penilaian masing-masingaspek. Dengan demikian penilaian hasil pembelajaran kimia berbasisintegrasi Islam dan sains dan tidak hanya berpaku pada kemampuan kognitifpeserta didik tetapi menyeluruh pada semua kemampuan yang dimilikioleh peserta didik.
(3)     Afektif
Ranah afektif sangat berhubungan dengan sikap, minat, dan ataunilai-nilai. Kondisi ini tidak dapat dideteksi dengan tes, tetapi dapatdiperoleh melalui angket, inventory, atau pengamatan yang sistematikdan berkelanjutan. Dalam laporan hasil belajar peserta didik, terdapatkomponen pengetahuan yang umumnya merupakan representasi aspekkognitif, komponen praktik yang melibatkan aspek psikomotorik, dankomponen sikap yang berkaitan dengan kondisi afektif peserta didik.
4.    Standar Penelitian Kurikulum integrasi Islam dan Sains
Terdapat tujuh fungsi standar dari kurikulum integrasi islam dan sains di madrasah atau sekolah yang menerabkan kurikulum integrasi Islam dan sain yaitu:
a.    Pengembangan kurikulum keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia peserta didik secara optimal, yang telah di tentukan lebih dahuludalam lingkungan keluarga.
b.    Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman dalam meneliti kehidupan untuk mencapai kebahagianhidup baik di dunia ini maupun di akherat.
c.    Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam yang berkaitan dengan hubungan sosial kemasyarakatan.
d.   Perbaikan kesalah pahaman, kesalahan dan kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
e.    Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif baik yang berasal dari pengaruh budaya asing maupun kehidupan sosial kemasyarakatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
f.     Pengajaran tentang pengetahuan ilmu keagamaan secara umum, sistem dan fungsionalnya dalam kehidupan sehingga terbentuk pribadi muslim yang sempurna.
g.    Penyiapan dan penyaluran peserta didik untuk menalami pendidikan agam ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi.[5]
Ketujuh fungsi yang dirumaskan oleh Muhaimin itu diyakini mampum diwujudkan manakala pembelajaran berbasis integrasi Islam dan Sains pendidikan di sekolah/madrasah diorentasikan dalam membangun sikap peserta didk. Keberhasilan membangun sikap peserta didik kearah yang lebih baik apabila pembelajaran integrasi Islam dan Sain diterapkan disekolah/madrasah disajikan dalam berbagai informasi unik, khas dan dikemas dengan bahasa yang menarik, menyentuh dan inspiratif. Selain itu, pendekatan pembelajaran integrasi Islam dan Sain harus mampu memacu peserta didik untuk melakukan aktifitas yang  penuh dengan kegiatan kratifitas seperti menalar, menggobservasi, mempertanyakan, membandingkan menganalissi dan menemukan berbagai konsep, dalil, prinsip, prosedur maupun nilai-nilai integrasi Islam dan Sains.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1.      Landasan pengembangan kurikulum
Setiap tahapan dalam pengembangan kurikulum baik perencanaan, dalm merancang sebuah kurikulum. Implementasi serta evaluasinya haruslah memperhatikan landasan-landasan pokok serta prinsip dasar suatu kurikulum.
2.      Landasan Filosofis Kurikulum Berbasis Integrasi Islam dan Sains.
Dalam pandangan Islam, ilmu pengetahuan dan alam adalah berkesinambungan dengan agama dan Tuhan. Hubungan ini menyiratkan aspek yang suci untuk mengejar pengetahuan ilmiah oleh umat Islam, karena alam itu sendiri dilihat dalam Al Qur'an sebagai kumpulan tanda-tanda menunju kepada Tuhan.
3.      Landasan yuridis
al-Quran dan hadist(wahyu), UUD 1945, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang sistem pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang pemangunan rencana jangka panjang nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan dalam, Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan sebagaimana telah di ubah dengan peraturan pemerintahan Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas peraturan pemerintahan  Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan.
4.      Sebelum memulai pembelajaran harus ada persiapan yang matang mulai dari perangkat dan materi yang akan disajikan epada peserta didik.
5.      Dengan adanya memakai kurikulu berbasis integrasi Islam dan Sains dapat memicu peserta didik untuk lebih maju dalam keimanan dan dalam persaingan kehidupan dilingkungan masyarakat, mempunya daya saing yang kuat baik secara nasional bahkan diharabkan internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005).

Muhaimin, Pengembangan kurikulum dan pembelajaran (Upaya Reaktualisasi Pendidikan Islam), (LKP21, Malang 2009) 59-69.26

Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat kemdikbud. 2013 kurikulum 2013 Tanya Jawab dan Opini. (Jakarta: kemdikbud)

Pidato ilmiah disampaikan dalam acara rapatvterbuka senat Universitas Islam Negri Maulana malik  ibrahim malang dalam rangka wisuda. Disampaikan oleh Dr. H. Asmaun Sahlan, M.Ag.


[1] Muhaimin, . Paradigma Pendidikan Islam,  86.
[2] Samsul NIzar dan Muhammad Syarifudin, Isu-Isu Kontemporer tentang Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010
[3]  Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 17


[5] Muhaimin, Pengembangan kurikulum dan pembelajaran (Upaya Reaktualisasi Pendidikan Islam), (LKP21, Malang 2009) 59-69.26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar