Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Minggu, 13 Mei 2018

MAKALAH MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MI, MTS, DAN MA


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia yang bisa dilakukan sejak masih dalam kandungan.[1] Begitu pentingnya pendidikan bagi kita. Tak dapat dibayangkan misalkan tanpa pendidikan, manusia sekarang tidak akan berbeda engan manusia jaman dahulu, bahkan mungkin akan lebih terpuruk atau lebih rendah kualitas peradabannya.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.[2] Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Kurikulum ibarat jalan untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan pendidikan. Menurut Saylor dan Alexander, kurikulum adalah the total effort of the school situations, yaitu keseluruhan usaha yang dilakukan oleh lembaga atau sekolah untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan.[3] Dengan demikian, komponen yang ada di dalam kurikulum bukan sebatas mata pelajaran, melainkan termasuk proses belajar dan usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.[4]
Demikian pentingnya kurikulum dalam pendidikan, maka dalam perjalanannya semestinya harus dikritisi, dianalisis untuk mengetahui kelebihan, kekurangan serta efektivitas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dalam tulisan ini, kita akan mencoba melakukan telaah dan analisis terhadap pengembangan kurikulum mata pelajaran Aqidah Akhlak di MI, MTs, dan MA.

B.   Rumusan Masalah
1.    Apa Standar Kelulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian Kurikulum mata pelajaran Aqidah Akhlak pada MI, MTs, dan  MA?
2.    Apa Tujuan mata pelajaran Aqidah Akhlak di MI, MTs, dan  MA?
3.    Apa Ruang lingkup mata pelajaran Aqidah Akhlak di MI, MTs, dan  MA?
C.  Tujuan
1.    Untuk mengetahui Standar Kelulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian Kurikulum mata pelajaran Aqidah Akhlak pada MI, MTs, dan  MA.
2.    Untuk mengetahui Tujuan mata pelajaran Aqidah Akhlak di MI, MTs, dan  MA.
3.    Untuk mengetahui Ruang lingkup mata pelajaran Aqidah Akhlak di MI, MTs, dan  MA.

 

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Telaah dan Anilisis Pengembangan Kurikulum
Telaah adalah penyelidikan, kajian, pemeriksaan, penelitian.[5] Sedangkan Analisis adalah Analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti: (1) penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya), (2) penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan, (3)  penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya, (4) pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.[6]
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.[7]
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki  kemampuan  hidup  sebagai  pribadi  dan  warga  negara  yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada  kehidupan  bermasyarakat,  berbangsa, bernegara,  dan  peradaban dunia.
Menurut  Undang-Undang  Nomor  20  Tahun  2003  tentang  Sistem Pendidikan  Nasional,  bahwa  pendidikan  nasional  berfungsi mengembangkan  kemampuan  dan  membentuk  watak  serta  peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan  untuk  berkembangnya  potensi  peserta  didik  agar  menjadi manusia  yang  beriman  dan  bertakwa  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa, berakhlak  mulia,  sehat,  berilmu,  cakap,  kreatif,  mandiri,  dan  menjadi warga  negara  yang  demokratis  serta  bertanggung  jawab  dalam  segala urusan yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk  mencapai  tujuan  tersebut,  madrasah  adalah  salah  satu  bagian penting dari sistem pendidikan di Indonesia. Salah satu bidang studi yang harus dipelajari peserta didik di madrasah adalah Pendidikan Agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Pendidikan Agama Islam sangat dibutuhkan bagi umat Islam, agar dapat  memahami  secara  benar  ajaran  Islam  sebagai  agama  yang sempurna  (kamil),  kesempurnaan  ajaran  Islam  yang  dipelajari secara  integral  (kaffah)  diharapkan  dapat  meningkatkan  kualitas umat  Islam  dalam  keseluruhan  aspek  kehidupanya.  Agar  ajaran Islam  dapat  dipelajari  secara  efektif  dan  efisien,  maka  perlu dikembangkan  kurikulum  pendidikan  agama  Islam  sesuai  dengan perkembangan  dan  tuntutan  zaman.[8]
B.     Komponen Kurikulum 2013
Dalam kurikulum 2013 terdapat empat elemen perubahan dalam Standar Nasional Pendidikan, yaitu: Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian.
1.    Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar  Kompetensi  Lulusan  adalah  kriteria  mengenai  kualifikasi kemampuan lulusan  yang  mencakup  sikap,  pengetahuan,  dan keterampilan.[9] Tujuan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) digunakan  sebagai  acuan  utama pengembangan  standar  isi,  standar  proses,  standar  penilaian  pendidikan, standar  pendidik  dan  tenaga  kependidikan,  standar  sarana dan  prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan (SKL) terdiri  atas  kriteria  kualifikasi  kemampuan peserta  didik  yang  diharapkan  dapat  dicapai  setelah  menyelesaikan  masa belajarnya  di  satuan  pendidikan  pada  jenjang  Madrasah  Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.[10]
a.    Kompetensi Lulusan Madrasah Ibtidaiyah
Madrasah Ibtidaiyah
Dimensi
Kualifikasi Kemampuan

Sikap
Memiliki  perilaku  yang mencerminkan  sikap  orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab  dalam  berinteraksi  secara efektif dengan  lingkungan  sosial  dan  alam  di  lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Pengetahuan
Memiliki  pengetahuan  faktual  dan  konseptual berdasarkan  rasa  ingin tahunya  tentang  ilmu pengetahuan,   teknologi,  seni,  dan  budaya  dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban  terkait  fenomena  dan  kejadian  di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain

Keterampilan
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan  kreatif  dalam  ranah  abstrak  dan  konkret   sesuai
dengan yang ditugaskan kepadanya

b.    Kompetensi Lulusan Madrasah Tsanawiyah
Madrasah Tsanawiyah
Dimensi
Kualifikasi Kemampuan

Sikap
Memiliki  perilaku  yang mencerminkan  sikap   orang beriman,  berakhlak mulia,  berilmu,  percaya  diri,  dan bertanggung  jawab  dalam  berinteraksi  secara efektif dengan  lingkungan  sosial  dan  alam  dalam  jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

Pengetahuan
Memiliki  pengetahuan  faktual, konseptual,  dan prosedural  dalam  ilmu  pengetahuan,  teknologi,  seni, dan  budaya  dengan  wawasan kemanusiaan,
kebangsaan,  kenegaraan,  dan peradaban  terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.

Keterampilan
Memiliki  kemampuan  pikir  dan tindak  yang  efektif dan  kreatif  dalam  ranah  abstrak  dan  konkret   sesuai dengan  yang   dipelajari  disekolah  dan  sumber  lain sejenis.

c.     Kompetensi Lulusan Madrasah Aliyah
Madrasah Aliyah
Dimensi
Kualifikasi Kemampuan

Sikap
Memiliki  perilaku  yang  mencerminkan  sikap   orang beriman,  berakhlak  mulia,  berilmu,  percaya  diri,  dan bertanggung  jawab  dalam  berinteraksi  secara  efektif
dengan  lingkungan  sosial  dan  alam serta  dalam menempatkan  diri  sebagai cerminan  bangsa  dalam pergaulan dunia

Pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,  dan  budaya  dengan  wawasan  kemanusiaan, kebangsaan,  kenegaraan,  dan  peradaban  terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian

Keterampilan
Memiliki  kemampuan  pikir  dan  tindak  yang  efektif dan  kreatif  dalam  ranah  abstrak  dan  konkret  sebagai pengembangan  dari  yang dipelajari  di  sekolah  secara mandiri.

Tujuan pendidikan yang dimuat dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yaitu: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. 
Melihat rumusan tujuan pendidikan yang ada dalam Kurikulum 2013 sejalan dan tidak bertentangan dengan tujuan yang dirumuskan dalam UU Sisdiknas diatas, bahkan dalam kurikulum 2013 nampak memperluas pada ranah afektif/ sikap (berkepribadian luhur, kritis, inovatif, toleran dan peka sosial).
2.    Standar Isi
Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk  mencapai  kompetensi  lulusan  pada  jenjang dan  jenis  pendidikan  tertentu.[11] Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang harus dipenuhi atau  dicapai  pada  suatu  satuan  pendidikan  dalam  jenjang  dan  jenis  pendidikan tertentu dirumuskan dalam Standar Isi untuk setiap mata pelajaran. Standar  Isi  dikembangkan  untuk  menentukan  kriteria  ruang lingkup  dan  tingkat  kompetensi  yang  sesuai  dengan  kompetensi  lulusan  yang dirumuskan  pada  Standar  Kompetensi  Lulusan,  yakni  sikap, pengetahuan,  dan keterampilan.[12]
Akidah  Akhlak  menekankan  pada  kemampuan  memahami  keimanan  dan keyakinan  Islam  sehingga  memiliki  keyakinan  yang  kokoh  dan  mampu mempertahankan keyakinan/keimanannya serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai al-Asma’  al-husna.  Akhlak  menekankan  pada  pembiasaan  untuk menerapkan dan menghiasi diri akhlak terpuji (mahmudah) dan menjauhi serta menghindari diri dari akhlak tercela (mazmumah) dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak yaitu:
a.    Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah
1)    Tujuan
Akidah-Akhlak  di  Madrasah  Ibtidaiyah  merupakan  salah  satu  mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan  pengenalan  dan  penghayatan  terhadap al-asma’ al-husna, serta  penciptaan  suasana  keteladanan  dan  pembiasaan  dalam mengamalkan  akhlak  terpuji  dan  adab  Islami  melalui  pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara  substansial  mata  pelajaran  Akidah-Akhlak  memiliki kontribusi  dalam  memberikan  motivasi  kepada  peserta  didik  untuk mempraktikkan al-akhlak  al-karimah  dan  adab  Islami  dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta Qada dan Qadar. Al-akhlak  al-karimah  ini  sangat  penting  untuk  dipraktikkan  dan dibiasakan sejak dini oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, terutama  dalam  rangka  mengantisipasi  dampak  negatif  era globalisasi  dan  krisis  multidimensional  yang  melanda  bangsa  dan Negara Indonesia.
Mata  Pelajaran  Akidah-Akhlak  di  Madrasah  Ibtidaiyah  bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:
a)    Menumbuhkembangkan akidah  melalui  pemberian,  pemupukan, dan  pengembangan  pengetahuan,  penghayatan,  pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga  menjadi  manusia  muslim  yang  terus  berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.;
b)    Mewujudkan  manusia  Indonesia  yang  berakhlak  mulia  dan menghindari  akhlak  tercela  dalam  kehidupan  sehari-hari   baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.
2)    Ruang Lingkup
Mata  pelajaran  Akidah-Akhlak  di  Madrasah  Ibtidaiyah  berisi pelajaran  yang  dapat  mengarahkan  kepada  pencapaian  kemampuan dasar  peserta  didik  untuk  dapat  memahami  rukun  iman  dengan sederhana serta pengamalan dan pembiasaan berakhlak Islami secara sederhana  pula,  untuk  dapat  dijadikan  perilaku  dalam  kehidupan sehari-hari serta sebagai bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya.
Ruang  lingkup  mata  pelajaran  Akidah-Akhlak  di  Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
a)    Aspek Akidah (Keimanan) meliputi:
·      Kalimat tayyibah  sebagai  materi  pembiasaan, meliputi: Lailaha  illallah, basmalah, alhamdulillah, subhanallah, Allahu Akbar, ta’awwuz, masya  Allah, assalamu‘alaikum, salawat, tarji’, la haula wala quwwata illa billah, dan istigfar.
·      Al-Asma’ al-husna sebagai materi pembiasaan, meliputi: alAhad, al-Khaliq, ar-Rahman, ar-Rahim, as-Sami‘, ar-Razzaq, al-Mugni, al-Hamid,  asy-Syakur, al-Quddus, as-Samad, al-Muhaimin, al-‘Azim, al-Karim, al-Kabir, al-Malik, al-Batin, al-Wali, al-Mujib, al-Wahhab, al-‘Alim, az-jahir, ar-Rasyid, al-Hadi, as-Salam, al-Mu’min, al-Latif, al-Baqi, al-Basir, alMuhyi, al-Mumit, al-Qawi, al-Hakim, al-Jabbar, al-Musawwir, al-Qadir,  al-Gafur,  al-‘Afuww,  as-Sabur, dan al-Halim.
·      Iman  kepada  Allah  dengan  pembuktian  sederhana  melalui kalimat hayyibah, al-Asmw’ al-ousnw dan pengenalan terhadap salat lima waktu sebagai manifestasi iman kepada Allah.
·      Meyakini  rukun  iman  (iman  kepada  Allah,  Malaikat,  Kitab, Rasul dan Hari akhir serta Qada dan Qadar Allah).
b)   Aspek Akhlak meliputi:
·      Pembiasaan  akhlak  karimah  (mahmudah)  secara  berurutan disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: disiplin, hidup  bersih,  ramah,  sopan-santun,  syukur  nikmat,  hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat,  rukun,   tolong-menolong,  hormat  dan  patuh,  sidik, amanah, tablig, fatanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan tawakal.
·      Mengindari  akhlak  tercela  (mazmumah)  secara  berurutan disajikan  pada  tiap semester  dan  jenjang  kelas,  yaitu:  hidup kotor,  berbicara  jorok/kasar,  bohong,  sombong,  malas, durhaka,  khianat,  iri,  dengki,  membangkang,  munafik,  hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad.
c)    Aspek adab Islami, meliputi:
·      Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang air besar/kecil,  berbicara,  meludah,  berpakaian,  makan,  minum, bersin, belajar, dan bermain.
·      Adab  terhadap  Allah,  yaitu:  adab  di  masjid,  mengaji,  dan beribadah.
·      Adab  kepada  sesama,  yaitu:  kepada  orang  tua,  saudara,  guru, dan teman.
d)     Aspek  kisah  teladan,  meliputi:  Kisah  Nabi  Ibrahim a.s. mencari Tuhan, Nabi Sulaiman a.s. dengan tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad Saw.,  masa  remaja  Nabi  Muhammad  Saw.,  Nabi Ismail a.s., Kan’an, Tsa’labah, Masyitah, Abu Lahab, dan Qarun. Materi kisah-kisah teladan ini disajikan sebagai penguat terhadap isi  materi,  yaitu  akidah  dan  akhlak  sehingga  tidak  ditampilkan dalam Standar Kompetensi, tetapi ditampilkan dalam Kompetensi Dasar dan indikator.

b.   Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah
1)    Tujuan
Akidah-Akhlak  di  Madrasah  Tsanawiyah  adalah  salah  satu  mata pelajaran PAI yang merupakan peningkatan dari akidah dan akhlak yang  telah  dipelajari  oleh  peserta  didik  di  Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah  Dasar.  Peningkatan  tersebut  dilakukan  dengan cara mempelajari tentang rukun iman mulai dari iman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, sampai iman kepada Qada dan Qadar yang dibuktikan dengan dalildalil naqli dan aqli, serta pemahaman dan penghayatan terhadap al-asma’  al-husna dengan  menunjukkan  ciri-ciri/tanda-tanda  perilaku seseorang  dalam  realitas  kehidupan  individu  dan  sosial  serta pengamalan  akhlak  terpuji  dan  menghindari  akhlak  tercela  dalam kehidupan sehari-hari.
Secara  substansial  mata  pelajaran  Akidah-Akhlak  memiliki kontribusi  dalam  memberikan  motivasi  kepada  peserta  didik  untuk mempelajari  dan  mempraktikkan  akidahnya  dalam  bentuk pembiasaan untuk melakukan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Al-akhlak al-karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan oleh peserta didik dalam kehidupan  individu,  bermasyarakat  dan  berbangsa,  terutama  dalam rangka mengantisipasi dampak negatif dari era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia.
Mata pelajaran Akidah-Akhlak bertujuan untuk:
a)    Menumbuhkembangkan  akidah  melalui  pemberian, pemupukan, dan  pengembangan  pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga  menjadi  manusia  muslim  yang  terus  berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.;
b)   Mewujudkan  manusia  Indonesia  yang  berakhlak  mulia  dan menghindari  akhlak  tercela  dalam  kehidupan  sehari-hari,  baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.
2)    Ruang Lingkup
Ruang  lingkup  mata  pelajaran  Akidah-Akhlak  di  Madrasah Tsanawiyah meliputi:
a)    Aspek akidah terdiri atas dasar dan tujuan akidah Islam, sifat-sifat Allah, al-Asma’ al-husna, iman kepada Allah, Kitab-Kitab Allah, Rasul-Rasul Allah, Hari Akhir serta Qada Qadar.
b)   Aspek  akhlak  terpuji  yang  terdiri  atas  ber-tauhid, ikhlas, taat, khauf, tobat, tawakal, ikhtiar, sabar, syukur, qanaa’ah, tawaduk, husnuz-zan, tasamuh dan ta‘awun, berilmu, kreatif, produktif, dan pergaulan remaja.
c)    Aspek akhlak tercela meliputi kufur, syirik, riya, nifaq, ananiah, putus asa, gadab, tamak, takabur, hasad, dendam, gibah, fitnah, dan namimah.
d)   Aspek adab meliputi: Adab beribadah: adab salat, membaca AlQur’an dan adab berdoa, adab kepada kepada orang tua dan guru, adab kepada kepada, saudara, teman, dan tetangga, adab terhadap lingkungan, yaitu: pada binatang dan tumbuhan, di tempat umum, dan di jalan
e)    Aspek  kisah  teladan  meliputi:  Nabi  Sulaiman a.s. dan  umatnya, Ashabul  Kahfi,  Nabi  Yunus a.s. dan  Nabi  Ayyub  a.s.,  Kisah Sahabat: Abu Bakar r.a., Umar bin Khattab r.a, Usman bin Affan r.a., dan Ali bin Abi Talib r.a.
c.    Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah
1)   Tujuan
Mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata  pelajaran  Pendidikan  Agama  Islam  yang  merupakan peningkatan dari akidah dan akhlak yang telah dipelajari oleh peserta didik  di  Madrasah  Tsanawiyah.  Peningkatan  tersebut  dilakukan dengan  cara  mempelajari  dan  memperdalam  akidah-akhlak  sebagai persiapan  untuk  melanjutkan  ke  pendidikan  yang  lebih  tinggi  dan untuk hidup bermasyarakat dan/atau memasuki lapangan kerja. Pada  aspek  akidah  ditekankan  pada  pemahaman  dan pengamalan prinsip-prinsip  akidah  Islam,  metode  peningkatan  kualitas  akidah, wawasan tentang aliran-aliran dalam akidah Islam sebagai landasan dalam pengamalan iman yang inklusif dalam kehidupan sehari-hari, pemahaman  tentang,  konsep  Tauhid  dalam  Islam  serta  perbuatan syirik dan implikasinya dalam kehidupan. Aspek akhlak, di samping berupa  pembiasaan  dalam  menjalankan  akhlak  terpuji  dan menghindari  akhlak  tercela  sesuai  dengan  tingkat  perkembangan peserta  didik,  juga  mulai  diperkenalkan  tasawuf  dan  metode peningkatan kualitas akhlak.
Secara  substansial  mata  pelajaran  Akidah-Akhlak  di  Madrasah Aliyah  memiliki  kontribusi  dalam  memberikan  motivasi  kepada peserta  didik  untuk  mempelajari  dan  mempraktikkan  akidahnya dalam  bentuk  pembiasaan  untuk  melakukan  akhlak terpuji  dan menghindari  akhlak  tercela  dalam  kehidupan  sehari-hari. Al-akhlak al-karimah  ini  sangat  penting  untuk  dipraktikkan  dan  dibiasakan oleh  peserta  didik  dalam  kehidupan  individu,  bermasyarakat  dan
berbangsa,  terutama  dalam  rangka  mengantisipasi  dampak  negatif dari  era  globalisasi  dan  krisis  multidimensional  yang  melanda bangsa dan Negara Indonesia.
Mata  pelajaran  Akidah-Akhlak  bertujuan  untuk: 
a)    Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta  pengalaman  peserta  didik  tentang  akidah  Islam  sehingga menjadi  manusia  muslim  yang  terus  berkembang  keimanan  dan ketakwaannya  kepada  Allah  SWT.
b)   Mewujudkan  manusia Indonesia  yang  berakhlak  mulia  dan  menghindari  akhlak  tercela dalam  kehidupan  sehari-hari   baik  dalam  kehidupan  individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.
2)   Ruang Lingkup
Ruang  lingkup  mata  pelajaran  Akidah-Akhlak  di  Madrasah  Aliyah meliputi:
a)    Aspek  akidah  terdiri  atas:   prinsip-prinsip  akidah  dan  metode peningkatannya, al-asma’ al-husna, konsep Tauhid dalam Islam, syirik  dan implikasinya  dalam kehidupan, pengertian  dan  fungsi ilmu  kalam  serta  hubungannya  dengan  ilmu-ilmu  lainnya,  dan aliran-aliran dalam ilmu kalam (klasik dan modern),
b)   Aspek  akhlak  terpuji  meliputi:  masalah  akhlak  yang  meliputi pengertian akhlak, induk-induk akhlak terpuji dan tercela, metode peningkatan kualitas akhlak; macam-macam akhlak terpuji seperti husnuz-zan, taubat, akhlak dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu, adil, rida, amal salih, persatuan dan kerukunan,  akhlak  terpuji  dalam  pergaulan  remaja;  serta pengenalan tentang tasawuf.
c)    Aspek  akhlak  tercela  meliputi:  riya,  aniaya  dan  diskriminasi, perbuatan  dosa  besar  (seperti  mabuk-mabukan,  berjudi,  zina, mencuri, mengonsumsi narkoba), isrwf, tabzir, dan fitnah.
d)   Aspek  adab  meliputi:  adab  kepada  orang  tua  dan  guru,  adab membesuk  orang  sakit, adab  berpakaian,  berhias,  perjalanan, bertamu  dan menerima  tamu, melakukan  takziyah, adab  bergaul dengan  orang yang sebaya,  yang  lebih tua yang lebih muda dan lawan jenis, Adab membaca Al-Qur’an dan berdoa.
e)    Aspek  Kisah  meliputi:  Kisah  kelicikan  saudara-saudara  Nabi Yusuf  a.s.,  Ulul  Azmi,  Kisah  Sahabat:  Fatimatuzzahrah, Abdurrahman  bin  Auf,  Abu  Dzar  al-Ghifari,  Uwes  al-Qarni,  alGhazali, Ibn Sina, Ibn Rusyd dan Iqbal.
d.   Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
1)      Kelas 1 semester ganjil di MI
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.    Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
1.1.   Meyakini kebenaran rukun iman.
1.2.   Meyakini kebenaran syahadatain.
1.3.   Meyakini Allah SWT. Yang Esa (al-Ahad) dan maha Pencipta(al-Khaliq).
1.4.   Menerima ketentuan hidup bersih, kasih sayang, dan rukun.
1.5.   Menerima adab mandi dan berpakaian.
1.6.   Menerima ketentuan menghindari hidup kotor
2.    Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
2.1.   Membiasakan berperilaku yang merefleksikan orang yang beriman.
2.2.   Membiasakan berperilaku bertauhid.
2.3.   Membiasakan diri merenungkan sifatsifat Allah SWT. yang terkandung dalam al-Asma’ al-husna (al-Ahad dan al-Khaliq)
2.4.   Membiasakan hidup bersih, kasih sayang, dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.
2.5.   Membiasakan perilaku adab mandi dan berpakaian.
2.6.   Membiasakan diri untuk menghindari hidup kotor dalam kehidupan sehari-hari.
3.    Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
3.1.   Mengenal enam rukun iman.
3.2.   Mengenal  dua kalimah syahadat sebagai bagian dari rukun Islam yang pertama.
3.3.   Mengenal sifat-sifat Allah SWT. yang terkandung dalam al-Asma’ al-husna (al-Ahad dan al-Khaliq) melalui kisah Nabi Ibrahim a.s. mencari Tuhannya.
3.4.   Memahami perilaku akhlak terpuji hidup bersih,  kasih  sayang,  dan  rukun  dalam kehidupan sehari-hari.
3.5.   Memahami adab mandi dan berpakaian.
3.6.   Menjelaskan akhlak tercela hidup kotordalam kehidupan sehari-hari dan cara menghindarinya
4.    Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
4.1.   Menunjukkan perilaku beriman kepadaenam rukun iman.
4.2.   Melafalkan dua kalimah syahadat.
4.3.   Melafalkan sifat-sifat Allah SWT. al-Ahad dan al-Khaliq dan maknanya.
4.4.   Mendemonstrasikan  tata cara  berpakaian secara Islami.
4.5.   Menunjukkan  perilaku  hidup  bersih, kasih sayang, dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.
4.6.   Menceritakan  cara-cara  menghindari hidup kotor dalam kehidupansehari-hari.
2)      Kelas 1 semester genap di MI
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.      Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
1.1     Meyakini  Allah  SWT.  melalui  kalimat tayyibah (Basmalah).
1.2     Meyakini  Allah  SWT.  sebagai  arRapmwn, ar-Raprm dan as-Samr‘.
1.3     Menerima ketentua adab belajar, bermain, makan dan minum.
1.4     Menerima  nilai  keramahan  dan  sopan santun terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari.
1.5     Menerima  ketentuan untuk  menghindari berbicara kotor dan bohong/dusta, dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
2.1     Terbiasa  membaca  basmalah  setiap memulai aktivitas.
2.2     Mencontoh  sifat  Allah (ar-Rapmwn,  arRaprm dan as-Samr‘).
2.3     Memiliki  adab  dalam  belajar,  bermain, makan dan minum.
2.4     Membiasakan  sikap  ramah  dan  sopan santun terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari.
2.5     Membiasakan  diri  untuk  menghindari akhlak  tercela  berbicara  kotor  dan bohong/dusta,  dalam  kehidupan  seharihari.
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
3.1     Mengetahui  kalimat  tayyibah (Basmalah).
3.2     Mengenal  sifat-sifat  Allah  SWT.  yang terkandung  dalam  al-Asmw’  al-ousnw (ar-Rapmwn, ar-Raprm dan as-Samr‘).
3.3     Memahami   adab  belajar,  bermain, makan dan minum.
3.4      Memahami  sikap  ramah  dan  sopan santun terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari.
3.5     Menjelaskan  akhlak  tercela  berbicarakotor dan bohong/dusta dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.1     Melafalkan kalimat tayyibah (Basmalah).
4.2     Melafalkan ar-Rapmwn, ar-Raprm dan asSamr‘  dan artinya.
4.3     Menunjukkan  adab belajar dan bermain secara Islami.
4.4      Mendemonstrasikan  adab  makan  dan minum secara Islami.
4.5     Menyimulasikan sikap  ramah dan sopansantun terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari.
4.6     Menyaji  contohkan  cara  menghindariberbicara kotor dan bohong/dusta.
3)      Kelas VII semester ganjil di MTs
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.    Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
1.1.   Menghayati nilai-nilai akidah Islam
1.2.   Meyakini  sifat-sifat  wajib  Allah  yang nafsiyah,  salbiyah,  ma‘ani,  dan ma‘nawiyah,  sifat-sifat  mustahil,  serta sifat jaiz Allah SWT.
1.3.   Menghayati sifat ikhlas, taat, khauf, dan tobat dalam kehidupan sehari-hari
1.4.   Menghayati adab salat dan zikir
1.5.   Menghayati  kisah  keteladanan Nabi Sulaiman a.s. dan umatnya
2.    Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
2.1     Menampilkan  perilaku  orang  yang mengimani  akidah  Islam  dalam kehidupan sehari-hari
2.2     Menampilkan perilaku mengimani sifatsifat  wajib  Allah  yang  nafsiyah, salbiyah,  ma‘ani,  dan  ma‘nawiyah, sifat-sifat   mustahil,  serta  sifat  jaiz Allah SWT.
2.3     Membiasakan  perilaku  ikhlas,  taat, khauf,  dan  tobat  dalam  kehidupan sehari-hari
2.4     Terbiasa  menerapkan  adab  salat  dan zikir
2.5     Mencontoh  kisah  keteladanan NabiSulaiman a.s. dan umatnya
3.    Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, danprosedural) berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
3.1     Memahami  dalil,  dasar,  dan  tujuan akidah Islam
3.2     Mengidentifikasi  sifat-sifat  wajib  Allah yang nafsiyah,  salbiyah,  ma‘ani,  dan ma‘nawiyah  beserta  bukti/dalil  naqlidan aqlinya, sifat-sifat mustahil dan jaizbagi Allah SWT.
3.3     Memahami  pengertian,contoh,  dan dampak  positifsifat  ikhlas,  taat,  khauf,dan tobat
3.4     Memahami adab salat dan zikir
3.5     Menganalisiskisah  keteladanan  Nabi Sulaiman dan umatnya
4.    Mencoba, mengolah, danmenyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di skolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
4.1     Menyajikan  fakta  dan  fenomena kebenaran akidah Islam
4.2     Menyajikan contoh fenomena-fenomena kehidupan  yang  muncul  sebagai  bukti dari sifat wajib, mustahil, dan jaiz Allah SWT.
4.3     Menceritakan  kisah-kisah  yang berkaitan  dengan  dampak  positif  dari perilaku ikhlas,  taat,  khauf,  dan  tobat dalam fenomena kehidupan
4.4     Mensimulasikan adab salat dan zikir
4.5     Menceritakan  kisah  keteladanan  Nabi Sulaiman dan umatnya
4)      Kelas VII semester genap di MTs
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
1.1     Meyakinisifat-sifat  Allah  SWT. melalui al- asmw'  al-pusnw (al-‘Azrz,  al-Gaffwr, al-Bwsih, an-Nwfi’, ar-Ra’yf, al-Barr, alFattwp, al-‘Adl, al-Qayyym)
1.2     Meyakiniadanya malaikat-malaikat Allah dan  makhluk  gaib  lainnya,  seperti  jin, iblis,  dan  setan  dalam  fenomena kehidupan
1.3     Menolak akhlak tercela riya’ dan nifaq
1.4     Menghayati  adab  membaca  Al-Qur’an dan adab berdoa
1.5     Menghayati keteladanan Ashabul Kahfi
2.      Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
2.1     Meneladani  sifat-sifat  Allah  yang terkandung dalam al-asmw' al-pusnw (al-‘Azrz,  al-Gaffwr,  al-Bwsih,  an-Nwfi’,  arRa’yf,  al-Barr,  al-Fattwp,  al-‘Adl,  alQayyym)
2.2     Memilikiperilaku  beriman  kepada malaikat  Allah  dan  makhluk  gaib lainnya seperti jin, iblis, dan setan dalam fenomena kehidupan
2.3     Membiasakan  diri  menghindari  akhlak tercela riya’ dan nifaq
2.4     Terbiasa menerapkan adab membaca AlQur’an dan adab berdoa
2.5      Menghayati  kisah  keteladanan  Ashabul Kahfi
3.      Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
3.1     Menguraikan al-asmw'  al-pusnw  (al-‘Azrz,  al-Gaffwr,  al-Bwsih,  an-Nwfi’,  arRa’yf,  al-Barr,  al-Fattwp,  al-‘Adl,  alQayyym)
3.2     Mendeskripsikan  tugas  dan  sifat-sifat malaikat  Allah  serta  makhluk  gaib lainnya, seperti jin, iblis, dan setan
3.3     Memahami akhlak tercela riya’ dan nifaq
3.4     Memahami  adab  membaca  Al-Qur’an dan adab berdoa
3.5     Menganalisiskisah  keteladanan Ashabul Kahfi
4.      Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
4.1     Menyajikan  fakta  dan  fenomena kebenaran  sifat-sifat  Allah  yang terkandung dalam al-asmw' al-pusnw (al-‘Azrz,  al-Gaffwr,  al-Bwsih,  an-Nwfi’,  arRa’yf,  al-Barr,  al-Fattwp,  al-‘Adl,  alQayyym)
4.2     Menyajikan kisah-kisah dalam fenomena kehidupan  tentang  kebenaran  adanya malaikat dan makhluk ghaib lainlainnya,seperti jin, iblis, dan setan
4.3     Mensimulasikan  contoh  perilaku riya’dan  nifaq  serta  dampaknya  dalam kehidupan sehari-hari
4.4     Mempraktikkan  adab  membaca  AlQur’an dan adab berdoa
4.5     Menceritakan kisah keteladanan Ashabul Kahfi
5)      Kelas X semester ganjil di MA
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.    Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.1     Meyakini kesempurnaan akidah Islam
1.2     Meyakini ajaran tauhid dalam kehidupan sehari-hari
1.3     Menghayati  akhlak  Islam  dan  metode  peningkatan kualitasnya
1.4     Menghayati  nilai  akhlak  terpuji  (hikmah,  iffah, syaja‘ah dan ‘adalah)
1.5     Menunjukkan sikap penolakan terhadap akhlak tercela (pubbun-dun-ya, pasad, takabur/ujub, riya’)
1.6     Menghayati makna syukur, qana‘ah, rida, dan sabar
1.7     Menghayati adab kepada orang tua dan guru
1.8     Menghayati kisah keteladanan Nabi Yusuf a.s.
2.    Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
2.1     Memiliki akidah yang kukuh dalam kehidupan seharihari
2.2     Terbiasa bertauhid dalam kehidupan sehari-hari
2.3     Terbiasa menerapkan metode-metode peningkatan kualitas akhlak dalam kehidupan
2.4     Membiasakan  akhlak-akhlak  terpuji (hikmah,  iffah, syaja‘ah dan ‘adalah) dalam kehidupan
2.5     Menghindarkan  diri  dari  akhlak  tercela  (pubbun-dunya, pasad, takabur/ujub, riya’)
2.6     Terbiasa  bersyukur, qana‘ah,  rida, dan  sabar dalam kehidupan
2.7     Terbiasa berakhlak terpuji  kepada  orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari
2.8     Meneladani sifat-sifat utama Nabi Yusuf a.s
3.    Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
3.1     Memahami akidah Islam dan metode peningkatan kualitasnya
3.2     Memahami konsep tauhiid dalam Islam
3.3     Memahami akhlak Islam dan metode peningkatan kualitasnya
3.4     Menganalisis induk-induk akhlak terpuji (hikmah, iffah, syaja‘ah dan ‘adalah)
3.5     Menganalisis induk-induk akhlak tercela (pubbun-dunya, pasad, takabur/ujub, riya’)
3.6     Memahami makna syukur, qana‘ah, rida, dan sabar
3.7     Memahami adab kepada orang tua dan guru
3.8     Menganalisis kisah keteladanan Nabi Yusuf a.s.
4.    Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metodesesuai kaidah keilmuan
4.1     Mempraktikkan metode-metode peningkatan kualitas iman/ akidah islamiyah
4.2     Menunjukkan contoh prilaku bertauhid dalam Islam
4.3     Mempraktikkan metode-metode peningkatan kualitas akhlak dalam Islam
4.4     Mempraktikan contoh-contoh akhlak yang baik (hikmah, iffah, syaja‘ah dan ‘adalah)
4.5     Menunjukkan contoh-contoh  akhlak  tercela (pubbundun-ya, pasad, takabur/ujub, riya’)
4.6     Menunjukkan contoh-contoh perilaku bersyukur, qana‘ah, rida, dan sabar
4.7     Mensimulasikan adab kepada orang tua dan guru
4.8     Menyajikan  sinopsis kisah  keteladanan  Nabi  Yusuf a.s.
6)      Kelas X semester genap di MA
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.    Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.1  Menunjukkan  sikap  penolakan  terhadap perbuatan syirik dalam kehidupan sehari-hari
1.2  Menghayati nilai-nilai  yang  terkandung  dalam  10 Asmwul ousnw:  al-Karrm,  al-Mu’min,  al-Wakrl,  alMatrn,  al-Jwmi‘,  al-‘Adl,  an-Nwfi‘,  al-Bwsih,  al-oafrz dan al-qkhir
1.3  Menghayati perilaku husnuzzan, raja‘,  dan tobat
1.4  Menunjukkan  sikap penolakan  terhadap perilaku  licik, tamak, dzalim dan diskriminasi
1.5  Menghayati akhlak (adab) yang  baik ketika membesuk orang sakit
1.6  Menghayati akhlak utama dan keteguhan nabi-nabi Ulul Azmi
2.    Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
2.1  Menghindari perbuatan syirik dalam kehidupan seharihari
2.2  Membiasakan diri untuk meneladani sifat Asmwul ousnw: al-Karrm, al-Mu’min, al-Wakrl, al-Matrn, alJwmi‘, al-‘Adl, an-Nwfi‘, al-Bwsih, al-oafrz dan al-qkhir
2.3  Terbiasa berperilaku pusnuzzan, raja‘, dan tobat
2.4  Menghindari perilaku licik, tamak, zalim, dan diskriminasi
2.5  Membiasakan akhlak (adab) yang baik ketika membesuk orang sakit
2.6  Meneladani akhlak utama dan keteguhan nabi-nabi Ulul Azmi
3.      Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
3.1  Menganalisis perbuatan syirik dan macam-macam dan cara menghindarinya
3.2  Menganalisis makna  10 Asmwul ousnw: al-Karrm,  alMu’min,  al-Wakrl,  al-Matrn,  al-Jwmi‘,  al-‘Adl,  anNwfi‘, al-Bwsih, al-oafrz dan al-qkhir
3.3  Memahami pengertian dan pentingnya memilikiakhlak husnuzzan, raja‘, dan tobat
3.4  Memahami  pengertian  dan  pentingnya  menghindari licik, tamak, zalim, dan diskriminasi
3.5  Memahami  adab islami ketika membesuk orang sakit
3.6  Menganalisis kisah keteguhan nabi-nabi Ulul Azmi
4.      Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metodesesuai kaidah keilmuan
4.1  Menyajikan  contoh  praktik-praktik  perbuatan  syirik  di masyarakat
4.2  Menghafalkan lafal-lafal Asmwul ousnw
4.3  Melafalkan doa-doa tobat dari Al-Qur’an dan hadis
4.4  Menceritakan bahaya  dari  akhlak  tercela  licik,  tamak, zalim, dan diskriminasi
4.5  Mempraktikkan  contoh  akhlak  (adab)  yang  baik  ketika membesuk orang sakit
4.6  Mencerikatan kisah keteguhan nabi-nabi Ulul Azmi

3.    Standar Proses
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.[13]
a.    Pandangan tentang Pembelajaran
Secara  prinsip,  kegiatan  pembelajaran  merupakan  proses  pendidikan  yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka  menjadi  kemampuan  yang  semakin  lama  semakin  meningkat  dalam sikap,  pengetahuan,  dan  keterampilan  yang  diperlukan  dirinya  untuk  hidup dan  untuk  bermasyarakat,  berbangsa,  serta  berkontribusi  pada  kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan  semua  potensi  peserta  didik  menjadi  kompetensi  yang diharapkan.
Lebih  lanjut,  strategi  pembelajaran  harus  diarahkan  untuk  memfasilitasi pencapaian kompetensi yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum agar setiap individu mampu menjadi pebelajar mandiri sepanjang hayat. dan yang pada  gilirannya  mereka  menjadi  komponen  penting  untuk  mewujudkan masyarakat  belajar.  Kualitas  lain  yang  dikembangkan  kurikulum  dan  harus terealisasikan dalam proses pembelajaran antara lain kreativitas, kemandirian, kerja sama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan hidup peserta  didik  guna  membentuk  watak  serta  meningkatkan  peradaban  dan martabat bangsa.
Untuk  mencapai  kualitas  yang  telah  dirancang  dalam  dokumen  kurikulum, kegiatan  pembelajaran  perlu  menggunakan  prinsip  yang:  1. berpusat  pada peserta  didik,  2.  mengembangkan  kreativitas  peserta  didik,  3.  menciptakan kondisi  menyenangkan  dan  menantang,  4. bermuatan  nilai,  etika,  estetika, logika, dan kinestetika, dan 5. menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui  penerapan  berbagai  strategi  dan  metode  pembelajaran  yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.
Di dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan  informasi  kompleks,  mengecek  informasi  baru  dengan yang  sudah  ada  dalam  ingatannya,  dan  melakukan  pengembangan  menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan jaman tempat dan  waktu  ia  hidup.  Kurikulum  2013  menganut  pandangan  dasar  bahwa pengetahuan  tidak  dapat  dipindahkan  begitu  saja  dari  guru  ke  peserta  didik. Peserta  didik  adalah  subjek  yang  memiliki  kemampuan  untuk  secara  aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan.
Untuk  itu  pembelajaran  harus  berkenaan  dengan  kesempatan yang  diberikan kepada  peserta  didik  untuk  mengkonstruksi  pengetahuan  dalam  proses kognitifnya  agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya.Guru  memberikan  kemudahan  untuk  proses  ini,  dengan  mengembangkan suasana  belajar  yang  memberi  kesempatan  peserta  didik  untuk  menemukan, menerapkan  ide-ide  mereka  sendiri,  menjadi  sadar  dan  secara  sadar menggunakan  strategi  mereka  sendiri  untuk  belajar.  Guru  mengembangkan kesempatan  belajar  kepada  peserta  didik  untuk  meniti  anak  tangga  yang membawa  peserta  didik  ke  pemahaman  yang  lebih  tinggi,  yang  semula dilakukan  dengan  bantuan  guru  tetapi  semakin  lama  semakin  mandiri.  Bagi peserta  didik,  pembelajaran  harus bergeser  dari  ”diberi  tahu”  menjadi  ”aktif mencari tahu”.
b.   Proses Pembelajaran Terjadi  secara Internal pada Diri Peserta Didik
Di  dalam  pembelajaran,  peserta  didik  difasilitasi  untuk  terlibat  secara aktif mengembangkan  potensi  dirinya  menjadi  kompetensi.  Guru  menyediakan pengalaman  belajar  bagi  peserta  didik  untuk  melakukan  berbagai  kegiatan yang memungkinkan mereka  mengembangkan  potensi  yang  dimiliki  mereka menjadi  kompetensi  yang  ditetapkan  dalam  dokumen  kurikulum  atau  lebih. Pengalaman  belajar  tersebut  semakin  lama  semakin  meningkat  menjadi kebiasaan  belajar  mandiri  dan  ajeg  sebagai  salah  satu  dasar  untuk  belajar sepanjang hayat.
c.    Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung
Kurikulum  2013  mengembangkan  dua  modus  proses  pembelajaran  yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran  langsung  adalah  proses  pendidikan  di  mana  peserta  didik mengembangkan  pengetahuan,  kemampuan  berpikir  dan  keterampilan psikomotorik  melalui  interaksi  langsung  dengan  sumber  belajar  yang dirancang  dalam  silabus  dan  RPP  berupa  kegiatan-kegiatan  pembelajaran.
Dalam  pembelajaran  langsung  tersebut  peserta  didik  melakukan  kegiatan belajar  mengamati,  menanya,  mengumpulkan  informasi,  mengasosiasi  atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan  analisis.  Proses  pembelajaran  langsung  menghasilkan  pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect.
Pembelajaran  tidak  langsung  adalah  proses  pendidikan  yang  terjadi  selama proses  pembelajaran  langsung tetapi tidak dirancang  dalam  kegiatan  khusus. Pembelajaran  tidak  langsung  berkenaan  dengan  pengembangan  nilai  dan sikap.  Berbeda  dengan  pengetahuan  tentang  nilai  dan  sikap  yang  dilakukan
dalam  proses  pembelajaran  langsung  oleh  mata  pelajaran  tertentu, pengembangan  sikap  sebagai  proses  pengembangan  moral  dan  perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat.
Oleh karena itu, dalam  proses pembelajaran  Kurikulum 2013, semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap. Baik pembelajaran langsung maupun  pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak  terpisah. Pembelajaran  langsung  berkenaan dengan  pembelajaran  yang  menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara  bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan  KD pada KI-1 dan KI-2.  Pembelajaran  tidak  langsung  berkenaan  dengan  pembelajaran  yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
Proses  pembelajaran  terdiri  atas  lima  pengalaman  belajar  pokok  yaitu: 1. mengamati; 2. menanya; 3. mengumpulkan informasi; 4. mengasosiasi; dan 5. mengkomunikasikan.[14]
d.   Perencanaan Pembelajaran
Tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu perencanaan pembelajaran  yang  diwujudkan  dengan  kegiatan  penyusunan  rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
e.    Alur Standar Proses pembelajaran
Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu pelaksanaan pembelajaran  yang  meliputi  kegiatan  pendahuluan,  kegiatan  inti,  dan kegiatan penutup.[15]
Proses pembelajaran yang semula menggunakan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah dan mengkomunikasikan. Belajar tidak hanya dalam ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. guru bukan satu-satunya sumber belajar, sikap tidak diajarkan secara verbal tetapi melalui contoh/ teladan.
Para ahli meyakini bahwa melalui pendekatan saintifik, siswa menjadi lebih aktif mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, siswa dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah dalam melihat suatu fenomena, mereka dilatih untuk berfikir logis dan sistematis.
4.    Standar Penilaian
Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan  instrumen  penilaian  hasil  belajar  peserta  didik.  Penilaian  pendidikan sebagai  proses  pengumpulan  dan  pengolahan  informasi  untuk  mengukur pencapaian  hasil  belajar  peserta  didik,  penilaian  dalam  pengertian  ini mencakup:  penilaian  otentik,  penilaian  diri,  penilaian  berbasis  portofolio, ulangan,  ulangan  harian,  ulangan  tengah  semester,  ulangan  akhir  semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian madrasah.
Standar Penilaian sebagai salah satu Standar Nasional Pendidikan yang bertujuan untuk menjamin: a) perencanaan penilaian  peserta  didik  sesuai  dengan  kompetensi  yang  akan  dicapai  dan berdasarkan  prinsip-prinsip  penilaian;  b)  pelaksanaan  penilaian  peserta  didik secara  profesional,  terbuka,  edukatif,  efektif,  efisien,  dan  sesuai  dengan konteks sosial  budaya;  dan  c)  pelaporan  hasil  penilaian  peserta  didik  secara  objektif, akuntabel, dan informatif.
Penyusunan  standar  penilaian  pendidikan  di  lingkungan  madrasah dimaksudkan sebagai  acuan  penilaian  bagi  pendidik,  satuan  pendidikan,  dan  pemerintah  pada satuan pendidikan untuk jenjang Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, di lingkungan Kementerian Agama.
Pada komponen penilaian di kurikulum 2013 ini, guru dituntut ekstra kerja keras karena penilaian yang dilakukan harus komprehensif dan kompleks (model penilaian otentik). Guru harus menilai sikap spiritual (KI 1) dan sosial (KI 2) secara terukur disamping penilaian psikomotor (KI 4) dan kognitif (KI 3). Permasalahan berikutnya adalah format penilaian KI 1 dan 2 yang cukup rumit dan butuh kecermatan yang tinggi dan berkelanjutan. Teknik penilaian sikap yang mengacu pada penilaian otentik dapat dilakukan dengan cara: observasi (pengamatan), penilaian diri, laporan pribadi (buku laporan ibadah), Penilaian sejawat dan jurnal (catatan). Namun penilaian ini membutuhkan keseriusan, kecermatan, pengawasan dan kerja sama antara siswa, guru, pihak sekolah dan orang tua siswa, sehingga penilaian yang dilakukan tidak sekedar formalitas sekedar diisi, dikumpulkan tanpa tindak lanjut, tidak bermakna dan berimplikasi apapun.
Secara umum, kurikulum ini diharapkan menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif berbasis pada pengetahuan, ketrampilan dan sikap sosial,  maka harus ada integrasi sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sistem nilai menentukan terhadap aktualisasi sikap/ watak islami. Sikap itu tahu mengapa, ketrampilan itu tahu bagaimana, pengetahuan itu tahu apa. 
C.  Telaah dan Analisis Pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MI, MTs, dan MA
Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang terencana untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatanbimbingan, pengajaran dan atau latihan. Bidang studi PendidikanAgama Islam meliputi: Aqidah Akhlak, Qur’an Hadis, Fiqh, dan Sejarah Kebudayaan Islam.
Materi Aqidah menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan atau keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam nama-nama Allah Swt. (al-Asma’ al-husna). Materi Akhlak menekan kan pada pembiasaan untuk menerapkan akhlak terpuji (al-akhlaq al-mahmudah) dan menjauhi akhlak tercela (al-akhlaq al-mazmumah) dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak mempelajari relasi antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan alam semesta. Relasi atau hubungan ketiganya ini harus harmonis sebagaimana yang ditunjukkan dalam al-Qur’an surah Al-Qashash: 77:[16]
Æ÷tGö/$#ur !$yJÏù š9t?#uä ª!$# u#¤$!$# notÅzFy$# ( Ÿwur š[Ys? y7t7ŠÅÁtR šÆÏB $u÷R9$# ( `Å¡ômr&ur !$yJŸ2 z`|¡ômr& ª!$# šøs9Î) ( Ÿwur Æ÷ö7s? yŠ$|¡xÿø9$# Îû ÇÚöF{$# ( ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä tûïÏÅ¡øÿßJø9$# ÇÐÐÈ  
Artinya: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Sementara itu pada materi Aqidah, mempelajari sifat 20 Tuhan (Aqidah al Awwam) atau mengenalkan sifat-sifat Tuhan yang 99 sebagaiman yang disebutkan dalam al-Qur’an yang dikenal dengan al-asma’ al-husna perlu diarahkan pada dimensi empirik. Dengan misalnya kita menjelaskan kepada mereka bahwa Tuhan itu memiliki sifat Rahman (Maha Pengasih), jadi manusia harus optimis dalam menjalani hidup di dunia ini. Sifat rahman atau kasih sayang Tuhan itu diberikan kepada semua hamba-Nya, tanpa pandang bulu, tanpa deskriminatif, baik hamba yang mukmin maupun yang tidak, namun Allah Swt. Hanya memberikan kasih sayang (Rahim-Nya) di akhirat kelak khusus kepada yang mukmin saja. Oleh sebab itu, jika di dunia orang non-mukmin belajar kedokteran, maka mereka akan menjadi dokter. Namun jika orang mukmin sendiri tidak belajar kedokteran, tetapi belajar ilmu klenik, maka mereka akan menjadi dukun. Demikian pula, jika orang non-mukmin bekerja keras mengikuti hukum ekonomi, maka mereka akan menjadi kaya, ini hukum yang berlaku di dunia. Begitupun sebaliknya, jika orang mukmin malas-malasan bekerja, maka mereka menjadi miskin.
Contoh lain misalnya, tuhan itu memiliki sifat ghafur, Maha Pengampun, karena itu kita tidak perlu putus asa, walau sudah berbuat dosa kemudian minta ampun. Tuhan itu memiliki sifat Wadud (santun), karena itu Dia tidak bakal menerlantarkan kita. Demikian pula dengan sifat Tuhan yang seram-seram, seperti Tuhan itu Maha Perkasa (Jabbar) dan pendendam (Dzun Tiqam), hal ini agar manusia tidak memperlakukan kewajiban-kewajiban Tuhan semaunya atau seenaknya saja.
Sifat-sifat Tuhan yang terkandungdalam al-asma’ al-husna itulah yang seharusnya memberikan dampak psikologis bagi anak-anak kita. Ketika menjelaskan sifat maha mengetahuinya Tuhan (al-‘alim) dan kemaha bijaksanaan-Nya (al-Hakim) bisa dijelaskan melalui fenomena empirik disekeliling kita. Misalnya diungkapkan sebuah kisah seorang Musafir yang sedang berteduh dibawah pohon beringin besar lagi rindang yang buahnya kecil-kecil, sementara itu dihadapannya tumbuh buah semangka besar batangnya kecil merambat ditanah. Ketika seorang musafir itu terbersit dihatinya untuk menganggap kenyataan ini janggal, maka serta merta ia kejatuhan buah beringin itu. Seketika itu juga ia sadar, bahwa apa yang diciptakan Tuhan itu benar adanya (Rabbana ma Khalaqta Hadza Bathila. . .). karena itu, kita perlu memperkaya mata pelajaran Aqidah dengan pengembangan-pengembangan seperti ini, bahwa untuk menunjukkan kemahakuasaan Allah Swt. Cukup ditunjukkan penciptaannya yang terhampar dijagat raya ini (tafakkaru fi khalqillah wala tafakkaru fi dzatillah). Masih banyak contoh lain yang bisa dikembangkan terkait dengan ini, sehingga aspek afektif dan psikomotor dapat dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dalam pembelajaran kita harus memahami dua pendekatan: pertama, pendekatan content treatment interactions (CTI) yang berasumsi bahwa suatu pembelajaran tidak akan selalu cocok untuk setiap jenis isi materi pembelajaran yang diajarkan, kedua, pendekatan Attitude Treatment Interaction (ATI) yang berasumsi bahwa suatu perlakuan pembelajaran tidak akan selalu cocok untuk setiap keunikan karakteristik individu peserta didik (siswa). Dalam pembelajaran PAI idelanya kita dapat memberikan secara terpadu dan menyeluruh. Lihat bagan berikut[17]:

Aspek Holistik
Contoh
Tujuan
Pembelajaran seumur hidup, bersifat komprehensif, menjadikan peserta didik sebagai khaira ummah.
Pandangan Terhadap Peserta Didik
Pemahaman anak secara utuh; pikiran, tubuh, jiwa, multi intelegendi, dan juga gaya belajar.
Apa Yang Harus Diajarkan
Gagasan yang powerful dan pertanyaan-pertanyaan brilian terhadap dunia secara utuh (multicultural)
Bagaimana Mengorganisir
Kurikulum terpadu, pembelajaran integrated.
Bagaimana Mengajarkannya
Sesuai dengan kemampuan peserta didik, pengajaran yang bervariasi, pemanfaatan lingkungan.

Sedangkan dalam memahami materi dan kompetensi yang hendak dicapai meliputi tiga aspek: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pandangan-pandangan penting yang ditimbulkan dalam perencanaan pendidikan dan pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.      Holistik
Pendidikan bermula dari prinsip tauhid (keutuhan dan keterpusatan pada Tuhan). Hal inilah yang menjadi dasar pijakan dalam pandangan terhadap pendidikan. Prinsip tauhid mencakup konsep filosofis maupun metodologis yang terstrutur dan koheren terhadap pemahaman kita terhadap dunia dan seluruh aspek kehidupan. Tauhid mengajarkan kita untuk menghimpun pandangan yang holistik, terpadu, dan komprehensif terhadap pendidikan.
2.      Integratif
Pembelajaran efektif haruslah terpadu; mendidik anak secara spiritual, moral, intelektual, fisik, emosi, dan sosial. Integrasi haruslah mencakup topik, integrasi waktu, tempat, dan budaya; integrasi dalam kurikulum; integrasi antara pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai dan aplikasinya dan aksi. Aspek-aspek integrasi ini lebih mempunyai potensi yang kuat untuk mencapai pembelajaran efektif. 
3.      Bertahap
Tahap-tahap perkembangan anak sangat bervariasi. Anak-anak berkembang melalui tahapan-tahapan sesuai genetic dan lingkungan. Oleh karena itu pula pendidikan anak harus mengacu pada makna tarbiyah yang berarti mengembangkan dari tahapan satu ke tahapan berikutnya sampai meraih potensi optimalnya.
4.      Mempertimbangkan Emosi
Emosi menyebabkan adanya perhatian, motivasi, makna, dan memori. Pengalaman-pengalaman emosional membuat pembelajaran menjadi sangat penting. Untuk alasan inilah (sebagaimana pesan al-Qur’an), kekaguman, keingintahuan, dan penemuan adalaah titik awal proses pembelajaran.
5.      Pengayaan
Siswa harus dibangkitkan semangatnya terhadap apa yang sedang mereka pelajari, untuk berpartisipasi secara aktif, diskusi kelompok, pembelajaran yang menantang akan menstimulasi adanya keingintahuan dan kreativiitas.[18]
Oleh karena itu guru harus memperhatikan kondisi peserta didik dan memahami psikologi perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan, dikenal tahapan-tahapan sebagai berikut:
No
Usia
Tahun
Kondisi
1.
0-3
Periode perkembangan fisik, yaitu perlu gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan, serta perlu perhatian dan kasih sayang.
2.
3-6
Masa perkembangan bahasa, masa peka untuk mengajari bahasa yang baik, santun, dan benar. Periode 1 dan 2 tersebut memerlukan perhatian orang tua karena waktu di rumah lebih banyak.
3.
6-9
Masa social imitation, diperlukan figur yang dapat memberi contoh dan teladan yang baik dari orang-orang sekitarnya: keluarga, guru dan teman-teman sepermainan.
4.
9-12
Satr of individualization, ingin mendapat perhatian, bersikap selalu ingin dimanja dan diperhatikan oleh lingkungannya, dan mulai menunjukkan sikap memberontak.
5.
12-15
Masa social adjustment, mulai masuk proses pematangan, mulai menyadari adanya lawan jenis, muncul sikap humanistic, perlu bimbingan dan internalisasi (penanaman) nilai-nilai Islami dan nilai-nilai yang luhur.
6.
15-18
Mulai dewasa, menginginkan otonomi, tidak suka selalu diatur dan dikendalikan. Mereka sudah ingin terlibat dalam realitas kehidupan.





BAB III
KESIMPULAN

Kurikulum 2013 lahir dengan berbagai alasan,  antara lain: kondisi pendidikan yang belum sesuai dengan standar nasional, usia produktif yang melimpah, arus globalisasi, berbagai isu lingkungan hidup, perkembangan ilmu dan teknologi, pola pikir dalam pembelajaran yang harus selalu diperbaiki dan ditingkatkan.
Sebagai dokumen panduan pelaksanaan pembelajaran, kurikulum 2013 mata pelajaran Aqidah Akhlak pada MI, MTs, dan MA, memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, antara lain: KI dan KD yang mengintegrasikan ketiga ranah yaitu afektif, psikomotor dan kognitif sehingga pembelajaran tidak sendiri-sendiri. Materi akhlak yang selama ini cenderung teoritis, dalam kurikulum ini diberikan porsi yang lebih besar dan bersifat praxis tidak lagi diajarkan secara verbal.
Sosialisasi yang singkat sebagai penyebab kurang kesiapan pelaksanaannya, sehingga timbul berbagai kendala, antara lain: pada komponen isi, ternyata kompetensi dasar yang dirumuskan masih sarat pada dimensi kognitif. Pada komponen penilaian, untuk menilai sikap spiritualitas dan sosial dirasa masih sulit dilaksanakan karena membutuhkan kemauan, kemampuan, kecermatan dan pengawasan dari banyak pihak. 
Suatu keniscayaan perubahan dan perkembangan suatu kurikulum agar selalu sesuai dengan perkembangan zaman. Hanya saja dalam tradisi kita biasanya berhenti pada aspek curriculum plan (kurikulum sebagai dokumen), sedangkan pada aspek actual curriculum sering terlupakan. Apa artinya kurikulum sebagai dokumen jika tidak ditindaklanjuti dengan actual curriculum, sebaik apapun dokumen yang dimiliki tidak akan bermakna jika tidak diimplementasikan dengan baik, dalam hal ini guru sebagai pelaksanan di tingkat satuan Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting agar terwujud tujuan yang




DAFTAR KEPUSTAKAAN

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2005
E. Mulyasa, Kurikulum yang disempurnakan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006
Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Khaeruddin dan Mahfud Junaidi, dkk., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jogjakarta: MDC Jateng Pilar Media, 2007.
M. Fadhillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014
Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009.
Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor: 2676 Tahun  2013
Tim Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Malang: UIN-Maliki Press, 2013
Wandie Razif Sutikno, Disain Kurikulum Digital, Yogyakarta: Smart writing, 2013
Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2009.




[1] Khaeruddin dan Mahfud Junaidi, dkk., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jogjakarta: MDC Jateng Pilar Media, 2007, h. 3
[2] Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009,  h. 3
[3] Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2010, h. 176.
[4] Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2009, h. 31.
[5] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, hal. 160.
[7] Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009,  h. 3
[8] Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor: 2676  Tahun  2013, h. 1-2
[9] M. Fadhillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014, h. 36
[10] Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor: 2676 Tahun  2013, h. 40
[11] E. Mulyasa, Kurikulum yang disempurnakan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, h. 24
[12] Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor: 2676 Tahun  2013, h. 43
[13] E. Mulyasa, Kurikulum yang disempurnakan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, h. 28
[14] Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor: 2676 Tahun  2013, h. 310
[15] Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor: 2676 Tahun  2013, h. 308-318

[16] Tim Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), (Malang: UIN-Maliki Press, 2013), h. 33.
[17] Tim Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Materi Pendidikan dan Latihan…, 35.
[18] Tim Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Materi Pendidikan dan Latihan…, hlm. 35.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar