BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan merupakan suatu upaya
mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani
kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia yang
bisa dilakukan sejak masih dalam kandungan.[1]
Begitu pentingnya pendidikan bagi kita. Tak dapat dibayangkan misalkan tanpa
pendidikan, manusia sekarang tidak akan berbeda engan manusia jaman dahulu,
bahkan mungkin akan lebih terpuruk atau lebih rendah kualitas peradabannya.
Kurikulum
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.[2]
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan.
Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan demi tercapainya
tujuan-tujuan pendidikan.
Kurikulum ibarat jalan
untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan pendidikan. Menurut Saylor dan
Alexander, kurikulum adalah the total effort of the school situations,
yaitu keseluruhan usaha yang dilakukan oleh lembaga atau sekolah untuk mencapai
tujuan yang sudah direncanakan.[3] Dengan
demikian, komponen yang ada di dalam kurikulum bukan sebatas mata pelajaran,
melainkan termasuk proses belajar dan usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut.[4]
Demikian pentingnya kurikulum dalam
pendidikan, maka dalam perjalanannya semestinya harus dikritisi, dianalisis
untuk mengetahui kelebihan, kekurangan serta efektivitas pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam tulisan ini, kita akan mencoba melakukan telaah dan analisis
terhadap pengembangan kurikulum mata pelajaran Aqidah Akhlak di MI, MTs, dan MA.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa Standar Kelulusan, Standar Isi,
Standar Proses, dan Standar Penilaian Kurikulum mata pelajaran Aqidah Akhlak
pada MI, MTs, dan MA?
2.
Apa Tujuan mata pelajaran Aqidah
Akhlak di MI, MTs, dan MA?
3.
Apa Ruang lingkup mata pelajaran Aqidah
Akhlak di MI, MTs, dan MA?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui Standar Kelulusan,
Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian Kurikulum mata pelajaran
Aqidah Akhlak pada MI, MTs, dan MA.
2.
Untuk mengetahui Tujuan mata
pelajaran Aqidah Akhlak di MI, MTs, dan
MA.
3.
Untuk mengetahui Ruang lingkup mata
pelajaran Aqidah Akhlak di MI, MTs, dan
MA.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Telaah dan Anilisis Pengembangan Kurikulum
Telaah adalah penyelidikan, kajian, pemeriksaan, penelitian.[5]
Sedangkan Analisis adalah Analisis menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, berarti: (1) penyelidikan terhadap suatu peristiwa
untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya), (2) penguraian suatu pokok atas
berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar
bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan, (3) penjabaran
sesudah dikaji sebaik-baiknya, (4) pemecahan
persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.[6]
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.[7]
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan
warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.
Menurut Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional,
bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis
serta bertanggung jawab
dalam segala urusan yang menjadi
tanggung jawabnya. Untuk mencapai tujuan
tersebut, madrasah adalah
salah satu bagian penting dari sistem pendidikan di
Indonesia. Salah satu bidang studi yang harus dipelajari peserta didik di
madrasah adalah Pendidikan Agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta berakhlak mulia.
Pendidikan Agama Islam sangat dibutuhkan bagi umat Islam, agar
dapat memahami secara
benar ajaran Islam
sebagai agama yang sempurna
(kamil), kesempurnaan ajaran
Islam yang dipelajari secara integral
(kaffah) diharapkan dapat
meningkatkan kualitas umat Islam
dalam keseluruhan aspek
kehidupanya. Agar ajaran Islam
dapat dipelajari secara
efektif dan efisien,
maka perlu dikembangkan kurikulum
pendidikan agama Islam
sesuai dengan perkembangan dan
tuntutan zaman.[8]
B.
Komponen Kurikulum 2013
Dalam
kurikulum 2013 terdapat empat elemen perubahan dalam Standar Nasional
Pendidikan, yaitu: Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar
Proses dan Standar Penilaian.
1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Kompetensi Lulusan
adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.[9] Tujuan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) digunakan
sebagai acuan utama pengembangan standar
isi, standar proses,
standar penilaian pendidikan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar
pembiayaan.
Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan (SKL) terdiri atas
kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik
yang diharapkan dapat
dicapai setelah menyelesaikan
masa belajarnya di satuan
pendidikan pada jenjang
Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah
Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.[10]
a. Kompetensi Lulusan Madrasah Ibtidaiyah
Madrasah Ibtidaiyah
|
|
Dimensi
|
Kualifikasi Kemampuan
|
Sikap
|
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam
di lingkungan rumah, sekolah,
dan tempat bermain.
|
Pengetahuan
|
Memiliki pengetahuan faktual
dan konseptual berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan budaya
dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian
di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain
|
Keterampilan
|
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif
dalam ranah abstrak
dan konkret sesuai
dengan yang ditugaskan kepadanya
|
b.
Kompetensi
Lulusan Madrasah Tsanawiyah
Madrasah Tsanawiyah
|
|
Dimensi
|
Kualifikasi Kemampuan
|
Sikap
|
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
orang beriman, berakhlak mulia, berilmu,
percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
|
Pengetahuan
|
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan budaya dengan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak
mata.
|
Keterampilan
|
Memiliki kemampuan pikir
dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret
sesuai dengan yang dipelajari
disekolah dan sumber
lain sejenis.
|
c.
Kompetensi
Lulusan Madrasah Aliyah
Madrasah Aliyah
|
|
Dimensi
|
Kualifikasi Kemampuan
|
Sikap
|
Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya
diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara
efektif
dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
|
Pengetahuan
|
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan budaya dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan
kejadian
|
Keterampilan
|
Memiliki kemampuan pikir
dan tindak yang
efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan
konkret sebagai pengembangan dari
yang dipelajari di sekolah
secara mandiri.
|
Tujuan
pendidikan yang dimuat dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yaitu:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.
Melihat
rumusan tujuan pendidikan yang ada dalam Kurikulum 2013 sejalan dan tidak
bertentangan dengan tujuan yang dirumuskan dalam UU Sisdiknas diatas, bahkan
dalam kurikulum 2013 nampak memperluas pada ranah afektif/ sikap
(berkepribadian luhur, kritis, inovatif, toleran dan peka sosial).
2.
Standar
Isi
Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi
lulusan pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.[11]
Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang harus dipenuhi
atau dicapai pada
suatu satuan pendidikan
dalam jenjang dan
jenis pendidikan tertentu
dirumuskan dalam Standar Isi untuk setiap mata pelajaran. Standar Isi
dikembangkan untuk menentukan
kriteria ruang lingkup dan
tingkat kompetensi yang
sesuai dengan kompetensi
lulusan yang dirumuskan pada
Standar Kompetensi Lulusan,
yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan.[12]
Akidah Akhlak menekankan
pada kemampuan memahami
keimanan dan keyakinan Islam
sehingga memiliki keyakinan
yang kokoh dan
mampu mempertahankan keyakinan/keimanannya serta menghayati dan
mengamalkan nilai-nilai al-Asma’
al-husna. Akhlak menekankan
pada pembiasaan untuk menerapkan dan menghiasi diri akhlak
terpuji (mahmudah) dan menjauhi serta menghindari diri dari akhlak tercela
(mazmumah) dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak yaitu:
a.
Tujuan
dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah
1)
Tujuan
Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah
merupakan salah satu
mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan
dengan pengenalan dan
penghayatan terhadap al-asma’
al-husna, serta penciptaan suasana
keteladanan dan pembiasaan
dalam mengamalkan akhlak terpuji
dan adab Islami
melalui pemberian contoh-contoh
perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara substansial
mata pelajaran Akidah-Akhlak
memiliki kontribusi dalam memberikan
motivasi kepada peserta
didik untuk mempraktikkan
al-akhlak al-karimah dan
adab Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai
manifestasi dari keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta Qada dan Qadar.
Al-akhlak al-karimah ini sangat penting
untuk dipraktikkan dan dibiasakan sejak dini oleh peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari, terutama
dalam rangka mengantisipasi dampak
negatif era globalisasi dan
krisis multidimensional yang
melanda bangsa dan Negara Indonesia.
Mata Pelajaran Akidah-Akhlak
di Madrasah Ibtidaiyah
bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:
a)
Menumbuhkembangkan
akidah melalui pemberian,
pemupukan, dan pengembangan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang
terus berkembang keimanan dan
ketakwaannya kepada Allah SWT.;
b)
Mewujudkan manusia
Indonesia yang berakhlak
mulia dan menghindari akhlak
tercela dalam kehidupan
sehari-hari baik dalam kehidupan
individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah
Islam.
2)
Ruang
Lingkup
Mata pelajaran Akidah-Akhlak
di Madrasah Ibtidaiyah
berisi pelajaran yang dapat
mengarahkan kepada pencapaian
kemampuan dasar peserta didik
untuk dapat memahami
rukun iman dengan sederhana serta pengamalan dan
pembiasaan berakhlak Islami secara sederhana
pula, untuk dapat
dijadikan perilaku dalam
kehidupan sehari-hari serta sebagai bekal untuk jenjang pendidikan
berikutnya.
Ruang lingkup mata
pelajaran Akidah-Akhlak di
Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
a)
Aspek
Akidah (Keimanan) meliputi:
· Kalimat tayyibah
sebagai materi pembiasaan, meliputi: Lailaha illallah, basmalah, alhamdulillah, subhanallah,
Allahu Akbar, ta’awwuz, masya Allah,
assalamu‘alaikum, salawat, tarji’, la haula wala quwwata illa billah, dan istigfar.
· Al-Asma’ al-husna
sebagai materi pembiasaan, meliputi: alAhad, al-Khaliq, ar-Rahman, ar-Rahim,
as-Sami‘, ar-Razzaq, al-Mugni, al-Hamid,
asy-Syakur, al-Quddus, as-Samad, al-Muhaimin, al-‘Azim, al-Karim,
al-Kabir, al-Malik, al-Batin, al-Wali, al-Mujib, al-Wahhab, al-‘Alim, az-jahir,
ar-Rasyid, al-Hadi, as-Salam, al-Mu’min, al-Latif, al-Baqi, al-Basir, alMuhyi, al-Mumit,
al-Qawi, al-Hakim, al-Jabbar, al-Musawwir, al-Qadir, al-Gafur,
al-‘Afuww, as-Sabur, dan al-Halim.
· Iman kepada Allah
dengan pembuktian sederhana
melalui kalimat hayyibah, al-Asmw’ al-ousnw dan pengenalan terhadap
salat lima waktu sebagai manifestasi iman kepada Allah.
· Meyakini rukun iman
(iman kepada Allah,
Malaikat, Kitab, Rasul dan Hari
akhir serta Qada dan Qadar Allah).
b)
Aspek
Akhlak meliputi:
· Pembiasaan akhlak karimah
(mahmudah) secara berurutan disajikan pada tiap semester dan
jenjang kelas, yaitu: disiplin, hidup
bersih, ramah, sopan-santun,
syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin,
percaya diri, kasih sayang, taat,
rukun, tolong-menolong, hormat
dan patuh, sidik, amanah, tablig, fatanah, tanggung
jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan
tawakal.
· Mengindari akhlak tercela
(mazmumah) secara berurutan disajikan pada
tiap semester dan jenjang
kelas, yaitu: hidup kotor,
berbicara jorok/kasar, bohong,
sombong, malas, durhaka, khianat,
iri, dengki, membangkang,
munafik, hasud, kikir, serakah,
pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad.
c)
Aspek
adab Islami, meliputi:
· Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang air besar/kecil, berbicara,
meludah, berpakaian, makan,
minum, bersin, belajar, dan bermain.
· Adab terhadap Allah,
yaitu: adab di
masjid, mengaji, dan beribadah.
· Adab kepada sesama,
yaitu: kepada orang
tua, saudara, guru, dan teman.
d)
Aspek kisah
teladan, meliputi: Kisah
Nabi Ibrahim a.s. mencari Tuhan,
Nabi Sulaiman a.s. dengan tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad Saw., masa
remaja Nabi Muhammad
Saw., Nabi Ismail a.s., Kan’an,
Tsa’labah, Masyitah, Abu Lahab, dan Qarun. Materi kisah-kisah teladan ini
disajikan sebagai penguat terhadap isi
materi, yaitu akidah
dan akhlak sehingga
tidak ditampilkan dalam Standar
Kompetensi, tetapi ditampilkan dalam Kompetensi Dasar dan indikator.
b.
Tujuan
dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah
1)
Tujuan
Akidah-Akhlak di Madrasah
Tsanawiyah adalah salah
satu mata pelajaran PAI yang
merupakan peningkatan dari akidah dan akhlak yang telah
dipelajari oleh peserta
didik di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar.
Peningkatan tersebut dilakukan
dengan cara mempelajari tentang rukun iman mulai dari iman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, sampai
iman kepada Qada dan Qadar yang dibuktikan dengan dalildalil naqli dan aqli,
serta pemahaman dan penghayatan terhadap al-asma’ al-husna dengan menunjukkan
ciri-ciri/tanda-tanda perilaku
seseorang dalam realitas
kehidupan individu dan
sosial serta pengamalan akhlak
terpuji dan menghindari
akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari.
Secara substansial mata
pelajaran Akidah-Akhlak memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada
peserta didik untuk mempelajari dan
mempraktikkan akidahnya dalam
bentuk pembiasaan untuk melakukan akhlak terpuji dan menghindari akhlak
tercela dalam kehidupan sehari-hari. Al-akhlak al-karimah ini sangat penting
untuk dipraktikkan dan dibiasakan oleh peserta didik dalam kehidupan individu,
bermasyarakat dan berbangsa,
terutama dalam rangka
mengantisipasi dampak negatif dari era globalisasi dan krisis multidimensional
yang melanda bangsa dan Negara Indonesia.
Mata
pelajaran Akidah-Akhlak bertujuan untuk:
a)
Menumbuhkembangkan akidah
melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman
peserta didik tentang akidah Islam sehingga
menjadi manusia muslim
yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada
Allah SWT.;
b)
Mewujudkan manusia
Indonesia yang berakhlak
mulia dan menghindari akhlak
tercela dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam kehidupan
individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah
Islam.
2)
Ruang
Lingkup
Ruang lingkup mata
pelajaran Akidah-Akhlak di
Madrasah Tsanawiyah meliputi:
a)
Aspek
akidah terdiri atas dasar dan tujuan akidah Islam, sifat-sifat Allah, al-Asma’
al-husna, iman kepada Allah, Kitab-Kitab Allah, Rasul-Rasul Allah, Hari Akhir
serta Qada Qadar.
b)
Aspek akhlak
terpuji yang terdiri
atas ber-tauhid, ikhlas, taat,
khauf, tobat, tawakal, ikhtiar, sabar, syukur, qanaa’ah, tawaduk, husnuz-zan,
tasamuh dan ta‘awun, berilmu, kreatif, produktif, dan pergaulan remaja.
c)
Aspek
akhlak tercela meliputi kufur, syirik, riya, nifaq, ananiah, putus asa, gadab,
tamak, takabur, hasad, dendam, gibah, fitnah, dan namimah.
d)
Aspek
adab meliputi: Adab beribadah: adab salat, membaca AlQur’an dan adab berdoa,
adab kepada kepada orang tua dan guru, adab kepada kepada, saudara, teman, dan
tetangga, adab terhadap lingkungan, yaitu: pada binatang dan tumbuhan, di
tempat umum, dan di jalan
e)
Aspek kisah
teladan meliputi: Nabi
Sulaiman a.s. dan umatnya,
Ashabul Kahfi, Nabi
Yunus a.s. dan Nabi Ayyub
a.s., Kisah Sahabat: Abu Bakar
r.a., Umar bin Khattab r.a, Usman bin Affan r.a., dan Ali bin Abi Talib r.a.
c.
Tujuan
dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah
1)
Tujuan
Mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Aliyah adalah salah satu
mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang
merupakan peningkatan dari akidah dan akhlak yang telah dipelajari oleh
peserta didik di Madrasah
Tsanawiyah. Peningkatan tersebut
dilakukan dengan cara mempelajari
dan memperdalam akidah-akhlak
sebagai persiapan untuk melanjutkan
ke pendidikan yang
lebih tinggi dan untuk hidup bermasyarakat dan/atau
memasuki lapangan kerja. Pada aspek akidah
ditekankan pada pemahaman
dan pengamalan prinsip-prinsip
akidah Islam, metode
peningkatan kualitas akidah, wawasan tentang aliran-aliran dalam
akidah Islam sebagai landasan dalam pengamalan iman yang inklusif dalam
kehidupan sehari-hari, pemahaman
tentang, konsep Tauhid
dalam Islam serta
perbuatan syirik dan implikasinya dalam kehidupan. Aspek akhlak, di
samping berupa pembiasaan dalam
menjalankan akhlak terpuji
dan menghindari akhlak tercela
sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik, juga
mulai diperkenalkan tasawuf
dan metode peningkatan kualitas
akhlak.
Secara substansial mata
pelajaran Akidah-Akhlak di
Madrasah Aliyah memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk
mempelajari dan mempraktikkan
akidahnya dalam bentuk pembiasaan
untuk melakukan akhlak terpuji dan menghindari akhlak
tercela dalam kehidupan
sehari-hari. Al-akhlak al-karimah
ini sangat penting
untuk dipraktikkan dan
dibiasakan oleh peserta didik
dalam kehidupan individu,
bermasyarakat dan
berbangsa, terutama
dalam rangka mengantisipasi dampak
negatif dari era globalisasi
dan krisis multidimensional yang
melanda bangsa dan Negara Indonesia.
Mata pelajaran Akidah-Akhlak
bertujuan untuk:
a)
Menumbuh
kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik
tentang akidah Islam
sehingga menjadi manusia muslim
yang terus berkembang
keimanan dan ketakwaannya kepada
Allah SWT.
b)
Mewujudkan manusia Indonesia yang
berakhlak mulia dan
menghindari akhlak tercela dalam
kehidupan sehari-hari baik
dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi
dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.
2)
Ruang
Lingkup
Ruang lingkup mata
pelajaran Akidah-Akhlak di
Madrasah Aliyah meliputi:
a)
Aspek akidah
terdiri atas: prinsip-prinsip akidah
dan metode peningkatannya,
al-asma’ al-husna, konsep Tauhid dalam Islam, syirik dan implikasinya dalam kehidupan, pengertian dan
fungsi ilmu kalam serta
hubungannya dengan ilmu-ilmu
lainnya, dan aliran-aliran dalam
ilmu kalam (klasik dan modern),
b)
Aspek akhlak
terpuji meliputi: masalah
akhlak yang meliputi pengertian akhlak, induk-induk
akhlak terpuji dan tercela, metode peningkatan kualitas akhlak; macam-macam
akhlak terpuji seperti husnuz-zan, taubat, akhlak dalam berpakaian, berhias,
perjalanan, bertamu dan menerima tamu, adil, rida, amal salih, persatuan dan
kerukunan, akhlak terpuji
dalam pergaulan remaja;
serta pengenalan tentang tasawuf.
c)
Aspek akhlak
tercela meliputi: riya,
aniaya dan diskriminasi, perbuatan dosa
besar (seperti mabuk-mabukan, berjudi,
zina, mencuri, mengonsumsi narkoba), isrwf, tabzir, dan fitnah.
d)
Aspek adab
meliputi: adab kepada
orang tua dan
guru, adab membesuk orang
sakit, adab berpakaian, berhias,
perjalanan, bertamu dan menerima tamu, melakukan takziyah, adab bergaul dengan orang yang sebaya, yang
lebih tua yang lebih muda dan lawan jenis, Adab membaca Al-Qur’an dan
berdoa.
e)
Aspek Kisah
meliputi: Kisah kelicikan
saudara-saudara Nabi Yusuf a.s.,
Ulul Azmi, Kisah
Sahabat: Fatimatuzzahrah,
Abdurrahman bin Auf,
Abu Dzar al-Ghifari,
Uwes al-Qarni, alGhazali, Ibn Sina, Ibn Rusyd dan Iqbal.
d.
Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar
1)
Kelas
1 semester ganjil di MI
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1.
Menerima dan menjalankan
ajaran agama yang dianutnya
|
1.1.
Meyakini kebenaran
rukun iman.
1.2.
Meyakini
kebenaran syahadatain.
1.3.
Meyakini
Allah SWT. Yang Esa (al-Ahad) dan maha Pencipta(al-Khaliq).
1.4.
Menerima
ketentuan hidup bersih, kasih sayang, dan rukun.
1.5.
Menerima adab
mandi dan berpakaian.
1.6.
Menerima
ketentuan menghindari hidup kotor
|
2.
Memiliki
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
|
2.1.
Membiasakan
berperilaku yang merefleksikan orang yang beriman.
2.2.
Membiasakan
berperilaku bertauhid.
2.3.
Membiasakan
diri merenungkan sifatsifat Allah SWT. yang terkandung dalam al-Asma’
al-husna (al-Ahad dan al-Khaliq)
2.4.
Membiasakan
hidup bersih, kasih sayang, dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.
2.5.
Membiasakan
perilaku adab mandi dan berpakaian.
2.6.
Membiasakan
diri untuk menghindari hidup kotor dalam kehidupan sehari-hari.
|
3.
Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
|
3.1.
Mengenal enam
rukun iman.
3.2.
Mengenal dua kalimah syahadat sebagai bagian dari
rukun Islam yang pertama.
3.3.
Mengenal
sifat-sifat Allah SWT. yang terkandung dalam al-Asma’ al-husna (al-Ahad dan
al-Khaliq) melalui kisah Nabi Ibrahim a.s. mencari Tuhannya.
3.4.
Memahami
perilaku akhlak terpuji hidup bersih,
kasih sayang, dan
rukun dalam kehidupan
sehari-hari.
3.5.
Memahami adab
mandi dan berpakaian.
3.6.
Menjelaskan
akhlak tercela hidup kotordalam kehidupan sehari-hari dan cara menghindarinya
|
4.
Menyajikan
pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
|
4.1.
Menunjukkan
perilaku beriman kepadaenam rukun iman.
4.2.
Melafalkan
dua kalimah syahadat.
4.3.
Melafalkan
sifat-sifat Allah SWT. al-Ahad dan al-Khaliq dan maknanya.
4.4.
Mendemonstrasikan tata cara
berpakaian secara Islami.
4.5.
Menunjukkan perilaku
hidup bersih, kasih sayang, dan
rukun dalam kehidupan sehari-hari.
4.6.
Menceritakan cara-cara
menghindari hidup kotor dalam kehidupansehari-hari.
|
2)
Kelas
1 semester genap di MI
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1.
Menerima dan
menjalankan ajaran agama yang dianutnya
|
1.1
Meyakini Allah
SWT. melalui kalimat tayyibah (Basmalah).
1.2
Meyakini Allah
SWT. sebagai arRapmwn, ar-Raprm dan as-Samr‘.
1.3
Menerima
ketentua adab belajar, bermain, makan dan minum.
1.4
Menerima nilai
keramahan dan sopan santun terhadap orang tua dan guru
dalam kehidupan sehari-hari.
1.5
Menerima ketentuan untuk menghindari berbicara kotor dan
bohong/dusta, dalam kehidupan sehari-hari.
|
2.
Memiliki
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
|
2.1
Terbiasa membaca
basmalah setiap memulai aktivitas.
2.2
Mencontoh sifat
Allah (ar-Rapmwn, arRaprm dan
as-Samr‘).
2.3
Memiliki adab
dalam belajar, bermain, makan dan minum.
2.4
Membiasakan sikap
ramah dan sopan santun terhadap orang tua dan guru
dalam kehidupan sehari-hari.
2.5
Membiasakan diri
untuk menghindari akhlak tercela
berbicara kotor dan bohong/dusta, dalam
kehidupan seharihari.
|
3.
Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
|
3.1
Mengetahui kalimat
tayyibah (Basmalah).
3.2
Mengenal sifat-sifat
Allah SWT. yang terkandung dalam
al-Asmw’ al-ousnw (ar-Rapmwn,
ar-Raprm dan as-Samr‘).
3.3
Memahami adab
belajar, bermain, makan dan
minum.
3.4
Memahami
sikap ramah dan
sopan santun terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari.
3.5
Menjelaskan akhlak
tercela berbicarakotor dan
bohong/dusta dalam kehidupan sehari-hari.
|
4.
Menyajikan
pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
|
4.1
Melafalkan
kalimat tayyibah (Basmalah).
4.2
Melafalkan
ar-Rapmwn, ar-Raprm dan asSamr‘ dan
artinya.
4.3
Menunjukkan adab belajar dan bermain secara Islami.
4.4
Mendemonstrasikan adab
makan dan minum secara Islami.
4.5
Menyimulasikan
sikap ramah dan sopansantun terhadap
orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari.
4.6
Menyaji contohkan
cara menghindariberbicara kotor
dan bohong/dusta.
|
3)
Kelas
VII semester ganjil di MTs
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1.
Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya
|
1.1.
Menghayati
nilai-nilai akidah Islam
1.2.
Meyakini sifat-sifat
wajib Allah yang nafsiyah, salbiyah,
ma‘ani, dan ma‘nawiyah, sifat-sifat
mustahil, serta sifat jaiz
Allah SWT.
1.3.
Menghayati
sifat ikhlas, taat, khauf, dan tobat dalam kehidupan sehari-hari
1.4.
Menghayati
adab salat dan zikir
1.5.
Menghayati kisah
keteladanan Nabi Sulaiman a.s. dan umatnya
|
2.
Menghargai
dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
|
2.1
Menampilkan perilaku
orang yang mengimani akidah
Islam dalam kehidupan
sehari-hari
2.2
Menampilkan
perilaku mengimani sifatsifat
wajib Allah yang
nafsiyah, salbiyah,
ma‘ani, dan ma‘nawiyah, sifat-sifat mustahil,
serta sifat jaiz Allah SWT.
2.3
Membiasakan perilaku
ikhlas, taat, khauf, dan
tobat dalam kehidupan sehari-hari
2.4
Terbiasa menerapkan
adab salat dan zikir
2.5
Mencontoh kisah
keteladanan NabiSulaiman a.s. dan umatnya
|
3.
Memahami
pengetahuan (faktual, konseptual, danprosedural) berdasarkan rasa
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata
|
3.1
Memahami dalil,
dasar, dan tujuan akidah Islam
3.2
Mengidentifikasi sifat-sifat
wajib Allah yang nafsiyah, salbiyah,
ma‘ani, dan ma‘nawiyah beserta
bukti/dalil naqlidan aqlinya,
sifat-sifat mustahil dan jaizbagi Allah SWT.
3.3
Memahami pengertian,contoh, dan dampak
positifsifat ikhlas, taat,
khauf,dan tobat
3.4
Memahami adab
salat dan zikir
3.5
Menganalisiskisah keteladanan
Nabi Sulaiman dan umatnya
|
4.
Mencoba,
mengolah, danmenyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di skolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori
|
4.1
Menyajikan fakta
dan fenomena kebenaran akidah
Islam
4.2
Menyajikan
contoh fenomena-fenomena kehidupan
yang muncul sebagai
bukti dari sifat wajib, mustahil, dan jaiz Allah SWT.
4.3
Menceritakan kisah-kisah
yang berkaitan dengan dampak
positif dari perilaku
ikhlas, taat, khauf,
dan tobat dalam fenomena
kehidupan
4.4
Mensimulasikan
adab salat dan zikir
4.5
Menceritakan kisah
keteladanan Nabi Sulaiman dan
umatnya
|
4)
Kelas
VII semester genap di MTs
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1.
Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya
|
1.1
Meyakinisifat-sifat Allah
SWT. melalui al- asmw' al-pusnw
(al-‘Azrz, al-Gaffwr, al-Bwsih,
an-Nwfi’, ar-Ra’yf, al-Barr, alFattwp, al-‘Adl, al-Qayyym)
1.2
Meyakiniadanya
malaikat-malaikat Allah dan makhluk
gaib lainnya, seperti
jin, iblis, dan setan
dalam fenomena kehidupan
1.3
Menolak
akhlak tercela riya’ dan nifaq
1.4
Menghayati adab
membaca Al-Qur’an dan adab
berdoa
1.5
Menghayati
keteladanan Ashabul Kahfi
|
2.
Menghargai
dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
|
2.1
Meneladani sifat-sifat
Allah yang terkandung dalam
al-asmw' al-pusnw (al-‘Azrz,
al-Gaffwr, al-Bwsih, an-Nwfi’,
arRa’yf, al-Barr, al-Fattwp,
al-‘Adl, alQayyym)
2.2
Memilikiperilaku beriman
kepada malaikat Allah dan
makhluk gaib lainnya seperti
jin, iblis, dan setan dalam fenomena kehidupan
2.3
Membiasakan diri
menghindari akhlak tercela
riya’ dan nifaq
2.4
Terbiasa
menerapkan adab membaca AlQur’an dan adab berdoa
2.5
Menghayati
kisah keteladanan Ashabul Kahfi
|
3.
Memahami
pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata
|
3.1
Menguraikan
al-asmw' al-pusnw (al-‘Azrz,
al-Gaffwr, al-Bwsih, an-Nwfi’,
arRa’yf, al-Barr, al-Fattwp,
al-‘Adl, alQayyym)
3.2
Mendeskripsikan tugas
dan sifat-sifat malaikat Allah
serta makhluk gaib lainnya, seperti jin, iblis, dan setan
3.3
Memahami
akhlak tercela riya’ dan nifaq
3.4
Memahami adab
membaca Al-Qur’an dan adab
berdoa
3.5
Menganalisiskisah keteladanan Ashabul Kahfi
|
4.
Mencoba,
mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
|
4.1
Menyajikan fakta
dan fenomena kebenaran sifat-sifat
Allah yang terkandung dalam
al-asmw' al-pusnw (al-‘Azrz,
al-Gaffwr, al-Bwsih, an-Nwfi’,
arRa’yf, al-Barr, al-Fattwp,
al-‘Adl, alQayyym)
4.2
Menyajikan
kisah-kisah dalam fenomena kehidupan
tentang kebenaran adanya malaikat dan makhluk ghaib
lainlainnya,seperti jin, iblis, dan setan
4.3
Mensimulasikan contoh
perilaku riya’dan nifaq serta
dampaknya dalam kehidupan
sehari-hari
4.4
Mempraktikkan adab
membaca AlQur’an dan adab
berdoa
4.5
Menceritakan
kisah keteladanan Ashabul Kahfi
|
5)
Kelas
X semester ganjil di MA
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1.
Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
|
1.1
Meyakini
kesempurnaan akidah Islam
1.2
Meyakini
ajaran tauhid dalam kehidupan sehari-hari
1.3
Menghayati akhlak
Islam dan metode
peningkatan kualitasnya
1.4
Menghayati nilai
akhlak terpuji (hikmah,
iffah, syaja‘ah dan ‘adalah)
1.5
Menunjukkan
sikap penolakan terhadap akhlak tercela (pubbun-dun-ya, pasad, takabur/ujub,
riya’)
1.6
Menghayati
makna syukur, qana‘ah, rida, dan sabar
1.7
Menghayati
adab kepada orang tua dan guru
1.8
Menghayati
kisah keteladanan Nabi Yusuf a.s.
|
2.
Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
|
2.1
Memiliki akidah
yang kukuh dalam kehidupan seharihari
2.2
Terbiasa
bertauhid dalam kehidupan sehari-hari
2.3
Terbiasa
menerapkan metode-metode peningkatan kualitas akhlak dalam kehidupan
2.4
Membiasakan akhlak-akhlak terpuji (hikmah, iffah, syaja‘ah dan ‘adalah) dalam kehidupan
2.5
Menghindarkan diri
dari akhlak tercela
(pubbun-dunya, pasad, takabur/ujub, riya’)
2.6
Terbiasa bersyukur, qana‘ah, rida, dan
sabar dalam kehidupan
2.7
Terbiasa
berakhlak terpuji kepada orang tua dan guru dalam kehidupan
sehari-hari
2.8
Meneladani sifat-sifat
utama Nabi Yusuf a.s
|
3.
Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
|
3.1
Memahami
akidah Islam dan metode peningkatan kualitasnya
3.2
Memahami
konsep tauhiid dalam Islam
3.3
Memahami
akhlak Islam dan metode peningkatan kualitasnya
3.4
Menganalisis
induk-induk akhlak terpuji (hikmah, iffah, syaja‘ah dan ‘adalah)
3.5
Menganalisis
induk-induk akhlak tercela (pubbun-dunya, pasad, takabur/ujub, riya’)
3.6
Memahami
makna syukur, qana‘ah, rida, dan sabar
3.7
Memahami adab
kepada orang tua dan guru
3.8
Menganalisis
kisah keteladanan Nabi Yusuf a.s.
|
4.
Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metodesesuai kaidah keilmuan
|
4.1
Mempraktikkan
metode-metode peningkatan kualitas iman/ akidah islamiyah
4.2
Menunjukkan
contoh prilaku bertauhid dalam Islam
4.3
Mempraktikkan
metode-metode peningkatan kualitas akhlak dalam Islam
4.4
Mempraktikan
contoh-contoh akhlak yang baik (hikmah, iffah, syaja‘ah dan ‘adalah)
4.5
Menunjukkan
contoh-contoh akhlak tercela (pubbundun-ya, pasad, takabur/ujub,
riya’)
4.6
Menunjukkan
contoh-contoh perilaku bersyukur, qana‘ah, rida, dan sabar
4.7
Mensimulasikan
adab kepada orang tua dan guru
4.8
Menyajikan sinopsis kisah keteladanan
Nabi Yusuf a.s.
|
6)
Kelas
X semester genap di MA
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1.
Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
|
1.1
Menunjukkan sikap
penolakan terhadap perbuatan
syirik dalam kehidupan sehari-hari
1.2
Menghayati
nilai-nilai yang terkandung
dalam 10 Asmwul ousnw: al-Karrm,
al-Mu’min, al-Wakrl, alMatrn,
al-Jwmi‘, al-‘Adl, an-Nwfi‘,
al-Bwsih, al-oafrz dan al-qkhir
1.3
Menghayati
perilaku husnuzzan, raja‘, dan tobat
1.4
Menunjukkan sikap penolakan terhadap perilaku licik, tamak, dzalim dan diskriminasi
1.5
Menghayati
akhlak (adab) yang baik ketika
membesuk orang sakit
1.6
Menghayati
akhlak utama dan keteguhan nabi-nabi Ulul Azmi
|
2.
Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
|
2.1
Menghindari
perbuatan syirik dalam kehidupan seharihari
2.2
Membiasakan
diri untuk meneladani sifat Asmwul ousnw: al-Karrm, al-Mu’min, al-Wakrl,
al-Matrn, alJwmi‘, al-‘Adl, an-Nwfi‘, al-Bwsih, al-oafrz dan al-qkhir
2.3
Terbiasa
berperilaku pusnuzzan, raja‘, dan tobat
2.4
Menghindari
perilaku licik, tamak, zalim, dan diskriminasi
2.5
Membiasakan
akhlak (adab) yang baik ketika membesuk orang sakit
2.6
Meneladani
akhlak utama dan keteguhan nabi-nabi Ulul Azmi
|
3.
Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
|
3.1
Menganalisis
perbuatan syirik dan macam-macam dan cara menghindarinya
3.2
Menganalisis
makna 10 Asmwul ousnw: al-Karrm, alMu’min,
al-Wakrl, al-Matrn, al-Jwmi‘,
al-‘Adl, anNwfi‘, al-Bwsih,
al-oafrz dan al-qkhir
3.3
Memahami
pengertian dan pentingnya memilikiakhlak husnuzzan, raja‘, dan tobat
3.4
Memahami pengertian
dan pentingnya menghindari licik, tamak, zalim, dan
diskriminasi
3.5
Memahami adab islami ketika membesuk orang sakit
3.6
Menganalisis
kisah keteguhan nabi-nabi Ulul Azmi
|
4.
Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metodesesuai kaidah keilmuan
|
4.1
Menyajikan contoh
praktik-praktik perbuatan syirik
di masyarakat
4.2
Menghafalkan
lafal-lafal Asmwul ousnw
4.3
Melafalkan
doa-doa tobat dari Al-Qur’an dan hadis
4.4
Menceritakan
bahaya dari akhlak
tercela licik, tamak, zalim, dan diskriminasi
4.5
Mempraktikkan contoh
akhlak (adab) yang
baik ketika membesuk orang
sakit
4.6
Mencerikatan
kisah keteguhan nabi-nabi Ulul Azmi
|
3.
Standar
Proses
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan.[13]
a.
Pandangan
tentang Pembelajaran
Secara prinsip, kegiatan
pembelajaran merupakan proses
pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi
kemampuan yang semakin
lama semakin meningkat
dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang diperlukan
dirinya untuk hidup dan
untuk bermasyarakat, berbangsa,
serta berkontribusi pada
kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran
diarahkan untuk memberdayakan semua potensi
peserta didik menjadi
kompetensi yang diharapkan.
Lebih lanjut, strategi
pembelajaran harus diarahkan
untuk memfasilitasi pencapaian
kompetensi yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum agar setiap individu
mampu menjadi pebelajar mandiri sepanjang hayat. dan yang pada gilirannya
mereka menjadi komponen
penting untuk mewujudkan masyarakat belajar.
Kualitas lain yang
dikembangkan kurikulum dan
harus terealisasikan dalam proses pembelajaran antara lain kreativitas,
kemandirian, kerja sama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan
kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak
serta meningkatkan peradaban
dan martabat bangsa.
Untuk mencapai kualitas
yang telah dirancang
dalam dokumen kurikulum, kegiatan pembelajaran
perlu menggunakan prinsip
yang: 1. berpusat pada peserta
didik, 2. mengembangkan
kreativitas peserta didik,
3. menciptakan kondisi menyenangkan
dan menantang, 4. bermuatan
nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan 5.
menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan
berbagai strategi dan
metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif,
efisien, dan bermakna.
Di dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menemukan
sendiri dan mentransformasikan
informasi kompleks, mengecek
informasi baru dengan yang
sudah ada dalam
ingatannya, dan melakukan
pengembangan menjadi informasi
atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan jaman tempat dan waktu
ia hidup. Kurikulum
2013 menganut pandangan
dasar bahwa pengetahuan tidak
dapat dipindahkan begitu saja
dari guru ke
peserta didik. Peserta didik
adalah subjek yang
memiliki kemampuan untuk
secara aktif mencari, mengolah,
mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan.
Untuk itu pembelajaran
harus berkenaan dengan
kesempatan yang diberikan
kepada peserta didik
untuk mengkonstruksi pengetahuan
dalam proses kognitifnya agar benar-benar memahami dan dapat
menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan
masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan
ide-idenya.Guru memberikan kemudahan
untuk proses ini,
dengan mengembangkan suasana belajar
yang memberi kesempatan
peserta didik untuk
menemukan, menerapkan
ide-ide mereka sendiri,
menjadi sadar dan
secara sadar menggunakan strategi
mereka sendiri untuk
belajar. Guru mengembangkan kesempatan belajar
kepada peserta didik
untuk meniti anak
tangga yang membawa peserta
didik ke pemahaman
yang lebih tinggi,
yang semula dilakukan dengan
bantuan guru tetapi
semakin lama semakin
mandiri. Bagi peserta didik,
pembelajaran harus bergeser dari
”diberi tahu” menjadi
”aktif mencari tahu”.
b.
Proses
Pembelajaran Terjadi secara Internal
pada Diri Peserta Didik
Di dalam pembelajaran,
peserta didik difasilitasi
untuk terlibat secara aktif mengembangkan potensi
dirinya menjadi kompetensi.
Guru menyediakan pengalaman belajar
bagi peserta didik
untuk melakukan berbagai
kegiatan yang memungkinkan mereka
mengembangkan potensi yang
dimiliki mereka menjadi kompetensi
yang ditetapkan dalam
dokumen kurikulum atau
lebih. Pengalaman belajar tersebut
semakin lama semakin
meningkat menjadi kebiasaan belajar
mandiri dan ajeg
sebagai salah satu
dasar untuk belajar sepanjang hayat.
c.
Pembelajaran
Langsung dan Tidak Langsung
Kurikulum 2013 mengembangkan
dua modus proses
pembelajaran yaitu proses
pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses
pembelajaran langsung adalah
proses pendidikan di
mana peserta didik mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan
keterampilan psikomotorik
melalui interaksi langsung
dengan sumber belajar
yang dirancang dalam silabus
dan RPP berupa
kegiatan-kegiatan pembelajaran.
Dalam pembelajaran langsung
tersebut peserta didik
melakukan kegiatan belajar mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi atau menganalisis,
dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis.
Proses pembelajaran langsung
menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect.
Pembelajaran tidak langsung
adalah proses pendidikan
yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak
dirancang dalam kegiatan
khusus. Pembelajaran tidak langsung
berkenaan dengan pengembangan
nilai dan sikap. Berbeda
dengan pengetahuan tentang
nilai dan sikap
yang dilakukan
dalam proses
pembelajaran langsung oleh
mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap
sebagai proses pengembangan
moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata
pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan
masyarakat.
Oleh karena itu, dalam proses
pembelajaran Kurikulum 2013, semua
kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan
kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan
moral dan perilaku yang terkait dengan sikap. Baik pembelajaran langsung
maupun pembelajaran tidak langsung
terjadi secara terintegrasi dan tidak
terpisah. Pembelajaran
langsung berkenaan dengan pembelajaran
yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan
menjadi wahana untuk mengembangkan KD
pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak
langsung berkenaan dengan
pembelajaran yang menyangkut KD
yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
Proses pembelajaran terdiri
atas lima pengalaman
belajar pokok yaitu: 1. mengamati; 2. menanya; 3.
mengumpulkan informasi; 4. mengasosiasi; dan 5. mengkomunikasikan.[14]
d.
Perencanaan
Pembelajaran
Tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu
perencanaan pembelajaran yang diwujudkan
dengan kegiatan penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
e.
Alur
Standar Proses pembelajaran
Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu
pelaksanaan pembelajaran yang meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup.[15]
Proses
pembelajaran yang semula menggunakan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi
dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah dan
mengkomunikasikan. Belajar tidak hanya dalam ruang kelas, tetapi juga di
lingkungan sekolah dan masyarakat. guru bukan satu-satunya sumber belajar,
sikap tidak diajarkan secara verbal tetapi melalui contoh/ teladan.
Para ahli meyakini bahwa melalui pendekatan saintifik, siswa menjadi lebih
aktif mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga mendorong siswa
untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena
atau kejadian. Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, siswa
dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah dalam melihat suatu fenomena,
mereka dilatih untuk berfikir logis dan sistematis.
4.
Standar
Penilaian
Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian
hasil belajar peserta
didik. Penilaian pendidikan sebagai proses
pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik,
penilaian dalam pengertian
ini mencakup: penilaian otentik,
penilaian diri, penilaian
berbasis portofolio,
ulangan, ulangan harian,
ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian
mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian madrasah.
Standar Penilaian sebagai salah satu Standar Nasional Pendidikan
yang bertujuan untuk menjamin: a) perencanaan penilaian peserta
didik sesuai dengan
kompetensi yang akan
dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian;
b) pelaksanaan penilaian
peserta didik secara profesional,
terbuka, edukatif, efektif,
efisien, dan sesuai
dengan konteks sosial
budaya; dan c)
pelaporan hasil penilaian
peserta didik secara
objektif, akuntabel, dan informatif.
Penyusunan standar penilaian
pendidikan di lingkungan
madrasah dimaksudkan sebagai
acuan penilaian bagi
pendidik, satuan pendidikan,
dan pemerintah pada satuan pendidikan untuk jenjang Madrasah
Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, di lingkungan Kementerian
Agama.
Pada komponen penilaian
di kurikulum 2013 ini, guru dituntut ekstra kerja keras karena penilaian yang
dilakukan harus komprehensif dan kompleks (model penilaian otentik). Guru harus
menilai sikap spiritual (KI 1) dan sosial (KI 2) secara terukur disamping
penilaian psikomotor (KI 4) dan kognitif (KI 3). Permasalahan berikutnya adalah
format penilaian KI 1 dan 2 yang cukup rumit dan butuh kecermatan yang tinggi
dan berkelanjutan. Teknik penilaian sikap yang mengacu pada penilaian otentik
dapat dilakukan dengan cara: observasi (pengamatan), penilaian diri, laporan
pribadi (buku laporan ibadah), Penilaian sejawat dan jurnal (catatan). Namun
penilaian ini membutuhkan keseriusan, kecermatan, pengawasan dan kerja sama
antara siswa, guru, pihak sekolah dan orang tua siswa, sehingga penilaian yang
dilakukan tidak sekedar formalitas sekedar diisi, dikumpulkan tanpa tindak
lanjut, tidak bermakna dan berimplikasi apapun.
Secara umum, kurikulum ini diharapkan menghasilkan insan yang produktif,
kreatif, inovatif berbasis pada pengetahuan, ketrampilan dan sikap sosial,
maka harus ada integrasi sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Kompetensi
pengetahuan, keterampilan dan sistem nilai menentukan terhadap aktualisasi
sikap/ watak islami. Sikap itu tahu mengapa, ketrampilan itu tahu bagaimana,
pengetahuan itu tahu apa.
C.
Telaah
dan Analisis Pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MI, MTs,
dan MA
Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang terencana untuk
menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan
ajaran Islam melalui kegiatanbimbingan, pengajaran dan atau latihan. Bidang
studi PendidikanAgama Islam meliputi: Aqidah Akhlak, Qur’an Hadis, Fiqh, dan
Sejarah Kebudayaan Islam.
Materi Aqidah menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan
keyakinan atau keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai
yang terkandung dalam nama-nama Allah Swt. (al-Asma’ al-husna).
Materi Akhlak menekan kan pada pembiasaan untuk menerapkan akhlak terpuji (al-akhlaq
al-mahmudah) dan menjauhi akhlak tercela (al-akhlaq al-mazmumah)
dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak mempelajari relasi antara manusia dengan
Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan alam semesta. Relasi atau
hubungan ketiganya ini harus harmonis sebagaimana yang ditunjukkan dalam
al-Qur’an surah Al-Qashash: 77:[16]
Æ÷tGö/$#ur !$yJÏù 9t?#uä ª!$# u#¤$!$# notÅzFy$# ( wur [Ys? y7t7ÅÁtR ÆÏB $u÷R9$# ( `Å¡ômr&ur !$yJ2 z`|¡ômr& ª!$# øs9Î) ( wur Æ÷ö7s? y$|¡xÿø9$# Îû ÇÚöF{$# ( ¨bÎ) ©!$# w =Ïtä tûïÏÅ¡øÿßJø9$# ÇÐÐÈ
Artinya:
dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Sementara itu pada materi Aqidah,
mempelajari sifat 20 Tuhan (Aqidah al Awwam) atau mengenalkan
sifat-sifat Tuhan yang 99 sebagaiman yang disebutkan dalam al-Qur’an yang
dikenal dengan al-asma’ al-husna perlu diarahkan pada dimensi empirik. Dengan
misalnya kita menjelaskan kepada mereka bahwa Tuhan itu memiliki sifat Rahman
(Maha Pengasih), jadi manusia harus optimis dalam menjalani hidup di dunia ini.
Sifat rahman atau kasih sayang Tuhan itu diberikan kepada semua hamba-Nya,
tanpa pandang bulu, tanpa deskriminatif, baik hamba yang mukmin maupun yang
tidak, namun Allah Swt. Hanya memberikan kasih sayang (Rahim-Nya) di
akhirat kelak khusus kepada yang mukmin saja. Oleh sebab itu, jika di dunia
orang non-mukmin belajar kedokteran, maka mereka akan menjadi dokter. Namun
jika orang mukmin sendiri tidak belajar kedokteran, tetapi belajar ilmu klenik,
maka mereka akan menjadi dukun. Demikian pula, jika orang non-mukmin bekerja
keras mengikuti hukum ekonomi, maka mereka akan menjadi kaya, ini hukum yang
berlaku di dunia. Begitupun sebaliknya, jika orang mukmin malas-malasan
bekerja, maka mereka menjadi miskin.
Contoh lain misalnya, tuhan itu
memiliki sifat ghafur, Maha Pengampun, karena itu kita tidak perlu putus
asa, walau sudah berbuat dosa kemudian minta ampun. Tuhan itu memiliki sifat Wadud
(santun), karena itu Dia tidak bakal menerlantarkan kita. Demikian pula dengan
sifat Tuhan yang seram-seram, seperti Tuhan itu Maha Perkasa (Jabbar)
dan pendendam (Dzun Tiqam), hal ini agar manusia tidak memperlakukan
kewajiban-kewajiban Tuhan semaunya atau seenaknya saja.
Sifat-sifat Tuhan yang terkandungdalam
al-asma’ al-husna itulah yang seharusnya memberikan dampak psikologis
bagi anak-anak kita. Ketika menjelaskan sifat maha mengetahuinya Tuhan (al-‘alim)
dan kemaha bijaksanaan-Nya (al-Hakim) bisa dijelaskan melalui fenomena
empirik disekeliling kita. Misalnya diungkapkan sebuah kisah seorang Musafir
yang sedang berteduh dibawah pohon beringin besar lagi rindang yang buahnya
kecil-kecil, sementara itu dihadapannya tumbuh buah semangka besar batangnya
kecil merambat ditanah. Ketika seorang musafir itu terbersit dihatinya untuk
menganggap kenyataan ini janggal, maka serta merta ia kejatuhan buah beringin
itu. Seketika itu juga ia sadar, bahwa apa yang diciptakan Tuhan itu benar
adanya (Rabbana ma Khalaqta Hadza Bathila. . .). karena itu, kita perlu memperkaya
mata pelajaran Aqidah dengan pengembangan-pengembangan seperti ini, bahwa untuk
menunjukkan kemahakuasaan Allah Swt. Cukup ditunjukkan penciptaannya yang
terhampar dijagat raya ini (tafakkaru fi khalqillah wala tafakkaru fi
dzatillah). Masih banyak contoh lain yang bisa dikembangkan terkait dengan
ini, sehingga aspek afektif dan psikomotor dapat dicapai sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Dalam pembelajaran kita harus memahami dua pendekatan: pertama,
pendekatan content treatment interactions (CTI) yang berasumsi bahwa
suatu pembelajaran tidak akan selalu cocok untuk setiap jenis isi materi
pembelajaran yang diajarkan, kedua, pendekatan Attitude Treatment
Interaction (ATI) yang berasumsi bahwa suatu perlakuan pembelajaran tidak
akan selalu cocok untuk setiap keunikan karakteristik individu peserta didik
(siswa). Dalam pembelajaran PAI idelanya kita dapat memberikan secara terpadu
dan menyeluruh. Lihat bagan berikut[17]:
Aspek Holistik
|
Contoh
|
Tujuan
|
Pembelajaran seumur hidup, bersifat komprehensif, menjadikan
peserta didik sebagai khaira ummah.
|
Pandangan Terhadap Peserta Didik
|
Pemahaman anak secara utuh; pikiran, tubuh, jiwa, multi
intelegendi, dan juga gaya belajar.
|
Apa Yang Harus Diajarkan
|
Gagasan yang powerful dan pertanyaan-pertanyaan brilian terhadap
dunia secara utuh (multicultural)
|
Bagaimana Mengorganisir
|
Kurikulum terpadu, pembelajaran integrated.
|
Bagaimana Mengajarkannya
|
Sesuai dengan kemampuan peserta didik, pengajaran yang
bervariasi, pemanfaatan lingkungan.
|
Sedangkan dalam memahami materi dan kompetensi yang hendak dicapai
meliputi tiga aspek: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pandangan-pandangan
penting yang ditimbulkan dalam perencanaan pendidikan dan pengembangan
kurikulum hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Holistik
Pendidikan
bermula dari prinsip tauhid (keutuhan dan keterpusatan pada Tuhan). Hal inilah
yang menjadi dasar pijakan dalam pandangan terhadap pendidikan. Prinsip tauhid
mencakup konsep filosofis maupun metodologis yang terstrutur dan koheren
terhadap pemahaman kita terhadap dunia dan seluruh aspek kehidupan. Tauhid
mengajarkan kita untuk menghimpun pandangan yang holistik, terpadu, dan
komprehensif terhadap pendidikan.
2.
Integratif
Pembelajaran
efektif haruslah terpadu; mendidik anak secara spiritual, moral, intelektual,
fisik, emosi, dan sosial. Integrasi haruslah mencakup topik, integrasi waktu,
tempat, dan budaya; integrasi dalam kurikulum; integrasi antara pengetahuan,
kepercayaan, nilai-nilai dan aplikasinya dan aksi. Aspek-aspek integrasi ini
lebih mempunyai potensi yang kuat untuk mencapai pembelajaran efektif.
3.
Bertahap
Tahap-tahap
perkembangan anak sangat bervariasi. Anak-anak berkembang melalui
tahapan-tahapan sesuai genetic dan lingkungan. Oleh karena itu pula pendidikan
anak harus mengacu pada makna tarbiyah yang berarti mengembangkan dari tahapan
satu ke tahapan berikutnya sampai meraih potensi optimalnya.
4.
Mempertimbangkan
Emosi
Emosi
menyebabkan adanya perhatian, motivasi, makna, dan memori.
Pengalaman-pengalaman emosional membuat pembelajaran menjadi sangat penting.
Untuk alasan inilah (sebagaimana pesan al-Qur’an), kekaguman, keingintahuan,
dan penemuan adalaah titik awal proses pembelajaran.
5.
Pengayaan
Siswa harus
dibangkitkan semangatnya terhadap apa yang sedang mereka pelajari, untuk berpartisipasi
secara aktif, diskusi kelompok, pembelajaran yang menantang akan menstimulasi
adanya keingintahuan dan kreativiitas.[18]
Oleh karena itu guru harus memperhatikan kondisi peserta didik dan
memahami psikologi perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan, dikenal
tahapan-tahapan sebagai berikut:
No
|
Usia
Tahun
|
Kondisi
|
1.
|
0-3
|
Periode perkembangan fisik, yaitu perlu gizi, imunisasi,
kesehatan lingkungan, serta perlu perhatian dan kasih sayang.
|
2.
|
3-6
|
Masa perkembangan bahasa, masa peka untuk mengajari bahasa yang
baik, santun, dan benar. Periode 1 dan 2 tersebut memerlukan perhatian orang
tua karena waktu di rumah lebih banyak.
|
3.
|
6-9
|
Masa social imitation, diperlukan figur yang dapat memberi contoh
dan teladan yang baik dari orang-orang sekitarnya: keluarga, guru dan
teman-teman sepermainan.
|
4.
|
9-12
|
Satr of individualization, ingin mendapat perhatian, bersikap
selalu ingin dimanja dan diperhatikan oleh lingkungannya, dan mulai
menunjukkan sikap memberontak.
|
5.
|
12-15
|
Masa social adjustment, mulai masuk proses pematangan, mulai
menyadari adanya lawan jenis, muncul sikap humanistic, perlu bimbingan dan
internalisasi (penanaman) nilai-nilai Islami dan nilai-nilai yang luhur.
|
6.
|
15-18
|
Mulai dewasa, menginginkan otonomi, tidak suka selalu diatur dan
dikendalikan. Mereka sudah ingin terlibat dalam realitas kehidupan.
|
BAB III
KESIMPULAN
Kurikulum 2013 lahir
dengan berbagai alasan, antara lain: kondisi pendidikan yang belum sesuai
dengan standar nasional, usia produktif yang melimpah, arus globalisasi,
berbagai isu lingkungan hidup, perkembangan ilmu dan teknologi, pola pikir
dalam pembelajaran yang harus selalu diperbaiki dan ditingkatkan.
Sebagai dokumen panduan
pelaksanaan pembelajaran, kurikulum 2013 mata pelajaran Aqidah Akhlak pada MI,
MTs, dan MA, memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan kurikulum
sebelumnya, antara lain: KI dan KD yang mengintegrasikan ketiga ranah yaitu
afektif, psikomotor dan kognitif sehingga pembelajaran tidak sendiri-sendiri.
Materi akhlak yang selama ini cenderung teoritis, dalam kurikulum ini diberikan
porsi yang lebih besar dan bersifat praxis tidak lagi diajarkan secara verbal.
Sosialisasi yang
singkat sebagai penyebab kurang kesiapan pelaksanaannya, sehingga timbul
berbagai kendala, antara lain: pada komponen isi, ternyata kompetensi dasar
yang dirumuskan masih sarat pada dimensi kognitif. Pada komponen penilaian,
untuk menilai sikap spiritualitas dan sosial dirasa masih sulit dilaksanakan
karena membutuhkan kemauan, kemampuan, kecermatan dan pengawasan dari banyak
pihak.
Suatu keniscayaan
perubahan dan perkembangan suatu kurikulum agar selalu sesuai dengan
perkembangan zaman. Hanya saja dalam tradisi kita biasanya berhenti pada aspek curriculum
plan (kurikulum sebagai dokumen), sedangkan pada aspek actual curriculum
sering terlupakan. Apa artinya kurikulum sebagai dokumen jika tidak
ditindaklanjuti dengan actual curriculum, sebaik apapun dokumen yang
dimiliki tidak akan bermakna jika tidak diimplementasikan dengan baik, dalam
hal ini guru sebagai pelaksanan di tingkat satuan Pendidikan memiliki peranan
yang sangat penting agar terwujud tujuan yang
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus
Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2005
E. Mulyasa, Kurikulum yang disempurnakan, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2006
Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung:
Pustaka Setia, 2010.
Khaeruddin dan Mahfud Junaidi, dkk., Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, Jogjakarta: MDC Jateng Pilar Media, 2007.
M. Fadhillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran
SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014
Rusman, Manajemen
Kurikulum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009.
Surat Keputusan
Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor: 2676 Tahun 2013
Tim Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang, Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG),
Malang: UIN-Maliki Press, 2013
Wandie Razif
Sutikno, Disain Kurikulum Digital, Yogyakarta: Smart writing, 2013
Wina Sanjaya, Kurikulum
Dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2009.
[1] Khaeruddin dan
Mahfud Junaidi, dkk., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jogjakarta:
MDC Jateng Pilar Media, 2007, h. 3
[2] Rusman, Manajemen
Kurikulum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009, h. 3
[3] Hasan Basri
dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung:
Pustaka Setia, 2010, h. 176.
[4] Wina Sanjaya, Kurikulum
Dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2009, h. 31.
[5] Departemen
Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, hal. 160.
[7] Rusman, Manajemen
Kurikulum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009, h. 3
[8] Surat
Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor: 2676 Tahun
2013, h. 1-2
[9] M. Fadhillah, Implementasi
Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA, Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2014, h. 36
[10] Surat
Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor: 2676 Tahun 2013, h. 40
[11] E. Mulyasa, Kurikulum
yang disempurnakan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, h. 24
[12] Surat
Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor: 2676 Tahun 2013, h. 43
[13] E. Mulyasa, Kurikulum
yang disempurnakan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, h. 28
[14] Surat
Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor: 2676 Tahun 2013, h. 310
[15] Surat
Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor: 2676 Tahun 2013, h. 308-318
[16] Tim Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Materi Pendidikan dan Latihan
Profesi Guru (PLPG), (Malang: UIN-Maliki Press, 2013), h. 33.
[17] Tim Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang, Materi Pendidikan dan Latihan…, 35.
[18] Tim Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang, Materi Pendidikan dan Latihan…, hlm. 35.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar