Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Minggu, 13 Mei 2018

MAKALAH ISU-ISU PRAKTIS YANG BERKAITAN DENGAN TES


ISU-ISU PRAKTIS YANG BERKAITAN DENGAN TES
A.  Definisi Tes
Tes secara harfiah berasal dari bahasa Perancis kuno “testum” yang artinya piring untuk menyisihkan logam-logam mulia.Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, kecerdasan, dan bakat yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok.[1]
Tes dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang atribut pendidikan atau psikologik yang setiap butir pertanyaaan tersebut mempunyai ketentuan jawaban yang dianggap benar.[2]
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tes adalah alat ukur yang berbentuk pertanyaan atau latihan, yang dieprgunakan untuk mengukur kemampuan seseorang ataupun kelompok orang.

B.  Fungsi Tes
Dalam kaitan dengan tes, tes mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah:
1.      Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau pencapaian terhadap tujuan tertentu.
2.      Untuk menentukan kedudukan atau perangkat siswa dalam kelompok, tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan tertentu.

C.  Faktor-faktor Praktis dalam Penggunaan Tes
Meskipunvaliditas dan reliabilitas semuapentinguntuk mengukur tes dibidangpsikologidan pendidikan, ketikatesyang akandigunakan di dalam kelasdi seluruhsistemsekolah ataudalam setiap aplikasipengujianbesar atausedang berlangsung dipemerintah atauindustri, faktor-faktor praktis juga harus dipertimbangkan.[3] Artinya ketika sekolah atau lembaga lain akan melaksanakan tes dalam sekala besar, maka faktor-faktor praktis dalam pengujian tersebut harus dipertimbangkan.Hal inimempermudah bagiadministrator untukmenghematkeuangan dan waktu dalam melaksanakan tes yang terjadwal atau bergeser waktu tes yang telah ditentukan, namun demikian, faktor ekonomi  dan kemudahan adalah pertimbangan nyata.
Artinya, dengan mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan faktor ekonomi yang terkait dengan manajemen, dapat mempermudah dalam melakukan tes agar praktis dan efisien.
Selanjutnya, faktor lain yang berkaitan dengan kesiapan dengan tes yang akan diberikan adalah penginterpretasian hal-hal yang akan diberikan dalam tes dan kesimpulan yang akan diambil.
Menurut Thorndike danHagen (1977) tujuan dan kegunaan penilaian tes dalam pendidikan dapat diarahkankepada keputusan-keputusan yang menyangkut:[4]
1.    Pengajaran
2.    Hasil Belajar
3.    Diagnosis dan usaha perbaikan
4.    Penempatan
5.    Seleksi
6.    Bimbingan dan Konseling
7.    Kurikulum
8.    Penilaian kelembagaan


D.  Petunjuk untuk Menganalisis Tes
Melihat bantuan dari beberapa potensi yang digunakan, kita dapat menggunakan cara tersebut sebagai petunjuk untuk mengevaluasi test. Petunjuk ini terdiri dari beberapa seri pertanyaan, yang didasari dari bagian standart untuk pendidikan dan test psikologi (asosiasi penelitian pendidikan amerika, amerika psikologi asosiasi dan dewan pengukuran pendidikan nasional, 1999). Pendidikan yang mendapat standasr yang lengkap atau terpenuhi akan mendapatkan penghargaan, dan orang tersebut akan menjadi lebih unggul pada test yang digunakan. (umumnya edisi baru-baru ini dari standart berbeda dari prosedur mereka di daerah merekan. Validalitas dari skor test tergantung kemudahan yang ada pada test tersebut).
Kamu akan mencatat banyak pertanyaan di petunjuk yang menghubungkan antara ketersediaan dan ketercukupan dari informasi tentang test. Dari permasalah yang ada pertanyaannya adalah: berikanlah informasi yang telah disediakan, sejauh mana test yang muncul jika di gabungksn dengan test-test yang lainnya, seperti test yang menggunakan standar, untuk digunakan ketika kamu memakai petunjuk evaluasi test?. Kamu harus mengevaluasi sebaik dan sejauh apa yang kamu tahu dengan menggunakan skor.
1.      Mengenali Informasi Umum
a.       Apa nama dari test?
b.      Siapa pengarang (nama dan pososo informasi yang tersedia)? (ini bersifat wajib atau harus)
c.       Siapa yang mempublikasi test? Dan bagaimana dia ketika mempublikasi?
d.      Jika lebih dari satu bentuk dari test yang tersedia? Jika iya, berapa banyaknya?
e.       Seberapa banyak jumlah test yang mempunyai bobot yang tinggi?
f.       Seberapa lama proses pembuatan tes?
2.      Informasi Tentang Test
a.       Ini adalah test manual (atau beberapa yang serupa dari sumber informasi, seperti artikel atau jurnal) artikel dan jurnal menyediakan informasi yang berpotensi yang dibutuhkan dan yang bisa digunakan sebagai petunjuk analisi test pada tingkatan departemen kementrian test dan untuk penafsiran hasil yang tepat.
b.      Bagaimana akhir-akhir ini merevisi test, secara manual ataukah dengan cara yang baru? (dari test yang utama ini adalah yang pantas untuk keduanya dan cara yang manual akan diterima setiap 10 tahun dan cara yang terbaru dalam menganalisi teks akan diterima oleh beberapa berusahaan).
3.      Bantuan Untuk Menafsirkan Hasil Dari Test
a.       Menggunakan cara manual untuk menyelesaikan beberapa tujuan dan aplikasi untuk test yang ada?
b.      Menggunakan cara manual untuk menyelesaikan kualifikasi yang dibutuhkan pada proses test dan harapan hasil yang tepat?
c.       Mengerjakan test, secara manual, bentuk rekaman, dan beberapa materi petunjuk yang digunakan unutk suara pada test listening (pendengaran) dan pengoreksian dari hasil test?
d.      Cara yang manual di ekspresikan dalam satu keadaan yang ada pada kualitas beberapa tema, jadi hal tersebut dapat menceritakan beberapa condisi? (contohnya, kebanyakan informasi mengatakan bahwa hubungan antar variable X adalah 55 dan kemudian beberapa mengatakan bahwa test korelasi subtansinya dengan variable X.).
4.      Proses Pemberian Nilai Dan Skor
a.       Petunjuk untuk proses penyelesaian pemberian nilai dan memberi skor
b.      Test menggunakan computer
c.       Memberikan test dan skor caranya seperti pemberian proses memberi skor
d.      Memberikan skor sampai mendapat skor yang valid
5.      Skala dan Norma
Kesimpulannya, banyak factor-faktor yang ditemukan ketika kita memberikan test yang selektif, dan tidak ada penyelesaiannya dari permasalahan tersebut. Tidak ada test yang sempurna dan kamu akan mempunyai manfaat yang tinggi menggunakan masing-masing test.
E.  Ciri-ciri Tes yang Baik
1.        Validalitas (keabsahan)
Sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur, harus memenuhi kriteria keabsahan yang baik.
Sebuah alat pengukur dapat dikatakan valid apabila alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat.Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila tes tersebut benar-benar dapat mengukur hasil belajar.Jadi bukan hanya sekedar mengukur daya ingatan atau kemampuan bahasa saja misalnya.
Ada beberapa pertanyaan mengenai validitas, yaitu:[5]
a.    Beberapa laporan secara manual tentang validalitas atau keabsahan masing-masing jenis test?
b.    Penggunaan cara yang manual untuk menghindari antar korelasi yang satu dengan yang laiinya dan total skor test yang valid?
c.    Jika contoh dari test harus menggunakan contoh yang spesifik, penggunaan test manual berefek pada proses contoh test yang akan digunakan?
d.   Ketika krriteria validalitas atau keabsahan masih saja ruwet, berarti harus menggunakan cara yang manual atau deskripsi yang manual pada mengevaluasi test.
Kesimpulannya, untuk mendapatakan skor yang valid, harus menggunakan test yang manual atau dengan cara yang manual.
2.        Reabilitas (dapat dipercaya)
Reliabilitas berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya. Reliabilitas suatu tes menunjukkan atau merupakan sederajat ketetapan, keterandalan atau kemantapan tes yang bersangkutan dalam mendapatkan skor yang dicapai seseorang, apabila tes tersebut diberikan kepadanya pada lain kesempatan atau tes pada waktu yang sama. Dengan kata lain sebuah tes dikatakan reliable apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan, keajegan, atau konsisten. Artinya, jika siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan (ranking) yang sama dalam kelompoknya.
Kesimpulannya, untuk mengetahui penjelasan tentang reabilitas data dengan cara manual harus dengan menggunakan hasil dari sugesti atau analisis penulis atau menggunakan cara yang kamu ketahui untuk menganalisis test.
3.        Objektivitas
Sebuah tes dikatakan objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subyektif yang mempengaruhi.Hal ini terutama pada system skoringnya, apabila dikaitkan dengan reliabilitas mak objektivitasnya menekankan ketetapan pada system skoringnya, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.Ada dua faktor yang mempengaruhi subjektivitas dari suatu tes yaitu bentuk tes dan penilaian.
4.        Praktikabilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes itu bersifat praktis, mudah untuk pengadministrasiannya. Tes yang praktis adalah tes yang:
a)    Mudah dilaksanakannya; misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian yang dianggap mudah oleh siswa.
b)   Mudah memeriksanya artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban maupun pedoman skoringnya. Untuk soal yang obyektif, pemeriksaan akan lebih mudah dilakukan jika dikerjakan oleh siswa dalam lembar jawaban.
c)    Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/ diawali oleh orang lain
5.        Ekonomis
Yang dimaksud dengan ekonomis ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama, baik untuk memproduksinya maupun untuk melaksanakan dan mengolah hasilnya. Dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria tes tersebut, sewajarnya dapat dihasilkan alat tes (soal-soal) yang berkualitas yang memenuhi syarat-syarat dibawah ini:[6]
a)         Shahih (valid), yaitu mengukur yang harus diukur, sesuai dengan tujuan
b)        Relevan, dalam arti yang diuji sesuai dengan tujuan yang diinginkan
c)         Spesifik, soal yang hanya dapat dijawab oleh peserta didik yang betul-betul belajar dengan rajin
d)        Tidak mengandung ketaksaan (tafsiran ganda), harus ada patokan, tugas ditulis konkret. Apa yang harus diminta harus dijawab berapa lengkap
e)         Representatif, soal mewakili materi ajar secara keseluruhan
f)         Seimbang, dalam arti pokok-pokok yang penting diwakili, dan yang tidak penting tidak selalu perlu.

F.   Mendapatkan Informasi Tentang Test Yang Spesifik
1.      Apakah Wujud dari Tes Itu?
Tingkat kesukaran test antara tingkatan-tingkatan kelas sangatlah berbeda, antar siswa kelas 4 dan kelas 5 berbeda. Oleh karena itu dalam mendapatkan test yang spesifik kita harus membuat data-data atau kisi-kisi soal agar soal yang akan diberikan bisa lebih spesifik dengan tingkat kesukaran yang berbeda antar tingkat kelas. Test atau soal-soal yang baik adalah setelah kita rancang test tersebut dan kita berikan kepada peserta didik dalam bentuk print-out. Yang kemudian di distribusikan kepada para siswa, soal-soal yang diberikan kepada siswa harus diduplikat beserta katalok atau kisi-kisi soal.
Tujuan penelaahan adalah untuk mengkajidan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutusebelum soal digunakan. Di samping itu, tujuan analisis butir soal jugauntuk membantu meningkatkan tes melalui revisi atau membuang soal yangtidak efektif, serta untuk mengetahui informasi diagnostik pada siswaapakah mereka sudah/belum memahami materi yang telah diajarkan.
Soal yang bermutu adalah soal yang dapatmemberikan informasi setepat-tepatnya sesuai dengan tujuannya diantaranya dapat menentukan peserta didik mana yang sudah atau belummenguasai materi yang diajarkan guru. Dalam melaksanakan analisis butir soal, para penulis soal dapatmenganalisis secara kualitatif, dalam kaitan dengan isi dan bentuknya, dankuantitatif dalam kaitan dengan ciri-ciri statistiknya atau prosedur peningkatan secara judgment dan prosedurpeningkatan secara empirik.
 Analisis kualitatifmencakup pertimbangan validitas isi dan konstruk, sedangkan analisiskuantitatif mencakup pengukuran kesulitan butir soal dan diskriminasi soalyang termasuk validitas soal dan reliabilitasnya. Tujuan utama analisis butir soal dalam sebuah tes yang dibuat guruadalah untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam tes ataudalam pembelajaran
Berdasarkantujuan ini, maka kegiatan analisis butir soal memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah:
a.    Dapat membantu para pengguna tes dalamevaluasi atas tes yang digunakan,
b.    Sangat relevan bagi penyusunantes informal dan lokal seperti tes yang disiapkan guru untuk siswa dikelas,
c.    Mendukung penulisan butir soal yang efektif,
d.   Secaramateri dapat memperbaiki tes di kelas,
e.    Meningkatkan validitas soal, dan reliabilitas,
Di samping itu,manfaat lainnya adalah:
a.    menentukan apakah suatu fungsi butir soalsesuai dengan yang diharapkan,
b.    memberi masukan kepada siswatentang kemampuan dan sebagai dasar untuk bahan diskusi di kelas,
c.    memberi masukan kepada guru tentang kesulitan siswa,
d.   memberimasukan pada aspek tertentu untuk pengembangan kurikulum,
e.    merevisimateri yang dinilai atau diukur,
f.     meningkatkan keterampilan penulisan soal.
Juga menambahkan tentang pelaksanaankegiatan analisis butir soal yang hiasanya didesain untuk menjawabpertanyaan-pertanyaan berikut ini.
a.    Apakah fungsi soal sudah tepat?
b.    Apakah soal ini memiliki tingkatkesukaran yang tepat?
c.    Apakah soal bebas dari hal-hal yang tidakrelevan?
d.   Apakah pilihan jawabannya efektif?
Lebih lanjut menyatakan bahwa kegunaan analisis butir soalbukan hanya terbatas untuk peningkatkan butir soal, tetapi ada beberapahal, yaitu bahwa data analisis butir soal bermanfaat sebagai dasar:
a.    Diskusi kelas efisien tentang hasil tes,
b.    Untuk kerja remedial,
c.    Untukpeningkatan secara umum pembelajaran di kelas, dan
d.   Untuk peningkatanketerampilan pada konstruksi tes.

G. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa, ada beberapa prinsip dasar yang perlu dicermati didalam menyusun tes hasil belajar.
Pertama, tes harus mengukur secara jelas hasil belajar yang telah dtetapkan sesuai dengan tujuan instruksional.
Kedua, butir-butir soal tes hasil belajar harus merupakan sampel yang representative dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan, sehingga dapat mewakili seluruh performance yang telah diperoleh selama peserta didik mengikuti suatu unit pengajaran.
Ketiga, bentuk soal yang dikeluarkan dalan tes harus dibuat bervariasi, sehingga benar-benar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dari tes itu sendiri.
Keempat, tes harus didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan
Kelima, tes harus memiliki reliabilitas yang dapat diandalkan.
Keenam, tes harus dapat dijadikan alat pengukur keberhasilan belajar siswa, dan dapat dijadikan alat untuk mencari informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar sisa dan cara mengajar guru itu sendiri.
Praktek pelaksanakan tes hasil belajar dapat diselenggarakan secara tertulis, dengan cara lisan dan dengan cara tes perbuatan.

DAFTAR PUSTAKA
Ø  Zainul, asmawi dan Noehi Nasution, Penilaian Hasil Belajar,(Jakarta: PAU-PPAI, 1993)
Ø  Robert M. Thorndike, Measurement and Evaluation in Psychology and Education; Eighth Edition, (Western Washington University).
Ø  Aman, Laporan Penelitian Pendidikan; Kajian Model-model Evaluasi Program Pendidikan, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2009).
Ø  http://www.fajar.co.id, diakses pada minggu, 20 april 2014 pukul 20.13 WIB.


[1]http://www.fajar.co.id, diakses pada minggu, 20 april 2014 pukul 20.13 WIB
[2] Zainul, asmawi dan Noehi Nasution, Penilaian Hasil Belajar,(Jakarta: PAU-PPAI, 1993), hlm. 15
[3]Robert M. Thorndike, Measurement and Evaluation in Psychology and Education; Eighth Edition, (Western Washington University), hlm. 200
[4] Aman, Laporan Penelitian Pendidikan; Kajian Model-model Evaluasi Program Pendidikan, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2009), hlm. 12
[5]Ibid, hlm. 208
[6]Ibid, Hlm. 201

Tidak ada komentar:

Posting Komentar