MAKALAH
VISI DAN
KOMITMEN SEORANG MUSLIM
MENURUT
AL-QUR’AN DAN HADITS
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
STUDI
AL-QUR’AN HADITS
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia adalah salah satu sosok makhluk hidup yang bila
dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah lainnya, maka manusia adalah makhluk
yang paling baik. Manusia dikatakan baik
menurut Allah, karena manusia tidak hanya dianugerahi bentuk tubuh yang paling baik dan lengkap, tetapi manusia juga diberi akal. Jadi
manusia diberi kelengkapan jasmani dan rohani.
Dengan potensi inilah manusia menerima amanah Allah yang menurut al-Qur’an bahwa ketika
amanah tersebut Allah tawarkan kepada langit, bumi dan gunung-gunung, tetapi
mereka enggan untuk menerima amanah tersebut karena langit, bumi dan
gunung-gunung tidak sanggup menerima amanah tersebut.
Keengganan langit, bumi dan gunung-gunung untuk menerima
amanat tersebut disebabkan karena ada konsekwensi dari diterimanya amanah
tersebut.Jika manusia menjaga hak-hak amanah maka konsekwensinya dibalas dengan
kebahagiaan berupa surga.Jika hak-hak amanah tersebut tidak dijaga atau
dilanggar, maka konsekwensinya adalah mendapat siksa neraka.
Hal tersebut telah diketahui juga oleh manusia, yakni ketika
manusia diciptakan Allah dalam Rahim ibunya dan telah menjadi bentuk yang
sempurna, maka sebelum ditiupnya ruh ke dalam jasad manusia, terjadilah suatu
dialog yang sangat menarik yakni Allah mengajukan pertanyaan, siapakah Tuhanmu
? ketika itu jiwa manusia menjawab, kami bersaksi bahwa Engkaulah Tuhan kami.
Dengan pernyataan ini menunjukkan bahwa manusia menyatakan
kesiapannya untuk menerima amanah Allah dengan segala konsekwensinya.
Dari uraian di atas, maka makalah ini diberi judul “Visi dan Komitmen Seorang Muslim Menurut Al-Qur’an
dan Hadits.
2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul makalah tersebut, dapat dirumuskan beberapa hal dalam
kajian ini adalah :
a. Apakah pengertian visi dan komitmen
seorang muslim menurut al-Qur’an dan hadits.
b. Visi dan komitmen apakah yang
terdapat dalam al-Qur,an dan hadits ?
c. Bagaimanakah sikap seorang muslim
terhadap visi dan komitmen menurut al-Qur’an dan Hadits tersebut ?
3. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui pengertian visi dan komitmen
seorang muslim menurut al-Qur’an dan Hadits.
b. Untuk mengetahui visi dan komitmen
apakah yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits.
c. Bagaimanakah sikap seorang muslim
terhadap visi dan komitmen menurut al-Qur’an dan Hadits.
B.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Visi dan Komitmen Seorang
Muslim Menurut al-Qur’an dan Hadits
a. Pengertian visi dan komitmen
Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa visi adalah kemampuan
untuk melihat pada inti persoalan. [1])
Sedangkan komitmen artinya
kesepakatan/perikatan (antara dua pihak atau lebih untuk melaksanakan sesuatu
secara bersama-sama); kontrak; perjanjian.[2])
b. Pengertian al-Qur’an dan Hadits
Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad
Saw.Yang dapat digunakan sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi umat manusia.
Menurut Muhammad ibn Muhammad Abu Syahbah, yang dikutip Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag. mendefinisikan
al-Qur’an adalah kitabullah atau kalamullah Swt. yang diturunkan kepada nabi
Muhammad Saw. Secara makna dan lafadh , yang membacanya adalah ibadah, susunan
kata dan isinya merupakan mu’jizat, termaktub di dalam mushaf dan dinukil
secara mutawatir”. [3]
Sedangkan hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi
Muhammad Saw., baik berupa perkataan (qauly), perbuatan (fi’ly) dan ketetapan
(taqriri).[4]
c. Pengertian Visi dan Komitmen Menurut
Al-Qur’an dan Hadits
Dari pengertian visi, komitmen, al-Qur’an dan Hadits di
atas penulis dapat simpulkan bahwa visi
dan komitmen seorang muslim menurut al-Qur’an dan Hadits adalah kemampuan
seorang muslim melihat nilai-nilai prinsip yang terkandung dalam al-Qur’an dan
Hadits untuk ditegakkan atau diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Visi dan komitmen seorang muslim menurut
al-Qur’an dan Hadits.
Sebagaimana kita ketahui bahwa Allah menciptakan manusia ini
tidak sia-sia. Ketika Allah akan menciptakan manusia, rencana ini disampaikan Allah
kepada para malaikat yang terlebih dahulu diciptakan Allah Swt. dengan
firman-Nya :
30. Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(Al-Baqarah
:30) [5]
Dari ayat ini dapat kita ketahui bahwa Allah hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi yang bertugas memakmurkan bumi, akan
tetapi hal itu dikhawatirkan oleh para malaikat karena hanya akan membuat
kerusakan dan terjadi pertumpahan darah, sedangkan para malaikat senantiasa
memuji dan bertasbih kepada-Nya.
Jika kita perhatikan surat al-Baqarah ayat 30 sampai ayat 38,
maka peristiwa penciptaan manusia sampai terusir dari surga dan tinggal di bumi
adalah suatu skenario yang telah direncanakan oleh Allah Swt. yang tidak
diketahui oleh makhluk ciptaan-Nya.
Suatu visi singkat dan
padat dan harus diperhatikan seorang muslim, yang tertuang dalam al-Qur’an,
sebagaimana tercantum dalam surat al-An’am ayat 162 sebagai :
162. Katakanlah:
Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
semesta alam.[6]
Rasulullah saw bersabda :
عَنْعُمَرَرَضِيَاللهُعَنْهُأَيْضاًقَالَ :
بَيْنَمَانَحْنُجُلُوْسٌعِنْدَرَسُوْلِاللهِصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَذَاتَيَوْمٍإِذْطَلَعَعَلَيْنَارَجُلٌشَدِيْدُبَيَاضِالثِّيَابِشَدِيْدُسَوَادِالشَّعْرِ،لاَيُرَىعَلَيْهِأَثَرُالسَّفَرِ،وَلاَيَعْرِفُهُمِنَّاأَحَدٌ،حَتَّىجَلَسَإِلَىالنَّبِيِّصلىاللهعليهوسلمفَأَسْنَدَرُكْبَتَيْهِإِلَىرُكْبَتَيْهِوَوَضَعَكَفَّيْهِعَلَىفَخِذَيْهِوَقَالَ:
يَامُحَمَّدأَخْبِرْنِيعَنِاْلإِسْلاَمِ،فَقَالَرَسُوْلُاللهِصلىاللهعليهوسلم : اْلإِسِلاَمُأَنْتَشْهَدَأَنْلاَإِلَهَإِلاَّاللهُوَأَنَّمُحَمَّدًارَسُوْلُاللهِوَتُقِيْمَالصَّلاَةَوَتُؤْتِيَالزَّكاَةَوَتَصُوْمَرَمَضَانَوَتَحُجَّالْبَيْتَإِنِاسْتَطَعْتَإِلَيْهِسَبِيْلاًقَالَ
: صَدَقْتَ،فَعَجِبْنَالَهُيَسْأَلُهُوَيُصَدِّقُهُ،قَالَ: فَأَخْبِرْنِيعَنِاْلإِيْمَانِقَالَ
: أَنْتُؤْمِنَبِاللهِوَمَلاَئِكَتِهِوَكُتُبِهِوَرُسُلِهِوَالْيَوْمِالآخِرِوَتُؤْمِنَبِالْقَدَرِخَيْرِهِوَشَرِّهِ.
قَالَصَدَقْتَ،قَالَفَأَخْبِرْنِيعَنِاْلإِحْسَانِ،قَالَ: أَنْتَعْبُدَاللهَكَأَنَّكَتَرَاهُفَإِنْلَمْتَكُنْتَرَاهُفَإِنَّهُيَرَاكَ
. قَالَ: فَأَخْبِرْنِيعَنِالسَّاعَةِ،قَالَ: مَاالْمَسْؤُوْلُعَنْهَابِأَعْلَمَمِنَالسَّائِلِ.
قَالَفَأَخْبِرْنِيعَنْأَمَارَاتِهَا،قَالَأَنْتَلِدَاْلأَمَةُرَبَّتَهَاوَأَنْتَرَىالْحُفَاةَالْعُرَاةَالْعَالَةَرِعَاءَالشَّاءِيَتَطَاوَلُوْنَفِيالْبُنْيَانِ،ثُمَّانْطَلَقَفَلَبِثْتُمَلِيًّا،ثُمَّقَالَ
: يَاعُمَرَأَتَدْرِي
مَنِالسَّائِلِ؟قُلْتُ : اللهُوَرَسُوْلُهُأَعْلَمَ
. قَالَفَإِنَّهُجِبْرِيْلُأَتـَاكُمْيُعَلِّمُكُمْدِيْنَكُمْ . [رواهمسلم]
Arti hadits / ترجمةالحديث :
Dari Umar
radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki
yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak
padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang
mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua
lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya
berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa
tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad
adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan
dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua
heran, dia yang bertanya dia pula yang
membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman
“. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada
takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku
tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada
Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia
melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat
(kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari
yang bertanya “. Dia berkata: “
Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda: “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan
jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala
domba, (kemudian) berlomba-lomba
meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar.
Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”.
aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Diaadalah
Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim) [7]
Dengan menelaah ayat al-Qur’an dan
Hadits di atas, maka manusia harus berkomitmen, harus istiqamah atau berpegang
teguh pada janjinya ketika jiwanya mengangkat kesaksian di hadapan Allah swt.,
sebagaimana yang disebutkan dalam al-Qur’an surat al-A’raf ayat 172 :
172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?"
mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi".
(kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan)",[8]
Berdasarkan ayat ini, tidak ada alasan bagi seseorang
terutama seorang muslim untuk mengingkari adanya Allah, serta melanggar
larangan-larangan-Nya yang telah ditetapkan bagi hamba-hamba-Nya. Sebagai
seorang muslim seseorang harus menyadari bahwa ia diutus ke dunia ini dengan
tugas utama sebagai hamba/pengabdi dan juga sebagai khalifah.
Tugas manusia sebagai hamba atau ‘abdullah, Allah berfirman :
56. Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.[9]
Menurut Drs. Muhaimin, M.A. tugas manusia sebagai hamba
(‘abdullah) bahwa : “Pada dasarnya manusia terdiri atas dua substansi, yaitu
jasad/materi dan roh/immateri. Jasad manusia berasal dari materi sehingga
eksistensinya meski tunduk kepada aturan-aturan atau hokum Allah yang berlaku
di alam materi.Sedangkan roh-roh manusia sejak berada di alam arwah, sudah
mengambil kesaksian di hadapan Tuhannya, bahwa mereka mengakui Allah sebagai
Tuhannya dan bersedia tunduk dan patuh kepada-Nya”.[10]
* Paradigma hlm21.
Manusia juga menerima tugas sebagai khalifah, sebagaimana
firman Allah :
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para
Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi” (Q.S. Al-Baqarah : 30)[11]
Khalifah artinya mengganti atau menggantikan.Karena manusia
itu sebagai pengganti, maka tugasnya adalah memimpin, mengelola dan memakmurkan
bumi sebagai tugas yang diemban oleh Allah kepada manusia.
Menurut Drs. Muhaimin, “Tugas kekhalifahan yang diemban manusia itu
meliputi :
“Tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri, tugas kekhalifahan
dalam keluarga/rumah tangga, tugas kekhalifahan dalam masyarakat, dan.tugas kekhalifahan
terhadap alam”.[12]
a. Tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri meliputi :
1) Menuntut ilmu pengetahuan karena
manusia itu adalah manusia itu adalah makhluk yang dididik/diajar dan yang
mampu mendidik/mengajar.
2) Menjaga dan memelihara diri dari
segala sesuatu yang bisa menimbulkan bahaya dan kesengsaraan.
3) Menghiasi diri dengan akhlak yang
mulia.
b. Tugas kekhalifahan dalam rumah
tangga, yaitu tugas membentuk dan membina rumah tangga yang bahagia sejahtera,
dengan cara menyadari akan hak dan
tanggung jawab masing-masing, baik sebagai suami maupun sebagai istri.
c. Tugas kekhalifahan dalam masyarakat
meliputi :
1) Mewujudkan persatuan dan kesatuan
umat
2) Tolong menolong dalam kebaikan dan
taqwa
3) Menegakkan keadilan dalam masyarakat
4) Bertanggung jawab dalam amar ma’ruf
nahi mungkar
5) Berlaku baik terhadap orang lain
d. Tugas kekhalifahan terhadap alam
semesta meliputi :
1) Melestarikan alam
2) Melestarikan budaya dengan
menyesuaikannya dengan nilai-nilai Isalmi
3) Tetap berkomitmen terhadap
nilai-nilai Islam dalam berbudaya.
Inilah tugas-tugas yang diemban manusia
sebagai khalifah di muka bumi yang bila dilaksanakan dengan baik dan penuh
tanggung jawab, maka hal itu merupakan terwujudnya visi dan dan teguhnya
komitmen seorang muslim terhadap pedoman hidupnya, yakni al-Qur’an dan Hadits.
3. Sikap Seorang Muslim Terhadap Visi
dan Komitmen Menurut al-Qur’an dan Hadits
Menurut penulis, manusia adalah makhluk potensial yang layak
menerima amanah Allah (syariat agama), jika dibandingkan makhluk ciptaan Allah
lainya, karena ada dua faktor penting yang mempengaruhi kehidupan manusia, baik
sebagai hamba Allah (Abdullah) maupun sebagai pemimpin (Khalifah), yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yaitu hal-hal yang berkaitan langsung dengan
diri manusia itu sendiri, yaitu :
a. Fitriyah (naluri), yaitu suatu potensi
yang ada dalam diri manusia yang menggerakkan hati seseorang untuk meyakini
adanya Allah swt, sebagai Khalik yang menciptakan langit dan bumi serta alam
dan segala isinya termasuk manusia. Hal ini sesuai dengan firman Allah :
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus
kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu.tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (Ar-Ruum : 30).
b. Khalqiyah, yaitu bentuk tubuh yang
paling baik dan sempurna.
Setiap anggota tubuh manusia tumbuh berimbang antara yang satu
dengan yang lainnya, pada diri manusia selalu ada keseimbangan sehingga tidak
menyulitkan manusia untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dengan
sebaik-baiknya.
Allah berfirman dalam al-Qur’an surat at-Tiin ayat 4 :
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” .
c. Aqliyah (akal).
Di samping manusia diberi kelengkapan tubuh, manusia juga
dianugerahi suatu potensi yang amat besar pengaruhnya dalam kehidupan jika dibandingkan dengan makhluk ciptaan
Allah lainnya. Dengan akal manusia berpikir, mengelola alam semesta ini, dengan
akal pula manusia mengenal siapakah dirinya dan siapa penciptanya, untuk apa ia
diciptakan, apakah tugas dan fungsinya di dunia ini.
d. Nafsu
Manusia memiliki fitrah, diciptakan dalam bentuk yang baik
dan sempurna, dilengkapi dengan akal, tapi Allah juga memberinya nafsu.Nafsu
merupakan suatu potensi dalam diri manusia, yang apabila dituntun dengan baik
oleh akal dan agama, maka ia akan melahirkan sesuatu yang baik dan berguna.
Tetapi apabila tidak dituntun dengan baik, maka dia akan mendatangkan sesuatu yang bertentangan dengan perintah
Allah, karena nafsu cenderung melanggar perintah Allah dan mudah dipengaruhi
setan.
118. Yang
dila'nati Allah dan syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil
dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya). (An-Nisa :
118).
Adapun factor eksternal yang turut berpengaruh pada seseorang
untuk melaksanakan tugas dan fungsi kekhalifahannya dimuka bumi adalah :
a. Adanya pedoman hidup bagi seorang
muslim yaitu al-Qur’an dan Hadits, yang telah memberikan petunjuk yang jelas
baik untuk kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat.
b. Adanya alam beserta segala isinya
yang dikelola manusia untuk menunjang kehidupannya di dunia dalam rangka
mencapai kebahagiaan di akhirat kelak.
Allah berfirman dalam al-Qur’an surat al’Araf ayat 10 :
10. Sesungguhnya
Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di
muka bumi (sumber) penghidupan.Amat sedikitlah kamu bersyukur.
Dengan memperhatikan potensi
internal dan ekternal pada manusia, maka seorang muslim mampu
menjalankan visi yang terkandung dalam al-Qur’an, dengan melaksanakan semua
perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah sebagai bukti komitmennya
terhadap janji atau kontraknya kepada Allah ketika akan ditiupnya ruh ke dalam
jasad manusia saat masih berada dalam kandungan ibunya.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan isi makalah tersebut dapat disimpulkan bahwa
:
a. Alllah telah menetapkan visi dan
komitmen dalam al-Qur’an dan Hadits yang harus dipelajari, dihayati, diamalkan,
disebar luaskan dan dijaga atau dipertahankan oleh setiap muslim dalam
kehidupannya.
b. Satu contoh visi yang digariskan
Allah dalam al-Qur’an adalah tercantum dalam terdapat pada surat al-An’am ayat
162 yaitu :
162. Katakanlah: Sesungguhnya sholatku,
ibadahku, hidupku dan matikuhanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
c. seorang muslim harus memegang teguh
perjanjiannya dengan Allah Swt. dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
larangan-larangan Allah sebagai suatu komitmen dengan penuh rasa tanggung jawab
(istiqamah).
2. Usul/Saran
Penulis menyadari bahwa penulisan
makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik konstruktif dan usul saran yang baik agar kami dapat
melengkapi makalah ini.
Semoga Allah senantiasa meridhoi amal
ibadah kita, Amiin.
[1] ) Tim
Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet ke 6, PT. Media Pustaka
Phonix, Jakarta 2012, hlm 932.
[2] )
Ibid hlm 464
[3])
Dr, Hj. Umi Sumbulah, dkk.Studi Al-Qur’an dan Hadits, UIN Maliki Press, Malang,
2014. Hlm 5
[4])
Dr. H. Abdul Majid Khon, M. Ag. Ulumul Hadits, Amzah, Jakarta, 2013 hlm. 3
[5] )
Departemen Agama RI, Syamil Al-Qur’an The Miracle 15 in 1, PT. Sygma Examedia
Arkanleema, Bandung, 2009, hlm. 9
[6] ) ibid,
Q.S Al-An’am : 162 hlm. 297
[7] )
Hadits no. 2 shahih Muslim
[8])
Ibid, Q.S. Al-A’raf : 172 hlm. 343
[9] )
Ibid Q.S Adz-Dzariyat : 56 hlm. 1043
[10] )
Drs. Muhaimin, M.A., et.al, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Remaja Rosdakarya, Bandung 2012
[11])
Ibid, QS. Al-Baqarah : 30 hlm. 9
[12] )
Ibid hlm 21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar