BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
MASALAH
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang wajib dilaksanakan oleh
mahasiswa baik S 1, S 2 hingga S 3. Kegiatan penelitian mahasiswa yang wajib
dilaksanakan adalah penelitian dalam rangka penyusunan skripsi bagi mahasiswa
stata 1, tesis bagi mahasiswa Strata 2 dan desestasi bagi mahasiswa strata 3.
Penelitian yang dilaksanakan tersebut adakalanya memang menemukan teori baru
dan memberi kontribusi kepada masyarakat luas. Atau sekedar member kontribusi
rekonstruksi ulang dari penelitian-penelitian terdahulu. Serta ada pula
pengujian ulang sebuah teori dan penelitian yang bersifat mencari format teori
yang paling relevan untuk diimplementasikan.
Perkembangan problematika social di masyarakat terlebih semakin
kompleknya problematika yang dihadapi oleh dunia pendidikan, tentu jika tidak
ingin problematika tersebut mengkristal dan menjadi ancaman bola salju (snow
ball) maka harus segera ada upaya untuk mengidentifikasi problem agar
problematika tersebut dapat lepas terurai satu persatu, selanjutnya diambilah
upaya penentuan formula startegi pemecahannya. Salah satu cara untuk mengurai
problematika yang berkembang di masyarakat dan dunia pendidikan yaitu
penelitian. Penelitian menjadi sangat penting dalam rangka mencari solusi dalam
segala macam persoalan. Dalam sebuah riset diperlukan kombinasi antara teori
dan metodologi sehingga terciptalah tujuan penelitian yaitu kontribusi positif
yakni pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh obyek penelitian.[1]
Proposal penelitian merupakan bagian penting dalam proses
peneltian untuk tesis. Proposal penelitian adalah rencana yang akan peneliti
lakukan untuk menjawab rumusan masalah penelitian dan mencapai tujuan
penelitian. Oleh karena itu, rencana penelitian harus dipaparkan dengan jelas
dan tepat.[2]Agar
memudahkan peneliti berpikir sismatis, maka format penulisan proposal
penelitian dibagi menjadi tiga bagian, bagian awal, bagian inti, dan bagian
akhir.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimanakah
pengertian dan perkembangan Mixed Methods?
2.
Bagaimanakah
konsep teknik penelitian Mixed Methods?
3.
Bagaimanakah
rancangan proposal penelitian Mixed Methods?
C.
TUJUAN
PENELITIAN
1.
Untuk
mengetahui pengertian dan perkembangan Mixed Methods.
2.
Untuk
mengetahui konsep teknik penelitian Mixed Methods.
3.
Untuk mengetahui
rancangan proposal penelitian Mixed Methods.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
dan Perkembangan Penelitian Metode Campuran
Penelitian metode
campuran (mixed methods) merupakan pendekatan penelitian yang
mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan kuantitatif.
Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi
pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan penggabungan kedua
pendekatan tersebut dalam satu penelitian. Pendekatan penelitian ini lebih
kompleks tidak sekedar mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data, dari pada
melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut secara kolektif
sehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besar ketimbang
penelitian kualitatif dan kuantitatif.[3]
Penggunaan metode
campuran berbeda dengan penggunaan banyak metode. Pengertian pertama mencakup
penggunaan beberapa metode dalam konteks penelitian yang menggunakan pendekatan
berbeda yaitu kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan pengertian yang kedua
menggunakan metode dalam konteks penelitian yang menggunakan pendekatan yang
sama, yaitu kuantitatif atau kualitatif. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan
metode campuran ialah menggunakan dua atau lebih metode yang diambil dari dua
pendekatan yang berbeda yaitu pendekatan kualitatif atau kuantitatif (dapat
sebaliknya). Penggunaan dalam penelitian yang dimaksud yaitu penelitian yang
sedang dilaksanakan untuk memperoleh data kuantitatif dan kualitatif yang
digunakan sebagai bukti empiris dalam menjawab rumusan masalah penelitian.
Konsekuensinya, dengan penggunaan metode campuran temuan penelitian akan lebih
baik, lengkap dan komprehensif.
Berikut ini, antara
lain adalah batasan/definisi dari beberapa ahli tentang penelitian metode
campuran yang dikoleksi oleh Johnson, Onwuegbuzie, dan Turner (2007) sebagai
berikut:
Steve
Curral
Mixed methods research
involves the sequential or simultaneous use of both qualitative and
quantitative data collection and/or data analysis techniques.
Jennifer
Greene
Mixed methods inquiry
is an approach to investigating the social world that ideally involves more than one methodological tradition and
thus more than one way of knowing, along with more than one kind of technique
for gathering, analyzing, and representing human phenomena, all for the purpose
of better understanding.
Janice
Morse
A mixed methods design
is a plan for a scientifically rigorous research process comprised of a
qualitative or quantitative core component that direct the theoretical drive, with qualitative or quantitative
suplementary component(s). These components of the researh fit together to
enhance description, understanding and can either be conducted simultaneously
or sequentially.
Gambar
4.1 menunjukkan bahwa di tengah adalah letak kesamaan (pure) metode campuran antara
kualitatif dan kuantitatif, sedangkan pengembangan ke arah kiri atau kanan
(kualitatif – kuantitatif) menunjukkan dominasi dari pendekatan metode campuran
dimaksud (QUAL+ qual atau QUAN+ quan).
Tiga Paradigma
Penelitian dan Subtipe Penelitian Metode Campuran
Konsep untuk
menggabungkan/mencampur metode-metode yang berbeda, pada hakikatnya muncul
ketika Campbell dan Fisk menggunakan metode-jamak (mutimethods) dalam meneliti kebenaran watak-watak psikologis.
Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti-peneliti lain terdorong menggunakan
matriks metode jamak untuk menguji kemungkinan digunakan pendekatan-jamak (multiple
approaches) dalam pengumpulan data penelitian. Berawal dari inilah, banyak
orang yang kemudian menggabungkan metode-metode sekaligus pendekatan-pendekatan
yang berhubungan dengan metode-metode tersebut, misalnya menggabungkan metode
observasi dan wawancara untuk koleksi kumpulan data kualitiatif dengan metode suvei tradisional untuk koleksi
kumpulan data kuantitatif .
Dimungkinkannya
sejumlah metode digabung/dicampur jadi satu telah menuntun para pakar untuk
mengembangkan prosedur-prosedur penelitian berdasarkan metode
gabungan/campuran, yang memiliki prosedurnya masing-masing. Istilah-istilah
untuk menyebut rancangan metode gabungan/campuran pun masih beragam, seperti multi-method, convergence, integrated, dan combined.
Popularitas
penggunaan penelitian dengan menggunakan metode campuran dewasa ini, diawali
oleh beberapa fase perkembangan. Pertama, periode formatif (1950-an s.d
1980-an). Pada periode ini penggunaan penelitian campuran masih bersifat
tentatif, maksudnya peneliti menggunakan metode ini baru memulai uji coba serta
masih kurang memperhatikan paradigma yang harus digunakan dalam mencampur
metode. Kedua, periode perdebatan paradigma (1970-an s.d 1980-an). Pada periode
ini para ahli memulai memunculkan isu-isu yang berkaitan dengan paradigma cara
menggabung metode secara benar. Kemudian mulai memperdebatkan pengakuan dalam
dunia ilmiah terhadap kemungkinan peneliti menggunakan metode campuran. Ketiga,
periode pengembangan prosedur (1980-an). Pada periode ini para ahli sudah
memulai memikirkan dan mendiskusikan rancangan penggunaan metode campuran. Para
ahli memikirkan merancang desain penelitian yang dapat diterima dalam dunia
ilmiah dan yang sesuai dengan kaidah yang sudah berlangsung selama ini.
Keempat, periode memperkenalkan sebagai desain yang terpisah (2000-an). Pada
periode ini para ahli metodologi mulai memperkenalkan metode penelitian campuran
sebagai metode yang tersendiri dengan segala konsekuensi sebagai sebuah metode
penelitian sebagaimana metode penelitian kuantitatif dan kualitatif yang selama
ini sudah dikenal dan digunakan oleh para peneliti di seluruh dunia.[4]
B.
Konsep
Penelitian Mixed Methode (Metode Campuran)
Penentuan
pendekatan penelitian metode campuran didorong oleh asumsi-asumsi filosofis,
yaitu epistemologis dan ontologis. Lebih lanjut asumsi-asumsi filosofis ini
membentuk persepsi yang meyatakan bahwa terdapat perbedaan secara mendasar
antara penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Perbedaan
prinsip filosofis ini menimbulkan kompetisi yang kemudian disebut sebagai
paradigma yang menuntut masing-masing metode yang berbeda.[5]
Brymman dalam Sarwono
(2011) menyatakan bahwa masalah perbedaan filosofis tidak sesederhana ini dan
menjadi semakin kompleks. Sebab, masing-masing aliran filosofis tersebut
ternyata mendefinisikan penelitian justru bukan alirannya sendiri. Peneliti
kualitatif yang berusaha mendefinisikan penelitian kuantitatif didasarkan pada
kaca mata mereka sendiri sehingga terjadi perbedaan antara kedua pendekatan ini
semakin menjadi kompleks.
Penelitian kuantitatif
berkiblat kepada aliran positivisme, sehingga muncul sebutan-sebutan terhadap
metode penelitian kuantitatif yaitu metode tradisional, positivistik, scientific, dan metode discovery. Sedangkan penelitian
kualitatif berkiblat kepada aliran post-positivistik, sehingga muncul
sebutan-sebutan terhadap metode penelitian kualitatif yaitu sebagai metode baru,
postpositistik, artistik, dan interpretatif (Sugiyono, 2010).
Perdebatan mengenai
paradigma dapat tidaknya peneliti mencampur penelitian pendekatan kuantitatif
dan penelitian pendekatan kualitatif, tidak serta merta mereda. Terdapat tiga
aliran besar yang menyikapi masalah ini, yaitu pandangan kelompok beraliran
keras, pandangan kelompok pragmatis, dan pandangan kelompok dialektis.
Pandangan kelompok
garis keras, berpendapat bahwa mencampur kedua pendekatan merupakan hal yang
tidak mungkin dilakukan, karena filsafat yang mendasari tiap-tiap pendekatan
berbeda. Filsafat positivisme sebagai payung pendekatan penelitian kuantitatif
berpandangan bahwa realitas kehidupan dapat diketahui secara objektif dan dalam
tataran tertentu dapat dilihat dari hubungann sebab-akibat. Sementara itu,
penganut pendekatan kualitatif berpandangan bahwa kenyataan kehidupan padat
dibangun secara sosial dan hanya dapat diketahui dari beberapa sudut pandang
yang subjektif. Itulah sebabnya sebuah penelitian dianggap tidak akan pernah
bebas nilai. Jika kedua pandangan tersebut diperhadapkan maka diketahui bahwa
keduanya bertentangan satu dengan lainnya. Konsekuensinya sulit untuk
menggabung kedua pandangan yang bertolak belakang.
Pandangan kelompok
pragmatis, memandang persoalan penggabungan ini didasarkan sudut pandang
kegunaan praktis. Tashakhori dan Teddie (ed), (2003) menyatakan bahwa
pendekatan metodologi dan filosofis apa saja akan dapat bekerja untuk masalah
penelitian dalam suatu kajian tertentu. Sementara itu, Patton dalam Sarwono
(2011) mengatakan bahwa desain penelitian dan keputusan-keputusan
implementasinya dibuat sesuai dengan metode mana yang paling baik untuk
memenuhi kebutuhan praktis dalam suatu penelitian tertentu. Oleh karena itu,
dalam pendangan kelompok pragmatis penggabungan metode umumnya memikirkan
teknik dan prosedur apa yang terbaik yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah penelitian tertentu. Dengan demikian, penggabungan metode yang berbeda
dapat dilakukan dalam kajian tertentu jika seseorang peneliti memutuskan bahwa
penggabungan tersebut akan membantu membuat koleksi dan analisis data menjadi
semakin akurat dan inferensinya akan menjadi lebih bermanfaat.[6]
Pandangan kelompok dialektis, cenderung untuk mencari manfaat
sinergis dari paradigma positivisme dan postpositivisme. Hal ini didasarkan
bahwa dengan menemukan titik temu antara dua pandangan yang berbeda akan
memberikan manfaat bagi peneliti yang menggunakan pendekatan gabungan. Asumsi
yang digunakan ialah penelitian dengan menggunakan campuran akan menjadi lebih
kuat karena pemahaman terhadap gejala yang dikaji akan menjadi lebih lengkap.
Selanjutnya, para peneliti kelompok pandangan dialektis, percaya bahwa menjadi
lebih etis untuk mencampur metode untuk menghadirkan pluralitas kepentingan, suara
dan perspektif. Inti pandangan dialektis ialah adanya kesadaran akan manfaat
dari sinergi dua pandangan yang berbeda mengenai realitas pengetahuan dan
posisi nilai dalam suatu penelitian.
Pola pikir yang perlu
dimiliki oleh para peneliti adalah bahwa penggunaan pendekatan penelitian
campuran semata-mata diperuntukkan demi tercapainya manfaat yang sama dan
ketepatan tujuan sebagaimana ditekankan oleh kelompok pragmatis, tetapi melalui
pendekatan yang saling melengkapi. Kesadaran pandangan kelompok pragmatis dan
dialektis bahwa memang tidak mungkin membuat kedua pendekatan yang berbeda
menjadi sama, tetapi di antara ketidaksamaan ini terdapat hal-hal yang masih
dapat diambil manfaatnya jika dipandang dari pragmatisme dan dialekisme.
Berikut ini adalah gambaran pendekatan-pendekatan penelitian kualitatif,
kuantitatif, dan metode campuran.
Tabel 4.1
Pendekatan-Pendekatan
Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Metode Campuran
Kecenderungan
|
Pendekatan
Kualitatif
|
Pendekatan
Kuantitatif
|
Pendekatan Metode Campuran
|
· Menggunakan
asumsi-asumsi filosofis ini
|
· Klain-klaim
pengetahuan konstruktivis/advokasi/ partisipatoris
|
· Klaim-klaim
pengetahuan post-positivis
|
· Klain-klaim
pengetahuan pragmatis
|
· Menggunakan
starategi-strategi penelitian ini
|
· Fenomenologi,
grounded theory, etnografi, studi
kasus, dan naratif
|
· Survei
dan eksperimen
|
· Sekuensial,
konkuren, dan transformatif
|
· Menerapkan
metode-metode ini
|
· Pertanyaan-pertanyaan
terbuka, pendekatan-pendekaran yang berkembang dinamis (fleksibel/emerging) data tekstual dan gambar
|
· Pertanyaan-pertanyaan
terbuka, pendekatan-pendekatan yang predetermined (sudah ditentukan
sebelumnya), data berupa angka-angka
|
· Pertanyaan-pertanyaan
yang terbuka dan tertutup pendekatan-pendekatan yang berkembang dinamis (emerging) dan sudah ditentukan
sebelumnya (predetermined) ,
analisis data kuantitatif dan data kualitatif
|
· Menerapkan
praktik-praktik penelitian ini
|
· Posisi-posisi
dia
· Mengumpulkan
makna dari para partisipan
· Fokus
pada satu konsep atau fenomenon
· Membawa
nilai-nilai pribadi ke dalam penelitian
· Meneliti
konteks atau setting pertisipan
· Memvalidasi
akurasi penemuam-penemuan
· Menginterpretasi
data
· Membuat
agenda perubahan atau reformasi
· Berkolaborasi
dengan partisipan
|
· Menguji/
memverifikasi teori atau penjelasan
· Mengidentifikasi
variabel-variabel yang akan diteliti
· Menghubungkan
variabel-variabel dalam rumusan masalah dan hipotesis penelitian
· Menggunakan
standar-standar validitas dan reliabilitas
· Mengobservasi
dan mengukur informasi secara numerik (angka-angka)
· Menerapkan
pendekatan-pendekatan yang bebas-bias
· Menerapkan
peosedur-prosedur statistik
|
· Mengumpulkan
data kuantitatif dan data kualitatif
· Membuat
rasionalisasi atas digabungkannya dua data
· Menggabungkan
data pada tahap-tahap penelitian yang berbeda
· Menyajikan
gambaran visual tentang prosedur-prosedur
· Menerapkan
praktik-praktik kuantitatif dan kualitatif
|
Sumber : Creswell (2009:17)
Kehati-hatian
peneliti dalam memilih pendekatan penelitian sangat diperlukan, sebab setiap
pendekatan memiliki kekuatan dan kelemahan. Pengetahuan akan kekuatan dan
kelemahan berbagai pendekatan, memungkinkan peneliti dapat meningkatan
kecermatannya dalam pemilihan pendekatan penelitian dimaksud. Berikut ini
dikemukakan kekuatan dan kelemahan pendekatan penelitian campuran, sebagaimana
dikemukakan oleh Sarwono (2011).
Kekuatan-kekuatan
pendekatan penelitian campuran
1)
Penggunaan kata-kata, gambar, dan narasi
dapat digunakan untuk memperkaya eksplanasi makna angka-angka yang ada
2)
Angka dapat digunakan untuk meningkatkan
ketepatan penggunaan kata-kata, gambar, dan narasi.
3)
Mengakomodasi kekuatan-kekuatan
penelitian kuantitatif dan kualitatif
4)
Peneliti dapat menciptalan dan menguji “grounded theory”
5)
Peneliti dapat menjawab secara lebih
luas jangkauan pertanyaan-pertanyaan penelitian karena peneliti tidak terkekang
dengan satu metode atau pendekatan
6)
Peneliti dapat menggunakan
kekuatan-kekuatan metode tambahan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan pada
metode yang lain dengan menggunakan kedua metode yang berbeda dalam kajian
penelitiannya.
7)
Peneliti dapat memberikan bukti yang
lebih kuat untuk membuat kesimpulan yang diperoleh melalui konvergensi dan
kolaborasi temuan-temuan.
8)
Peneliti tambah menambah wawasan dan
pemahaman yang mungkin terluput jika hanya menggunakan satu metode tunggal
9)
Dengan menggunakan metode campuran, maka
generalisasi hasil dapat ditingkatkan.
10) Pendekatan
kualitatif dan kuantitatif yang digunakan bersama akan menghasilkan pengetahuan
yang lebih lengkap yang diperlukan untuk menginformasikan teori dan praktik.
Kelemahan-kelemahan
pendekatan penelitian campuran
1)
Jika melakukan hanya satu penelitian,
maka yang bersangkutan akan menemukan kesulitan karena harus melakukan
penelitian dengan dua metode yang berbeda apalagi jika penelitian gabungan
dilakukan secara bersamaan.
2)
Peneliti harus belajar berbagai metode
dan pendekatan dan memahami bagaimana caranya menggabung kedua metode berbeda
tersebut secara tepat
3)
Para penganut aliran satu metode
menganjurkan bahwa sebaiknya seorang peneliti harus selalu hanya menggunakan
satu pendekatan saja, kuantitatif atau kualitatif saja.
4)
Biaya penelitian akan menjadi lebih
mahal.
5)
Waktu yang digunakan akan menjadi lebih
lama.
6)
Detail-detail tertentu akan tetap harus dikerjakan
oleh ahli metodologi penelitian,
Creswell (2010)
mengajukan model strategi penelitian metode campuran ke dalam dua kelompok
jenis metode. Kelompok pertama yaitu strategi-strategi sekuensial, yang terdiri
atas strategi eksplanatoris sekuensial, strategi eksploratoris sekuensial, dan
strategi transformasional sekuensial. Kelompok kedua yaitu strategi-straregi
konkuren yang terdiri atas strategi triangulasi konkuren, strategi embedded
konkuren, dan strategi transformatif konkuren. [7]Visualisasi
kedua kelompok metode tersebut seperti terlihat pada Gambar berikut ini:
Gambar
iluatrasi strategi-Strategi Sekuansial
Gambar ilustrasi Strategi-Strategi
Konkuren
(gambar 4.9)
Setiap
strategi metode campuran dideskripsikan dengan notasi-notasi yang sudah lazim
digunakan dalam ranah metode campuran. Notasi metode campuran merupakan
label-label dan simbol-simbol singkatan yang mencerminkan aspek-aspek penting yang dapat digunakan oleh para
peneliti untuk mengkomunikasikan prosedur-prosedur metode campuran dengan
mudah. Berikut ini adalah notasi yang diadaptasi Creswell dari Morse
(1991, Tashakkori dan Teddlie (ed),
(2010). [8]
(1) Simbol
“+” mengindikasikan strategi pengumpulan data secara konkuren dan simultan,
dengan data kualitatif dan kuantitatif yang dikumpulkan sekaligus dalam satu
waktu.
(2)
Simbol
“ “ mengindikasikan strategi
pengumpulan data sekuensial, dengan satu jenis data (misalnya data kualitatif)
yang mendukung jenis data yang lain (misal, data kuantitatif).
(3) Pengapitalan
(“KUAN” atau “KUAL”) mengindikasikan suatu bobot atau prioritas yang diberikan
pada data, analisis, dan interpretasi kuantitatif atau kualitatif. Dalam
penelitian metode campuran, data kualitatif dan kuantitatif dapat
diprioritaskan secara seimbang, atau salah satu data dapat diutamakan ketimbang
data yang lain. Pengapitalan ini mengindikasikan adanya satu pendekatan atau
metode yang lebih diprioritaskan.
(4) “Kuan”
dan “Kual” merupakan kependekatn dari kuantitatif dan kualitatif. Keduanya
menggunakan jumlah kata yang sama untuk menunjukkan keseimbangan antara dua
jenis data.
(5) Notasi
KUAN/kual mengindikasikan bahwa metode kualitatif ditancapkan ke dalam
rancangan kuantitatif.
(6) Kotak-kotak
mengindikasikan analisis dan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif.
1.
Strategi Eksplanatoris Sekuensial
Strategi
eksplanatoris sekuensial diterapkan dengan pengumpulan dan analisis data yang
lebih condong pada kuantitatif pada tahap pertama, kemudian diikuti oleh
pengumpulan dan analisis data kualitatif. Bobot/prioritas lebih diberikan pada
data kuantitatif ketimbang kualitatif.
Proses pencampuran data dalam strategi ini terjadi ketika hasil awal
kuantitatif menginformasikan proses pengumpulan data kualitatif. Untuk itulah
dua jenis data ini terpisah namun tetap berhubungan. Teori yang eksplisit bisa
saja disajikan, tetapi bisa juga tidak, dalam membentuk keseluruhan prosedur.
Langkah-langkah strategi ini seperti diilustrasikan pada Gambar 4.8a. Rancangan
ini biasanya digunakan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan hasil-hasil
kuantitatif berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data kualitatif. [9]
2.
Strategi Eksploratoris Sekuensial
Strategi
eksploratoris sekuensial melibatkan pengumpulan data kualitataif pada tahap
pertama, kemudian diikuti oleh pengumulan dan analisis data kuantitataif pada
tahap kedua disarkan pada hasil-hasil tahap pertama. Bobot/prioritas lebih cenderung pada tahap pertama dan proses
percampuran antarkedua metode terjadi ketika peneliti menghubungkan antara
analisis data kualitatif dan pengumpulan data kuantitatif. Langkah-langkah strategi
ini seperti diilustrasikan pada Gambar 4.8b. Strategi ini, bisa atau tidak
bisa, diimplementasikan berdasarkan perspektif teoretis tertentu. [10]
Pada level yang paling dasar, tujuan
strategi ini adalah menggunakan data dan hasil-hasil kuantitif untuk membantu
menafsirkan penemuan-penemuan kualitatif. Fokus utama dalam strategi ini adalah
mengeksplorasi suatu fenomena, dan strategi ini cocok digunakan untuk menguji
elemen-elemen dari suatu teori yang dihasilkan dari tahap kualitatif. Lebih
dari itu, strategi ini juga dapat digunakan untuk melakukan generalisasi atas
penemuan-penemuan kualitatif pada sampel-sampel yang berbeda.
3.
Strategi Transformatif Sekuensial
Strategi
transformatif sekuensial merupakan proyek dua tahap dengan perspektif teoretis
tertentu. Strategi ini terdiri atas tahap pertama (baik itu kuantitatif maupun
kualitatif) yang diikuti oleh tahap kedua (baik itu kuantitatif maupun
kualitatif). Langkah-langkahnya seperti terlihat pada Gambar 4.8c.
Perspektif ini dapat membentuk rumusan
masalah yang akan dieksplorasi, menciptakan sensitivitas pengumpulan data dari kelompok-kelompok
marginal, dan diakhiri dengan ajakan akan perubahan. Proses pencampuran, dalam
strategi ini terjadi ketika menggabungakn antardua metode penelitian, seperti
yang dilakukan dalam strategi sekuensial sebelumnya.[11]
Tujuan strategi ini adalah untuk
menerapkan perspektif teoretis peneliti. Dengan diterapkannya penelitian dua
tahap dalam strategi ini, peneliti dapat diharapkan dapat menyuarakan
perspektif-perspektif yang berbeda, memberikan advokasi yang lebih baik kepada
partisipan, atau memahami suatu fenomena dengan lebih baik.
4. Strategi
Triangulasi Konkuren
Peneliti,
dalam strategi triangulasi konkueren mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara konkuren
(dalam satu waktu), kemudian membandingkan dua database ini untuk mengetahui
apakah ada konvergensi, perbedaan-perbedaan, atau beberapa kombinasi. Strategi
ini pada umumnya menerapkan metode kuantitatif dan kualitatif secara terpisah
untuk menutupi/menyeimbangkan kelemahan-kelemahan satu metode dengan
kekuatan-kekuatan metode lain (atau sebaliknya, kekuatan satu metode menambah
kekuatan metode yang lain).[12]
Pencampuran pada strategi ini terjadi
ketika peneliti sampai pada tahap interpretasi dan pembahasan. Pencampuran
dilakukan dengan meleburkan dua data penelitian menjadi satu (seperti
mentransfornasi satu jenis data menjadi jenis data lain, sehingga keduanya
dapat mudah diperbandingkan) atau dengan mengintegrasikan atau mengkomparasikan
hasi-hasil dari dua data tersebut secara berdampingan dalam pembahasan.
Strategi ini bermanfaat, selain karena sudah populer di kalangan peneliti,
strategi ini dapat menghasilkan penemuan yang substantif dan benar-benar
tervalidasi.
5. Strategi
Embedded Konkuren
Strategi
embedded dicirikan sebagai metode campuran yang menerapkan satu-tahap
pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dalam satu waktu, seperti terlihat
pada Gambar 4.9b. Perbedaan dengan strategi lain, adalah bahwa strategi embedded memiliki metode primer yang
memandu proyek dan database sekunder yang memainkan peran pendukung dalam
posedur-prosedur penelitian. Metode sekunder yang kurang diprioritaskan
(kuantitatif atau kualitatif) dilekatkan (embedded)
atau disarangkan (nested) ke dalam
metode yang lebih dominan (kualitatif atau kuantitatif. Pelekatan (embedded) ini dapat berarti bahwa metode
sekunder menjabarkan rumusan masalah yang berbeda dari metode primer.
Pencampuran dua data terjadi ketika peneliti mengkomparasikan satu sumber data
dengan sumber data yang lain, biasanya pencampuran ini banyak muncul dalam
bagian pembahasan penelitian. Strategi ini dapat digunakan agar peneliti dapat
memperoleh pesrspektif-perspektif yang lebih luas karena tidak hanya
menggunakan metode yang dominan saja, melainkan juga menggunakan dua metode
yang berbeda.[13]
6. Strategi
Transformatif Konkuren
Strategi
transformatif konkuren diterapkan dengan mengumpulkan data kuantitatif dan
kualitatif secara serempak serta didasarkan pada persepektif teoretis tertentu,
seperti terlihat pada Gambar 4.9c. Perspektif ini dapat berorientasi pada
ideologi-ideologi seperti teori kritis, advokasi, penelitian partisipatoris,
atau pada kerangka konseptual tertentu. Perspektif ini biasanya
direfleksikan dalam tujuan penelitian
atau rumusan masalah, Perspektif ini pula, bahkan yang akan, menjadi kekuatan
utama dalam mendefinisikan masalah, mengidentifikasikan rancangan dan sumber
sumber data, menganalisis, menginterpretasi, dan melaporkan hasil penelitian.
Selain itu, strategi transformatif juga dapat diterapkan dalam konteks
strategi-strategi konkuren lain, seperti triangulasi dan embedded. Penerapan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi perspektif
teoretis yang dibawanya.[14]
Proses pencampuran (mixing) dalam strategi ini terjadi ketika peneliti meleburkan,
menghubungkan, atau melekatkan dua data yang berbeda. Strategi transformatif
konkuren ini saling berbagi fitur dengan strategi embedded dan triangulasi, maka ketiga strategi ini pun juga saling
berbagi kelemahan dan kelebihan masing-masing. Nilai lebih strategi ini ialah
karena strategi ini telah menempatkan penelitian metode campuran dalam kerangka
transformatif, yang membuatnya tampak menarik bagi para peneliti yang
menggunakan perspektif transformatif untuk memandu penelitiannya.
C.
Menyusun
Proposal Penelitian Metode Campuran
Dalam menyusun proposal
metode campuran (mixed methods), peneliti dapat menggabungkan format penulisan
proposal kualitatif dan kuantitatif. Dengan ilustrasi yang akan penulis
paparkan di bawah ini.[15]
Format ini menunjukan
bahwa peneliti menerapkan komponen kuantitatif dan kualitatif (khususnya,
tujuan penelitian dan rumusan masalah) sebagai komponen metode campuran. Untuk
itu, sangat penting dijelaskan alasan-alasan diterapkanya pendekatan metode
campuran dan mengidentifikasi elemen-elemen kunci dari rancangan ini, seperti
jenis/ strategi metode campuran, gambaran visual prosedur-prosedur penelitian
secara umum, dan prosedur-prosedur pengumpulan dan analisis data kuantitatif
dan kualitatif.
CONTOH FORMAT PROPOSAL PENDEKATAN
PENELITIAN METODE CAMPURAN
Pendahuluan
Latar belakang masalah
Penelitian-penelitian sebelumnya yang juga membahas masalah
tersebut
Kekurangan-kekurangan dalam penelitian-penelitian sebelumnya
dan satu kekurangan yang membuat peneliti merasa perlu mengumpulkan data
kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan untuk menutupi kekurangan ini.
Manfaat penelitian yang diharapkan diperoleh untuk para pembaca
Tujuan
Penelitian
Tujuan atau manfaat penelitian dan rasionalisasi digunakannya
metode campuran
Rumusan masalah dan hipotesis (rumusan masalah atau hipotesis
kuantitatif, rumusan masalah kualitatif, rumusan masalah metode campuran)
Landasan-landasan filosofis
tentang penelitian metode campuran
Tinjauan pustaka (tinjauan kuantitatif, tinjauan kualitatif,
dan tinjauan metode campuran)
Metode
Campuran
Definisi penelitian metode campuran
Jenis rancangan yang digunakan dan definisinya.
Tantangan-tantangan mengggunakan rancangan ini dan bagaimana
menghadapi tantangan-tantangan tersebut.
Contoh-contoh penerapan rancangan tersebut.
Referensi dan penyertaan diagram visual.
Pengumpulan dan analisis data kuantitatif
Pengumpulan dan analisis data kualitatif
Prosedur-prosedur analisis data metode campuran
Pendekatan-pendekatan dalam memvalidasi data kuantitatif dan
kualitatif.
Sumber-sumber
dan skill-skill/track record
peneliti.
Isu-isu
etis yang mungkin muncul.
Catatan
waktu dalam penyelesaian penelitian.
Referensi
dan lampiran-lampiran, seperti instrumen penelitian, protokol penelitian,
dan bentuk-bentuk visual lain.
|
Sumber
Creswell, 2003
1.
BagianAwal
Halaman
Sampul ( Cover ) memuat;
(a)
Tulisan “
Proposal Penelitian”
(b)
JudulPenelitian
(c)
Nama mahasiswa,
ditulis lengkap
( tanpa tulisan
; oleh, gelar),
(d)
Nomor induk mahasiswa
(e)
Nama dosen pembimbing
(f)
Nomor identitas pegawai
( NIP) dosen
(g)
Nama lengkap lembaga:
( contoh ), Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim.
(h)
Tahun ajaran.
2.
BagianInti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Membeberkan mengapa masalah yang diteliti itu timbul dan penting dilihat dari segi profesi peneliti, pengembangan ilmu, dan kepentingan pembangunan. Yang perlu disajikan adalah apa yang membuat peneliti merasa gelisah dan resah sekiranya masalah tersebut tidak diteliti. Diungkapkan gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan. Kerugian apa yang akan diderita apabila masalah tersebut dibiarkan, dan keuntungan apa yang akan diperoleh bila diteiliti. Diungkapkan juga kedudukan masalah tersebut dalam wilayah bidang studi yang ditekuni peneliti. Pemunculan masalah dan perlu ditunjang oleh hasil studi kepustakaan.[16]
Membeberkan mengapa masalah yang diteliti itu timbul dan penting dilihat dari segi profesi peneliti, pengembangan ilmu, dan kepentingan pembangunan. Yang perlu disajikan adalah apa yang membuat peneliti merasa gelisah dan resah sekiranya masalah tersebut tidak diteliti. Diungkapkan gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan. Kerugian apa yang akan diderita apabila masalah tersebut dibiarkan, dan keuntungan apa yang akan diperoleh bila diteiliti. Diungkapkan juga kedudukan masalah tersebut dalam wilayah bidang studi yang ditekuni peneliti. Pemunculan masalah dan perlu ditunjang oleh hasil studi kepustakaan.[16]
B. Rumusan Masalah
Untuk
merumuskan masalah peneliti perlu punya penguasaan pengetahuan yang
luas. Dalam rumusan dan analisis masalah
sekaligus juga diidentifikasi variabel-variabel yang terkait beserta definisi
operasionalnya. Rumusan masalah dapat
dinyatakan dalam kalimat tanya, setelah didahului uraian tentang
masalah penelitian, variabel-variabel yang diteliti dan kaitan
antara satu variabel dengan yang lainnya.
Definisi operasional
harus menghasilkan indikator-indikator dari setiap variabel
yang diteiliti, yang kemudian akan dijabarkan dalam instrumen
penelitian. [17]
Penelitian campuran seharusnya dimulai dengan rumusan masalah yang
memang dirancang khusus untuk peneliatian metode campuran. Hal ini dimaksudkan
untuk membentuk metode dan rancangan penelitian yang benar-benar seduai dan
utuh. Karena peneliti metode campuran sering kali bertumpu pada salah satu dari
sua desain yang lain yaitu kualitatif dan kuantitatif. Maka kombinasi atas dua
rancangan ini bisa jadi memberikan informasi yang berguna dalam membuat rumusan
masalah dan hipotesa metode campuran[18]
C.
Tujuan
Penelitian
Tujuan menggambarkan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai. Tujuan penelitian harus konsisten dengan perumusan masalah dan proses penelitiannya. Rumusan tujuan tidak sama dengan maksud penulisan tesis atau disertasi. Tujuan penelitian terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menggambarkan apa yang ingin disampai peneliti, dirumuskan dalam satu kalimat. Tujuan khusus merupakan jabaran dari tujuan umum, dirumuskan dalam butir-butir.[19]
Tujuan menggambarkan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai. Tujuan penelitian harus konsisten dengan perumusan masalah dan proses penelitiannya. Rumusan tujuan tidak sama dengan maksud penulisan tesis atau disertasi. Tujuan penelitian terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menggambarkan apa yang ingin disampai peneliti, dirumuskan dalam satu kalimat. Tujuan khusus merupakan jabaran dari tujuan umum, dirumuskan dalam butir-butir.[19]
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis, menjelaskan dalil, kaidah (kalau bisa), minimal prinsip
yang diharapkan dihasilkan dari penelitian tersebut. Hasilnya
harus secara eksplisit dinyatakan dalam bab kesimpulan.
2. Manfaat praktis, menjelaskan kemungkinan digunakan hasil penelitian
oleh pihak-pihak tertentu. Hasilnya secara eksplisit
dinyatakan dalam rekomendasi.[20]
E.
Hipotesis Penelitian (Jika Ada)
Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau submasalah yang
diteliti, dijabarkan dari landasan teori tetapi harus
diuji kebenarannya. Diterima atau ditolak. Hipotesis dibuat dalam penelitian
analisis, dalam penelitian deskriptif tidak perlu
dibuat. Hipoteisis dirumuskan dalam kalimat afirmatif.[21]
Dalam metode
campuran (mixed methods) hopotesis juga harus dipersiapkan dan dirancang memang
untuk hipotesis penelitian campuran.[22]
F.
Asumsi Penelitian (Jika Ada)
Asumsi
merupakan titik pangkal dalam penelitian tesis.
Asumsi dapat berupa teori, evidensi, atau pemikiran peneliti sendiri,
yang tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya
minimal dalam kaitan dengan masalah yang diteliti.
Asumsi merupakan landasan bagi hipotesis, dan dirumuskan
dalam kalimat deklaratif.[23]
G. Ruang Lingkup Penelitian
Sub bagian ini diperuntukan bagi penelitian yang
menggukan pendekatan kuantitatif
disamping itu juga bisa diterapkan bagi yang menggunakan metode campuaran. Maksudnya adalah memberikan gambaran dari
jabaran variabel hingga membentuk indikator dari masing-masing variabel yang
secara teoritis dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu, pada bagian ini
hendaknya disajikan tabel tentang jabaran variabel, jika memungkinkan jabaran
sub variabel, dan indikator fariabel penelitian. Disamping jabaran variabel
hingga indikator variabel penelitian. Pada bagian ini juga dikemukakan lokasi
penelitian beserta diskripsi dari populasi atau subyek penelitian.[24]
H. Orisinalitas Penelitian
Bagian ini menyajikan pebedaan dan persamaan bidang kajian
yang diteliti antara peneliti dengan peneliti-peneliti sebelumnya. Hal demikian
diperlukan untuk menghindari adanya pengulangan kajian terhadap hal-hal yang
sama. Dengan demikian akan diketahui sisi-sisi apa saja yang membedakan antara
penelitian kita dengan penelitian-penelitian terdahulu. Dalam bagian ini akan
lebih mudah dipahami, jika peneliti menyajikan dalam bentuk tabel.[25]
I.
Defenisi Operasional (menjelaskan)
1. Berisi rumusan tentang variabel/aspek dan hubungan antar variabel/aspek
yang menggambarkan keadaan atau perilaku yang dapat diukur/diamati.
2. Menggambarkan hierarki dan
keluasan segi yang dicakup oleh variabel/aspek
tersebut.
3. Definisi variabel/aspek menjadi acuan dalam menyusun instrumen. Definisi hubungan antarvariabel/aspek menjadi acuan
dalam analisis statistik/analisis rasional.[26]
4. Untuk penelitian kualitatif cukup dalam bentuk penjelasan istilah.
BAB II KAJIAN
PUSTAKA
A.
LandasanTeoritik
Landasan teori berisi tentang pembahasan teori
yang digunakan sebagai dasar untuk mengkaji atau menganalisis masalah
penelitian. Landasan teori memuat deskripsi teoritik, penelitiann yang relevan,
dan kerangka berpikir. Kristalisasi teori dapat berupa defenisi atau proposisi
yang menyajikan pandangan tentang fokus penelitian yang disusun secara
sitematis dengan tujuan untuk memberikan eksplanasi dan prediksi mengenai suatu
fenomena. Teori dalam penelitian kualitatif berfungsi sebagai pisau analisis
data.
B.
Kajian Teori Dalam Prespektif
Islam
Pada sub bab ini mengkaji variabel-variabel
penelitian dalam sudut pandang Islam atau dalam prespektif Islam. Kajian dapat
bersumber dari Al-qur’an, Hadits, kitab-kitab hasil karya ilmuan Islam atau
referensi-referensi yang berperspektif Islam.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir menggambarkan alur pikir peneliti yang
dimaksudkan untuk menyusun reka pemecahan masalah (jawaban pertanyaan
penelitian) berdasarkan teori yang dikaji. Kerangka berpikir memuat unsur-unsur
berikut.
1. Penjelasan variabel yang diteliti,
2. Menjelaskan keterkaitan antar variabel yang
diteliti dan teori yang mendasarinya,
3. Kerangka berpikir disajikan dalam bentuk
gambar atau bagan.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan atau
desain penelitian merupakan strategi yang
digunakan oleh peneliti untuk mengatur kegiatan penelitian agar mendapatkan data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dantujuan penelitian yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penjelasanmengenai rancangan atau desain penelitian perlu diberikan untuk setiap jenis penelitian.
digunakan oleh peneliti untuk mengatur kegiatan penelitian agar mendapatkan data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dantujuan penelitian yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penjelasanmengenai rancangan atau desain penelitian perlu diberikan untuk setiap jenis penelitian.
Pada rancangan
penelitian eksperimental, rancangan penelitian
yang dipilih adalah rancangan yang paling memungkinkan peneliti
untuk mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut
mempengaruhi variabel-variabel terikat (variabel Y) pemilihan
rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacupada hipotesa yang akan diuji. Pada penelitian non eksperimental, bahasan dalam subbab.
yang dipilih adalah rancangan yang paling memungkinkan peneliti
untuk mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut
mempengaruhi variabel-variabel terikat (variabel Y) pemilihan
rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacupada hipotesa yang akan diuji. Pada penelitian non eksperimental, bahasan dalam subbab.
Rancangan Penelitian
berisi penjelasan tentang jenis penelitian yangdilakukan ditinjau
dari tujuan dan sifatnya. Apakah jenis korelasi,survei penelitian
historis, penelitian eksplanatoris, deskriptif,eksploratoris,
dan komparasi kausal.[27]
B. Variabel Penelitian.
Variabel
penelitian adalah atribut penelitian yang akan diukur. Pada
bagian ini menjelaskan mengenai jenis dan jumlah variabel yang akan
digunakan dalam penelitian.
C. Populasi dan Sampel
Menjelaskan
populasi dan sampel yang digunakan disertai alasan dan
pertimbangan pemilihannya. Dijelaskan pula teknik penentuan
sampel yang digunakan serta prosedur pengambilannya disertai alasan penggunaan
prosedur tersebut.
Populasi adalah
semua individu atau unit atau peristiwa yang
ditetapkan sebagai subyek penelitian yang memiliki karakteristik
tertentu dan merupakan wilayah generalisasi yang ditetapkan oleh
peneliti. Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri atau
sifat yang sama dengan populasinya dan harus representatif.
ditetapkan sebagai subyek penelitian yang memiliki karakteristik
tertentu dan merupakan wilayah generalisasi yang ditetapkan oleh
peneliti. Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri atau
sifat yang sama dengan populasinya dan harus representatif.
D. Pengumpulan Data
Menjelaskan
teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan disertai
alasan pemilihannya. Berkenaan dengan instrumen juga dijelaskan
jenis instrumen yang digunakan disertai langkah-langkah pengembangannya.
Pada bagian ini
memuat (a) cara dan langkah_langkah pengambilan
data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang akan mengambil data, (c) jadwal pengambilan data.
data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang akan mengambil data, (c) jadwal pengambilan data.
E.
Instrumen Penelitian
Pada bagian ini peneliti perlu menjelaskan instrumen yang
instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Pada
bagian ini peneliti perlu menjelaskan prosedur pengembangan instrumen
penelitian atau pemilihan alat dan bahan untuk mengukur variabel. Instrumen
penelitian yang digunakan oleh peneliti dapat diambil dari instrumen yang sudah
baku, atau instrumen yang sudah baku kemudian diadaptasi dan dimodifikasi
sesuai dengan keperluan dan konteks penelitian. Peneliti
juga dapat mengembangkan instrument penelitian sendiri.
Jika
instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen penelitian
yang
sudah baku dan dilakukan adaptasi, penelitian tidak
perlu menjabarkan variabel lagi. Akan tetapi jika instrumen penelitian
yang digunakan adalah instrumen penelitian
yang diadaptasi atau mengembangkan sendiri, maka perlu dijabarkan variabel penelitiannya. Selain itu, peneliti perlu menjelaskan atau
memaparkan cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan atau pernyataan.
Dalam penelitian eksperimen, selain peneliti menjelaskan instrumen penelitian untuk mengukur, peneliti juga perlu menjelaskan instrumen perlakuan dan bagaimana prosedur mengembangkan instrumen perlakuan penelitian tersebut. Instrumen perlakuan adalah alat atau pedoman yang digunakan oleh peneliti untuk memberikan perlakuan pada subyek penelitian. Instrumen perlakuan juga menjadi pengontrol kevalidan prosedur eksperimen dari variabel-variabel lain yang mempengaruhi variabel dependen.[28]
yang diadaptasi atau mengembangkan sendiri, maka perlu dijabarkan variabel penelitiannya. Selain itu, peneliti perlu menjelaskan atau
memaparkan cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan atau pernyataan.
Dalam penelitian eksperimen, selain peneliti menjelaskan instrumen penelitian untuk mengukur, peneliti juga perlu menjelaskan instrumen perlakuan dan bagaimana prosedur mengembangkan instrumen perlakuan penelitian tersebut. Instrumen perlakuan adalah alat atau pedoman yang digunakan oleh peneliti untuk memberikan perlakuan pada subyek penelitian. Instrumen perlakuan juga menjadi pengontrol kevalidan prosedur eksperimen dari variabel-variabel lain yang mempengaruhi variabel dependen.[28]
F.
Uji validitas dan reliabilitas
Sebagai alat ukur
variabel penelitian, lnstrumen penelitian harus memenuhi unsur
kehandalan dan keakuratan dengan ditunjukkan
tingkat reliabilitas (kehandalan) dan tingkat validitas (keakuratan) instrumen. Dalam bagian ini peneliti menjelaskan proses dan hasil uji validitas instrumen penelitian.
tingkat reliabilitas (kehandalan) dan tingkat validitas (keakuratan) instrumen. Dalam bagian ini peneliti menjelaskan proses dan hasil uji validitas instrumen penelitian.
G. Prosedur Penelitian ( untuk rancangan eksprimen )
Dalam prosedur
penelitian memuat tahap-tahap pelaksanaan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti.
H. Analisa Data
1.
Analisis Data
Kuantitatif
Langkah awal
bisa mendahulukan teknik analisis data kuantitatif. Teknik analisis data berkenaan
dengan pengolahan data untuk menjawab rumusan masalah dan
pengujian hipotesis penelitian. Rumusan hipotesis menentukan teknik statistik yang digunakan. Bila peneliti
tidak membuat hipotesis, maka rumusan masalah penelitian
itulah yang perlu dijawab. Analisis data dilakukan untuk menjawab
pertanyaan atau mencapai tujuan
penelitian. Uraian tentang teknik analisis data mencakup penjelasan deskripsi data,
uji persyaratan analisis, atau uji hipotesis. Jika ada hipotesis maka
bagian akhir penjelasan analisis data
dikemukakan rumusan hipotesis statistik.
2.
Analisis data
kualitatif
Pada tahap kualitatif ini, teknik analisa data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan
pengumpulan data. Tahapan dalam penelitian kualitatif adalah tahapan memasuki
lapangan dengan grand tour dan minitour
quation, analisidatanya dengan analisis domain. Tahap kedua menentukan
focus, teknik pengumpulan data dengan minitour question, analisis data
dilakukan dengan analisis taksonomi. Selanjutnya pada tahap selection,
pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan
structural, analisis data dengan analisis komponensial. Setelah itu
dilanjutkan dengan analisis tema. Jadi analisis data kualitatif menurut Miles
dan Huberman dilakukan secara interaktif melalui proses data reduction, data display dan
verification.[29]
3.
Pencampuran
data kuantitatif dan kualitatif
Setelah kedua
data (kuantitatif dan kualitatif) diperoleh, langkah selanjutnya adalah
menganlisis kembali kedua kelompok data tersebut. Analisis data dapat dilakukan
dengan menggabungkan kedua data yang sejenis sehingga data kuantitatif
diperluas dan diperdalam dengan data kulitatif. Analisis juga dapat dilakukan
dengan membandingkan kedua kelompok data, sehingga dapat ditemukan perbedaan
dan kesamaan diantara 2 kelompok data tersebut.
3. BagianAkhir
DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian Daftar Pustaka memuat tentang semua referensi
dan sumber bacaan yang relevan dengan masalah penelitian dan disusun dengan
kaidah penulisan Daftar Pustaka yang digunakan pada penulisan proposal atau
tulisan ilmiah lainnya.
LAMPIRAN-LAMPIRAN.
Lampiran memuat tentang hal-hal lain yang tidak termuat dalam penulisan
proposal misalanya lampiran jadwal dan anggaran biaya penelitian dan lain-lain.
A.
PENUTUP
Penulisan makalah ini menurut penulis tentu
bukan satu-satunya sumber yang baku dalam penulisan proposal penelitian
kuantitatif oleh karena makalah ini isinya masih jauh dari kesempurnaan, namun
jika pembaca merasa makalah ini cukup bermanfaat sebagai salah satu sumber
inspirasi penulisan proposal penelitian maka setiap ada kata dan kalimat yang
belum sempurna dalam penulisan ini penulis dengan lapang dada menerima masukan
yang berharga itu.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Penelitian metode campuran (mixed methods) merupakan pendekatan penelitian yang
mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan kuantitatif.
Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi
pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan penggabungan kedua
pendekatan tersebut dalam satu penelitian.
2.
Creswell (2010) mengajukan model
strategi penelitian metode campuran ke dalam dua kelompok jenis metode.
Kelompok pertama yaitu strategi-strategi sekuensial, yang terdiri atas strategi
eksplanatoris sekuensial, strategi eksploratoris sekuensial, dan strategi
transformasional sekuensial. Kelompok kedua yaitu strategi-straregi konkuren
yang terdiri atas strategi triangulasi konkuren, strategi embedded konkuren,
dan strategi transformatif konkuren.
3.
Dalam menyusun proposal
metode campuran (mixed methods), peneliti dapat menggabungkan format penulisan
proposal kualitatif dan kuantitatif.
Format ini menunjukan
bahwa peneliti menerapkan komponen kuantitatif dan kualitatif (khususnya,
tujuan penelitian dan rumusan masalah) sebagai komponen metode campuran.
CONTOH FORMAT PROPOSAL PENDEKATAN
PENELITIAN METODE CAMPURAN
Pendahuluan
Latar belakang masalah
Penelitian-penelitian sebelumnya yang juga membahas masalah
tersebut
Kekurangan-kekurangan dalam penelitian-penelitian sebelumnya dan
satu kekurangan yang membuat peneliti merasa perlu mengumpulkan data
kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan untuk menutupi kekurangan ini.
Manfaat penelitian yang diharapkan diperoleh untuk para pembaca
Tujuan Penelitian
Tujuan atau manfaat penelitian dan rasionalisasi digunakannya
metode campuran
Rumusan masalah dan hipotesis (rumusan masalah atau hipotesis
kuantitatif, rumusan masalah kualitatif, rumusan masalah metode campuran)
Landasan-landasan filosofis
tentang penelitian metode campuran
Tinjauan pustaka (tinjauan kuantitatif, tinjauan kualitatif, dan
tinjauan metode campuran)
Metode Campuran
Definisi penelitian metode campuran
Jenis rancangan yang digunakan dan definisinya.
Tantangan-tantangan mengggunakan rancangan ini dan bagaimana
menghadapi tantangan-tantangan tersebut.
Contoh-contoh penerapan rancangan tersebut.
Referensi dan penyertaan diagram visual.
Pengumpulan dan analisis data kuantitatif
Pengumpulan dan analisis data kualitatif
Prosedur-prosedur analisis data metode campuran
Pendekatan-pendekatan dalam memvalidasi data kuantitatif dan
kualitatif.
Sumber-sumber dan skill-skill/track
record peneliti.
Isu-isu etis yang mungkin muncul.
Catatan waktu dalam penyelesaian penelitian.
Referensi dan lampiran-lampiran, seperti instrumen penelitian,
protokol penelitian, dan bentuk-bentuk visual lain.
DAFTAR RUJUKAN
Jan
Jonker, Bartijan JW Pening, Sri Wahyuni, “Metodologi Penelitian Panduan
untuk Master dan Ph.D di Bidang Manajemen”.2011, Jakarta, Salemba Empat
John
W Creswell, “ Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods”
terjemahan oleh Achmad Fawaid, 2010, Yogyakarta, Purtaka Pelajar
Darmawan
Deni,Metode penelitian kuantitatif, 2014, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,
Sukmadinata
Syaodih Nana, “Metode Penelitian Pendidikan”, 2015,Bandng: PT.Remaja Rosdakaya,
Team Penyusun, “Pedoman Penulisan Tesis, Disertasi dan Makalah” ,2015 Malang: Pasca UIN Maulana Malik Ibrahin
Counsue/o G.Sevilla et.all,”Pengantar Metode Penelitian”, Terj. Alimuddin Tuwu, Jakarta: Ui Press,
Bungin M.Burhan,” Metodologi Penelitian Kuantitatif”, 1999, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006
Sukandarrumidi, “Metodologi Penelitian;Petunjuk Praktis untuk
Peneliti Pemula”, 2002, Bandung: Gaja Mada University Press,
Arikunto Suharsimi, “Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, 2002, Jakarta: PT.Rincka Cipta
Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif”, 2014 Bandung : CV. Alvabeta
[1] Jan Jonker, Bartijan JW Pening,
Sri Wahyuni, “Metodologi Penelitian Panduan untuk Master dan Ph.D di Bidang
Manajemen”.2011, Jakarta, Salemba Empat, Hlm: 2
[3] John W Creswell, “ Research
Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods” terjemahan oleh Achmad
Fawaid, 2010, Yogyakarta, Purtaka Pelajar, Hlm. 6
[4] John W Creswell, “ Research
Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods” terjemahan oleh Achmad
Fawaid, 2010, Yogyakarta, Purtaka Pelajar, Hlm. 21 - 23
[5] John W Creswell, “ Research
Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods” terjemahan oleh Achmad
Fawaid, 2010, Yogyakarta, Purtaka Pelajar, Hlm. 6
[6] John W
Creswell, “ Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods”
terjemahan oleh Achmad Fawaid, 2010, Yogyakarta, Purtaka Pelajar, Hlm. 10
[7] John W
Creswell, “ Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods”
terjemahan oleh Achmad Fawaid, 2010, Yogyakarta, Purtaka Pelajar, Hlm. 313 -
324
[8] John W
Creswell, “ Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods”
terjemahan oleh Achmad Fawaid, 2010, Yogyakarta, Purtaka Pelajar, Hlm. 313
[9][9]
John W
Creswell, “ Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods”
terjemahan oleh Achmad Fawaid, 2010, Yogyakarta, Purtaka Pelajar, Hlm. 316
[10] John W
Creswell, “ Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods”
terjemahan oleh Achmad Fawaid, 2010, Yogyakarta, Purtaka Pelajar, Hlm. 317
[11] John W
Creswell, “ Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods”
terjemahan oleh Achmad Fawaid, 2010, Yogyakarta, Purtaka Pelajar, Hlm. 318
[12] John W
Creswell, “ Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods”
terjemahan oleh Achmad Fawaid, 2010, Yogyakarta, Purtaka Pelajar, Hlm. 320
[13] John W
Creswell, “ Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods”
terjemahan oleh Achmad Fawaid, 2010, Yogyakarta, Purtaka Pelajar, Hlm. 322
[14] John W
Creswell, “ Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods”
terjemahan oleh Achmad Fawaid, 2010, Yogyakarta, Purtaka Pelajar, Hlm. 324
[15]
John W Creswell, “ Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods”
terjemahan oleh Achmad Fawaid, 2010, Yogyakarta, Purtaka Pelajar, Hlm. 113
[16] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandng: PT.Remaja
Rosdakaya,2015),hlm. 304
[18] John W
Creswell, “ Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods”
terjemahan oleh Achmad Fawaid, 2010, Yogyakarta, Purtaka Pelajar, Hlm. 205
[22] John W
Creswell, “ Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods”
terjemahan oleh Achmad Fawaid, 2010, Yogyakarta, Purtaka Pelajar, Hlm. 210
[24] Team Penyusun Pedoman Penulisan Tesis, Disertasi dan Makalah ,2015 (
Malang: Pasca UIN Maulana Malik Ibrahin), hlm.19
[25]Team Penyusun Pedoman Penulisan Tesis, Disertasi dan Makalah ,2015 (
Malang: Pasca UIN Maulana Malik Ibrahin), hlm.32-3
[27] Team Penyusun Pedoman Penulisan Tesis, Disertasi dan Makalah ,2015 (
Malang: Pasca UIN Maulana Malik Ibrahin), hlm.23
[28]Team Penyusun Pedoman Penulisan Tesis, Disertasi dan Makalah ,2015 (
Malang: Pasca UIN Maulana Malik Ibrahin), hlm.25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar