Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Kamis, 17 November 2016

MAKALAH KONSEP DAN RUANG LINGKUP PENYUSUNAN STRATEGI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM



KONSEP DAN RUANG LINGKUP
PENYUSUNAN STRATEGI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang
Memasuki abad 21, lembaga pendidikan Islam baik formal maupun non formal harus memiliki daya saing yang tinggi. Perkembangan dunia pendidikan umum baik negeri maupun swasta, apalagi dengan bermunculanya lembaga pendidikan baru dengan menawarkan kualitas program pendidikan yang transparan dan kredibel, menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan Islam.
Pada era yang kerap disebut dengan era globalisasi, lembaga pendidikan se dunia seakan-akan bergerak berkumpul menjadi satu, bersaing memperebutkan fokur perhatian penduduk dunia tanpa memperhatikan batas-batas wilayah territorial Negara, batas budaya, tradisi bahkan menembus batas budaya berfikir. Situasi ini pasti menambah beban berat lembaga pendidikan Islam dalam memicu perkembangan kualitas lembaganya, Jika tidak ingin tetap menjadi tujuan utama dan membangun kepercayaan public masyarakat Indonesia.
Dalam upaya menyambut tantang persaingan lembaga pendidikan pada ranah global inilah dan atau menyambut digulirkanya MEA, wajib kiranya menerapkan menejemen strategi pada lembaga pendidikan Islam. Disiplin ilmu yang awalnya menjadi cara ampuh bagi seorang jenderal dalam memimpin prajuritnya dalam berperang, saat itu dengan istilah srategi, kemudian diadopsi ke dalam kajian ekonomi bisnis menjadi manajemen strategi, dianggap sangat relefan apabila diterapkan pada lembaga pendidikan. Walaupun bidang ekonomi bisnis tidak sepenuhnya sama dengan persoalan yang dihadapi lembaga pendidikan.
Memang obyek lembaga yang bergerak dalam bidang ekonomi bisnis yang mengarah pada kegiatan yang bersifat profit, berbeda dengan di lingkungan organisasi non profit, khususnya bidang pendidikan. kehadiran Manajemen Strategi pada dasarnya merupakan suatu paradigma baru. Sebagai paradigma baru, jika diimplementasikan pada lingkungan organisasi pendidikan, tidak mungkin dilakukan sebagai kegiatan pengambilalihan seluruh kegiatannya sebagaimana dilaksanakan di lingkungan organisasi profit (bisnis), karena kedua organisasi tersebut satu dengan yang lain berbeda dalam banyak aspek, terutama dari segi filsafat yang mendasarinya dan tujuan yang hendak dicapai.
Implementasi Manajemen Strategi di lingkungan organisasi bidang bisnis didasari oleh falsafah yang berisi nilai – nilai persaingan bebas antar organisasi bisnis sejenis, melalui pendayagunaan semua sumber yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang bersifat strategi. Tujuan tersebut adalah mempertahankan dan mengembangkan eksistensi masing – masing untuk jangka waktu panjang, melalui kemampuan meraih laba kompetitif secara berkelanjutan. Sedang organisasi pendidikan didasari oleh filsafat yang berisi nilai – nilai pengabdian dan kemanusiaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Perbedaan lain terletak pada pengorganisasian masing – masing. Setiap organisasi profit memiliki otonomi dalam menjalankan manajemennya, berupa kebebasan mewujudkan pengembangan organisasinya antara lain dengan memilih pengimplementasian Manejemen Strategi atau manajemen lainnya yang dinilai terbaik. Di organisasi non profit khususnya bidang pendidikan, organisasi ini diatur dengan manajemen umum oleh pemerintah Pusat ataupunn daerah, yang secara berencana dan sistematis telah menetapkan berbagai pengaturan yang mengikat dalam memilih dan mengimplementasikan manajemennya.
Dengan kata lain dunia pendidikan kini dituntut untuk mengembangkan manajemen strategi dan operasi yang pada dasarnya banya diterapkan dalam dunia usaha, sebagai langkah antisipatif terhadap kecenderungan-kecenderungan baru guna mencapai dan mempertahankan posisi bersaingnya, sehingga nantinya dapat dihasilkan manusia-manusia yang memiliki sumber daya dan berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Dan yang tidak kalah pentingnya, akhlaq dan pembentukan karakter output dari lembaga pendidikan Islam, hars benar-benar tercermin dan Nampak jelas. Sehingga cirri khas pendidikan Islam sebagai garda terdepan dalam upaya pembentukan karakter luhur anak bangsa tidak terabaikan oleh misi-misi lainya. Pada makalah ini secara sederhana akan menjelaskan tentang konsep dasar manajemen strategi dan operasi dalam upaya meningkatkan mutu serta kualitas pendidikan supaya dapat bersaing dalam perkembangan global.

B.           Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah konsep strategi pendidikan?
2.      Apakah ruang lingkup dari manajemen strategi pendidikan?

C.          Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui konsep manajemen strategi dalam pendidikan.
2.      Untuk pengetahui ruang lingkup manajemen strategi pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Manajemen Strategi
1.            Arti Secara etimologi dan terminologi
Strategi berasal dari bahasa Yunani stratogos yang artinya ilmu para jenderal untuk memenangkan suatu pertempuran dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.[1] Pengertian atau defenisi Manajemen strategi dalam khasanah literatur ilmu manajemen memiliki cakupan yang luas, dan tidak ada suatu pengertian yang dianggap baku. Itulah sebabnya defenisi manajemen strategi berkembang luas tergantung pemahaman ataupun penafsiran seseorang.
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapai sasarannya.[2] Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh dewan direktur dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.

2.            Devinisi Manajemen Strategi Menurut Para Ahli
1)      Fred R.David
Manajemen strategis adalah ilmu mengenai perumusan, pelaksanaan dan evaluasi keputusan- keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya.
2)      Husein Umar
Manajemen strategis sebagai suatu seni dan ilmu dalam hal pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan startegis antara fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya di masa datang.
3)      Lawrence R. Jauch dan Wiliam F. Gluech
Manajemen Strategis adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan.
4)      Wheelan dan Hunger :
Manajemen strategis adalah suatu kesatuan rangkaian keputusan dan tindakan yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Tercakup di dalamnya mengenali dan menganalisa lingkungan, memformulasi strategi, mengimplementasikan strategi dan melakukan evaluasi berikut pengendalian.
Dari beberapa definisi dengan redaksi yang tidak sama persis tersebut dapat ditarik benang merah,  bahwa manajemen strategi merupakan ilmu yang menggabungkan fungsi-fungsi manajemen dalam rangka pembuatan keputusan-keputusan organisasi secara strategis, guna mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Dapat pula difahami bahwa manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu dari suatu pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa datang. Manajemen stratejik bertugas membuat keputusan stratejik yang menggolkan ketetapan tujuan dan sasaran. Kemudian manajemen stratejik pun menetapkan apa yang sebaiknya dilakukan untuk masa mendatang. Dan lantas menentukan siapa-siapa yang melakukannya serta bagaimana tindakannya. Setelah itu manajemen stratejik meninjau, menggerakkan aktifitas operasional total pihak-pihak yang bertanggung jawab, yang terlibat dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Singkatnya, manajemen stratejik berfungsi membuat keputusan stratejik, menyusun planning stratejik, serta berfungsi juga untuk peninjauan atau evaluasi stratejik
Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif. Banyak dari perusahaan yang telah meningkatkan tingkat kompetisinya ini menawarkan produk kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata.
3.            Model menejemen strategi
Ada beberapa model dalam penerapan menejemen strategi, diantaranya adalah model yang dirilis oleh Fred R. David.  Dia memapaparkan model-model menejemen strategi seperti berikut ini:[3]
a.       Visi dan Misi. Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di masa datang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai darijenjang yang paling atas sampai yang paling bawah, bahkan pesuruh sekalipun. Berikutnya adalah Misi. Misi adalah penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudahdimengerti atau jelas bagi seluruh staf perusahaan.
b.      Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal. Realisasi   misi   perusahaan   akan   menjadi   sulit   dilakukan   jika   perusahaan   tidakberinteraksi dengan lingkungan eksternalnya. Oleh karena itu, tindakan untuk mengetahuidan menganalisis lingkungan eksternalnya menjadi sangat penting karena pada hakikatnya kondisi lingkungan eksternal berada di luar kendali organisasi. Selain pemahaman kondisi lingkungan eksternal, pemahaman kondisi lingkungan internal perusahaan secara luas dan mendalam juga perlu dilakukan. Oleh karena itu, strategi yang dibuat perlu bersifat konsisten dan  realistis sesuai  dengan situasi dan  kondisinya.  Berdasarkan pemahaman   lingkungan internal   ini,   hendaknya   kelemahan   dan   juga   kekuatan   yang   dimiliki   perusahaan   dapatdiketahui. Selain mengetahui kekuatan dan kelemahan, perusahaan perlu mencermati peluang yang ada dan memanfaatkannya agar perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. Perludiingat bahwa bila peluang disisa-siakan, dapat saja peluang berbalik menjadi ancaman bagiperusahaan. Logikanya karena peluang yang disia-siakan tadi dimanfaatkan oleh pesaing.
c.       Analisis Pilihan Strategi Pada dasarnya setiap perusahaan, dalam menjalankan usahanya, mempunyai strategi.Namun,   para   pimpinan   perusahaan   kadang-kadang   tidak   tahu   atau  tidak  menyadarinya. Bentuk   strategi   berbeda-beda   antar-industri,   antar-perusahaan,   dan   bahkan   antar-situasi.Namun ada sejumlah strategi yang sudah umum diketahui, di mana strategi-strategi ini dapatditerapkan   pada   berbagai   bentuk   industri   dan   ukuran   perusahaan.   Strategi-strategi   inidikelompokkan menjadi strategi generic. Dari bermacam-macam srategi dalam kelompokstrategi generic ini akan dipilih salah satu atau kombinasi beberapa strategi induk (grandstrategy) dengan menggunakan cara-cara tertentu.
d.      Sasaran Jangka Panjang Upaya pencapaian   tujuan   perusahaan   merupakan   suatu   proses   berkesinambunganyang memerlukan pentahapan. Untuk menentukan apakah suatu tahapan sudah dicapai ataubelum diperlukan suatu tolak ukur, misalnya kurun waktu dan hasil yang ingin dicapaidirumuskan secara jelas, yaitu dengan angka-angka kuantitatif. Pembuatan sasaran jangkapanjang ini mengacu kepada strategi induk yang telah ditetapkan sebelumnya.
e.       Strategi Fungsional Langkah penting imlementasi strategi induk dilakukan dengan membagi-baginya kedalam   berbagai   sasaran   jangka   pendek,   misalnya   dalam   jangka   waktu   tahunan,   secaraberkesinambungan dengan memperhatikan skala prioritas serta dapat diukur. Sasaran jangkapendek ini hendaknya mengacu pada strategi fungisonal yang sifatnya operasional.Strategi fungsional yang sifatnya lebih operasional ini mengarah berbagai bidangfungsional dalam perusahaan untuk memperjelas hubungan makna strategi utama denganidentifikasi rincian yang sifatnya spesifik. Strategi fungsional ini menjadi penuntun dalam melakukan berbagai aktivitas agar konsisten bukan hanya dengan strategi utamanya saja,melainkan juga dengan strategi bidang fungsional lainnya. Di dalam organisasi perusahaanyang konvensional, bidang-bidang fungsional utamanya adalah bidang keuangan, sumberdaya manusia, produksi dan operasi, serta bidang pemasaran
f.       Program, Pelaksanaan, Pengendalian dan EvaluasiAgar   sasaran   yang   ingin   diraih   dapat   direalisasikan   dengan   strategi   yang   telahditetapkan,  strategi perlu   ditindaklanjuti dengan  pelaksanaan   (action). Pelaksanaan   tidakefektif   bila   tidak   didahului   dengan   perencanaan.   Perencanaan   yang   baik   minimalmengandung asas-asas untuk mencapai tujuan, realistis dan wajar, efisisen serta merupakancerminan dari strategi dan kebijakan perusahaan. Perencanaan yang masih dalam bentukglobal hendaknya dibuat dalam bentuk lebih detail, misalnya dalam bentuk program-programkerja,   jika  program   kerja   telah   disiapkan   berikut  sumber   daya  yang   dibutuhkan,   makapelaksanaan kerja sudah dapat dimulai. Pengendalian atau pengawasan dimaksudkan untuklebih menjamin bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan hendaknyadidasarkan pada rencana yang telah disepakati, sehingga sasaran tidak menyimpang ataukeluar dari batas-batas toleransi. Jika hasil evaluasi pekerjaan diketahui bahwa ada factor X yang menyebabkan terjadinya  penyimpangan kerja dari rencana yang ada, dan memangdisebabkan salah asumsi atau oleh hal-hal lain yang sifatnya incontrollable, maka rencana perlu direvisi ulang.
B.     Ruang Lingkup Manajemen Strategi
Lembaga pendidikan Islam merupakan sebuah system yang di dalamnya terdapat beberapa komponen-komponen yang saling berkaitan, memiliki tugas dan peranan masing-masing. Dimulai dari kepala sekolah sebagai top leader sekaligus pengatur gerak roda organisasi (manager) dan berperan pula sebagai orang yang menentukan arah organisasi (direktur).
Seluruh komponen di bawah kepala sekolah memiliki peran sendiri-sendiri yang juga sangat strategis bagi tercapainya misi/ tujuan lembaga. Bahkan cleaning service pun, tidak dapat dipandang sebelah mata atau diabaikan. Sekecil apapun jabatan koponen organisasi lembaga, semua memiliki peran yang sangat strategis dan signifikan dalam menggerakan mesin organisasi. Dan motor organisasi akan mengalami stagnasi atau setidaknya akan terhambat jika sebagian komponen organisasi mengalami hambatan dan gangguan.
Dalam upaya mencapai tujuan dan memperkokoh eksistensi lembaga pendidikan Islam, perencanaan serta implementasi menejemen strategi pada lembaga pendidikan islam harus memperhatihan hal-hal sebagai berukut:
1.      Manajemen Strategik dan Daya Saing
Strategi di definisikan sebagai sekumpulan komitmen dan tindakan yang terkoordinasi yang dirancang untuk mengeksploitasi kompetensi ini dan mencapai keunggulan bersaing. Dan kaitan manajemen strategik dengan daya saing adalah :
1)      Strategic flexibility adalah sekumpulan kemampuan yang digunakan untuk merespon berbagai permintaan dan kesempatan dalam lingkungan yang kompetitif, dinamis, dan tidak menentu.
2)      Strategic intent adalah pengelolaan sumberdaya, kemampuan, dan kompetensi inti perusahaan untuk mewujudkan tujuan perusahaan pada lingkungan yang kompetitif.
3)      Strategic mission adalah pernyataan unik dengan lingkup dan operasi perusahaan dari sisi produk dan pasar. Satu perusahaan yang berhasil merumuskan ini dengan baik akan memberikan jaminan kepada pelanggan barang dan jasa apa yang akan dapat diperolehnya dari perusahaan yang bersangkutan.
Jika implementasi Manajemen Strategik di lingkungan organisasi bidang bisnis didasari oleh falsafah yang berisi nilai – nilai persaingan bebas antar organisasi bisnis sejenis, maka menejemen strategi dalam lembaga pendidikan adalah hampir mirip dengan bisnis. Lembaga pendidikan juga bersaing dengan sesame lembaga pendidikan, dan ditambah lagi dengan bagaimana lembaga pendidikan dapat menganbil hati dan menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut. Upaya itu dapat melalui pendayagunaan semua sumber yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang bersifat strategik. Tujuan tersebut adalah mempertahankan dan mengembangkan eksistensi masing–masing untuk jangka waktu panjang, melalui kemampuan meraih laba kompetitif secara berkelanjutan.[4]
2.      Komponen Menejemen Strategi
Manajemen strategik melibatkan proses perencanaan melalui dua tahap (komponen) perencanaan (Gunawan 2009), yakni:
1)      Komponen perencanaan strategis meliputi proses perumusan: visi, misi, tujuan strategik, dan strategi utama (strategi umum).
Perumusan visi misi organisasi harus dilakukan secara cermat dengan memperhatikan karakteristik rumusan visi misi tersebut. Visi merupakan sudut pandang ke masa depan organisasi dalam mewujudkan tujuan strategis organisasi yang berpengaruh langsung pada misinya sekarang, dan masa yang akan datang. Sedangkan misi organisasi merupakan keseluruhan tugas pokok yang dijabarkan, berupa kegiatan apa, yang sedang atau segera dilaksanakan untuk suatu organisasi. Visi sebagai arah pijakan melaksanakan kebijakan sekolah dikomunikasikan kepada stakeholders.
Misi merupakan tugas sekolah untuk mewujudkan visi lembaga yayasan dan sekolah, yang umumnya ditandai dengan kata mewujudkan. Perumusan visi dan misi sekolah berfungsi sebagai acuan dan mempermudah penetapan kebijakan sekolah, karena visi dan misi merupakan gambaran atau cita-cita ke depan sekolah. Visi dan misi sebagai arah pijakan melaksanakan kebijakan sekolah.
2)      Komponen perencanaan operasional
Meliputi proses perumusan sasaran atau tujuan operasional, pelaksanaan fungsi manajemen, kebijakan, jaringan kerja internal eksternal organisasi, kontrol, dan evaluasi.[5]
3.      Dimensi Manajemen Strategik
Gunawan. (2009) menjelaskan, Manajemen strategik memiliki dimensi yang bersifat multidimensional, yaitu:
1)      Dimensi waktu dan orientasi masa depan. Manajemen strategi berorientasi kepada sasaran jangka panjang. Antisipasi masa depan tersebut dirumuskan dan ditetapkan sebagai visi organisasi yang akan diwujudkan 10 tahun atau lebih di masa depan. Durasi waktu rencana strategik tersebut bahkan dapat berkisar antara 25-30 tahun ke atas,
2)      Dimensi internal dan eksternal,
3)      Dimensi pendayagunaan sumber-sumber,
4)      Dimensi multibidang,
4.      Proses dalam Manajemen Strategik
Dalam melaksanakan manajemen strategik, saat ini telah berkembang dari suatu manajemen strategik yang tradisional ke arah suatu sistem manajemen bersifat kontemporer. Sistem manajemen strategik kontemporer memiliki karakteristik yang berbeda dengan sistem manajemen tradisional. Sistem manajemen tradisional hanya berfokus pada sasaran-sasaran yang bersifat efisiensi keuangan, sedangkan sistem manajemen kontemporer mencakup 4 (empat) perspektif yaitu mencakup perspektif efisiensi keuangan, proses layanan internal, kepuasan pelanggan, dan pertumbuhan layanan jasa.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan manajemen strategik adalah menggunakan empat komponen manajemen strategik (Kusmana.2009), yaitu:
1)         Analisis potensi dan profil satuan pendidikan (sekolah/madrasah) untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan;
2)         Analisis lingkungan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam melaksanakan layanan jasa pendidikan;
3)         Menetapkan visi dan misi berdasarkan analisis potensi dan lingkungan sebagai acuan dalam pengelolaan satuan pendidikan;
4)         Menetapkan strategi yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja sekolah dalam mencapai visi dan misi sekolah (Kusmana. 2009)
Berdasarkan pandangan manajemen strategik kontemporer diperlukan keseimbangan antara efisiensi keuangan dengan proses layanan. Peningkatan pembiayaan harus diiringi dengan peningkatan proses layanan, misalnya dengan menggunakan sarana teknologi atau media lain yang menjadikan proses layanan lebih simpel, cepat, dan akurat. Peningkatan pembiayaan harus sejalan dengan kepuasan pelanggan (custommer satisfaction), semakin besar biaya yang dikeluarkan maka semakin meningkat pula jumlah pelanggan karena mereka merasa puas dengan layanan yang diberikan. Peningkatan pembiayaan harus diiringi pula dengan penambahan atau pertumbuhan layanan jasa. Peningkatan pembiayaan yang dapat meningkatkan proses layanan dan kepuasan pelanggan seharusnya menumbuhkan jenis layanan jasa lainnya (difersifikasi) layanan jasa pendukung pendidikan.
Manajemen strategik kontemporer di atas dapat diterapkan pada satuan pendidikan (sekolah/madrasah/pesantren/pusat kegiatan belajar masyarakat). Penerapan manajemen strategik ini dapat mendorong satuan pendidikan dalam menjalankan program peningkatan mutu pendidikan.
Manajemen strategi sebagai proses terdiri dari tiga tahap pokok yaitu perumusan strategi, implementasi strategi, dan pengendalian (evaluasi) strategi.
1)      Perumusan Strategi
Tahap perumusan strategi perencana eksekutif merumuskan visi misi organisasi, pembuatan profil organisasi, mengenali peluang dan ancaman eksternal organisasi, menganalisis alternatif strategi, menetapkan sasaran jangka panjang, dan memilih strategi induk. Alat manajemen yang potensial untuk membantu analisis peluang dan ancaman tersebut dapat menggunakan teknik analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, dan threat).
2)      Implementasi Strategi
Tahap implementasi pimpinan melakukan perumusan strategi operasional, menetapkan sasaran tahunan atau jangka pendek, kebijakan, motivasi dan pemberdayaan sumber-sumber yang tersedia untuk merealisasikan rencana strategis, dan melembagakan strategi.
3)      Pengendalian dan Evaluasi
Tahap pengendalian dan evaluasi pimpinan melakukan pengawasan dalam rangka mendorong kelancaran pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan. Pimpinan juga perlu mengetahui atau memonitor kemajuan kegiatan yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil monitoring itu, jika diperlukan maka semua strategi yang telah diterapkan dapat dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksternal dan internal selalu berubah. Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi yaitu a) meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi sekarang, b) mengukur prestasi, dan c) mengambil tindakan korektif.
 BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

1.      Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi.
2.      Ruang Lingkup:
1)      Komponen menejemen strategi
a.       Komponen perencanaan strategis meliputi proses perumusan: visi, misi, tujuan strategik, dan strategi utama (strategi umum).
b.      Komponen perencanaan operasional meliputi proses perumusan sasaran atau tujuan operasional, pelaksanaan fungsi manajemen, kebijakan, jaringan kerja internal eksternal organisasi, kontrol, dan evaluasi.
2)      Dimensi:
a.       Dimensi waktu dan orientasi masa depan. Manajemen strategi berorientasi kepada sasaran jangka panjang. Antisipasi masa depan tersebut dirumuskan dan ditetapkan sebagai visi organisasi yang akan diwujudkan 10 tahun atau lebih di masa depan. Durasi waktu rencana strategik tersebut bahkan dapat berkisar antara 25-30 tahun ke atas.
b.      Dimensi internal dan eksternal.
c.       Dimensi pendayagunaan sumber-sumber.
d.      Dimensi multibidang.
3)      Tiga tahap pokok dalam perumusan strategi
a.       Perumusan Strategi
b.      Implementasi Strategi
c.       Tahap implementasi pimpinan melakukan perumusan strategi Pengendalian dan Evaluasi


DAFTAR RUJUKAN
Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.2009 Bandung: Alfabeta.
M.Taufiq Amir, Manajemen Strategik, Jakarta:Rajawali, 2012.
Napa J.Awat, manajemen strategi, Liberty Yogyakarta, 1989.
Thomas B. Santoso, Manajemen Sekolah di Masa Kini, Pendidikan Network 2001,
Santoso B.Thomas. Manajemen Sekolah di Masa Kini, Pendidikan Network 2001.
Colemen M & Bush T, 2006, Manajemen Strategis Kepemimpinan Pendidikan, Yogyakarta. IRCISOD.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar