KONSEP DAN
RUANG LINGKUP
PENYUSUNAN
STRATEGI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Memasuki abad
21, lembaga pendidikan Islam baik formal maupun non formal harus memiliki daya
saing yang tinggi. Perkembangan dunia pendidikan umum baik negeri maupun swasta,
apalagi dengan bermunculanya lembaga pendidikan baru dengan menawarkan kualitas
program pendidikan yang transparan dan kredibel, menjadi tantangan tersendiri
bagi lembaga pendidikan Islam.
Pada era yang
kerap disebut dengan era globalisasi, lembaga pendidikan se dunia seakan-akan
bergerak berkumpul menjadi satu, bersaing memperebutkan fokur perhatian
penduduk dunia tanpa memperhatikan batas-batas wilayah territorial Negara,
batas budaya, tradisi bahkan menembus batas budaya berfikir. Situasi
ini pasti menambah beban berat lembaga pendidikan Islam dalam memicu
perkembangan kualitas lembaganya, Jika tidak ingin tetap menjadi tujuan utama
dan membangun kepercayaan public masyarakat Indonesia.
Dalam upaya
menyambut tantang persaingan lembaga pendidikan pada ranah global inilah dan
atau menyambut digulirkanya MEA, wajib kiranya menerapkan menejemen strategi
pada lembaga pendidikan Islam. Disiplin ilmu yang awalnya menjadi cara ampuh
bagi seorang jenderal dalam memimpin prajuritnya dalam berperang, saat itu
dengan istilah srategi, kemudian diadopsi ke dalam kajian ekonomi bisnis
menjadi manajemen strategi, dianggap sangat relefan apabila diterapkan pada
lembaga pendidikan. Walaupun bidang ekonomi bisnis tidak sepenuhnya sama dengan
persoalan yang dihadapi lembaga pendidikan.
Memang obyek
lembaga yang bergerak dalam bidang ekonomi bisnis yang mengarah pada kegiatan
yang bersifat profit, berbeda dengan di lingkungan organisasi non profit,
khususnya bidang pendidikan. kehadiran Manajemen Strategi pada dasarnya
merupakan suatu paradigma baru. Sebagai paradigma baru, jika diimplementasikan
pada lingkungan organisasi pendidikan, tidak mungkin dilakukan sebagai kegiatan
pengambilalihan seluruh kegiatannya sebagaimana dilaksanakan di lingkungan
organisasi profit (bisnis), karena kedua organisasi tersebut satu dengan yang
lain berbeda dalam banyak aspek, terutama dari segi filsafat yang mendasarinya
dan tujuan yang hendak dicapai.
Implementasi
Manajemen Strategi di lingkungan organisasi bidang bisnis didasari oleh
falsafah yang berisi nilai – nilai persaingan bebas antar organisasi bisnis
sejenis, melalui pendayagunaan semua sumber yang dimiliki untuk mencapai tujuan
yang bersifat strategi. Tujuan tersebut adalah mempertahankan dan mengembangkan
eksistensi masing – masing untuk jangka waktu panjang, melalui kemampuan meraih
laba kompetitif secara berkelanjutan. Sedang organisasi pendidikan didasari
oleh filsafat yang berisi nilai – nilai pengabdian dan kemanusiaan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Perbedaan lain terletak pada pengorganisasian
masing – masing. Setiap organisasi profit memiliki otonomi dalam menjalankan
manajemennya, berupa kebebasan mewujudkan pengembangan organisasinya antara
lain dengan memilih pengimplementasian Manejemen Strategi atau manajemen
lainnya yang dinilai terbaik. Di organisasi non profit khususnya bidang
pendidikan, organisasi ini diatur dengan manajemen umum oleh pemerintah Pusat
ataupunn daerah, yang secara berencana dan sistematis telah menetapkan berbagai
pengaturan yang mengikat dalam memilih dan mengimplementasikan manajemennya.
Dengan kata
lain dunia pendidikan kini dituntut untuk mengembangkan manajemen strategi dan
operasi yang pada dasarnya banya diterapkan dalam dunia usaha, sebagai langkah
antisipatif terhadap kecenderungan-kecenderungan baru guna mencapai dan
mempertahankan posisi bersaingnya, sehingga nantinya dapat dihasilkan
manusia-manusia yang memiliki sumber daya dan berkualitas yang sesuai dengan
kebutuhan zaman. Dan yang tidak kalah pentingnya, akhlaq dan pembentukan
karakter output dari lembaga pendidikan Islam, hars benar-benar tercermin dan
Nampak jelas. Sehingga cirri khas pendidikan Islam sebagai garda terdepan dalam
upaya pembentukan karakter luhur anak bangsa tidak terabaikan oleh misi-misi
lainya. Pada makalah ini secara sederhana akan menjelaskan tentang konsep dasar
manajemen strategi dan operasi dalam upaya meningkatkan mutu serta kualitas
pendidikan supaya dapat bersaing dalam perkembangan global.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah konsep strategi pendidikan?
2.
Apakah ruang lingkup dari manajemen strategi
pendidikan?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui konsep manajemen strategi
dalam pendidikan.
2.
Untuk pengetahui ruang lingkup manajemen
strategi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Manajemen Strategi
1.
Arti Secara etimologi dan terminologi
Strategi berasal dari bahasa Yunani stratogos
yang artinya ilmu para jenderal untuk memenangkan suatu pertempuran dengan
menggunakan sumber daya yang terbatas.[1]
Pengertian atau defenisi Manajemen strategi dalam khasanah literatur ilmu
manajemen memiliki cakupan yang luas, dan tidak ada suatu pengertian yang
dianggap baku. Itulah sebabnya defenisi manajemen strategi berkembang luas
tergantung pemahaman ataupun penafsiran seseorang.
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu
penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional
yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapai sasarannya.[2]
Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan
kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan
sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan
organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari
berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen strategis merupakan aktivitas
manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh dewan direktur dan dilaksanakan
oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut. Manajemen strategis
memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidang
perilaku organisasi.
2.
Devinisi Manajemen Strategi Menurut Para Ahli
1)
Fred R.David
Manajemen strategis adalah ilmu mengenai
perumusan, pelaksanaan dan evaluasi keputusan- keputusan lintas fungsi yang
memungkinkan organisasi mencapai tujuannya.
2)
Husein Umar
Manajemen strategis sebagai suatu seni dan ilmu
dalam hal pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi
(evaluating) keputusan-keputusan startegis antara fungsi yang memungkinkan
sebuah organisasi mencapai tujuannya di masa datang.
3)
Lawrence R. Jauch dan Wiliam F. Gluech
Manajemen Strategis adalah sejumlah keputusan
dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah
strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan.
4)
Wheelan dan Hunger :
Manajemen strategis adalah suatu kesatuan
rangkaian keputusan dan tindakan yang menentukan kinerja perusahaan dalam
jangka panjang. Tercakup di dalamnya mengenali dan menganalisa lingkungan,
memformulasi strategi, mengimplementasikan strategi dan melakukan evaluasi
berikut pengendalian.
Dari beberapa definisi dengan redaksi yang
tidak sama persis tersebut dapat ditarik benang merah, bahwa manajemen strategi merupakan ilmu yang menggabungkan
fungsi-fungsi manajemen dalam rangka pembuatan keputusan-keputusan organisasi
secara strategis, guna mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Dapat pula difahami bahwa manajemen strategi
adalah suatu seni dan ilmu dari suatu pembuatan (formulating), penerapan
(implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antar
fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa
datang. Manajemen stratejik bertugas membuat keputusan stratejik yang menggolkan
ketetapan tujuan dan sasaran. Kemudian manajemen stratejik pun menetapkan apa
yang sebaiknya dilakukan untuk masa mendatang. Dan lantas menentukan
siapa-siapa yang melakukannya serta bagaimana tindakannya. Setelah itu
manajemen stratejik meninjau, menggerakkan aktifitas operasional total
pihak-pihak yang bertanggung jawab, yang terlibat dalam pencapaian tujuan dan
sasaran. Singkatnya, manajemen stratejik berfungsi membuat keputusan stratejik,
menyusun planning stratejik, serta berfungsi juga untuk peninjauan atau
evaluasi stratejik
Manajemen strategis adalah proses untuk
membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan
bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan
manajemen strategis semakin banyak diakui pada masa-masa ini dibanding
masa-masa sebelumnya. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan
barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan
terus ditantang untuk semakin kompetitif. Banyak dari perusahaan yang telah
meningkatkan tingkat kompetisinya ini menawarkan produk kepada konsumen dengan
nilai yang lebih tinggi, dan hal ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata.
3.
Model menejemen strategi
Ada beberapa
model dalam penerapan menejemen strategi, diantaranya adalah model yang dirilis
oleh Fred R. David. Dia memapaparkan
model-model menejemen strategi seperti berikut ini:[3]
a.
Visi dan Misi. Visi
yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di
masa datang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan,
mulai darijenjang yang paling atas sampai yang paling bawah, bahkan pesuruh
sekalipun. Berikutnya adalah Misi. Misi adalah penjabaran secara tertulis
mengenai visi agar visi menjadi mudahdimengerti atau jelas bagi seluruh staf
perusahaan.
b.
Analisis
Lingkungan Eksternal dan Internal. Realisasi
misi perusahaan akan
menjadi sulit dilakukan
jika perusahaan tidakberinteraksi dengan lingkungan
eksternalnya. Oleh karena itu, tindakan untuk mengetahuidan menganalisis
lingkungan eksternalnya menjadi sangat penting karena pada hakikatnya kondisi
lingkungan eksternal berada di luar kendali organisasi. Selain pemahaman
kondisi lingkungan eksternal, pemahaman kondisi lingkungan internal perusahaan
secara luas dan mendalam juga perlu dilakukan. Oleh karena itu, strategi yang
dibuat perlu bersifat konsisten dan
realistis sesuai dengan situasi
dan kondisinya. Berdasarkan pemahaman lingkungan internal ini,
hendaknya kelemahan dan
juga kekuatan yang
dimiliki perusahaan dapatdiketahui. Selain mengetahui kekuatan
dan kelemahan, perusahaan perlu mencermati peluang yang ada dan memanfaatkannya
agar perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. Perludiingat bahwa bila peluang
disisa-siakan, dapat saja peluang berbalik menjadi ancaman bagiperusahaan.
Logikanya karena peluang yang disia-siakan tadi dimanfaatkan oleh pesaing.
c.
Analisis
Pilihan Strategi Pada dasarnya setiap perusahaan, dalam menjalankan usahanya,
mempunyai strategi.Namun, para pimpinan
perusahaan kadang-kadang tidak
tahu atau tidak
menyadarinya. Bentuk
strategi berbeda-beda antar-industri, antar-perusahaan, dan
bahkan antar-situasi.Namun ada
sejumlah strategi yang sudah umum diketahui, di mana strategi-strategi ini
dapatditerapkan pada berbagai
bentuk industri dan
ukuran perusahaan. Strategi-strategi inidikelompokkan menjadi strategi generic.
Dari bermacam-macam srategi dalam kelompokstrategi generic ini akan dipilih
salah satu atau kombinasi beberapa strategi induk (grandstrategy) dengan
menggunakan cara-cara tertentu.
d.
Sasaran Jangka
Panjang Upaya
pencapaian tujuan perusahaan
merupakan suatu proses
berkesinambunganyang memerlukan pentahapan. Untuk menentukan apakah
suatu tahapan sudah dicapai ataubelum diperlukan suatu tolak ukur, misalnya
kurun waktu dan hasil yang ingin dicapaidirumuskan secara jelas, yaitu dengan
angka-angka kuantitatif. Pembuatan sasaran jangkapanjang ini mengacu kepada
strategi induk yang telah ditetapkan sebelumnya.
e.
Strategi
Fungsional Langkah penting imlementasi strategi induk dilakukan dengan
membagi-baginya kedalam berbagai sasaran
jangka pendek, misalnya
dalam jangka waktu
tahunan, secaraberkesinambungan
dengan memperhatikan skala prioritas serta dapat diukur. Sasaran jangkapendek
ini hendaknya mengacu pada strategi fungisonal yang sifatnya
operasional.Strategi fungsional yang sifatnya lebih operasional ini mengarah
berbagai bidangfungsional dalam perusahaan untuk memperjelas hubungan makna
strategi utama denganidentifikasi rincian yang sifatnya spesifik. Strategi
fungsional ini menjadi penuntun dalam melakukan berbagai aktivitas agar
konsisten bukan hanya dengan strategi utamanya saja,melainkan juga dengan
strategi bidang fungsional lainnya. Di dalam organisasi perusahaanyang
konvensional, bidang-bidang fungsional utamanya adalah bidang keuangan,
sumberdaya manusia, produksi dan operasi, serta bidang pemasaran
f.
Program,
Pelaksanaan, Pengendalian dan EvaluasiAgar
sasaran yang ingin
diraih dapat direalisasikan dengan
strategi yang telahditetapkan, strategi perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan
(action). Pelaksanaan
tidakefektif bila tidak
didahului dengan perencanaan. Perencanaan
yang baik minimalmengandung asas-asas untuk mencapai
tujuan, realistis dan wajar, efisisen serta merupakancerminan dari strategi dan
kebijakan perusahaan. Perencanaan yang masih dalam bentukglobal hendaknya dibuat
dalam bentuk lebih detail, misalnya dalam bentuk program-programkerja, jika
program kerja telah
disiapkan berikut sumber
daya yang dibutuhkan,
makapelaksanaan kerja sudah dapat dimulai. Pengendalian atau pengawasan
dimaksudkan untuklebih menjamin bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan oleh
perusahaan hendaknyadidasarkan pada rencana yang telah disepakati, sehingga
sasaran tidak menyimpang ataukeluar dari batas-batas toleransi. Jika hasil
evaluasi pekerjaan diketahui bahwa ada factor X yang menyebabkan
terjadinya penyimpangan kerja dari
rencana yang ada, dan memangdisebabkan salah asumsi atau oleh hal-hal lain yang
sifatnya incontrollable, maka rencana perlu direvisi ulang.
B.
Ruang Lingkup Manajemen Strategi
Lembaga
pendidikan Islam merupakan sebuah system yang di dalamnya terdapat beberapa
komponen-komponen yang saling berkaitan, memiliki tugas dan peranan
masing-masing. Dimulai dari kepala sekolah sebagai top leader sekaligus
pengatur gerak roda organisasi (manager) dan berperan pula sebagai orang
yang menentukan arah organisasi (direktur).
Seluruh
komponen di bawah kepala sekolah memiliki peran sendiri-sendiri yang juga
sangat strategis bagi tercapainya misi/ tujuan lembaga. Bahkan cleaning service
pun, tidak dapat dipandang sebelah mata atau diabaikan. Sekecil apapun jabatan
koponen organisasi lembaga, semua memiliki peran yang sangat strategis dan
signifikan dalam menggerakan mesin organisasi. Dan motor organisasi akan
mengalami stagnasi atau setidaknya akan terhambat jika sebagian komponen
organisasi mengalami hambatan dan gangguan.
Dalam upaya
mencapai tujuan dan memperkokoh eksistensi lembaga pendidikan Islam,
perencanaan serta implementasi menejemen strategi pada lembaga pendidikan islam
harus memperhatihan hal-hal sebagai berukut:
1.
Manajemen
Strategik dan Daya Saing
Strategi di
definisikan sebagai sekumpulan komitmen dan tindakan yang terkoordinasi yang
dirancang untuk mengeksploitasi kompetensi ini dan mencapai keunggulan
bersaing. Dan kaitan manajemen strategik dengan daya saing adalah :
1)
Strategic
flexibility adalah sekumpulan kemampuan yang digunakan untuk merespon berbagai
permintaan dan kesempatan dalam lingkungan yang kompetitif, dinamis, dan tidak
menentu.
2)
Strategic
intent adalah pengelolaan sumberdaya, kemampuan, dan kompetensi inti perusahaan
untuk mewujudkan tujuan perusahaan pada lingkungan yang kompetitif.
3)
Strategic
mission adalah pernyataan unik dengan lingkup dan operasi perusahaan dari sisi
produk dan pasar. Satu perusahaan yang berhasil merumuskan ini dengan baik akan
memberikan jaminan kepada pelanggan barang dan jasa apa yang akan dapat
diperolehnya dari perusahaan yang bersangkutan.
Jika
implementasi Manajemen Strategik di lingkungan organisasi bidang bisnis
didasari oleh falsafah yang berisi nilai – nilai persaingan bebas antar
organisasi bisnis sejenis, maka menejemen strategi dalam lembaga pendidikan
adalah hampir mirip dengan bisnis. Lembaga pendidikan juga bersaing dengan
sesame lembaga pendidikan, dan ditambah lagi dengan bagaimana lembaga
pendidikan dapat menganbil hati dan menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap
lembaga tersebut. Upaya itu dapat melalui pendayagunaan semua sumber yang
dimiliki untuk mencapai tujuan yang bersifat strategik. Tujuan tersebut adalah
mempertahankan dan mengembangkan eksistensi masing–masing untuk jangka waktu
panjang, melalui kemampuan meraih laba kompetitif secara berkelanjutan.[4]
2.
Komponen Menejemen Strategi
Manajemen
strategik melibatkan proses perencanaan melalui dua tahap (komponen)
perencanaan (Gunawan 2009), yakni:
1)
Komponen perencanaan strategis meliputi proses
perumusan: visi, misi, tujuan strategik, dan strategi utama (strategi umum).
Perumusan visi misi organisasi harus dilakukan
secara cermat dengan memperhatikan karakteristik rumusan visi misi tersebut.
Visi merupakan sudut pandang ke masa depan organisasi dalam mewujudkan tujuan
strategis organisasi yang berpengaruh langsung pada misinya sekarang, dan masa
yang akan datang. Sedangkan misi organisasi merupakan keseluruhan tugas pokok
yang dijabarkan, berupa kegiatan apa, yang sedang atau segera dilaksanakan
untuk suatu organisasi. Visi sebagai arah pijakan melaksanakan kebijakan
sekolah dikomunikasikan kepada stakeholders.
Misi merupakan tugas sekolah untuk mewujudkan
visi lembaga yayasan dan sekolah, yang umumnya ditandai dengan kata mewujudkan.
Perumusan visi dan misi sekolah berfungsi sebagai acuan dan mempermudah
penetapan kebijakan sekolah, karena visi dan misi merupakan gambaran atau
cita-cita ke depan sekolah. Visi dan misi sebagai arah pijakan melaksanakan
kebijakan sekolah.
2)
Komponen perencanaan operasional
Meliputi proses
perumusan sasaran atau tujuan operasional, pelaksanaan fungsi manajemen,
kebijakan, jaringan kerja internal eksternal organisasi, kontrol, dan evaluasi.[5]
3.
Dimensi Manajemen Strategik
Gunawan. (2009) menjelaskan, Manajemen
strategik memiliki dimensi yang bersifat multidimensional, yaitu:
1)
Dimensi waktu dan orientasi masa depan.
Manajemen strategi berorientasi kepada sasaran jangka panjang. Antisipasi masa
depan tersebut dirumuskan dan ditetapkan sebagai visi organisasi yang akan
diwujudkan 10 tahun atau lebih di masa depan. Durasi waktu rencana strategik
tersebut bahkan dapat berkisar antara 25-30 tahun ke atas,
2)
Dimensi internal dan eksternal,
3)
Dimensi pendayagunaan sumber-sumber,
4)
Dimensi multibidang,
4.
Proses dalam Manajemen Strategik
Dalam melaksanakan
manajemen strategik, saat ini telah berkembang dari suatu manajemen strategik
yang tradisional ke arah suatu sistem manajemen bersifat kontemporer. Sistem
manajemen strategik kontemporer memiliki karakteristik yang berbeda dengan
sistem manajemen tradisional. Sistem manajemen tradisional hanya berfokus pada
sasaran-sasaran yang bersifat efisiensi keuangan, sedangkan sistem manajemen
kontemporer mencakup 4 (empat) perspektif yaitu mencakup perspektif efisiensi
keuangan, proses layanan internal, kepuasan pelanggan, dan pertumbuhan layanan
jasa.
Langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam melaksanakan manajemen strategik adalah menggunakan empat
komponen manajemen strategik (Kusmana.2009), yaitu:
1)
Analisis potensi dan
profil satuan pendidikan (sekolah/madrasah) untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan;
2)
Analisis lingkungan untuk
mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam melaksanakan layanan jasa
pendidikan;
3)
Menetapkan visi dan misi berdasarkan analisis
potensi dan lingkungan sebagai acuan dalam pengelolaan satuan pendidikan;
4)
Menetapkan strategi yang diperlukan untuk
meningkatkan kinerja sekolah dalam mencapai visi dan misi sekolah (Kusmana.
2009)
Berdasarkan pandangan manajemen strategik
kontemporer diperlukan keseimbangan antara efisiensi keuangan dengan proses layanan. Peningkatan pembiayaan harus diiringi dengan peningkatan proses
layanan, misalnya dengan menggunakan sarana teknologi atau media lain yang
menjadikan proses layanan lebih simpel, cepat, dan akurat. Peningkatan
pembiayaan harus sejalan dengan kepuasan pelanggan (custommer satisfaction),
semakin besar biaya yang dikeluarkan maka semakin meningkat pula jumlah
pelanggan karena mereka merasa puas dengan layanan yang diberikan. Peningkatan
pembiayaan harus diiringi pula dengan penambahan atau pertumbuhan layanan jasa.
Peningkatan pembiayaan yang dapat meningkatkan proses layanan dan kepuasan
pelanggan seharusnya menumbuhkan jenis layanan jasa lainnya (difersifikasi) layanan
jasa pendukung pendidikan.
Manajemen strategik
kontemporer di atas dapat diterapkan pada satuan pendidikan
(sekolah/madrasah/pesantren/pusat kegiatan belajar masyarakat). Penerapan
manajemen strategik ini dapat mendorong satuan pendidikan dalam menjalankan
program peningkatan mutu pendidikan.
Manajemen strategi sebagai
proses terdiri dari tiga tahap pokok yaitu perumusan strategi,
implementasi strategi, dan pengendalian (evaluasi) strategi.
1)
Perumusan Strategi
Tahap perumusan strategi perencana eksekutif
merumuskan visi misi organisasi, pembuatan profil organisasi, mengenali peluang
dan ancaman eksternal organisasi, menganalisis alternatif strategi, menetapkan
sasaran jangka panjang, dan memilih strategi induk. Alat manajemen yang
potensial untuk membantu analisis peluang dan ancaman tersebut dapat
menggunakan teknik analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, dan threat).
2)
Implementasi Strategi
Tahap implementasi pimpinan melakukan perumusan
strategi operasional, menetapkan sasaran tahunan atau jangka pendek, kebijakan,
motivasi dan pemberdayaan sumber-sumber yang tersedia untuk merealisasikan
rencana strategis, dan melembagakan strategi.
3)
Pengendalian dan Evaluasi
Tahap pengendalian dan evaluasi pimpinan
melakukan pengawasan dalam rangka mendorong kelancaran pelaksanaan
kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan. Pimpinan juga perlu mengetahui atau
memonitor kemajuan kegiatan yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil
monitoring itu, jika diperlukan maka semua strategi yang telah diterapkan dapat
dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksternal dan internal selalu
berubah. Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi yaitu a)
meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi
sekarang, b) mengukur prestasi, dan c) mengambil tindakan korektif.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Manajemen strategis adalah proses penetapan
tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai
sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan
dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi.
2.
Ruang Lingkup:
1)
Komponen menejemen strategi
a.
Komponen perencanaan strategis meliputi proses
perumusan: visi, misi, tujuan strategik, dan strategi utama (strategi umum).
b.
Komponen perencanaan operasional meliputi
proses perumusan sasaran atau tujuan operasional, pelaksanaan fungsi manajemen,
kebijakan, jaringan kerja internal eksternal organisasi, kontrol, dan evaluasi.
2)
Dimensi:
a.
Dimensi waktu dan orientasi masa depan.
Manajemen strategi berorientasi kepada sasaran jangka panjang. Antisipasi masa
depan tersebut dirumuskan dan ditetapkan sebagai visi organisasi yang akan
diwujudkan 10 tahun atau lebih di masa depan. Durasi waktu rencana strategik
tersebut bahkan dapat berkisar antara 25-30 tahun ke atas.
b.
Dimensi internal dan eksternal.
c.
Dimensi pendayagunaan sumber-sumber.
d.
Dimensi multibidang.
3)
Tiga tahap pokok dalam perumusan strategi
a.
Perumusan Strategi
b.
Implementasi Strategi
c.
Tahap implementasi pimpinan melakukan perumusan
strategi Pengendalian dan Evaluasi
DAFTAR RUJUKAN
Sagala, Manajemen Strategik dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan.2009 Bandung: Alfabeta.
M.Taufiq Amir, Manajemen Strategik,
Jakarta:Rajawali, 2012.
Napa J.Awat, manajemen strategi, Liberty
Yogyakarta, 1989.
Thomas B. Santoso, Manajemen Sekolah di Masa
Kini, Pendidikan Network 2001,
Santoso B.Thomas. Manajemen Sekolah di Masa
Kini, Pendidikan Network 2001.
Colemen M & Bush T, 2006, Manajemen
Strategis Kepemimpinan Pendidikan, Yogyakarta. IRCISOD.
http://kykyachmad-rizkiansyah.blogspot.com/2011/05/tulisan-softskill-manajemen-strategik.html, diakses tanggal 29 Februari 2016,
pukul 10.37 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar